Fisiologi manusia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke:
navigasi, cari
Contoh organ dalam
tubuh manusia
Fisiologi manusia adalah ilmu mekanis, fisik, dan biokimia
fungsi manusia yang sehat, organ-organ mereka, dan sel-sel yang mereka
tersusun. Tingkat utama fokus dari fisiologi adalah pada tingkat organ dan
sistem[1]. Sebagian besar aspek fisiologi manusia homolog erat dengan
aspek-aspek terkait fisiologi hewan, dan hewan percobaan telah memberikan banyak
dari dasar pengetahuan fisiologis. Anatomi dan fisiologi berhubungan erat
dengan bidang studi: anatomi, studi tentang bentuk, dan fisiologi, mempelajari
fungsi, secara intrinsik terikat dan dipelajari bersama-sama sebagai bagian
dari kurikulum medis[1].
Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar
terletak dalam rongga panggul.
Eksternal (sampai
vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi
ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan
fetus, kelahiran.
Fungsi sistem
reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin /
steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal –
ovarium.
Selain itu terdapat
organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus
reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
GENITALIA EKSTERNA
Vulva
Tampak dari luar
(mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia
mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum,
kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di
bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas
daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
Labia mayora
Lapisan lemak
lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena.
Homolog embriologik
dengan skrotum pada pria.
Ligamentum rotundum
uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah
perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
Labia minora
Lipatan jaringan
tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat
pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
Clitoris
Terdiri dari
caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik
dengan penis pada pria.
Terdapat juga
reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf,
sangat sensitif.
Vestibulum
Daerah dengan batas
atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari
sinus urogenital.
Terdapat 6 lubang/orificium,
yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae
Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina
terdapat fossa navicularis.
Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian
bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu
selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat
lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat,
oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen
dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya
berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae
myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah
melahirkan / para.
Hymen yang abnormal,
misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang
vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia
interna.
Vagina
Rongga
muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar
cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix
posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan
dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah
mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk
mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi
(persetubuhan).
Bagian atas vagina
terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar
cervix uteri.
Titik Grayenbergh
(G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding
vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
Perineum
Daerah antara tepi
bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator
ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus
profunda, m.constrictor urethra).
Perineal body adalah
raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang
pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan
lahir dan mencegah ruptur.
GENITALIA INTERNA
Uterus
Suatu organ muskular
berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan
berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan
dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi
konsepsi dikeluarkan.
Terdiri dari corpus,
fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
Serviks uteri
Bagian terbawah
uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam
vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos,
jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di
dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium
uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa
serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang.
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar
mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein
kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan
mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
Corpus uteri
Terdiri dari : paling
luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di
intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis
(dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular),
serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan
runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas
vesica urinaria.
Proporsi ukuran
corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan
perkembangan wanita (gambar).
Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum
uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii,
ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum
vesicouterina, ligamentum rectouterina.
Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri
uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang
aorta abdominalis.
Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus
dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14
cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri
tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan
epitel bersilia.
Terdiri dari pars
interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan
fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda
pada setiap bagiannya (gambar).
Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian
dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
Pars ampularis
(medial/ampula)
Tempat yang sering
terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik
(patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
Pars infundibulum
(distal)
Dilengkapi dengan
fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan
ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
Mesosalping
Jaringan ikat
penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
Ovarium
Organ endokrin
berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan.
Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf.
Terdiri dari korteks dan medula.
Ovarium berfungsi
dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal
primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran
ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna
folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars
infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum
yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi
oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan
ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap
arteri renalis.
CATATAN :
Letak / hubungan anatomik
antara organ2 reproduksi (uterus, adneksa, dsb) dengan organ2 sekitarnya di
dalam rongga panggul (rektum, vesika urinaria, uretra, ureter, peritoneum dsb),
vaskularisasi dan persarafannya, silakan baca sendiri.
ORGAN REPRODUKSI / ORGAN SEKSUAL EKSTRAGONADAL
Payudara
Seluruh susunan
kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa
payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40
lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon
prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui
duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah
laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan.
Kulit daerah payudara
sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.
Kulit
Di berbagai area
tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif
secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.
Protein di kulit
mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal
kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan
androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur).
Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.
POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI
Badan pineal
Suatu kelenjar kecil,
panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior
ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di
depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan
hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut
saraf.
Menurut kepercayaan
kuno, dipercaya sebagai “tempat roh”.
Hormon melatonin :
mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat
produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin
dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad.
Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.
Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada
daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.
Tiap inti merupakan
satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior
(neurohipofisis).
Menghasilkan
hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin
Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth
Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga
hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).
Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam
sella turcica tulang sphenoid.
