KARYA
TULIS ILMIAH
SEMUT
Disusun
oleh :
AINI
RIZKIANA
1005015068
PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA
2011
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesempatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis
kami sebagai tugas PBM biologi 1 semester 3 ini.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada
pihak orang tua kami, karena atas dukungan mereka yang memicu semangat kami
semakin besar dalam mencari ilmu.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada dosen PBM
biologi kami, karena sesungguhnya dengan pemberian tugas semacam ini memacu
kami dalam mendalami suatu disiplin ilmu, sebagai contoh tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan pembentukan
makalah ini kami terlupa dalam kesalahan yang tidak kami sengaja. Oleh karena
itu kami mohon maaf sebesar-besarnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Semut adalah
serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk
dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih
dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis.
Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang
terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja,
semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah
daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut
superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.
Karena
semut merupakan hewan yang unik dan perlu diketahui kehidupannya serta
aktifitas yang sering dilakukannya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang perlu diketahui tentang semut ?
2. Bagaimana anatomi dari semut ?
3 semut
menurut alqur’an ?
1.3 HIPOTESIS
“Semut sering di sebut sebagai semut terkuat
kedua didunia, ia mampu mengangkat yang lima puluh kali lebih berat dari semut
laki-laki.”
1.4 TUJUAN HASIL PENELITIAN
1. Mengetahui sejawal awal diteliti tenteng semut.
2. Mengetahui anatomi semut..
1.5 MANFAAT HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian
ini akan mendapatkan data yang kemudian akan dilaporkan secara tertulis sebagai
karya ilmiah yang merupakan syarat untuk memenuhi tugas Perkembangan Hewan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Semut
Semut
adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut
termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi
atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di
kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur,
yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi
semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan
memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut
kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang
membentuk sebuah kesatuan.
Semut telah
menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di beberapa tempat seperti
di Islandia,Greenland dan Hawaii, mereka tidak menguasai daerah tesebut.[1][2]
Di saat jumlah mereka bertambah, mereka dapat membnetuk sekitar 15 - 20% jumlah
biomassa hewan-hewan besar.
Rayap, terkadang
disebut semut putih, tidak memiliki hubungan yang erat dengan semut, walaupun
mereka memiliki struktur sosial yang sama. Semut beludru, walaupun menyerupai
semut besar, tapi mereka merupakan tawon betina yang tidak bersayap.
Meskipun ukuran
tubuhnya yang relatif sangat kecil, semut adalah hewan terkuat kedua didunia.
Semut jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat
badannya sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu menopang
beban dengan berat dua kali dari berat badannya sendiri. Posisi pertama adalah
Kumbang Badak dengan kemampuan menopang beban dengan berat 850 kali dari berat
badannya sendiri.
Keluarga
Formicidae adalah bagian dari ordo Hymenoptera, yang mencakup capung, lebah dan
tawon. Semut adalah keturunan dari generasi tawon Vespoidea. Analisa
Filogenetik mengindikasikan bahwa semut telah berevolusi dari capung vespoid
pada periode Kapur sekitar 120 juta sampai 170 juta tahun yang lalu. Setelah
kemunculan tumbuhan Angiosperma sekitar 100 juta tahun yang lalu, mereka
menganekaragamkan pengaruh ekolofi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Beberapa
dari periode Kapur adalah bentuk pertengahan dari semut dan tawon, dan ini menambahkan
bukti bagi nenek moyang tawon. Seperti hewan berordo Hymenoptera lainnya,
sistem genetika semut ditemukan di haplodiploidy.
Pada tahun 1966,
E. O. Wilson, dkk. menemukan fosil semut dalam getah pohon (Sphecomyrma freyi)
dari periode Kapur. Fosil ini terjebak di sebuah getah pohon di New Jersey dan
telah berumur lebih dari 80 juta tahun. Fosil ini memberikan bukti terjelas
tentang hubungan semut modern dan tawon non-sosial. Semut periode Kapur berbagi
karakteristik semut modern dan tawon.
