Terjadinya Gerak Biasa Dan Gerak Refleks
Biologi Kelas 2 > Sistem Saraf 84
< Sebelum Sesudah >
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya
terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu
gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari
reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak,
kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor
sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi
secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi
dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari
terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks,
impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor
penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak
langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu
otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks
otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak
mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang
belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya
refleks pada lutut.
Gbr. Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme
jalannya impuls pada
lutut yang dipukul
A. Gerak Refleks
Refleks adalah
suatu gerakan yang tidak sengaja dilakukan yang merupakan respon dari system
saraf terhadap stimulus. Gerak refleks terdiri dari 5 komponen. Jika satu saja
dari 5 komponen ini tak terpenuhi, maka respon refleks terhadap stimulus akan
diubah. Komponen tersebut adalah:
1. Reseptor
Fungsi utamanya adalah mentransduksikan energi lingkungan
dan mengubahnya menjadi aksi potensial
pada saraf sensori.
Sebagai contoh adalah reseptor dari retina mentransduksikan cahaya, pada kulit
akan mentransduksikan panas, dingin, tekanan, dan stimulus cutaneous lainnya.
2. Saraf sensorik
(saraf aferen)
Saraf ini membawa aksi potensial dari reseptor ke CNS.
Saraf ini memasuki medula spinalis dari akar dorsal.
3. Sinapsis pada
CNS
Pada gerak refleks, biasanya ada lebih dari satu sinapsis.
Walaupun ada sedikit monosinapsis seperti yang datang dari gelendongan otot.
4. Saraf motorik
(saraf eferen)
Saraf ini membawa
aksi potensial dari CNS ke target (efektor) organ.
Saraf motorik meninggalkan spinal cord melewati akar
ventral.
5. Organ target
(efektor)
Di sini terjadi respon atas suatu stimulus.
Biasanya organ yang memberikan gerak refleks adalah otot
atau iris mata
(Cunningham, 2002)
Macam-macam gerak reflek, yaitu:
1. Refleks segmental
Adalah refleks yang hanya melewati sebagian kecil dari CNS.
Contohnya adalah refleks peregangan otot dan refleks cahaya
pada pupil karena hanya menggunakan segmen kecil dari medulla spinalis atau
brainstem.
2. Refleks intersegmental
Refleks ini menggunakan multiple segmen dari CNS.
Contohnya adalah respons propriosepsi karena aksi potensial
saraf sensori jauh memasuki spinal cord dan belum akan berjalan kembali ke
cerebral cortex sebelum responsi motorik dihasilkan. Respon motorik kembali
melalui rute intersegmental yang sama.
(Cunningham, 2002)
B. Gerak Sadar
Sistem saraf
sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar
dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang. (Pangestiningsih, 2010)
Sistem saraf
terdiri dari saraf aferen dan saraf eferen. Saraf aferen (sensorik) berfungsi
menyalurkan informasi yang berasal dari organ reseptor. Mekanisme penghantaran
informasi antara reseptor dengan sistem saraf pusat terjadi melalui proses
penghantaran impuls dengan kode irama dan frekuensi tertentu.
Saraf eferen
(motorik) terdiri dari dua bagian yaitu somatik dan autonom. Saraf motorik
somatik membawa impuls dari pusat ke otot rangak sebagai organ efektor. Melalui
proses komunikasi secara biolistrik di saraf dan proses komunikasi melalui
neurotransmitter di hubungan saraf-otot, dapat terbangkit kontraksi otot. Baik
kekuatan maupun jenis kontraksi otot rangka dapat dikendalikan oleh sistem
saraf pusat maupun oleh sistem saraf tepi. Sistem saraf somatik turut berperan
dalam proses mengendalikan kinerja otot rangka yang diperlukan untuk
menyelenggarakan beragam sikap dan gerakan tubuh. Pembagian secara garis besar
dapat dilihat pada gambar dibawah (Singgih, 2003).
Gerak Sadar dan Gerak Refleks
Gerak sadar adalah gerakan yang terjadi karena proses yang
disadari. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor,
ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian
hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Skema gerak sadar adalah sebagai
berikut:
Gerak refleks merupakan gerakan yang terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Gerak refleks
berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan.
Rangkaian (jalur)
saraf yang terlibat dalam aktivitas refleks disebut lengkung refleks, yaitu
terdiri dari 5 komponen dasar: (1) reseptor, (2) jalur aferen sensorik, (3)
pusat pengintegrasi, (4) jalur aferen motorik, (5) efektor. Respon merespon
stimulus yang merupakan suatu perubahan atau kimia dalam lingkungan reseptor.