Menghasilkan
hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu
perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating
Hormone) dan hormon lutein (LH – luteinizing hormone).
Selain hormon-hormon
gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme,
pertumbuhan, dan lain-lain. (detail2, cari / baca sendiri yaaa…)
Ovarium
Berfungsi
gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum).
Selain itu juga
berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel)
dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon
gonadotropin.
Endometrium
Lapisan dalam dinding
kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi.
Selama siklus haid,
jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian
jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar
berupa darah / jaringan haid.
Jika ada pembuahan /
implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi.
Fisiologi endometrium
juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.
(gambar)
Histological
appearance of endometrial tissues during the menstrual cycle.
A. Normal
proliferative (postmenstrual) endometrium, showing small, tube-like pattern of
glands.
B. Early secretory
(postovulatory) endometrium, with prominent subnuclear vacuoles, alignment of
nuclei, and active secretions by the endometrial glands.
C. Late secretory
(premenstrual) endometrium, with predecidual stromal changes.
D. Menstrual
endometrium, with disintegration of stroma / glands structures and stromal
hemorrhage.
HORMON-HORMON REPRODUKSI
GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di
hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior
untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel
basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu
pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita
(pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik
/ pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan
dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa
ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell
Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel
kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan
folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya
ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam
menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga
periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu
paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
(Pada pria : LH
memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
Estrogen
Estrogen (alami)
diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer,
dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui
konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.
Selama kehamilan,
diproduksi juga oleh plasenta.
Berfungsi stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi
wanita.
Pada uterus :
menyebabkan proliferasi endometrium.
Pada serviks :
menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina :
menyebabkan proliferasi epitel vagina.
Pada payudara :
menstimulasi pertumbuhan payudara.
Juga mengatur
distribusi lemak tubuh.
Pada tulang, estrogen
juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang.
Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis,
dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
Progesteron
Progesteron (alami)
diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di
kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron
menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan
yang optimal jika terjadi implantasi.
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi
sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya
makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000
mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik
kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon
steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi
imunologik.
Deteksi HCG pada
darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan
(tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di
hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan
sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan,
prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).
Fungsi laktogenik /
laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan.
Prolaktin juga
memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya
berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel,
gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.
Fisiologi Reproduksi Pria
Diposkan oleh Rahmat
Ilham
Selama melakukan hubungan seksual, penis menjadi kaku dan
tegak sehingga memungkinkan terjadinya penetrasi (masuknya penis ke dalam
vagina)
ereksi terjadi akibat interaksi yang rumit dari sitem saraf,
pembuluh darah, hormon dan psikis.
Rangsang yang menyenangkan menyebabkan suatu reaksi di otak,
yang kemudian mengirimkan sinyalnya melalui korda spinalis ke penis.
arteri yang membawa darah ke korpus kavernosus dan korpus
spongiosum memberikan respon, yaitu berdilatasi (melebar). arteri yang melebar
menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah erektil ini, sehingga daerah
erektil terisi darah dan melebar.
Otot-otot di sekitar vena yang dalam keadaan normal
mengalirkan darah dari penis, akan memperlambat aliran darahnya.
Tekanan darah yang meningkat di dalam penis menyebabkan
panjang dan diameter penis bertambah.
Ejakulasi terjadi pada saat mencapai klimaks, yaitu ketika
gesekan pada glans penis dan rangsangan lainnya mengirimkan sinyal ke otak dan
korda spinalis.
saraf merangsang kontraksi otot di sepanjang saluran
epididimis dan vas deferens, vesikula seminalis dan prostat. kontraksi ini
mendorong semen ke dalam uretra.
Selanjutnya kontraksi otot di sekeliling urretra akan
mendorong semen keluar dari penis.
Leher kandung kemih juga berkonstriksi agar semen tidak
mengalir kembali ke dalam kandung kemih.
Setelah terjadi ejakulasi (atau setelah rangsangan
berhenti), arteri mengencang dan vena mengendur.
Akibatnya aliran darah yang masuk ke arteri berkurang dan
aliran darah yang keluar dari vena bertambah, sehingga penis menjadi lunak.
FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
Genetika modern dan embriologi percobaan menjelaskan bahwa
dalam kebanyakan spesies mamalia, beberapa perbedaan antara pria dan wanita,
terutama tergantung atas kromosom tunggal (kromosom Y) dan pasangan tunggal
struktur endokrin, testis pada pria dan ovarium pada wanita.
Diferensiasi gonad primitif ke testis atau ovarium dalam
uterus ditentukan secara genetika pada manusia. Tetapi pembentukan genetalia
pria tergantung atas adanya testis fungsional yang bersekresi. Ada bukti bahwa
perilaku seks pria dan pola pria bagi sekresi gonadotropin disebabkan oleh
kerja hormon pria atas otak dalam perkembangan diri.
