MAKALAH PROTISTA
“EUGLENOPHYTA”
Disusun
Oleh :
Agustian
Tulus M. N. 10050150
Aini
Rizkiana 1005015068
Azizah
Zainab Hamdi 10050150
Eka
Fitria Purnamasari 10050150
Fajar
Nugraha 10050150
Fitriani
10050150
Hafijatun
1005015068
Johan
Asmara 1005015068
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan
puji syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Euglenophyta” ini. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam
mata kuliah Protista pada semester 5 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mulawarman.
Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah turut membantu
dalam doa, dan memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah kami.
Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen matakuliah Protista yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga
kami termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas ini.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini.
Dengan kerendahan
hati penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan, untuk itu kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Samarinda,
8
oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Euglenophyta…………………....…………..……………... 3
B. Morfologi Euglenophyta………………………...……….…………….
C. Fisiologi Euglenophyta…………………………………………………
D. Peranan Euglenophyta dalam Kehidupan………………………………
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14
BABI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pada 1969,
ilmuwan Biologi R. H. Whittaker, membagi makhluk hidup menjadi lima kingdom,
yaitu kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan ani malia. Sistem ini
banyak digunakan para ilmuwan biologi. Pembagian lima kingdom ini didasarkan
pada susunan sel dan cara hidup dalam pemenuhan kebutuhan makanan. Klasifikasi
tersebut adalah sebagai berikut.
Monera adalah
uniseluler (bersel tunggal), sel prokariotik (tidak memiliki membran inti), dan
memiliki reproduksi secara aseksual.
Protista adalah eukariotik (mempunyai membrane inti),
uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof.
Protista dibagi menjadi 3 yaitu, Protozoa,
Protista yang
memliki ciri-ciri seperti hewan (Protozoa) memiliki ciri seperti hewan
(protozoa). a) Rhizopoda bergerak dan menangkapi makanan menggunakan kaki semu
atau pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh he wan, atau manusia.
Contoh: Entamoeba histolityca (penyebab disentri).b) Flagellata Flagellata bergerak
menggunakan flagel atau bulu cambuk, hidup di laut, air tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh:
Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan ternak).c) Cilliata
Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak menggunakan rambut getar
silia. Contoh: Paramecium caudatum.d) Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan
semua jenis sporozoa hidup sebagai
parasit. Contoh: Plasmodium (penyebab malaria).
Protista yang
memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/ algae) adalah a) Euglenophyta Cirinya
adalah uniseluler, tidak memiliki dinding sel, mempunyai klorofil sehingga
mampu berfotosintesis, dan memiliki flagel. Contoh: Euglena.b) Pyrophyta Sebagian
besar Pyrophyta adalah Dinoflagellata, hidup di air laut, tapi ada juga yang
hidup di air tawar, uniseluler, memiliki dinding sel, dan mampu bergerak secara
aktif. Contoh: Ceratium.
Protista yang
memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi) adalah a) Myxomycota (jamur lendir)
Dalam siklus hidupnya, Myxomycota menghasilkan sel-sel yanghidup bebas yang
berbentuk seperti amoeboid. Bila kekurangan makanan, sel-sel bebas ini
membentuk massa yang berlendir. Selain itu, dapat pula membentuk spora bila
keadaan kering. Contoh: Physarium.b) Oomycota (jamur air) Oomycota hidup bebas,
makanan diperolehnya dari sisa-sisa tumbuhan di danau atau kolam, dan
reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara
seksual menghasilkan hifa. Sedangkan, secara aseksual menghasilkan
zoospora, yaitu spora yang mempunyai dua flagel yang da pat tumbuh menjadi hifa
baru. Contoh: Saprolegnia (menempel pada tubuh ikan sebagai parasit).
Pada makalah
ini akan dibahas lebih mendalam mengenai protista yang memiliki ciri-ciri
tumbuhan (ganggang / algae) yaitu Euglenophyta.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
Euglenophyta?
2.
Bagaimana ciri-ciri
morfologi Euglenophyta?
3.
Bagaimana Fisiologi dari
Euglenophyta?
4.
Apa saja peranan
Euglenophyta yang mencangkup kerugian dan keuntungan terhadap lingkungan?
C. Tujuan
1.
Agar mahasiswa memahami
pengertian Euglenophyta.
2.
Agar mahasiswa mengetahui cirri-ciri
morfologi Euglenophyta.
3.
Agar mahasiswa mengetahui
Fisiologi dari Euglenophyta.
4.
Agar mahasiswa mengetahui
peranan Euglenophyta yang mencangkup kerugian dan keuntungan terhadap
lingkungan?
D. Manfaat
Agar
mahasiswa lebih banyak mengerti dan lebih mengetahui mengenai Euglenophyta
mencangkup morfologi, anatomi, fisiologi, dan peranan terhadap lingkungan.
