TUGAS ENTOMOLOGI
NAMA
: AINI RIZKIANA
NIM
: 1005015068
JURUSAN
: PENDIDIKAN BIOLOGI
A.
Pendahuluan
Hemiptera adalah ordo dari serangga yang
juga dikenal sebagai kepik. Hemiptera terdiri dari 80.000 spesies serangga
seperti tonggeret, kutu daun, anggang-anggang, walang sangit, dan lain-lain.
Mereka semua memiliki ciri-ciri khusus seperti mulut berbentuk jarum dan tidak
mengalami metamorfosis sempurna.
Menurut Wikipedia Serangga kecil yang
dikenal sebagai kepik (ladybug) tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan
termasuk dalam ordo Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal
anatomi dan siklus hidupnya.
Kumbang koksi adalah salah satu hewan
kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang
bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis
berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama
ladybird atau ladybug. Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena
ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan
dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani
karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun.
Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga
menjadi hama tanaman.
NAMA ILMIAH Kumbang Koksi yang orang
awam sering menyebutnya Kepik:
Kerajaan: Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Coccinellidae
Latreille, 1807
Artikel ini akan membahas lebih dalam
mengenai kepik atau ladybug dari Ordo Coleoptera atau sering juga disebut
dengan kumbang koksi.
Kumbang koksi adalah salah satu hewan
kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang
bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis
berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama
ladybird atau ladybug. Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena
ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan
dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani
karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun.
Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga
menjadi hama tanaman.
Namun menurut sumber lain, serangga ini
masuk ke ordo hemaptera
NAMA ILMIAH Kepik:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Linnaeus, 1758
Subordo
Auchenorrhyncha
Coleorrhyncha
Heteroptera
Sternorrhyncha
A.HEMIPTERA
Ciri khas utama serangga anggota
Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Mereka
menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk jaringan dari makannya dan
kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera sendiri adalah omnivora yang
berarti mereka mengonsumsi hampir segala jenis makanan mulai dari cairan
tumbuhan, biji-bijian, serangga lain, hingga hewan-hewan kecil seperti ikan.
Hemiptera tidak mengalami metamorfosis
sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya
memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan
tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini
kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa
tanpa melalui fase kepompong.
Serangga anggota Hemiptera perlu
melakukan perkawinan agar betinanya bisa membuahi telurnya dan berkembang biak,
namun kutu daun atau afid yang juga merupakan anggota Hemiptera bisa melakukan
partenogenesis (melahirkan tanpa kawin) sehingga mereka tetap bisa berkembang
biak tanpa harus kawin lebih dulu.
Hemiptera tersebar di seluruh dunia,
kecuali di daerah-daerah yang terlampau dingin seperti wilayah kutub. Cara
hidup mereka yang beragam membuat persebaran mereka begitu luas. Beberapa
anggota Hemiptera seperti walang sangit dan tonggeret hidup pada tanaman dan
menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga hidup di antara tanaman, namun mereka
memburu hewan-hewan kecil. Sebagian kecil dari Hemiptera seperti kutu busuk
diketahui hidup sebagai parasit dan menghisap darah hewan yang lebih besar.
Anggota Hemiptera lainnya juga diketahui hidup di air, misalnya anggang-anggang
dan kepik air raksasa. Salah satu anggang-anggang dari genus Halobes bahkan
diketahui hidup di air asin.
Hemiptera adalah ordo dari serangga yang
juga dikenal sebagai kepik. Hemiptera terdiri dari 80.000 spesies serangga
seperti tonggeret, kutu daun, anggang-anggang, walang sangit, dan lain-lain.
Mereka semua memiliki ciri-ciri khusus seperti mulut berbentuk jarum dan tidak
mengalami metamorfosis sempurna.
B.COLEOPTERA (Kumbang Koksi)
Serangga kecil yang dikenal sebagai
kepik (ladybug) tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo
Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus
hidupnya.
Kumbang koksi adalah salah satu hewan
kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang
bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis
berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama
ladybird atau ladybug.Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena
ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan
dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani
karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun.
Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga
menjadi hama tanaman.
Kumbang ini ditemukan di seluruh dunia,
terutama di wilayah-wilayah tempat hidup tanaman yang menyediakan makanannya.Di
dunia ini kurang lebih ada sekitar 5.000 spesies dan yang terbesar panjang
tubuhnya mencapai hampir 1 cm.