Setelah kelahiran gonad tetap tenang sampai adolesen.
Sewaktu ia diaktivasi oleh gonadotropin dari lobus anterior hypophysis. Hormon
yang disekresi oleh gonad pada waktu ini menyebabkan penampilan gambaran khas
pria atau wanita dewasa dan mulainya siklus seks dalam wanita. Pada pria, gonad
tetap lebih kurang aktif dari mulai pubertas dan seterusnya. Pada wanita fungsi
ovarium beregresi setelah siklus seks berhenti (menopause).
II.1 Sistem Reproduksi Pria
II.1.1. Struktur
Testis adalah genitalia pria yang terletak di skrotum,
ukuran testis pada orang dewasa adalah 4 x 3 x 2,5 cm, dengan volume 15 – 25 ml
berbentuk avoid. Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea
yang melekat pada testis. Di luar tunika albuginea terdapat tunika vagainalis
yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis serta tunika dortos. (2 )
Secara histologis, testis terdiri atas ± 250 lobuli dan tiap
lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Di dalam tubulus seminiferus terdapat
sel-sel spermatogonia dan sel sertoli. Sedang di antara tubuli seminferi
terdapat sel-sel leydig. Sel-sel spermatogonium pada proses spermatogenesis
menjadi sel spermatozoa. Sel-sel sertoli berfungsi memberi makan pada bakal
sperma, sedangkan sel-sel kydig atau disebut sel-sel interstisial testis
berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron.(2,4)
Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi
testis disimpan dan mengalami pematangan/maturasi diepididimis.
Epididimis adalah organ yang berbentuk seperti sosis terdiri
atas kaput, korpus dan kaudo epididimis korpus epididimis dihubungkan dengan
testis melalui duktuli eferentes. Vaskularisasi epididimis berasal dari arteri
testikularis dan arteri deferensialis. Di sebelah kaudal epididimis berhubungan
dengan vasa deferens. (2,4)
Vas Deferens adalah organ berbentuk tabung kecil dan
panjangnya 30 – 35 cm, dan berakhir pada duktus ejakulatorius di uretra
posterior. Dalam perjalanannya menuju duktus ejakularius, duktus deferens
dibagi dalam beberapa bagian, yaitu (1) pars tunika vaginalis, (2) pars
skrotalis, (3) pars inguinlais, (4) pars palvileum dan (5) pars ampularis.(2,4
)
Setelah mature (dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama
dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas
deferens. Vesikula seminalis serta cairan prostat membentuk cairan semen atau
manis.
Vesikula seminalis terletak di dasar buli-buli dan di
sebelah kranial dari kelenjar prostat panjangnya kurang lebih 6 cm berbentuk
sakula-sakula. Vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan bagian
dari semen. Cairan ini diantaranya adalah fruktosa, berfungsi dalam memberi
nutrisi pada sperma. Bersama-sama dengan vas deferens, vesikula seminalis
bermuara di dalam duktus ejakularius. (2 )
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di bawah
kandung kencing, di atas diafragma urogenitale dan meliputi bagian pertama
uretra. Terdiri atas 2 lobus lateral dan 1 lobus medial. Salurannya dilapisi
oleh epitel torak dan bermuara pada uretra pars prostatika.
II.1.2. Gametogenesis dan Ejakulasi
Testis mendapatkan darah dari berbagai cabang arteri yaitu
arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta, arteri
deferensialis cadang dari arteri epigastika.
Sawar darah. Testis taut kedap (tight junction) antara sel
sertoli berdekatan lamina basalis membentuk sawar darah testis yang mencegah
protein dan molekul besar lain berjalan dari jaringan interstisial dan bagian
lumen tubulus (ruangan basal) ke daerah dekat lumen tubulus (ruangan adluminal)
dan lumen. (2,4,1 )
Spermatogenesis (sel benih primitif dekat lamina basalis
tubulus seminiferi) matang ke spermatosit primer. Proses ini dimulai selama
adolesen. Spermatosit primer mengalami pembelahan miosis yang mengurangi
spermatosit sekunder dan kemudian ke spermatoid yang mengandung jumlah haploid
73 kromosom.
Efek suhu. Spermatogenesis memerlukan suhu yang jauh lebih
rendah dibandingkan interior badan. Testis normalnya dipertahankan pada suhu
sekitar 32 °C. (2,4)
Semen. Cairan yang diejakulasikan pada waktu orgasme (semen)
mengandung sperma serta sekresi vesikulo seminalis, prostat, glandula cowper
dan mungkin glandula urethra. Volume rata-rata per ejakulasi 2,5 – 3,5 ml
setelah beberapa hari pantang. Walau ia hanya mengambil 1 sperma untuk
memfertilisasi ovum, namun normalnya sekitar 100 juta sperma per mililiter
semen. (2,4,1)
Ejakulasi merupakan refleks spinalis 2 bagian yang
melibatkan emisi (gerakan semen ke dalam urethra) dan ejakulasi yang sebenarnya
dorongan semen keluar urethra pada waktu orgasme.