PEMBAHASAN
Pada
1969, ilmuwan Biologi R. H. Whittaker, membagi makhluk hidup menjadi lima
kingdom, yaitu kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan ani malia. Sistem
ini banyak digunakan para ilmuwan biologi. Pembagian lima kingdom ini
didasarkan pada susunan sel dan cara hidup dalam pemenuhan kebutuhan makanan.
Protista
adalah salah satu kingdom yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-
Eukariotik (mempunyai membrane inti)
-
Uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan
-
Autotrof atau heterotrof.
1. Protista yang memliki ciri-ciri
seperti hewan (Protozoa)
Berikut
ini yang termasuk protista yang memiliki ciri seperti hewan (protozoa).
a)
Rhizopoda Rhizopoda bergerak dan menangkapi makanan menggunakan
kaki semu atau pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh he wan,
atau manusia. Contoh: Entamoeba histolityca (penyebab disentri).
b) Flagellata Flagellata bergerak
menggunakan flagel atau bulu cambuk, hidup di laut, air tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh:
Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan ternak).
c)
Cilliata Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak
menggunakan rambut getar silia. Contoh: Paramecium caudatum.
d)
Sporozoa Spor ozoa tidak
memiliki alat gerak, dan semua jenis
sporozoa hidup sebagai parasit. Contoh: Plasmodium (penyebab malaria).
2. Protista yang memiliki ciri-ciri
seperti tumbuhan (ganggang/ algae)
Berikut
ini adalah yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan
(ganggang/algae).
a)
Euglenophyta Cirinya adalah uniseluler, tidak memiliki dinding
sel, mempunyai klorofil sehingga mampu berfotosintesis, dan memiliki flagel. Contoh:
Euglena.
b)
Pyrophyta S ebagian besar Pyrophyta adalah Dinoflagellata, hidup
di air laut, tapi ada juga yang hidup di air tawar, uniseluler, memiliki
dinding sel, dan mampu bergerak secara aktif. Contoh: Ceratium.
3. Protista yang memiliki ciri-ciri seperti
jamur (fungi)
Berikut
ini yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi).
a) Myxomycota (jamur lendir) Dalam
siklus hidupnya, Myxomycota menghasilkan sel-sel yanghidup bebas yang berbentuk
seperti amoeboid. Bila kekurangan makanan, sel-sel bebas ini membentuk massa
yang berlendir. Selain itu, dapat pula membentuk spora bila keadaan kering.
Contoh: Physarium.
b) Oomycota (jamur air) Oomycota hidup
bebas, makanan diperolehnya dari sisa-sisa tumbuhan di danau atau kolam, dan
reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara
seksual menghasilkan hifa. Sedangkan, secara aseksual menghasilkan
zoospora, yaitu spora yang mempunyai dua flagel yang da pat tumbuh menjadi hifa
baru. Contoh: Saprolegnia (menempel pada tubuh ikan sebagai parasit).
KLASIFIKASI KELOMPOK ALGA
1.
Klasifikasi Alga
Sistem klasifikasi algae ada bermacam-macam. Seiring
dengan majunya ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian fisiologi, biokimia,
dan penggunaan mikros- kop elektron, maka klasifikasi algae ke dalam divisinya,
kini didasarkan pada:
1. pigmentasi,
2.
hasil fotosintesis,
3.
flagelasi,
4.
sifat fisik dan kimia
dinding sel,
5. ada atau tidak adanya inti sejati.
Atas dasar hal tersebut, Smith
membagi algae menjadi; Divisi: Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta,
Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan Cyanophyta. Pyrrophyta, Chrysophyta,dan
Euglenophyta termasuk Protista (Protista algae); Cyanophyta termasuk Monera.
Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berflagela
dan yang tidak berflagela.
Bentuk multiseluler:
a. koloni yang motil
b. koloni yang kokoid
Agregasi: bentuk palmeloid, dendroid, dan rizopoidal.
Bentuk filamentik: filamen sederhana, filamen
bercabang, filamen heterotrikh, filamen pseudoparenkhimatik yang uniaksial dan
multiaksial.
Bentuk sifon/pipa.
Pseudoparenkhimatik
Reproduksi
Vegetatif: fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan
hormogonia.
Aseksual: pembentukan mitospora, zoospora,
aplanospora, hipnospora, stadium pamela.
Seksual: isogami, heterogami yang terdiri dari
anisogami dan oogami, aplanogami, autogami.
Pergantian keturunan
Pergantian keturunan haplobiontik terdiri dari:
pergantian keturunan yang haplontik dan diplontik.
Pergantian keturunan yang isomorfik dan heteromorfik.
Klasifikasi alga didasarkan pada morfologi sel-sel
reproduksin, pigmen dalam plastida dari sel vegetatif, dan macam ,makanan
cadangan .Semua alga mengandung klorofil tetapi ada pigmen lain yang ,menyusun
yang terkandung dalam plastida.
Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air
disebut neuston, sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat
bentik. Alga yang bersifat bentik digolongkan menjadi :
a. epilitik (hidup di atas batu)
b.
epipalik (melekat pada
lumpur atau pasir)
c.
epipitik (melekat pada
tanaman)
d. epizoik (melekat pada hewan).
Berdasarkan
habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :
a. alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan
b.
alga intertidal, yaitu alga
yang secara periodik muncul di permukaan karena naik turunnya air akibat pasang
surut
c.
alga sublitoral, yaitu alga
yang hidup di bawah permukaan air
d. alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.
A. Pengertian Euglenophyta
Euglenophyta
selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat
mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.Semua spesies
Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya,
beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan
alga genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam
kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya
membedakan dengan tegas antara alga dan protozoa.
Divisi
Euglenophyta terdiri hanya satu kelas yaitu Euglenophyceae.Sebagian besar
kelompok ini hidup di air tawar, tetapi ada beberapa yang hidup di air laut,
contohnya Eutreptia dan klepsiella.Euglenophyceae terutama banyak hidup di
tempat yang banyak mengandung bahan organik, hidup bebas senagai
zooplankton.Beberpara ada yang bersifat andozoik, contohnya Euglenomorpha
(hidup pada perut berudu Rana sp). (Saptasari,2007)
Secara
umum mempunyai cara hidup yang lengkap, yaitu dapat bersifat saprofit,
holozoik, dan fototrofik. Oleh karena itu, dapat hidup secara heterotrof dan
autotrof.Tetapi yang lebih sering dilakukan adalfh secara heterotrof, autotrof
dilakukan apabila lingkungan kurang terdapat bahan organik.Oleh karena itu,
Euglenophyceae sering disebut bersifat miksotrof.
Euglenophyta
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
ü Unicelullar
ü Pada umumnya memiliki flagel yang
tidak sama panjang (Heterokontae) jumlah
flagel 2 atau 4
ü Umumnya hidup di air tawar yang
kaya bahan organik (di laut sangat sedikit)
ü Bersifat autorof, karena memiliki
klorofil a dan b, β karoten dan beberapa xanthofilyaitu astaxanthin
ü Bersifat heterotrof karena memakan
bahan organic/ bakteri yang tersedia.
ü Ada yang memiliki kloroplast (dapat
berfotosintesis) ada juga yang tidak dapat berfotosintesis.
ü Yang berfotosintesis disebut
Phototrophic
ü Yang tidak berfotosintesis disebut
Osmotrophic (makan dengan cara diffusi)
ü Kelompok yang ketiga disebut
Phagotrophic (makan dengan cara menangkap makanan)
ü Dinding sel tidak terbuat dari
selulosa namun membran tipis tersusun atas lapisan-lapisan protein berbentuk
spiral, yang disebut "pellicle“
ü Jumlah genus hanya 40 dan jumlah
spesies - /+ 800
ü Memiliki bintik mata yang disebut
stigma
ü Eyespot (stigma) merah terang yang
sensitive terhadap cahaya. Pigmen merah ini merupakan astaxanthin
ü Juga disebut Euglenozoa,
euglenoids, euglenophytes
ü Cadangan makanan berupa paramilum
yaitu bentuk antara dari polisakarida
ü Ujung anterior dari sel berupa
sitostom dan dibawahnya berupa “ kerongkongan ”/ gullet
-
Gullet terdiri atas leher yang sempit (cytopharynx) dan bagian
posterior yang membesar berupa waduk (reservoir).
-
Waduk berhubungan dengan vakoula kontraktil
ü Sistem pergerakan
-
Dengan flagellum
Prinsipnya
sama dengan pergerakan baling-baling. Pergerakan flagellum pada 1 atau 2 bidang
digunakan untuk dorongan atau sentakan.
-
Metaboly ( menggunakan dinding sel yang mengandung protein)
B. Morfologi Euglenophyta
Susunan
tubuhnya dibatasi oleh perikel yang merupakan membran plasma yang menebal, ada
yang kaku contohnya Phacus dan ada yang lentur contohnya Euglena dan
Paranema.Pada yang bersifat lentur periplas juga sebagai alat gerak, gerak
periplas ini juga disebut dengan gerak euglenoid.
Organisme ini
mempunyai tingkat perkembangan lebih tinggi daripada Cyanophyta karena sudah
mempunyai inti yang tetap dan mempunyai khloroplast seperti pada tumbuhan
tinggi.Karena itu Euglena dapat melangsungkan fotosinthesis dan tumbuh seperti
halnya pada tumbuhan tinggi. Beberapa euglenoid berfotosintesis dan yang lain
tidak. Anggota-anggota yang berpigmen memiliki kloroplas yang berisi klorofil a
dan b. Hasil fotosintesis disimpan sebagai paramilon, sebuah polimer glukosa
yang berbentuk butiran dalam sitoplasma.
Dinding
sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein,
yang berada didalam plasmalema.Pada kebanyakan Euglenoid, perikel itu bersifat
lentur sehingga memungkinkan perubahan bentuk sel, tetapi pada beberapa jenis,
perikel ini kaku sehingga sel memiliki bentuk tetap.