Dalam merespon stimulus, reseptor mengubah energi stimulus menjadi energi
bioelektrik disebut potensial reseptor yang berbentuk potensial bertingkat.
Potensial reseptor ini akan dirambatkan ke pusat pengintegrasi refleks-refleks
dasar, sedangkan bagian otak yang lebih tinggi memproses refleks yang
dipelajari. Pusat pengintegrasian memproses semua informasi yang dapat
diperoleh dari reseptor tersebut termasuk semua informasi dari input lain,
kemudian membuat suatu keputusan tentan respon yang sesuai. Instruksi dari
pusat pengintegrasi diteruskan melalui lintasan eferen ke efektor (suatu otot
atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan. Berikut adalah
macam-macam gerak refleks berdasarkan pengklasifikasiannya, antara lain:
a. Gerak Refleks Berdasarkan Prosesnya
(dipelajari/tidak dipelajari).
Terdapat dua tipe
refleks menurut prosesnya, yaitu:
Refleks sederhana atau refleks dasar: refleks yang menyatu
tanpa dipelajari, seperti mengedipkan mata pada saat ada benda yang menuju ke
arahnya.
Refleks yang dipelajari atau dikondisikan: refleks yang
dihasilkan dari berbuat dan belajar, seperti membelokkan mobil kalau mau
menabrak benda. Kita mengerjakan hal tersebut secara otomatis, tetapi hanya
setelah banyak berlatih secara sadar.
b. Gerak
Refleks Berdasarkan Pusat Pengintegrasinya.
Terdapat dua tipe
refleks menurut pusat pengintegrasinya, yaitu:
Refleks Kranial: refleks yang diintegrasikan oleh otak.
Semua komponen yang diperlukan untuk menyambung input aferen ke respon aferen
pada otak. Contoh: refleks mengedipkan mata.
Refleks Spinal: refleks yang diintegrasikan oleh sumsum
tulang belakang, semua komponen yang diperlukan untuk menyambung input aferen
ke respon aferen berada dalam sumsum tulang belakang.
c. Gerak Refleks Berdasarkan Jumlah sinaps
dalam lengkung refleksnya.
Terdapat dua tipe
refleks menurut jumlah sinapsnya, yaitu:
Refleks Monoseptik: refleks yang melibatkan satu sinaps.
Contoh: refleks regangan pada patela yang melibatkan satu sinaps, yaitu antara
neuron aferen yang berasal dari reseptor regangan dalam otot kerangka, yang
bersinapsis dengan neuron eferen untuk otot rangka yang sama. Contoh salah satu
gerak refleks monosinaptik adalah ketika kaki kita meregang.
Mekanisme Gerak Refleks Monosinaptik dapat diskemakan
sebagai berikut:
Refleks Polisinaptik: refleks yang melibatkan banyak sinaps.
Contoh: refleks menarik tangan ketika terkena api.
Mekanisme Gerak Refleks Polisinaptik dapat diskemakan
sebagai berikut:
Refleks menarik diri dapat dijelaskan sebagai berikut:
Stimulus panas yang mengenai jari, oleh reseptor panas akan diubah menjadi
potensial aksi yang akan dirambatkan melalui saraf aferen masuk ke sumsum
tulang belakang. Saraf aferen bersinapsis dengan beberapa interneuron dan akan
terjadi rangkaian peristiwa, sebagai berikut ini:
1) Potensial aksi akan menstimulus beberapa saraf
interneuron yang pada gilirannya menstimulus saraf eferen motorik yang
menginervasi triseps, suatu oto ekstensor pada persendian siku. Akibat dari
konstraksi triseps maka tangan tertarik dari benda panas tersebut.
2) Potensial aksi pada saat yang sama juga
menstimulus interneuron lain, yang pada gilirannya menghambat neuron eferen
yang menginervasi biseps, sehingga biseps tidak berkontraksi. Biseps adalah
otot-otot pada lengan atas yang menggerakkan lengan bawah sehingga siku lebih
menekuk (menutup). Jika triseps sedang berkontaksi membuka lengan bawah, ini
akan diimbangi oleh relaksasi dari biseps. Tipe hubungan saraf yang melibatkan
stimulasi saraf yang menginervasi satu otot dan secara bersama-sama melakukan
penghambatan pada otot antagonisnya diketahui sebagai inervasi resiprokal.
3) Potensial aksi juga stimulus interneuron
yang lain lagi yang membawa sinyal ke atas ke otak melalui jalur naik. Pada
impuls mencapai daerah korteks sensori otak, maka orang yang bersangkutan
merasa sakit dan menyadari apa yang sedang terjadi. Juga bila impuls mencapai
otak, maka informasi dapat disimpan sebagai memori, dan seseorang dapat mulai berpikir
tentang situasi yang terjadi, apa yang harus dilakukan untuk menghindari
kejadian yang sama, dsb.