Ereksi dimulai dari penglihatan atau dari bau yang dapat
menyebabkan dilatasi arteriola penis akibat rangsangan dari hipotalamus yang
menyebabkan jaringan eriktil penis terisi dengan darah, maka vena tertekan,
yang menyumbat aliran keluar dan menambah turgor organ ini. Pusat terpadu di
dalam pars lumbalis medula spinalis diaktivasi oleh impuls dalam aferen dari
genetalia dan traktus desendens yang memperantarai ereksi dalam respon terhadap
rangsangan psikis erotik. Serabut parasimpatis eferen terletak dalam nervus
splanchnicus pelvis (nervi erigentes). Serabut yang mungkin mengandung
asetikolin dan VIP sebagai konstransmiter, serta pelepasan keduanya menimbulkan
vasodilatasi dalam kasus apapun, suntikan VIP lokal menimbulkan ereksi. Impuls
vasokontriktor ke arteriola mengakhiri ereksi. (2,4)
II.1.3. Fungsi Endokrin Testis (2,4,1)
Kimiawi dan biosintesis testosteron (hormon utama testis)
merupakan steorid C19 dengan suatu gugusan – OH pada posisi 17, ia disintesis
dari kolesterol dlam sel lydig.
Sekresi, kecepatan sekresi testosteron 4 – 9 mg/hari (13,9 –
31,2 n mol/hari) dalam pria dewasa normal. Sejumlah kecil testosteron yang
disekresi dalam wanita, mungkin dari ovarium, tetapi mungkin dari adrenalis
juga.
Transpor dan metabolisme, sembilan puluh persen testosteron
dlam plasma terikat ke protein, 40% diikat ke b-globulin yang dinamakan
globulin pengikat steroid gonad (GBG : Gonad Steroid – dinding globulin) atau
globulin pengikat steroid seks, 40 % ke albumin dan 17% ke protein lain.
Kerja, disamping kerjanya selama perkembangan testosteron
dan androgen lain menimbulkan efek umpan balik inhibisi atas sekresi LH
hypothesis. Perkembangan dan pemeliharaan sifat seks sekunder pria serta
menimbulkan efek peningkatan pertumbuhan, anabolik protein yang penting.
Sifat seks sekunder, perubahan luas dalam distribusi rambut,
konfigurasi tubuh dan ukuran genitalia yang berkembang pada anak laki-laki pada
pubertas tidak hanya prostat dan vesicula seminalis membesar tetapi vesicula
seminalis mulai mensekresi fruktosa.
Efek anabolik androgen meningkatkan sintesis dan menurunkan
pemecahan protein, yang menyebabkan peningkatan dalam kecepatan pertumbuhan.
Mekanisme kerja seperti steroid lain testosteron terikat ke
reseptor intra sel dan kemudian kompleks reseptor, steroid terikat ke DNA di
dalam hati, yang memfasilitasi transkripsi berbagai gen.
Produksi estrogen testis 70 % estradiol dalam plasma prima
dewasa dibentuk oleh aromatisasi testosteron dan androstinedion yang
bersirkulasi.
II.1.4. Kendali Pungsi Testis
FSH bersifat tropik bagi sel sertoli serta FSH dan androgen
mempertahankan fungsi gametogenik testis. FSH juga merangsang sekresi protein
pengikat androgen dan inhibin.
Inhibin, Testosteron mengurangi LH plasma, tetapi kecuali
dalam dosis besar, ia tidak berefek atas FSH plasma.
Umpan balik steroid, hipotesis kerja saat ini tentang cara
fungsi testis diregulasi dipertahankan, kastrasi diikuti oleh peningkatan dalam
isi hypophysis serta sekresi FSH dan LH, serta lesi hypothalamus mencegah
peningkatan ini. Testosteron menghambat sekresi LH dengan bekerja langsung atas
lobus anterior hypophysis dan menghambat sekresi LHRH dari hypothalamus. (2,4)
II.1.5. Kelainan Fungsi Testis
§ Kriptokidisme
Testis berkembang di dalam cavitas abdominalis dan normalnya
bermigrasi ke scrotum selama perkembangan testis. Penurunan tetsis tak lengkap
pada satu atau kedua sisi pada 10% neonatus pria dipengaruhi hormon testoteron,
testis tetap di dalam cavitas abdominalis atau cavitas inguinalis (2,4),
maksimal penurunan testis dalam satu tahun harus sudah lengkap.