Selama periode
Kapur, hanya sebagian kecil spesies yang berhasil menguasai daerah benua besar
Laurasia (bagian utara). Mereka pun sangat langka dengan perbandingan jumlah
sekitar 1% dari jenis serangga lainnya. Semut menjadi dominan setelah radiasi
adaptif pada awal Periode Tertiari. Jumlah spesies yang tersisa pada periode
Kapur dan periode Ecocene, hanya 1 dari 10 genera yang punah sampai saat ini.
56% dari genera semut yang terdapat di fosil getah kayu di daerah Baltik (sejak
Oligocene awal), dan sekitar 96% dari genera semut yang terdapat di fosil getah
kayu di Dominika (sejak awal Miocene) masih bertahan hingga sekarang.
Tubuh semut
terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut).
Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga
memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan
ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma
(bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal
segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node
(hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa
terwujud).
Tubuh semut,
seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang
memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda
dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki
paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada
bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga
juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka
memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya
yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung.
sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada
di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang
berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
a. Anatomi
semut
Pada kepala
semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki
mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan
tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga
oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan
polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan
beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal semut
bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga terdapat
sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut
juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang
dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat
peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian
depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan
untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk
pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat semacam
kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum dipindahkan
ke semut lain atau larvanya.
Di bagian dada
semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam
cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan. Sebagian
besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Namun, setelah kawin
betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak bersayap.
Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.
Di bagian
metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ
reproduksi. Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan
semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya.
Spesies semut seperti Formica yessensis memiliki kelenjar penghasil asam semut
yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk pertahanan.
Kehidupan seekor
semut dimulai dari sebuah telur. Jika telur telah dibuahi, semut yang
ditetaskan betina (diploid); jika tidak jantan (haploid). Semut are
holometabolism, yaitu tumbuh melalui metamorfosa yang lengkap, melewati tahap
larva dan pupa (dengan pupa yang exarate) sebelum mereka menjadi dewasa. Tahap
larva adalah tahap yang sangat rentan — lebih jelasnya larva semut tidak memiliki
kaki sama sekali – dan tidak dapat menjaga diri sendiri.
Perbedaan antara
ratu dan pekerja (dimana sama-sama betina), dan antara kasta pekerja jika ada,
ditentukan pada saat pemberian makan saat masih menjadi larva. Makanan
diberikan kepada larva dengan proses yang disebut trophallaxis dimana seekor
semut regurgitates makanan yang sebelumnya disimpan dalam crop for communal
storage. Ini juga cara yang digunakan semut dewasa memdistribusikan makanan
pada semut dewasa lainnya. Larva and pupa harus disimpan pada suhu yang cukup
konstan untuk memastikan mereka tumbuh dengan baik, sehingga sering dipindahkan
ke berbagai brood chambers dalam koloni.
Seekor semut
pekerja yang baru memasuki masa dewasa menghabiskan beberapa hari pertama
mereka untuk merawat ratu dan semut muda. Setelah itu meningkat menjadi
menggali dan pekerjaan sarang lainnya, dan kemudian mencari makan dan
mempertahankan sarang. Perubahan tugas ini bisa terjadi dengan mendadak dan
disebut dengan kasta sementara. Suatu teory mengapa seperti itu karena mencari
makan memiliki risiko kematian yang tinggi, sehingga semut hanya berpartisipasi
jika mereka sudah cukup tua dan bagaimanapun juga lebih dekat pada kematian.
Pada beberapa
spesies semut terdapat kasta fisik — pekerja bisa memiliki ukuran tubuh yang
berbeda-beda, disebut pekerja minor, median, dan major, . Biasanya semut yang
lebih besar memiliki kepala yang tidak proporsional besarnya, dan
correspondingly rahang yang lebih kuat. Semut seperti ini seringkali disebut
semut "tentara" karena rahang mereka yang kuat membuat mereka lebih
efektif ketika digunakan untuk bertarung dengan makhluk lainnya, namun mereka
masih tetap seekor semut perkerja dan tugas mereka tidak banyak berbeda dengan
pekerja minor atau median. Pada beberapa spesies semut tidak memiliki pekerja
median, membuat pemisahan tegas dan perbedaan fisik yang jelas antara pekerja
minor dan major.
b.