Ujung
anterior dari sel berupa sitostoma, sel terbentuk dari ujung depan sel
euglenoid melekuk kedalam membentuk saluran yang ujung dalamnya meluas menjadi
rongga membulat membentuk reservoar. Saluran dan reservoar itu walaupun
dianggap sebagai terusan tempat partikel makanan padat masuk kedalam sel. dan
dibawahnya berupa “kerongkongan”/gullet.Pada beberapa jenis celah ini berguna
untuk memasukkan makanan berbentuk padat, tetapi pada beberapa jenis tidak
demikian.Gullet terdiri atas leher yang sempit (cytopharynx) dan bagian
posterior yang membesar berupa waduk (reservoir).Waduk berhubungan dengan
vakoula kontraktil. Pada genera tertentu pada gulletnya terdapat batang farink,
terletak parallel dengan panjang gullet, dan ujung bawahnya sampai setinggi
dasar waduk atau memanjang ke ujung posterior dari sel. Fungsi organ ini untuk
menyokong sitostoma waktu menelan makanan padat.
Flagella dari
Euglena pangkalnya tertanam pada dasar waduk dan keluar sepanjang sitofarinx
dan sitostoma.Yang mempunyai satu flagella, tumbuh ke muka. Genera yang
mempunyai dua flagella, flagellanya sama panjang dan tumbuh ke arah depan
tetapi lebih banyak genera yang flagellanya tidak sama panjang. Flagelanya
mempunyai rumbai-rumbai sepanjang batang (tipe tinsel).
Sistem
pergerakan flagella pada prinsipnya sama dengan pergerakan baling-baling.
Pergerakan flagellum pada 1 atau 2 bidang digunakan untuk dorongan atau
sentakan.Gelombang dari sistem undulatori ini lewatnya dari dasar ke ujung dan
langsung mengendalikan organisme dalam arah yang berlawanan atau pergerakan
gelombang lewat dari ujung ke dasar dan ini gerakan sentakan organisme.
Sel
mempunyai sebuah pigmen merah menyerupai bintik mata.Pigmen merah ini merupakan
astaxanthin yang hanya dijumpai pada golongan Crustaceae.Cadangan makanan
berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakharida, jadi bukan berupa
amilum seperti pada tumbuhan tinggi atau glycogen seperti pada binatang.
Euglenophyta
dapat hidup secara autotrof tetapi juga secara saprofit; tidak dapat hidup
dalam medium yang hanya mengandung garam-garam anorganik, tetapi akan cepat
tumbuh bila dalam medium ditambah dengan sejumlah asam amino. Beberapa jenis
hidup secara obligat saprofit sedang yang lain obligat autotrof, disamping ada
yang hidup secara holozoik yaitu dapat menangkap dan menelan mangsanya seperti
pada binatang.
Hubungan
antara Euglenophyta dengan alga lainnya masih belum jelas.Melihat adanya persamaan
dalam hal warnanya, maka diduga ada persamaannya dengan Chlorophyta, tetapi
organisasi protoplas antara keduanya jauh berbeda.Dalam kenyataannya kelompok
euglenoid ini mempunyai persamaan dengan Chrysophyta, Dinoflagellata dan
Volvox.
-
Morfologi
Euglenoida memiliki
tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel Euglena
viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya meruncing dengan
satu bulu cambuk.Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yang
digunakan untuk membedakan gelap dan terang.Euglena juga memiliki kloroplas
yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Euglena memasukkan makanannnya
melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat
inilah makanan yang berupa hewan – hewan kecil dicerna.
-
Anatomi
Euglena memiliki satu flagella yaitu ekor sebagai
alat gerak, satu panjang dan satu pendek organieme ini dapat melakukan
simbiosis dengan jenis ganggang tertentu dan tubuhnya dapat memancarkan sinar
bila terkena rangsangan mekanik. Untuk reproduksi Euglena berkembang biak
secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini
dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua.Selanjutnya flagel dan
sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua.Akhirnya terbentuklah dua
sel euglena baru.Sistem sirkulasi euglena mengambil zat organik yang terlarut
di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui
membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam
sitoplasma.
C. Fisiologi Euglenophyta
Reproduksi
1.
Aseksual
Dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif
bergerak atau dalam keadaan istirahat.Pada genera yang mempunyai lorika
(pembungkus sel) protoplast membelah di dalam lorika, kemudian salah satu anak
protoplast keluar dari lorikanya dan membentuk lorika baru, sedang yang satu
tetap di dalam lorika lamanya dan tumbuh menjadi sel baru.Pada sel yang
bergerak aktif, pembelahan memanjang sel (longitudinal) dan dimulai dari ujung
anterior.