§ Hipogonadisme pria
Gambaran klinik hipogonadisme pria tergantung atas apakah
defisiensi testis timbul sebelum atau sesudah pubertas dan apa fungsi
gametogenik atau endokrin terancam. Kehilangan atau kegagalan pematangan fungsi
gametogenik menyebabkan sterilitas. Jika fungsi endokrin hilang dalam dewasa,
maka sifat seks sekunder beregresi lambat karena ia memerlukan sangat sedikit
androgen untuk mempertahankannya setelah ia terbentuk. Pria di kastrasi dalam
masa menderita kehilangan libido, walaupun kemampuan berhubungan seks menetap
selama beberapa waktu, kadang-kadang ia menderita “hot Hashes” dan umumnya
lebih iritabel, pasif dan tertekan dibanding pria dengan testis utuh. (1,2,4)
§ Tumor Pensekresi Androgen
Hiperfungsi testis tanpa pembentukan tumor bukan suatu
kelainan yang dikenal. Tumor testis pensekresi androgen jarang ditemukan dan
menyebabkan gejala yang dapat dideteksi hanya pada anak laki-laki pra pubertas,
yang mengembangkan pseudopubertas prekoks. (2,4)
II.2. Sistem Reproduksi Wanita
II.2.1. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi dan gambaran paling menyoloknya perdarahan
vagina periodik yang timbul dengan pelepasan mukosa uterus (menstruasi). Lama
siklus ini terkenal bervariasi pada wanita, tetapi gambaran rata-rata 28 hari
dari mulai menstruasi yang pertama ke menstruasi yang berikutnya. Dengan
pengunaan lazim, hari siklus diidentifikasi menurut angka yang dimulai dengan hari
pertama menstruasi. (2,3,5)
Siklus ovarium, sejak lahir, ada banyak folikel primordial
di bawah capsula ovarium. Pada manusia, satu folikel dalam satu ovarium mulai
tumbuh cepat pada sekitar hari ke enam, sementara lainnya beregresi. Belum
diketahui cara terpilihnya folikel selama perkembangan, selama fase folikular
siklus menstruasi.
Siklus uterus, pada akhir menstruasi, semua endometrium
terlepas kecuali lapisan profunda. Dibawah pengaruh estrogen dari folikel yang
sedang berkembang, endometrium meningkat cepat ketebalannya selama haid dari
hari kelima sampai ke empat belas siklus menstruasi. (2,5)
Menstruasi normal, darah menstruasi terutama dari arteri
dengan hanya 25% darah berasal dari vagina, ia mengandung dubris jaringan,
prostaglandin dan fibrinolisin dalam jumlah relatif besar dari jaringan
endometrium.
Siklus Anovulasi, dalam sejumlah kasus, ovulasi gagal timbul
selama siklus menstruasi. Siklus anokulasi biasanya selama 12 – 18 bulan
pertama setelah menarche dan juga sebelum mulainya menopause. (2,5)
Perubahan siklik dalam cervix uteri.
Walaupun ia kontinu dengan corpus uterus, namun cervix uteri
berbeda. Mukosa cervix uteri tidak mengalami deskuamasi siklik, tetapi ada
perubahan teratur dalam mukus cervix. Estrogen membuat mukus lebih incer dan
lebih alkali, perubahan yang meningkatkan kelangsungan hidup dan transpor
sperma.
Siklus vagina, dibawah pengaruh estrogen, epitel vagina
menjadi bertanduk dan sel epitel bertanduk dapat dikenali dalam hapusan vagina.
Dibawah pengaruh progesteron, disekresi mukus tebal serta epitel ini
berproliferasi dan menjadi diinfiltrasi leukosit. (2,5)
Perubahan siklik dalam payudara
Walaupun normalnya laktasi tidak timbul sampai akhir
kehamilan, namun ada perubahan siklik dalam payudara selama siklus menstruasi.
Perubahan selama hubungan seks. Selama terangsang seks pada
wanita, dinding vagina menajdi lembab sebagai hasil transudasi cairan melalui
membran mukosa, mukus pelumas disekresi oleh glandula vestibulum. Bagian atas
vagina sensitip terhadap rangsangan, rangsangan ini diperkuat oleh rangsangan
taktil dari payudara yang dikenal sebagai orgasme.
Indikator ovulasi. Gambaran pola sekresi dalam biopsi
endometrium menunjukkan bahwa ada corpus luteum berfungsi. Penemuan mukus
cervix seluler, kental, yang kurang dapat diandalkan yang tidak membentuk pola
paksi dalam wanita telah menstruasi yang teratur merupakan ovulasi merupakan
perubahan biasanya peningkatan dalam suhu badan basal. (2,3,5)
II.2.2. Hormon Ovarium
Kimiawi, biosintesis dan metabolisme estrogen dan
progesteron.