Hewan tersebut memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1}. Dia memiliki ukuran 1 sampai 10 mm.
2}. Berbentuk seperti belahan bola.
3}.
Berwarna merah dan juga ada yang berwarna coklat bahkan kuning keemasan.
4}. Tubuhnya bergaris dan
berbintik-bintik.
5}. Kepik yang dewasa makanannya adalah
kutu daun.
Bisanya kepik banyak dijumpai di areal
persawahan, lebih tepatnya di pohon kakungan. Pohon kakungan memang banyak
dihinggapi kutu daun berwarna putih. Cairan dari tubuh kutu inilah yang menjadi
sumber makanan kepik.
Kumbang koksi memiliki penampilan yang
cukup khas sehingga mudah dibedakan dari serangga lainnya. Tubuhnya berbentuk
nyaris bundar dengan sepasang sayap keras di punggungnya. Sayap keras di
punggungnya berwarna-warni, namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan
pola seperti totol-totol.Sayap keras yang berwarna-warni itu sebenarnya adalah
sayap elitra atau sayap depannya. Sayap belakangnya berwarna transparan dan
biasanya dilipat di bawah sayap depan jika sedang tidak dipakai. Saat terbang,
ia mengepakkan sayap belakangnya secara cepat, sementara sayap depannya yang
kaku tidak bisa mengepak dan direntangkan untuk menambah daya angkat. Sayap depannya
yang keras juga bisa berfungsi seperti perisai pelindung.
Anatomi
Kumbang koksi memiliki kaki yang pendek
serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah. Posisi kepala seperti ini
membantunya saat makan hewan-hewan kecil seperti kutu daun. Di kakinya terdapat
rambut-rambut halus berukuran mikroskopis (hanya bisa dilihat dengan mikroskop)
yang ujungnya seperti sendok. Rambut ini menghasilkan bahan berminyak yang
lengket sehingga kepik bisa berjalan dan menempel di tempat-tempat sulit
seperti di kaca atau di langit-langit.
Makanan
Mayoritas dari kepik adalah karnivora
yang memakan hewan-hewan kecil penghisap tanaman semisal kutu daun (afid).
Larva dan kepik dewasa dari spesies yang sama biasanya memakan makanan yang
sama. Kepik makan dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya. Di kepalanya
terdapat sepasang rahang bawah (mandibula) untuk membantunya memegang mangsa
saat makan. Ia lalu menusuk tubuh mangsanya dengan tabung khusus di mulutnya
untuk menyuntikkan enzim pencerna ke tubuh mangsanya, lalu menghisap jaringan
tubuh mangsanya yang sudah berbentuk cair. Seekor kepik diketahui bisa
menghabiskan 1.000 ekor kutu daun sepanjang hidupnya.
Beberapa jenis kepik semisal kepik
Jepang dan kepik dari spesies Epilachna admirabilis diketahui sebagai herbivora
karena memakan daun. Kepik tersebut biasanya meninggalkan jejak yang khas pada
daun bekas makanannya karena mereka tidak memakan urat daunnya.
Hibernasi
Seperti kebanyakan serangga dan hewan,
kepik koksi di wilayah empat musim juga melakukan hibernasi (tidur panjang di
musim dingin). Kepik koksi biasanya berkumpul dalam jumlah besar di
tempat-tempat seperti di bawah balok kayu, kulit batang, atau timbunan daun
saat berhibernasi. Selama periode tidur panjang itu, mereka bertahan dengan
memanfaatkan persediaan makanan di tubuhnya.
Pertahanan Diri
Hewan-hewan yang memangsa kepik umumnya
adalah hewan-hewan pemangsa serangga seperti burung dan laba-laba. Kepik
memiliki cara unik dalam mempertahankan diri. Bila merasa terancam bahaya, ia
akan berpura-pura mati dengan cara membalikkan tubuhnya dan menarik kakinya ke
dalam. Sebagai mekanisme perlindungan lebih lanjut, ia akan mengeluarkan cairan
berwarna kuning dari persendian kakinya. Cairan ini memiliki bau dan rasa yang
tidak enak sehingga jika berhasil, pemangsanya tidak jadi memakannya karena
tidak tahan dengan cairan tersebut.