Suara-suara semut
Profesor Robert
Hickling sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meneliti serangga dan
merekam getaran-getaran bunyi yang mereka lepaskan. Namun, bahan-bahan yang
diperoleh tidak bisa dinyatakan hingga ia mampu merekam bunyi-bunyi yang
berasal dari semut. Ia bermaksud meneliti semut di sarangnya. Mereka tidak
menemukan metoda yang lebih baik daripada mengikuti bunyi-bunyi semut.
Bagaimanapun,
hal yang mengejutkan ilmuwan itu adalah bahwa frekwensi bunyi-bunyi yang
dilepaskan semut-semut itu bervariasi dari satu semut dengan semut lain, dan
dari jenis semut yang satu dengan jenis semut yang lain. Ada dua belas ribu
spesis dalam dunia semut di muka bumi, melebihi ras manusia. Di hadapan jumlah
yang luar biasa ini para peneliti bingung mengenai bagaimana mereka mencocokkan
semua bunyi tersebut.
Beraneka bunyi
semut bisa direkam dengan sukses, dan bagian-bagian dari riset ini diterbitkan
di majalan Journal of Sound and Vibration tahun 2006, dan itu adalah pertama
kali manusia dapat mendengar suara semut yang sebenarnya!
Peneliti ini
menerbitkan banyak riset dan yang paling penting adalah tentang komunikasi
antar semut dengan judul ‘Analisis Komunikasi Akustik Oleh Semut’ di Journal of
Acoustical Society of Amarican Magazine.
Peneliti-peneliti
ini menunjukkan bahwa semut-semut melebihi kita dalam komunikasi akustik. Para
ilmuwan mengharapkan bahwa semut menggunakan antena-antena untuk mengirim dan
menerima getaran suara. Semut memperkuat isyarat-isyarat suara yang diterima
seperti yang alat-alat penerima yang canggih.
Lebih dari itu,
semut-semut itu bisa menghilangkan bunyi-bunyi yang melebihi batas, sehingga
hal tersebut menjadi filtrasi atau klarifikasi terhadap bunyi untuk
mencirikannya dari yang lain. Ini merupakan sistem komunikasi yang sangat maju,
yang selama ini tidak dikenal para ilmuwan, dan mereka baru menemukannya
beberapa tahun yang lalu. Namun al-Qur’an al-Karim telah menyinggung hal
tersebut dan mengatakan kepada kita bahwa semut-semut itu berbicara.
Allah berfirman,
‘Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut, ‘Hai
semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh
Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.’ (an-Naml: 18)
Di dalam ayat
ini, ada suatu bukti yang jelas bahwa semut-semut mempunyai suatu bahasa untuk
memahami satu sama lain, dan Allah mengaruniai Sulaiman kemampuan untuk
mendengar dan memahami suara-suara mereka. Para ilmuwan berusaha untuk
menangkap isyarat-isyarat akustik yang diucapkan semut-semut. Namun, mereka
membedakan empat macam bunyi setelah melakukan pengamatan selama
bertahun-tahun.
Semut menggunakan sinyal akustik tertentu yang
dilepaskanya saat marah. Seekor semut memberi peringatan, lalu ia mengeluarkan
panggilan yang bisa diterima, dipahami, dan direspon kawannya dengan segera.
Untuk mendengarkan suara semut yang sedang memberi peringatan kepada kawannya.
Para
ilmuwan menyatakan bahwa semut-semut itu seperti kita, mereka melaksanakan
tugas-tugas mereka secara efisien. Sambil kerja, semut-semut berbicara satu
sama lain dan berkata seperti manusia. Kita menemukan bahwa semut-semut
mengorganisir proses pengumpulan makanan dan tugas-tugas lain melalui
bunyi-bunyi tertentu dan berbagai perintah yang dilepaskannya, sementara
semut-semut lain mendengar dan merespon
c. Semut menurut beberapa agama
1. Islam
Umat muslim
diperintahkan untuk tidak membunuh semut, berdasarkan hadits riwayat Abu
Hurairah Muhammad bersabda bahwa, "Ada seekor seekor semut pernah
menggigit salah seorang nabi. Nabi tersebut lalu memerintahkan umatnya untuk
mendatangi sarang semut kemudian membakarnya. Tetapi kemudian Allah menurunkan
wahyu kepadanya, "Apakah hanya karena seekor semut menggigitmu lantas kamu
membinasakan satu umat yang selalu bertasbih."