Estrogen yang muncul secara alamiah merupakan steroid yang
tidak mempunyai gugusan metil angular yang melekat ke posisi 10 atau
konfigurasi D4 - 3 - serta dalam cincin A, progesteron merupakan suatu steroid
C21 yang disekresikan oleh corpus ;uteum dan placenta.
Sekresi konsentrasi estradiol dalam plasma selama siklus
menstruasi. Hampir semua estrogen ini berasal dari ovarium dan ada 2 puncak
sekresi, pada suhu tempat sebelum ovulasi dan satu selama fase medioluteal.
(2,5)
Efek atas genital wanita, estrogen memfasilitasi pertumbuhan
folikel ovarium dan meningkatkan motilitas tube uterina. Peranannya dalam
perubahan siklik pada endometrium meningkatkan aliran darah uterus dan punya
efek penting atas otot polos uterus.
Efek atas organ endokrin, estrogen menurunkan sekresi FSH.
Pada sejumlah keadaab, ia menghambat sekresi LH (umpan balik negatif) dalam
keadaan lain ia juga dapat meningkatkan sekresi LH (umpan balik positif). (2)
Efek perilaku, estrogen bertanggung jawab bagi perilaku dan
meningkatkan libido pada manusia, jelas menimbulkan kerja dengan efek atas
neuron tertentu pada hypothalamus.
Efek atas payudara, estrogen menimbulkan pertumbuhan duktus
dalam payudara terutama pubertas pada anak perempuan. Pembesaran payudara yang
timbul bula krim kuliat yang mengandung estrogen dioleskan lokal terutama
disebabkan oleh absorpsi sistemik estrogen, walaupun efek lokal ringan seperti
pigmentasi pada areola.
Sifat seks sekunder wanita, perubahan tubuh yang timbul pada
wanita pada saat pubertas : disamping pembesaran payudara, uterus dan vagina
sebagian disebabkan oleh estrogen, yang merupakan hormon feminisasi. Ada rambut
sedikit pada badan dan rambut pubis mempunyai bentuk permukaan rata yang khas.
Pertumbuhan rambut pubis dan axila pada wanita terutama karena androgen
dibanding estrogen. (2,3,5)
II.2.3. Kendali Pungsi Ovarium
FSH dari hypophysis bertanggung jawab bagi pematangan dini
folikel ovarium serta FSH dan LH bersama-sama bertanggung jawab bagi pematangan
akhirnya.
Komponen hypothalamus. Hypothalamus menempati posisi kunci
dalam pengendalian ekskresi gonadotropin. Kendati hypotalamus ditimbulkan oleh
LHRH yang disekresi ke dalam pembuluh darah porta hypophysis. (2,5)
Efek umpan balik, estrogen menghambat sekresi FSH dan LH
selama bagian dini fase folikular ovarium menghambat FSH, peningkatan dalam
estrogen sirkulasi 24 jam sebelum ovulasi memulai ledakan sekresi LH (gelora
LH) yang menimbulkan ovulasi.
Kendali siklus, dalam arti penting, regresi corpus luteum
(luteolisis) merupakan kunci siklus menstruasia. Folikel baru berkembang dan
matang sebagai hasil kerja FSH dan LH mendekati pertengahan siklus, ada
peningkatan sekresi estrogen dari folikel.
Ovulasi refleks, ditimbulkan oleh implus aferen dari
genetalia serta mata, telinga, hidung yang berkonvergensi pada hypothalamus
ventral dan mencetuskan perlepasan LH diinduksi ovulasi dari hypophisis.
(2,3,5)
Efek benda asing intra uterus, implantasi benda asing
demikian tidak mengubah siklus menstruasi, tetapi ia bekerja sebagai suatu alat
kontrasepsi efektif. Implantasi benda asing didalam uterus dapat menyebabkan
perubahan lama siklus seks pada sejumlah spesias mamalia. contoh : IUD.
Steroid kontrasepsi, wanita yang diterapi untuk waktu yang
lama dengan estrogen dalam dosis relatif besar, tidak berovulasi, bisa
disebabkan karena kadar FSH nya telah tertekan dan beberapa leakan sekresi LH
tak teratur ketimbang puncak tunggal pertengahan siklus. Wanita yang diterapi
dengan dosis tunggal estrogen ditambah zat progestational, tidak berovulasi
karena sekresi kedua gonadotropin di tekan. (2)
II.2.4. Kelainan Pungsi Ovarium
Kelainan menstruasi, beberapa wanita yang infertil mempunyai
siklus anovulasi; ia gagal berovulasi, tetapi mempunyai masa menstruasi pada
interval cukup teratur. Siklus anovulasi biasanya terjadi 1-2 tahun pertama
setelah menarche dan juga sebelum menopause. Contoh : amenore.