Pada genera yang mempunyai satu flagella, mula-mula
blepharoplast membelah menjadi dua, satu membawa flagelanya dan satu lagi akan
menghasilkan flagella baru. Pada yang mempunyai dua flagella, dapat terjadi
salah satu sel anakan membawa dua flagel lamanya dan sel anakan yang lain akan
menghasilkan dua flagella baru atau dapat terjadi masing-masing sel anakan
membawa satu flagella dan kemudian masing-masing menghasilkan satu flagella
lagi.
Pembelahan sel pada yang tidak bergerak aktif dapat
berlangsung dalam keadaan dibungkus oleh selaput lendir.Kadang-kadang
protoplast anakan tidak keluar dari selaput pembungkusnya sebelum membelah
lagi. Dalam kasus seperti ini akan terbentuk koloni yang tidak permanen, yang
pada waktu tertentu selnya akan bergerak aktif kembali. Pada banyak genera
dijumpai bentuk berupa siste berdinding tebal.Bentuk siste ada yang menyerupai
sel vegetatifnya, tetapi kebanyakan bentuknya berbeda, bulat atau
polygonal.Protoplast dapat menghasilkan sangat banyak euglenarhodone, sehingga
berwarna sangat merah.Biasanya siste berkecambah dengan keluarnya protoplast
dari dalam dinding yang tebal dan tumbuh manjadi sel baru yang bergerak aktif.
2.
Seksual
Adanya konjugasi/penggabungan sel vegetatif pernah
dijumpai pada beberapa euglenoid, tetapi kasus ini masih sangat kabur.Autogami (penggabungan
dua inti anakan dalam sel), Inti hasil fusi kemudian membelah meiosis membentuk
empat nukleus yang masing-masing berkembang menjadi sel vegetatif.Hal ini
pernah dijumpai pada Phacus.
D. Peranan Euglenophyta
Positif:
ü Bidang
Perikanan Ganggang merupakan fitoplankton (plankton tumbuhan; plankton hewan
disebut zooplankton) yang berfungsi sebagai makanan ikan.
ü Ekosistem
Perairan Dalam ekosistem perairan, ganggang merupakan produsen primer, yaitu
sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan,
udang dan serangga air.
ü Bidang
Industri Dinding sel diatom banyak mengandung silikat. Sisa-sisa dinding sel
diatom yang hidup di jaman lampau membentuk lapisan tanah yang dikenal sebagai
tanah diatom. Tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok, isolasi, bahan
dasar industri kaca, dan penyaring (karena berpori).
ü Dalam
dunia sains, Euglena sering dijadikan sebagi objek karena ganggang ini mudah
didapat dan dibiakkan dan sebagai indikator adanya pencemaran organik.
Negatif:
ü Mencemari
sumber air
ü Penimbunan
endapan tanah pada dasar kolam dan danau
E. Klasifikasi Euglenophya
KlasifikasiEuglenophyta, Kelas Euglenoceae dibagi menjadi 3 ordo, yaitu:
ü Order:
Euglenales
Family: Euglenaceae
Famili :
Euglenaceae
Genus: Euglena
Genus: Phacus
Genus:
Trachelomonas
ü Order:
Peranemales/Eutreptiales
Family: Eutreptiaceae
Genus: Astacia
Genus: Peranema
Genus:
Hyalophacus
ü Order:
Rhabdomonadales
Family: Rhabdomonadaceae
Genus: Colacium
Genus:
Petalomonas
Contoh spesies dari kelompok Euglenophyta
a). Euglena (berwarna hijau)
Termasuk
semua anggota Euglenophyceae yang selama hidupnya sel selalu mempunyai flagel
dan dapat bergerak.Hidupnya soliter, tidak pernah membentuk koloni.Kloroplast
berbentuk cakram sampai bentuk pita.Spesies tertentu dari Euglena yang
mempunyai khloroplast juga menghasilkan pigmen merah (euglenarhodone), yang
jumlahnya dapat demikian banyak sehingga mengaburkan isi selnya.Euglenarhodone
adalah suatu keton karetenoid.
Makanan
Euglena sangat bervariasi meliputi segala organisme.hidup.Cytostoma Euglena
dapat digembungkan dengan sangat besar untuk menelan mangsanya yang besar.
Bila
Euglena tumbuh di tempat gelap dengan substrat organik yang cocok, warnanya
hilang, tetapi akan berwarna kembali bila ada cahaya. Pada keadaan yang luar biasa,
Euglena dapat menghasilkan suatu varietas/ras yang tidak berwarna
(apokhlorotik), ras ini tetap tidak berwarna meskipun ada cahaya.Ras
apokhlorotik ini dapat diperoleh dengan memperlakukan sel Euglena dengan
streptomysin dalam cahaya.
Cadangan
makanan Euglena berupa paramylum, yaitu karbohidrat yang tidak larut, bentuknya
dapat berupa cakram cincin, batang atau bulat, yang kadang-kadang ukurannya
relatif besar.Paramylum berupa polysaccharida yang rumus molekulnya menyerupai
tepung/pati, tetapi tidak bereaksi dengan tes pati.Butir paramylum menyerupai
butir pati/amylum, yaitu mempunyai lapisan yang konsentris.