2. Kristen
Dalam kitab suci
Kristen (Alkitab) khususnya dalam bagian Perjanjian Lama yaitu Kitab Amsal
6:6-11, umat Kristen diajarkan untuk mencontohi teladan serangga kecil ini.
Baik dalam etos kerjanya maupun dalam ketaatan kepada pemimpin, ketekunannya
dalam menghadapi rintangan, kepekaan terhadap sekitarnya serta kebersamaan
hidup dalam koloninya.Ini adalah hal yang baik bukan saja bagi pengentasan
kemiskinan, tetapi juga dalam relasi dan budaya gotong royong yang mulai lenyap
ditelan sikap individualis yang pesat merambah. Kutipan Amsal 6:6-11,"Hai
pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:
biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan
rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makananannya pada waktu panen. Hai
pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari
tidurmu? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar
lagi untuk tinggal berbaring"- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti
seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang tak bersenjata.
.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian kami lakukan di kelurahan
mugirejo gang sukses Rt 38 pada tanggal 1 Januari 2012. Dengan rincian sebagai
berikut.
3.1 Alat dan Bahan
- Alat tulis
- semut
3.2 Prosedur Kerja
1. Diamati semut dengan jalur jalannya yang sudah
ada.
2. Pembuktian untuk melihat secara langsung
berdasarkan materi dasar yang sudah ada..
3.3 Teknik Mengumpulkan Data
Dalam karya ilmiah ini kami
menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data. Hal yang pertama kami
lakukan adalah mencari referensi di internet dan mencari sumber lainnya tentang
semut. Setelah kami melakukan penelitian kami menganalisis hasil penelitan kami
dan menyempurnakan kebenaran dari referensi yang sudah ada.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Keluarga
Formicidae adalah bagian dari ordo Hymenoptera, yang mencakup capung, lebah dan
tawon. Semut adalah keturunan dari generasi tawon Vespoidea. Analisa
Filogenetik mengindikasikan bahwa semut telah berevolusi dari capung vespoid
pada periode Kapur sekitar 120 juta sampai 170 juta tahun yang lalu. Setelah
kemunculan tumbuhan Angiosperma sekitar 100 juta tahun yang lalu, mereka
menganekaragamkan pengaruh ekolofi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Beberapa
dari periode Kapur adalah bentuk pertengahan dari semut dan tawon, dan ini
menambahkan bukti bagi nenek moyang tawon. Seperti hewan berordo Hymenoptera
lainnya, sistem genetika semut ditemukan di haplodiploidy.
Pada tahun 1966,
E. O. Wilson, dkk. menemukan fosil semut dalam getah pohon (Sphecomyrma freyi)
dari periode Kapur. Fosil ini terjebak di sebuah getah pohon di New Jersey dan
telah berumur lebih dari 80 juta tahun. Fosil ini memberikan bukti terjelas
tentang hubungan semut modern dan tawon non-sosial. Semut periode Kapur berbagi
karakteristik semut modern dan tawon.
Selama periode
Kapur, hanya sebagian kecil spesies yang berhasil menguasai daerah benua besar
Laurasia (bagian utara). Mereka pun sangat langka dengan perbandingan jumlah
sekitar 1% dari jenis serangga lainnya. Semut menjadi dominan setelah radiasi
adaptif pada awal Periode Tertiari. Jumlah spesies yang tersisa pada periode
Kapur dan periode Ecocene, hanya 1 dari 10 genera yang punah sampai saat ini.
56% dari genera semut yang terdapat di fosil getah kayu di daerah Baltik (sejak
Oligocene awal), dan sekitar 96% dari genera semut yang terdapat di fosil getah
kayu di Dominika (sejak awal Miocene) masih bertahan hingga sekarang.