Sindroma ovarium, polikistik, suatu keadaan yang ditandai
oleh penebalan capsula ovarium dan pembentukan beberapa kista folikular,
biasanya dalam kedua ovarium. Testosteron estradiol dan LH plasma meningkat
dalam sindrom ini, sedangkan FSH plasma rendah.
Tumor ovarium, pensekresi androgen dapat menyebabkan
maskulinisasi dan tumor pensekresi enstrogen dalam masa kanak-kanak dapat
menyebabkan seks prekoks. (2)
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
dr.Isna Qadrijati,MKes
Disampaikan pada acara SIMPOSIUM REPRODUCTIVE HEALTH WOMEN
DURING THE LIFE CYCLE, Aula PKU RS.Muhammadiyah Surakarta, tanggal 19 September
2011
PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi
pada manusia merupakan ilmu yang paling dasar/basic bagi setiap pelaku
kesehatan reproduksi khususnya para wanita. Dalam makalah ini akan dibahas dua
hal yaitu tentang ANATOMI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA yng
menerngkan tentang Anatomi Saluran Reproduksi Laki-laki dan Anatomi Saluran
Reproduksi Wanita. Selain itu juga dibahas mengenai FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA yang
meliputi : Pubertas pada Anak laki-laki,Pubertas pada Anak wanita,Fisiologi
reproduksi laki-laki,Siklus mestruasi,Respon Seksual Manusia,Fertlisasi dan
terjadinya kehamilan, serta Menopause.
ANATOMI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Organ reproduksi membentuk traktus genetalis yang berkembang
setelah traktus urinarius. Kelamin laki-laki maupun wanita semenjak lahir sudah
dapat ditentukan, tetapi sifat-sifat kelamin belum dapat dikenal
(Syaifudin,1997).
1. Anatomi Saluran Reproduksi Laki-laki
TESTIS
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak
gepeng dengan panjang sekitar 4 cm dan diameter sekitar2.5 cm. Testis berada
didalam skrotum bersama epididimis yaitu kantung ekstraabdomen tepat dibawah
penis. Dinding pada rongga yang memisahkan testis dengan epididimis disebut
tunika vaginalis. Tunika vaginalis dibentuk dari peritoneum intraabdomen yang
bermigrasi ke dalam skrotum primitive selama perkembangan genetalia interna
pria, setelah migrasi ke dalam skrotum, saluran tempat turunnya testis
(prosesus vaginalis) akan menutup.
EPIDIDIMIS
Merupakan suatu struktur berbentuk koma yang menahan batas
posterolateral testis. Epididimis dibentuk oleh saluran yang berlekuk-lekuk
secara tidak teratur yang disebut duktus epididimis. Panjang duktus epididimis
sekitar 600 cm. Duktus ini berawal dari puncak testis (kepala epididimis) dan
berjalan berliku-liku, kemudian berakhir pada ekor epididimis yang kemudian
menjadi vas deferens. Epididimis merupakan tempat terjadinya maturasi akhir
sperma.
SCROTUM
Skrotum pada dasarnya merupakan kantung kulit khusus yang
melindungi testis dan epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu
testis. Spermatozoa sangat sensitive terhadap suhu karena testis dan epididimis
berada di luar rongga tubuh, suhu di dalam testis biasanya lebih rendah
daripada suhu di dalam abdomen.
VAS DEFERENS
Vas deferens merupakan lanjutan langsung dari epididimis.
Panjangnya 45 cm yang berawal dari ujung bawah epididimis, naik disepanjang
aspek posterior testis dalam bentuk gulungan-gulungan bebas, kemudian
meninggalkan bagian belakang testis, duktus ini melewati korda spermatika
menuju abdomen.
VESICULA SEMINALIS
Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung
pada dasar kandung kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki
panjang 5 cm dan menempel lebih erat pada kandung kemih daripada pada rectum.
Pasokan darah ke vas deferens dan vesikula seminalis berasal dari arteri
vesikulkaris inferior. Arteri ini berjalan bersama vas deferens menuju skrotum
beranastomosis dengan arteri testikukar, sedangkan aliran limfatik berjalan
menuju ke nodus iliaka interna dan eksterna. Vesikula seminalis memproduksi
sekitar 50-60 % dari total volume cairan semen. Komponen penting pada semen
yang berasal dari vesukula seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin.
KELENJAR PROSTAT
Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan
kelenjar dan sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5 cm. Organ
ini mengililingi uretra pria, yang terfiksasi kuat oleh lapisan jaringan ikat
di belakang simpisis pubis. Lobus media prostat secara histologis sebagai zona
transisional berbentuk baji, mengelilingi uretrra dan memisahkannya dengan
duktus ejakulatorius. Saat terjadi hipertropi, lobus media dapat menyumbat
aliran urin. Hipertropi lobus media banyak terjadi pada pria usia lanjut.