Euglena
sering kali dapat memberi warna pada air bila dalam jumlah yang banyak.Banyak
dijumpai di dalam kolam-kolam kecil yang banyak mengandung bahan organik.Dalam
bentuk kehidupan yang saprofit tanpa zat warna, jarang dijumpai dan bila ada
biasanya terdapat pada tempat-tempat dimana terjadi purifikasi
(pembusukan).Beberapa jenis Euglena hidup pada lumpur sepanjang tepi sungai,
estuarine, atau payau-payau bergaram.Pada tempat ini dapat tumbuh subur
sehingga cukup memberi warna pada lumpur.Jika populasinya di kolam sangat
banyak, maka menyebabkan permukaan kolam seperti tertutup lapisan hijau yang
dapat berubah warna menjadi merah dalam beberapa jam.
Kingdom : Excavata
Divisi :
Eugnelophycota
Class : Euglenoidea
Ordo : Euglenales
Family : Euglenaceae
Genus: :
Euglena
Species :
Euglena Viridis
Ø Selama hidupnya sel selalu
mempunyai flagel
Ø Hidupnya soliter
Ø Memiliki Kloroplast
Ø Cadangan makanan berupa paramylum,
yaitu karbohidrat yang tidak larut Phacus
Ø Mirip juga dengan Euglena, tetapi
selnya lebih kaku karena memiliki keel,
Ø Kloroplast discoid, tanpa pirenoid,
Ø Paramylum bodi besar berbentuk
seperti donat dan terletak di tengah sel Trachelomonas
b). Astasia (tidak berwarna)
mempunyai
bentuk mirip Euglena, hanya tidak berwarna karena tidak memiliki kloroplas,
sehingga bersifat heterotrof.
Ordo:
Peranemales/Eutreptiales
Famili
: Eutreptiaceae
Genus
: Astacia
Ø Mempunyai bentuk mirip Euglena,
Ø Tidak berwarna karena tidak
memiliki kloroplas,
Ø Bersifat heterotrof.
c). Phacus
Phacus
mirip juga dengan Euglena, tetapi selnya lebih kaku karena memiliki keel,
kloroplast discoid, tanpa pirenoid, paramylum bodi besar berbentuk seperti
donat dan terletak di tengah sel. Partamylum bodi Lepocinclis berbentu cincin
tetapi di kedua sisi anterior.
Tubuhnya
yang memanjang dengan suatu evaginasi (reservoir) di bagian ujung
anterior.Vakuola kontraktil berupa suatu kantung, dan dua flagella muncul dari
dinding tersebut.Sebuah pigmen berupa suatu bintik atau berupa stigma dan
bertempat di area dasar flagella yang panjang yang berfungsi untuk
fotoreseptif.Pada Peranema yang tidak berwarna, kedua flagella panjang yang
muncul dari suatu alur berupa jalan kecil ke arah belakang. Tubuh tertutup oleh
pelicle dan bersifat fleksibel dan punggung yang longitudinal akan tampak
dengan mikroskop elektron.
d). Paranema
Paranema
bersifat holozoik.Cara ingesti Peranema telah dipelajari secara detail.Bagian
akhir anterior tubuhnya terdapat dua organ rod paralel dinamakan organ rod yang
letaknya berdekatan dengan reservoir.Bagian anterior organ rod yang disebut
cytostoma yang berhubungan dengan reservoir. Pada proses makannya, organ rod
ditonjolkan keluar untuk berlabuh dengan menyentakkan tubuhnya menangkap
mangsanya untuk kemudian ditelan secara keseluruhan atau organ rod tersebut
dapat digunakan untuk memotong makanan baru kemudian ditelan dan dihancurkan di
dalam vacuola makanan.
e). Colacium
Colacium
calvum bersifat epizoik pada copepoda, rotifera dan zooplankton air tawar
lainnya.
Sel-sel
dari Colacium dibungkus oleh selaput lendir yang melekat dengan suatu tangkai
pada inangnya, ujung anterior sel menghadap ke bawah.Tangkai lendir terbentuk
karena bagian anterior sel manghasilkan lebih banyak lendir.Mempunyai banyak
khloroplast berbentuk cakram, dengan atau tanpa pirenoid.
Inti
tunggal, besar terletak pada bagian posterior (atas) dari sel. Bagian anterior
(bawah) sel/protoplast mengandung gullet yang jelas dan juga ada bintik
mata.Pada koloni bentuk pohon, protoplastnya tidak mempunyai flagella.
Protoplast
dari Colacium juga dapat berkembang membentuk stadium telanjang yang amoeboid,
dan berkembang secara vegetatif.Dapat pula berbentuk stadium telanjang yang
amoeboid dengan 4 inti. Pada stadium ini reproduksi dengan membentuk tunas
dengan satu inti dan kemudian mengalami metamorfose menjadi sel kembar dengan
satu flagella.