GERAK REFLEKS
1. TEORI
Baik disadari maupun tidak,tubuh kita selalu melakukan
gerak. Bahkanseseorang yang tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap
melakukan gerak. Saat kita tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas
sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkanoleh kontrasi otot.
Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme
rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen – komponen
tubuh yang terlibat dalam grak iniBaik itu disadari maupun tidak disadari.
Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu
dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang
sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Dan dalam melakukan gerak tubuh kita melakukan banyak
koordinasi dengan perangkat tubuh yang lain.Hal ini menunjukkan suatu kerja
sama yang siergis.
Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong
yang gelap Semua indera kita pun akan siap siaga.Telinga pasti akan mendengar
segala sesuatu sehalus apa pun. Kemudian kita menabrak sesuatu. Dalam keadaan
seperti itu diri kita pasti refleks melompat bahkan akan menjerit.Denyut
jantung akan cepat dan secara refeks kita pun berlari. Begitulah salah satu
contoh gerak refleks yang terjadi pada diri kita.
Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas
dari peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang
di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun
dengan sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu
sel saraf dan sel neuroglia.
Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat
dibedakan atas tiga jenis :
1. Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berup
rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang).SEl saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf
indera,karena berhubungan dengan alat indra.
2. Sel saraf Motorik
SEl saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan
dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju to atau
kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf
penggerak,karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.
3. Sel saraf penguhubung
Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf
konektor,hal ini disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel
saraf sensorik ke sel saraf motorik.
Namun pada hakikatnya sebenarnya system saraf terbagi
menjadi du kelompok besar :
1. Sistem saraf sadar
Adalah system saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua
kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan kita.Contohnya,melempar
bola,berjalan,berfikir,menulis,berbicara dan lain-lain.
Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
a.Saraf pusat
terdiri dari :
- Otak
Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.
- Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls
(rangsangan) dari dan ke otak,serta mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya
pada ruas-ruas tulang belakang,yakni dari ruas – ruas tulag leher hingga ke
ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul –
simpul gerak refleks.
b. Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di
luar system saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Artinya system saraf
tepi merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani
organ-organ tubh tertentu,sepeti kulit,persendian,otot,kelenjar,saluran darah
dan lain-lain.
2. Susunan saraf tak sadar.
- Susunan saraf simpatis
- Susunan saraf parasimpatis
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula
gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan
sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke
otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak,
berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi
secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi
dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari
terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Dimana gerak refleks ini merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang
paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik
,interneuron, dan neuron motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe
refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhanahanya memerlukandua tipe
sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja
bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan
pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh
saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi)
tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan
ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung
refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung
(asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit
pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut
.
Kemudian bagaimanakah mekanisme gerak refleks dalam tubuh
kita?
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf
yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron
sensor,interneuron,dan neuron motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe
reflek tertentu.Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe
sel sraf yaitu neuron sensor dan neuron motor.
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang
biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara
otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika
kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Brikut
skema gerak refleks:
Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh
saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron
penghubung).Hal ini berbeda sekali dengan ekanisme gerak biasa.
Gerak biasa rangsangan akan diterimaleh saraf sensorik dan
kemudian disampaikan langsung ke ota. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah
ke saraf motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan
itu diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu gerak biasa
adalah gerak yang disaari.
2. PELAKSANAAN PRATIKUM
A. Waktu dan Tempat
Waktu : kamis, 27 Desember 2007
Tempat : Ruangan Labor dasar Biologi Umum
B. Alat dan Bahan
- mistar/penggaris dengan panjang 30 cm
(digunakan untuk mengukur kecepatan gerak reflek seseorang)
C. Cara Kerja
Dalam ratikum ini diperlukan 2 orang praktikan.
Kedua praktikan dalam posisi yang berhadapan.
Praktikan pertama memegang mistar 30 cm dengan
menjepitkannya di antara ibu jari dan telunjuk.
Penggaris dipegang setinggi mata rekan kerjanya.
Praktikan kedua memposisikan tangan di bawah,agar dapat
menangkap mistar yang akan dijatuhkan.
Penggaris dijatuhkan,dengan syarat praktikan kedua tidak
boleh melihat arah jatuhnya mistar.
Kemudian praktikan kedua menangkap mistar tersebut dengan
refleks,dan apabila tidak dapat ditangkap maka percobaan diulangi lagi sehingga
mistar tersebut dapat ditangkap.