Reproduksi dan Daur Hidup
Kepik melakukan perkawinan agar bisa
berkembang biak. Kadang-kadang ada 2 kepik yang memiliki corak warna berbeda,
namun tetap bisa melakukan perkawinan dan berkembang biak secara normal karena
masih berasal dari spesies yang sama. Kepik betina dari jenis kepik karnivora
selanjutnya memilih tempat yang banyak dihuni oleh serangga makananannya agar
begitu menetas, larva itu mendapat persediaan makanan melimpah. Pada kepik
pemakan daun, betina yang baru bertelur di suatu tanaman akan meninggalkan pola
gigitan pada daun agar tidak ada betina lain yang bertelur di tanaman yang
sama. Di wilayah empat musim, jika kepik betina tidak berhasil menemukan
tanaman yang cocok hingga menjelang musim dingin, maka kepik betina akan
menunda pelepasan telurnya hingga musim dingin usai.
Kepik sebagai anggota dari ordo
Coleoptera (kumbang) mengalami metamorfosis sempurna: telur, larva, kepompong,
dan dewasa. Telur kepik berbentuk lonjong dan berwarna kuning. Telur-telur ini
biasanya menetas sekitar seminggu setelah pertama kali dikeluarkan. Larva kepik
umumnya memiliki penampilan bertubuh panjang, diselubungi bulu, dan berkaki
enam. Larva ini hidup dengan makan sesuai makanan induknya dan ketika mereka
bertumbuh semakin besar, mereka melakukan pergantian kulit.
Larva yang sudah sampai hingga ukuran
tertentu kemudian akan berhenti makan dan memasuki fase kepompong pada usia dua
minggu sejak pertama kali menetas. Kepompong ini biasanya menempel pada
benda-benda seperti daun atau ranting dan berwarna kuning dan hitam. Kepik
dewasa selanjutnya akan keluar dari kepompong setelah sekitar satu minggu.
Sayap depan kepik yang baru keluar masih rapuh dan berwarna kuning pucat
sehingga ia akan berdiam diri sejenak untuk mengeraskan sayapnya sebelum mulai
berakivitas.
Interaksi dengan Manusia
Kepik memiliki sejarah hubungan yang
cukup baik dengan manusia. Banyak orang suka menangkap dan mengoleksi mereka
karena tertarik akan motif dan corak sayapnya yang beraneka ragam. Kepik di
beberapa negara juga dianggap sebagai hewan yang membawa keberuntungan. Di
Jerman misalnya, jika ada kepik yang terbang memasuki rumah, maka keluarga yang
tinggal di dalam rumah itu dipercaya akan menjadi kaya raya.
Pembasmi Hama
Epilachna admirabilis, spesies kepik
pemakan daun
Kepik juga dikenal sebagai salah satu
pembasmi hama ramah lingkungan. Sekitar abad ke-19, perkebunan buah di wilayah
Asia dan Amerika Serikat diserang oleh hama serangga yang dikenal sebagai sisik
bantal kapuk (Icerya purchasi) dan sempat menyebabkan kerugian besar. Hama itu
sebenarnya adalah sejenis kutu daun yang hidup dengan menghisap sari tanaman
dan membentuk semacam lapisan bersisik di sekitarnya untuk melindungi dirinya.
Hewan itu terbawa tanpa sengaja dari Australia hingga sampai di wilayah
perkebunan di benua lain.
Para ahli selanjutnya mencari cara untuk
membasmi hama itu. Mereka akhirnya menemukan bahwa di habitat aslinya di
Australia, sisik bantal kapuk memiliki pemangsa alamiah kepik Vedalia
cardinalis. Kepik itu lalu dibawa ke perkebunan buah yang diserang oleh hama
sisik bantal kapuk pada tahun 1888 dan dalam waktu dua tahun, cara itu telah
berhasil menekan populasi serangga hama tersebut. Kepik ini pun selanjutnya
menjadi salah satu contoh keberhasilan pengendalian hama dengan memanfaatkan
perilakunya dalam rantai makanan (bioinsektisida).
B.
Tujuan
1.
Mengenal kepik atau ladybug yang
berasal dari Ordo Coleoptera.
C.
Pembahasan
1.
Pengertian
Umum
A. hemiptera
Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga
dikenal sebagai kepik. Hemiptera terdiri dari 80.000 spesies serangga seperti
tonggeret, kutu daun, anggang-anggang, walang sangit, dan lain-lain. Mereka
semua memiliki ciri-ciri khusus seperti mulut berbentuk jarum dan tidak
mengalami metamorfosis sempurna.
Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa
Yunani hemi (setengah) dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara
keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu
diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian
pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran.
Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya
dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara
pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak
terbang.
Hemiptera terdiri dari 4 subordo berbeda:
Auchenorrhyncha, Coleorrhyncha, Heteroptera, dan Sternorrhyncha. Subordo
penyusun Hemiptera sendiri pada awalnya dipisahkan ke dalam 2 ordo berbeda,
ordo Homoptera dan ordo Heteroptera/Hemiptera dengan melihat perbedaan pada
kedua sayap serangga anggota penyusun kedua ordo tersebut. Kedua ordo tersebut
akhirnya dikombinasikan menjadi satu ordo, yaitu ordo Hemiptera yang terdiri
dari 4 subordo seperti yang dikenal sekarang dengan subordo Heteroptera
memiliki anggota penyusun terbanyak (mencapai 25.000 spesies) di mana
anggotanya umumnya adalah kepik-kepik sejati besar seperti walang sangit dan
kepik pembunuh.
Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah
struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur
mulut ini untuk menusuk jaringan dari makannya dan kemudian menghisap cairan di
dalamnya. Hemiptera sendiri adalah omnivora yang berarti mereka mengonsumsi
hampir segala jenis makanan mulai dari cairan tumbuhan, biji-bijian, serangga
lain, hingga hewan-hewan kecil seperti ikan.
Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna.
Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki
penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak
besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini
kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa
tanpa melalui fase kepompong.
Serangga anggota Hemiptera perlu melakukan
perkawinan agar betinanya bisa membuahi telurnya dan berkembang biak, namun
kutu daun atau afid yang juga merupakan anggota Hemiptera bisa melakukan
partenogenesis (melahirkan tanpa kawin) sehingga mereka tetap bisa berkembang
biak tanpa harus kawin lebih dulu.
Hemiptera tersebar di seluruh dunia, kecuali di
daerah-daerah yang terlampau dingin seperti wilayah kutub. Cara hidup mereka
yang beragam membuat persebaran mereka begitu luas. Beberapa anggota Hemiptera
seperti walang sangit dan tonggeret hidup pada tanaman dan menghisap sarinya.
Kepik pembunuh juga hidup di antara tanaman, namun mereka memburu hewan-hewan
kecil. Sebagian kecil dari Hemiptera seperti kutu busuk diketahui hidup sebagai
parasit dan menghisap darah hewan yang lebih besar. Anggota Hemiptera lainnya
juga diketahui hidup di air, misalnya anggang-anggang dan kepik air raksasa.
Salah satu anggang-anggang dari genus Halobes bahkan diketahui hidup di air
asin.
Serangga kecil yang dikenal sebagai kepik (ladybug)
tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo Coleoptera
(kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus hidupnya.
Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai kepik
atau ladybug dari Ordo Coleoptera atau sering juga disebut dengan kumbang
koksi.
Kumbang koksi adalah salah satu hewan kecil anggota
ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil
dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik.
Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama ladybird atau ladybug.
Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena ukurannya dan perisainya yang
juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan dari bangsa kepik (Hemiptera).
Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya memangsa
serangga-serangga hama seperti kutu daun. Walaupun demikian, ada beberapa
spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi hama tanaman.
Kumbang ini ditemukan di seluruh dunia, terutama di
wilayah-wilayah tempat hidup tanaman yang menyediakan makanannya. kurang lebih
ada sekitar 5.000 spesies dan yang terbesar panjang tubuhnya mencapai hampir 1
cm.
2.
Anatomi
Kumbang koksi memiliki penampilan yang cukup khas
sehingga mudah dibedakan dari serangga lainnya. Tubuhnya berbentuk nyaris
bundar dengan sepasang sayap keras di punggungnya. Sayap keras di punggungnya
berwarna-warni, namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan pola seperti
totol-totol.
Sayap keras yang berwarna-warni itu sebenarnya
adalah sayap elitra atau sayap depannya. Sayap belakangnya berwarna transparan
dan biasanya dilipat di bawah sayap depan jika sedang tidak dipakai. Saat
terbang, ia mengepakkan sayap belakangnya secara cepat, sementara sayap
depannya yang kaku tidak bisa mengepak dan direntangkan untuk menambah daya
angkat.