Bila
pembelahan sel berlangsung, sel anakan masing-masing akan membentuk tangkai
yang tetap melekat pada tangkai induknya. Pembelahan sel yang berulang-ulang
akan menghasilkan koloni yang berbentuk pohon (dendroid). Sel-sel dari koloni
membentuk pohon berbentuk bulat telur atau lonjong.
Sel
dari stadium/bentuk dendroid atau palmelloid, protoplastnya dapat menghasilkan
satu flagellum dan keluar berupa suatu zooid yang berenang bebas.Zooid ini
berenang beberapa saat sebelum menanggalkan flagellanya dan menghasilkan
dinding.
Ordo :
Rhabdomonadales
Famili
: Rhabdomonadaceae
Genus
: Colacium
Ø Bersifat epizoik pada copepoda, rotifer
dan zooplankton air tawar lainnya.
Ø Berkembang secara vegetative
Klasifikasi Alga Berdasarkan Pigmen
Klasifikasi
Alga oleh para ahli Biologi, alga dikelompokkan berdasarkan pigmen dominan yang
dikandungnya.Pigmen yang terdapat pada alga adalah klorofil, karoten,
fikoeritrin, fukosantin, dan fikosianin.Alga dikelompokkan menjadi tujuh
phylum, yakni Euglenophyta, Dinoflagelata, Chlorophyta, Chrysophyta,
Bacillariophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.Untuk lebih jelasnya pelajarilah
uraian berikut.
Gambar
3.16 (a) Struktur tubuh Euglena. (b) Euglena viridis merupakan anggota
Euglenophyta. 2) Dinoflagellata
Ciri-ciri
dan perbedaan antara Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta, Rhodophyta,
Phaeophyta, dan Chlorophyta, dirangkum pada Tabel 3.1 berikut.
Filum
|
Warna
Dominan
DanPigmenFotosintesis
|
CadanganMakanan
|
Penyusun Dinding Sel
|
Habitat
|
Euglenophyta
|
Hijau (klorofil a, b, karoten,xantofil)
|
Paramilum
|
Tanpa dinding sel;Protein submembran
|
Umumnya di airtawar
|
Pyrrophyta(Dinoflagellata)
|
Cokelat
(klorofil a, klorofil c,karoten, xantofil)
|
Pati
(amilum)
|
SelulosaSubmembran
|
Di
laut dan di airtawar
|
Chrysophyta
|
Keemasan (klorofil a, klorofilc,
karoten,fucoxanthin)
|
Leukosin danlaminarin
|
Silika
|
Di laut dan di airtawar
|
Bacillariophyta
|
Kecokelatan
(klorofil aklorofil c, karoten, xantofil)
|
Leukosin
|
Silika
hidrat dalammatriks organik
|
Di
air tawar dan airlaut
|
Rhodophyta
|
Kemerahan (klorofil a,karoten, klorofil d
padabeberapa spesies)
|
Pati
|
Matrik selulosa denganpolisakarida lain.
|
Kebanyakan di lautdan sebagian di
airtawar
|
Phaeophyta
|
Kecokelatan
(klorofil a,klorofil c, karoten, xantofil)
|
Laminarin
|
Matrik
selulosa denganpolisakarida lain
|
Hampir
semua di airtawar
|
Chlorophyta
|
Hijau (klorofil a, klorofil b,karoten)
|
Pati tumbuhan
|
Selulosa
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Euglenophyta selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang
berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk
berfotosintesa.
2.
Beberapa ciri morfologi
euglenophyta yaitu Susunan tubuhnya dibatasi oleh perikel yang merupakan membran plasma yang
menebal, ada yang kaku, berklorofil, Dinding sel tidak dibungkus oleh dinding
selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada didalam plasmalema, Ujung
anterior dari sel berupa sitostoma, sel terbentuk dari ujung depan sel
euglenoid melekuk kedalam membentuk saluran yang ujung dalamnya meluas menjadi
rongga membulat membentuk reservoir.
3.
Fisiologi dari euglenophyta yaitu bereproduksi
secara aseksual yaitu melalui pembelahan sel dan secara seksual yakni dengan
melakukan konjugasi.
4.
Peranan dari euglenophyta
ini yaitu Positif:Bidang
Perikanan Ganggang merupakan fitoplankton, Ekosistem Perairan Dalam ekosistem
perairan, ganggang merupakan produsen primer, Bidang Industri Dinding sel
diatom banyak mengandung silikat. Dalam dunia sains, Euglena sering dijadikan
sebagi objek karena ganggang ini mudah didapat dan dibiakkan dan sebagai indikator
adanya pencemaran organic sedangkan dampak negatifnya yaitu : Mencemari sumber
air dan penimbunan endapan tanah pada dasar kolam dan danau
B.