Catat angka yang tertera di mistar yang tertanggap oleh
pegangan kita.
Lakukan sebanyak 5 kali percobaan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Percobaan I
Nama Praktikan : Tomi Anugrah Pratama
No.BP : 07 133 022
1 = 21 cm cepat 4 = 2 cm lambat
2 = 29 cm cepat 5 = 8,5 cm cepat
3 = 10 cm cepat
Rata-rata : 14,1 cepat
Percobaan II
Nama Praktikan : Febryansyah
No.BP : 06 933 030
1 =25 cm cepat 4 = 22 cm cepat
2 = 21 cm cepat 5 = 20 cm cepat
3 = 19 cm cepat
Rata-rata : 21,4 cepat
3.2 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan sebanyak 5 kali dari tiap – tiap
praktikan yang berbeda. Hasil percobaan pertama yang dilkukan pada Tomi Anugrah
Pratama,didapat harga rata-rata gerak refleknya yang cepat ( 14,1 ),Sedangkan
untuk praktikan yang kedua nilainya lebih besar lagi ( 21,4 ).Ini menandakan
gerak reflek pada kelompok 3 dapat dikategorikan gerak refleknya cepat.
Cepatnya gerak reflek seseorang apabila memiliki nilai
diatas 0,5 dari panjang penggaris (30 cm). jadi jika praktikkan memiliki nilai
rata-rata gerak refleknya dibawah dari 15 maka ia dikatakan memiliki gerak
reflek yang lambat, dan sebaliknya jika hasil rata-rata perhitungan gerak
reflek yang di dapat diatas 15 maka dapat dikatakan ia memiliki gerak reflek
yang cepat.
Praktikan sendiri menganalisa bahwa terdapat perbedaan
kecepatan gerak reflek seseorang. Hal ini sangat terkait denga syaraf-syarafnya
dan pembiasaan diri terhdap lingkungan luar.Ada praktikan yang dari awal
cepat,namun di akhir angka yang didapat semakin menurun. Dan ada juga sebalikny.
Bahkahn ada yang dari awal sampai akhir lambat
4. KESIMPULAN
Data yang diperoleh pada kelompom 3 sangat berbeda dan
bervariasi. Nilai yang didapatkan berbeda-beda, dan dapat dikatakan bahwa gerak
reflek disebabkan karena pengaruh ransangan yang datang dari luar tubuh dimana
jalannya tidak sampai ke otak. Pada umunya gerak refleks berlangsung terhadap
stimulus dari luar dan berlangsung dengan cepat atau tiba-tiba. Gerakan terjadi
juga diluar kesadaran kita (tidak didasarkan kemauan).
Seperti yang telah dijelaskan pada bab teori diatas,jalan
dari gerak reflak ini adalah mulai dari stimulus diterima reseptor, kmudian
impus tersebut dibawa oleh saraf sensorik menuju sum-sum tulang belakang,
kemudian impul dilanjutkan oleh saraf motorik, kemudian diterima oleh efektor
maka terjadilah respon/tanggapan.
Pada percobaan yang dilakukan, yang menjadi stimulus adalah
mistar yang dijatuhkan ke tangan praktikan. Mistar akan tertangkap dengan
cepat,dalam artian dapat tertangkap bagian terbesar darimistar tersebut. Maka
praktikan memiliki suatu refleks yang cepat terhadap mistar yang dijatuhkan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Amien,M.1987.Makhluk Hidup.Jakarta:PN Balai Pustka.
Hadisumarto,Suhargono.1997.Biologi-2b.Jakarta:Bumi Aksara.
Keeton,William T.1980.Biology Science.Library of Congress in
Publication Krass.
Kimbal,John W.1983.Biology 3rd ed.Addison Wesley.
Syamsuri,Istamar.2004.Biologi SMA kelas XI.Jakarta :
Erlangga.
Wilarso,joko.2001.BIOLOGI PENDIDIKAN DASAR.Jakarta:Erlangga.
Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (bahasa Latin:
'ensephalon') dan sumsum tulang belakang (bahasa Latin: 'medulla spinalis').
Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting
maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak
juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi
maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah
sebagai berikut:
Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu
dengan tengkorak sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang
mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater
terdapat rongga epidural.
Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti
sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor
cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid.
Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya kerusakan mekanik.
Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan
dengan lipatan-lipatan permukaan otak.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial
yaitu:
badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi
grissea)
serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi
alba)
sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di
antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi
sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian
luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum
tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu,
sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
semoga bermanfaat.... kalo ada yang salah,, mungkiin ada kritik dan sebagaiinya.. komenn aja, sebagai masukan. terima kasih.