Sayap depannya yang keras juga bisa berfungsi
seperti perisai pelindung.
Kumbang koksi memiliki kaki yang pendek serta kepala
yang terlihat membungkuk ke bawah. Posisi kepala seperti ini membantunya saat
makan hewan-hewan kecil seperti kutu daun. Di kakinya terdapat rambut-rambut
halus berukuran mikroskopis (hanya bisa dilihat dengan mikroskop) yang ujungnya
seperti sendok. Rambut ini menghasilkan bahan berminyak yang lengket sehingga
kepik bisa berjalan dan menempel di tempat-tempat sulit seperti di kaca atau di
langit-langit.
3.
Makanan
Mayoritas dari kepik adalah karnivora yang memakan
hewan-hewan kecil penghisap tanaman semisal kutu daun (afid). Larva dan kepik
dewasa dari spesies yang sama biasanya memakan makanan yang sama. Kepik makan
dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya. Di kepalanya terdapat sepasang
rahang bawah (mandibula) untuk membantunya memegang mangsa saat makan. Ia lalu
menusuk tubuh mangsanya dengan tabung khusus di mulutnya untuk menyuntikkan
enzim pencerna ke tubuh mangsanya, lalu menghisap jaringan tubuh mangsanya yang
sudah berbentuk cair. Seekor kepik diketahui bisa menghabiskan 1.000 ekor kutu
daun sepanjang hidupnya.
Beberapa jenis kepik semisal kepik Jepang. Dan
kepik dari spesies Epilachna admirabilis diketahui sebagai herbivora karena
memakan daun. Kepik tersebut biasanya meninggalkan jejak yang khas pada daun
bekas makanannya karena mereka tidak memakan urat daunnya.
4.
Perilaku
1. Hibernasi
Seperti
kebanyakan serangga dan hewan, kepik koksi di wilayah empat musim juga
melakukan hibernasi (tidur panjang di musim dingin). Kepik koksi biasanya
berkumpul dalam jumlah besar di tempat-tempat seperti di bawah balok kayu,
kulit batang, atau timbunan daun saat berhibernasi.
2. Pertahanan
Diri
Hewan-hewan
yang memangsa kepik umumnya adalah hewan-hewan pemangsa serangga seperti burung
dan laba-laba. Kepik memiliki cara unik dalam mempertahankan diri. Bila merasa
terancam bahaya, ia akan berpura-pura mati dengan cara membalikkan tubuhnya dan
menarik kakinya ke dalam. Sebagai mekanisme perlindungan lebih lanjut, ia akan
mengeluarkan cairan berwarna kuning dari persendian kakinya. Cairan ini
memiliki bau dan rasa yang tidak enak sehingga jika berhasil, pemangsanya tidak
jadi memakannya karena tidak tahan dengan cairan tersebut.[8] Pada kepik
pemakan daun, betina yang baru bertelur di suatu tanaman akan meninggalkan pola
gigitan pada daun agar tidak ada betina lain yang bertelur di tanaman yang
sama. Di wilayah empat musim, jika kepik betina tidak berhasil menemukan
tanaman yang cocok hingga menjelang musim dingin, maka kepik betina akan
menunda pelepasan telurnya hingga musim dingin usai.
Kepik
sebagai anggota dari ordo Coleoptera (kumbang) mengalami metamorfosis sempurna:
telur, larva, kepompong, dan dewasa. Telur kepik berbentuk lonjong dan berwarna
kuning. Telur-telur ini biasanya menetas sekitar seminggu setelah pertama kali
dikeluarkan. Larva kepik umumnya memiliki penampilan bertubuh panjang,
diselubungi bulu, dan berkaki enam. Larva ini hidup dengan makan sesuai makanan
induknya dan ketika mereka bertumbuh semakin besar, mereka melakukan pergantian
kulit.
Larva
yang sudah sampai hingga ukuran tertentu kemudian akan berhenti makan dan
memasuki fase kepompong pada usia dua minggu sejak pertama kali menetas.
Kepompong ini biasanya menempel pada benda-benda seperti daun atau ranting dan
berwarna kuning dan hitam. Kepik dewasa selanjutnya akan keluar dari kepompong
setelah sekitar satu minggu. Sayap depan kepik yang baru keluar masih rapuh dan
berwarna kuning pucat sehingga ia akan berdiam diri sejenak untuk mengeraskan
sayapnya sebelum mulai berakivitas.