Tubuh semut
terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut).
Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga
memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan
ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma
(bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal
segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node
(hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa
terwujud).
Tubuh semut,
seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang
memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda
dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki
paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada
bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga
juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka
memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya
yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung.
sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada
di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang
berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
ANATOMI SEMUT
Pada kepala
semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki
mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan
tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga
oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan
polarisasi. [8] Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk,
bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal
semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga
terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi.
Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi
feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna
sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya.
Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula
yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan
untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat
semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum
dipindahkan ke semut lain atau larvanya.
Di bagian dada
semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam
cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan. Sebagian
besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Namun, setelah kawin
betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak bersayap.
Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.
Di bagian
metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ
reproduksi. Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan
semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya.
Spesies semut seperti Formica yessensis memiliki kelenjar penghasil asam semut
yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk pertahanan.
Kehidupan seekor
semut dimulai dari sebuah telur. Jika telur telah dibuahi, semut yang
ditetaskan betina (diploid); jika tidak jantan (haploid). Semut are
holometabolism, yaitu tumbuh melalui metamorfosa yang lengkap, melewati tahap
larva dan pupa (dengan pupa yang exarate) sebelum mereka menjadi dewasa. Tahap
larva adalah tahap yang sangat rentan — lebih jelasnya larva semut tidak
memiliki kaki sama sekali – dan tidak dapat menjaga diri sendiri.
Perbedaan antara
ratu dan pekerja (dimana sama-sama betina), dan antara kasta pekerja jika ada,
ditentukan pada saat pemberian makan saat masih menjadi larva. Makanan
diberikan kepada larva dengan proses yang disebut trophallaxis dimana seekor
semut regurgitates makanan yang sebelumnya disimpan dalam crop for communal
storage. Ini juga cara yang digunakan semut dewasa memdistribusikan makanan
pada semut dewasa lainnya. Larva and pupa harus disimpan pada suhu yang cukup
konstan untuk memastikan mereka tumbuh dengan baik, sehingga sering dipindahkan
ke berbagai brood chambers dalam koloni.
Seekor semut
pekerja yang baru memasuki masa dewasa menghabiskan beberapa hari pertama
mereka untuk merawat ratu dan semut muda. Setelah itu meningkat menjadi
menggali dan pekerjaan sarang lainnya, dan kemudian mencari makan dan
mempertahankan sarang. Perubahan tugas ini bisa terjadi dengan mendadak dan
disebut dengan kasta sementara. Suatu teory mengapa seperti itu karena mencari
makan memiliki risiko kematian yang tinggi, sehingga semut hanya berpartisipasi
jika mereka sudah cukup tua dan bagaimanapun juga lebih dekat pada kematian.
Pada beberapa
spesies semut terdapat kasta fisik — pekerja bisa memiliki ukuran tubuh yang
berbeda-beda, disebut pekerja minor, median, dan major, . Biasanya semut yang
lebih besar memiliki kepala yang tidak proporsional besarnya, dan
correspondingly rahang yang lebih kuat. Semut seperti ini seringkali disebut
semut "tentara" karena rahang mereka yang kuat membuat mereka lebih
efektif ketika digunakan untuk bertarung dengan makhluk lainnya, namun mereka
masih tetap seekor semut perkerja dan tugas mereka tidak banyak berbeda dengan
pekerja minor atau median. Pada beberapa spesies semut tidak memiliki pekerja
median, membuat pemisahan tegas dan perbedaan fisik yang jelas antara pekerja
minor dan major.
Profesor Robert
Hickling sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meneliti serangga dan
merekam getaran-getaran bunyi yang mereka lepaskan. Namun, bahan-bahan yang
diperoleh tidak bisa dinyatakan hingga ia mampu merekam bunyi-bunyi yang
berasal dari semut. Ia bermaksud meneliti semut di sarangnya. Mereka tidak
menemukan metoda yang lebih baik daripada mengikuti bunyi-bunyi semut.