SARAN
Adapun
saran-saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini yaitu semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kedepannya dapat memberi kritik
apabila terdapat kesalah dalam redaksi makalah ini guna perbaikan bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Eka. 2010. Panduan Praktikum Taksonomi tumbuhan
(Cryptogamae).Cirebon : Pusat Laboratorium IAIN Syakh Nurjati.
Latifah, Eva. 2004. Biologi 2. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Estiati B, Hidayat. 1995.Taksonomi tumbuhan (Cryptogamae). Bandung: ITB
Bandung
George H.Fried,ph.D. Biologi Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga. 2006.
Hala,Yusminah. Daras Biologi Umum
II. Makassar: Alauddin Press. 2007.
protozoa :
http://huderi.wordpress.com ( 21 Juni 2011 ).
Suwignyo,Sugiarto. Avetebrata Air
Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya. 2005.
Tim Dosen. Penuntun Praktikum
Zoologi Invetebrata. Makassar: Uin Alauddin Makassar.2011.
http://aqshabiogger2010.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-protozoa.html
PERTANYAAN
1.
Eka
Putri Rahmi (Kelas pagi A) :
-
Bagaimana
bentuk dampak negative Euglenophyta dalam mencemari air?
-
Apa yang
dimaksud organ Rod, apakah di uniseluler atau multiseluler?
Jawab :
-
Pada
yang sebenarnya Euglenophyta tidak mencemari air dengan zat-zat tertentu, namun
yang sebenarnya itu adalah euglenophyta berkoloni dalam jumlah banyak, yang
memiliki klorofil yang membuat air menjadi hijau (Agustian T.M.N.).
-
Organ
Rod adalah organ yang ada pada uniseluler, contoh pada paranema sebagai alat
gerak. Sedang pada vertebrata Rod saja tidak dengan Organ, adalah alat yang
digunakan sebagai penglihatan (Johan Asmara).
Rod adalah berfungsi untuk menangkap
mangsa/makanan, yang nantinya makanan itu akan dibawa ke vakuola makanan, maka
hanya di uniseluler (Agustian T.M.N).
2.
Luthfiana
Fitri Amalia (Kelas pagi B) : Apa yang menyebabkan Euglenophyta kehilangan
klorofil?
Jawab :
Pada protista klorofil yang tersedia adalah a dan b. Sedang pada
tumbuhan tingkat tinggi tersedia klorofil a, b, c, d, dan e. Maka dari itu,
pada protitsa berpotensi kehilangan klorofil (Johan Asmara).
Kehilangan klorofil di sini adalah bukan
kehilangan, namun salah satu dari euglenophyta adalah astasia, yaitu tidak
berwarna. Namun, astasia memang sebelumnya tidak pernah memiliki klorofil.
Bukan kehilangan (Dosen Helmi Hassan).
3.
Tika
Ariyanti (Kelas pagi B) : Apa yang dimaksud dengan klasifikasi berdasarkan
hasil fotosintesis.
Jawab : Sebenarnya berdasarkan pigmen dominan
yang dikandungnya. Alga dikelompokkan menjadi tujuh phylum, yakni Euglenophyta,
Dinoflagelata, Chlorophyta, Chrysophyta, Bacillariophyta, Phaeophyta, dan
Rhodophyta. Untuk lebih jelasnya pelajarilah uraian berikut.
Filum
|
Warna Dominan
Dan
Pigmen Fotosintesis
|
Cadangan
Makanan
|
Penyusun
Dinding Sel
|
Habitat
|
Euglenophyta
|
Hijau
(klorofil a, b, karoten,xantofil)
|
Paramilum
|
Tanpa
dinding sel;Protein submembran
|
Umumnya
di airtawar
|
Pyrrophyta(Dinoflagellata)
|
Cokelat
(klorofil a, klorofil c,karoten, xantofil)
|
Pati
(amilum)
|
Selulosa
Submembran
|
Di
laut dan di airtawar
|
Chrysophyta
|
Keemasan
(klorofil a, klorofilc, karoten,fucoxanthin)
|
Leukosin
danlaminarin
|
Silika
|
Di
laut dan di airtawar
|
Bacillariophyta
|
Kecokelatan
(klorofil aklorofil c, karoten, xantofil)
|
Leukosin
|
Silika
hidrat dalam matriks organik
|
Di
air tawar dan airlaut
|
Rhodophyta
|
Kemerahan
(klorofil a,karoten, klorofil d padabeberapa spesies)
|
Pati
|
Matrik
selulosa denganpolisakarida lain.
|
Kebanyakan
di lautdan sebagian di airtawar
|
Phaeophyta
|
Kecokelatan
(klorofil a,klorofil c, karoten, xantofil)
|
Laminarin
|
Matrik
selulosa denganpolisakarida lain
|
Hampir
semua di airtawar
|
Chlorophyta
|
Hijau
(klorofil a, klorofil b,karoten)
|
Pati
tumbuhan
|
Selulosa
|
|