PENIS
Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui
uretra. Ada dua permukaan yaitu permukaan posterior penis teraba lunak (dekat
uretra) dan permukaan dorsal. Jaringan erektil penis tersusun dalam tiga kolom
longitudinal, yaitu sepasang korpus kavernosum dan sebuah korpus spongiousum di
bagian tengah. Ujung penis disebut glans. Glands penis ini mengandung jaringan
erektil dan berlanjut ke korpus spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis
berlipat, yang dapat ditarik ke proksimal disebut prepusium (kulit luar),
prepusium ini dibuang saat dilkukan pembedahaan (sirkumsisi). Penis berfungsi
sebagai penetrasi. Penetrasi pada wanita memungkinkan terjadinya deposisi semen
dekat serviks uterus.
1. Anatomi
Saluran Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita secara umum dibagi dua, yaitu organ
reproduksi wanita yang terdapat di luar dan di dalam tubuh. Organ reproduksi
wanita ada di dalam rongga pelvis.
RONGGA PELVIS
Terletak di bawah,berhubungan dengan rongga abdomen, dibentuk
oleh os iski dan os pubis pada sisi samping dan depan, os sakrum dan os
koksigis membentuk batas belakang dan pinggiran pelvis dibentuk oleh
promontorium sakrum di belakang iliopektinal sebelah sisi samping dan depan
dari tulang sakrum (Syaifudin,1997).
PINTU KELUAR PELVIS (PINTU BAWAH)
Dibatasi oleh os koksigis dibelakang simfisis pubis, di
depan lengkung os pubis,os iski, serta ligamentum yang berjalan dari os iski
dan os sakrum disetiap sisi, pintu keluar ini membentuk lantai pelvis
(Syaifudin,1997).
ISI PELVIS
Kandung kemih dan dua buah ureter terletak dibelakang
simfisis, kolon sigmoid sebelah kiri fosa iliaka dan rektum terletak di sebelah
belakang rongga mengikuti lengkung sakrum. Kelenjar limfe, serabut saraf
fleksus lumbosakralis untuk anggota gerak bawah cabang pembuluh darah a.iliaka
interna dan v.iliaka interna berada di dalam pelvis (Syaifudin,1997).
Genetalia pada wanita terpisah dari urethra, dan mempunyai
saluran tersendiri. Alat reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. ALAT
GENITALIA LUAR (VULVA)
Vulva terbagi atas sepertiga bagian bawah vagina,klitoris,
dan labia.Hanya mons dan labia mayora yang dapat terlihat pada genetalia
eksterna wanita. Arteri pudenda interna mengalirkan darah ke vulva. Arteri ini berasal
dari arteri iliaka interna bagian posterior, sedangkan aliran limfatik dari
vulva mengalir ke nodus inguinalis.
Alat genetalia luar terdiri dari :
1). Mons veneris/pubis (Tundun)
Bagian yang menonjol berupa tonjolan lemak yang besar
terletak di di atas simfisis pubis. Area
ini mulai ditumbuhi bulu pada masa pubertas (Syaifudin, 1997).
2). Labia Mayora (bibir besar)
Dua lipatan dari kulit diantara kedua paha bagian atas.
Labia mayora banyak mengandung urat syaraf (Syaifudin, 1997). Labia mayora
merupakan struktur terbesar genetalia eksterna wanita dan mengelilingi organ
lainnya, yang berakhir pada mons pubis.
3) Labia Minora (bibir kecil)
Berada di sebelah dalam labia mayora. Jadi untuk memeriksa
labia minora, harus membuka labia mayora terlebih dahulu.
4). Klitoris (Kelentit)
Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar biji
kacang hijau yang dapat mengeras dan tegang (erectil) yang mengandung urat
saraf (Syaifudin, 1997), jadi homolog dengan penis dan merupakan organ
perangsang seksual pada wanita.
5). Vestibulum (serambi)
Merpakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia
minora), muka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum. Dalam vestibulum
terdapat muara-muara dari : liang senggama (introitus vagina),urethra,kelenjar
bartolini, dan kelenjar skene kiri dan kanan (Syaifudin, 1997).
6). Himen (selaput dara)
Lapisan/membran tipis yang menutupi sebagian besar dari
liang senggama, ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang
seperti bulan sabit. Konsistensinya ada yang kaku, dan ada yang lunak,
lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari
(Syaifudin,1997). Himen mungkin tetap ada selama pubertas atau saat hubungan
seksual pertama kali.
7). Perineum (kerampang)
Merupakan bagian terendah dari badan berupa sebuah garis
yang menyambung kedua tuberositas iski, daerah depan segitiga kongenital dan
bagian belakang segitiga anal, titik tengahnya disebut badan perineum terdiri
dari otot fibrus yang kuat di sebelah depan anus