Bagaimanapun, hal yang mengejutkan
ilmuwan itu adalah bahwa frekwensi bunyi-bunyi yang dilepaskan semut-semut itu
bervariasi dari satu semut dengan semut lain, dan dari jenis semut yang satu
dengan jenis semut yang lain. Ada dua belas ribu spesis dalam dunia semut di
muka bumi, melebihi ras manusia. Di hadapan jumlah yang luar biasa ini para
peneliti bingung mengenai bagaimana mereka mencocokkan semua bunyi tersebut.
Beraneka bunyi semut bisa direkam dengan
sukses, dan bagian-bagian dari riset ini diterbitkan di majalan Journal of
Sound and Vibration tahun 2006, dan itu adalah pertama kali manusia dapat
mendengar suara semut yang sebenarnya
Saya
suka memperhatikan aktivitas semut, mereka mengambil peranan penting dalam
lingkungan hidup, seperti membersihkan serangga dan hewan yang mati, serta
menyuburkan tanah.
Namun, mereka
tak lagi menyenangkan di kala mereka mulai memenuhi rumah kita. Biasanya kita
akan segera mengambil insektisida ketika semut menjadi masalah, tetapi ada cara
lain yang lebih ramah lingkungan untuk menghalangi semut berdatangan.
Mencegah Semut
Berikut adalah
beberapa hal yang dapat Anda coba sebelum anda memilih untuk menggunakan
insektisida:
1. Tuangkan air
jeruk limau di sekitar area yang kerap dilewati semut.
2. Taburkan kayu
manis atau letakkan sebuah kantong dari katun tipis yang telah diisi kayu manis
di tempat yang kerap dilewati semut. Kayu manis adalah pilihan yang sangat
populer dengan banyaknya pengalaman dari pembaca yang menyatakannya sangat
efektif.
3. Baking soda
dapat mencegah semut. Taburkan membentuk sebuah garis penuh di tempat yang
menjadi aktivitas para semut, mereka tidak akan melintasi garis tersebut.
4. Bubuk kopi
yang ditaburkan melingkar pada tanaman dapat mencegah datangnya semut.
5. Oleskan
campuran kulit jeruk dan air pada suatu tempat untuk membuat semut tidak berani
melewati tempat tersebut.
6. Semut
membenci cuka, jadi semprotkan cuka di sekitar pintu atau daerah lainnya untuk
mengusir mereka. Menempatkan sebuah kontainer kecil berisi campuran cuka dan
madu di tempat yang kerap menjadi aktivitas para semut juga memiliki efek yang sama.
7. Seorang
pembaca melaporkan bahwa bedak bayi dapat menghentikan semut hingga mati di
tempatnya.
8. Tuangkan air
mendidih di atas jalur yang dilewati semut. Hal ini akan menghancurkan aroma
jejaknya.
9. Taburkan
bubuk cengkeh di sekitar wadah tempat makan hewan peliharaan.
10. Singkirkan
batu dan kayu di sekeliling kebun.
11. Tanam mint
di sekitar tumbuhan sayur-sayuran, taman bunga, dan di sekitar rumah.
12. Cukup banyak
pembaca menemukan penaburan kayu manis di sepanjang jejak semut sangat efektif.
13. Minyak pohon
jeruk adalah cairan pencegah yang baik. Rendam seutas tali / benang dan
letakkan tali / benang tersebut di sekeliling jejak para semut.
14. Gunakan
sebatang kapur untuk menggambar garis di atas jejak semut, semut tidak akan
berani melintasinya. Kelebihan dari penggunaan kapur adalah bahwa hal ini juga
bisa diterapkan dalam permukaan vertikal.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Semut mampu mngangkat benda yang beratnya lima puluh kali lebih berat dari
berat tubuhnya..
2. Tubuh semut
terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut).
3 Ada dua belas ribu spesis dalam dunia semut di muka
bumi, melebihi ras manusia.
5.2. SARAN
Berdasarkan dari hasil percobaan, apabila ingin mengamati tentang kehidupan semut. Maka lebih diperhatikan pada aktifitas yang
dilakukan setiap harinya.
DAFTAR PUSTAKA