5.
Morfologi
a. Contoh
klasifikasi kepik ordo hemiptera
Kepik
Anggrek Mertila malayensis Dist.
Ordo
: Hemiptera
Famili
: Miridae
1)
Tanaman Inang :
Kepik
ini memiliki daerah penyebaran meliputi wilayah Asia Selatan dan Timur. Kepik
dapat ditemukan pada anggrek Phalaenopsis sp., Bulbophyllum sp., Renanthera
sp., Vanda sp.
2)
Gejala Serangan :
Serangan
kepik menimbulkan gejala bintik-bintik putih kuning pada permukaan atas dan
bawah daun anggrek. Kadang-kadang titik-titik tersebut sangat rapat sehingga
merupakan bercak putih. Tanaman yang terserang lama-lama menjadi gundul.
3)
Biologi :
Kepik
berwarna merah kehitaman. Telur diletakkan di daun, dan nimfa yang baru menetas
berwarna merah mirip dengan tungau. Serangga biasanya hidup berkelompok, jika
diganggu maka akan melarikan diri dengan cepat. Di Salatiga siklus hidup
sekitar 4 minggu, dan serangga dewasa dapat hidup selama 2 bulan.
Ordo HEMIPTERA KEPIK - KEPIK
Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga
dikenal sebagai kepik. Hemiptera terdiri dari 80.000 spesies serangga seperti
tonggeret, kutu daun, anggang-anggang, walang sangit, dan lain-lain. Mereka
semua memiliki ciri-ciri khusus seperti mulut berbentuk jarum dan tidak
mengalami metamorfosis sempurna. Hemiptera terdiri dari 4 subordo berbeda:
Auchenorrhyncha, Coleorrhyncha, Heteroptera, dan Sternorrhyncha.
MORFOLOGI KEPIK
Struktur
mulutnya yang berbentuk seperti jarum.
Sayap depan
yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis
seperti membran.
Bagian yang
beruas dari proboscis itu adalah labium, yang bertindak sebagai suatu selubung
bagi empat stilet penusuk (dua mandibel dan dua maksilae).
Maksilae
bersama-sama cocok di dalam proboscis membentuk dua saluran, sebuah saluran
makanan dan sebuah saluran air liur.
Tidak ada
palpus, walaupun struktur kecil seperti bergelambir yang jelas pada proboscis
dari beberapa kepik akuatik yangdiperkirakan beberapa ahli sebagai palpus.
DAUR HIDUP
KEPIK
Kepik tidak
mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru
menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya
lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa
Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya
menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong. Dengan kata lain melalui tahap :
telur nimfa dewasa.
KEBIASAAN
KEPIK
Kepik yang
berukuran 2,5 cm dengan warna badan coklat kegelapan ditandai dengan huruf “X”
pada lipatan sayap di punggung dan ujung antena kemerahan. Tampilannya gagah,
dengan “otot-otot” paha yang tampak gempal.
Perilakunya
tenang dan selalu memilih pucuk-pucuk daun yang muda, dengan akibat pucuk itu
akan segera layu dalam beberapa waktu. Konon air seni yang dihasilkan kepik ini
mengandung zat racun yang dapat mematikan pucuk daun, sehingga cenderung
dianggap sebagai hama. Hal ini serupa yang terjadi pada kerabatnya yaitu wereng.
PENYAKIT
AKIBAT KEPIK
Kepik
Helopeltis spp. termasuk hama penting yang menyerang buah kakao dan
pucuk/ranting muda. Serangan pada buah tua tidak terlalu merugikan,
tetapisebaliknya pada buah muda. Selain kakao,hama ini juga memakan banyak
tanamanlain, diantaranya: teh, jambu biji, jambumete, lamtoro, apokat, mangga,
dadap, ubijalar, dll.
Kepik leher
adalah pemangsa ulat-ulat,kutu, pengisap (seperti Helopeltis) danserangga
lainnya. Kepik leher adalahpemburu yang sangat efektif. Sebagianjenis kepik ini
aktif siang hari dansebagian malam hari.
CARA
PEMBERANTASAN HAMA KEPIK
Dengan cara
pemangkasan pada buah yang terserang hama kepik.
Dengan cara
hayati
SPECIES
1. KEPIK MATA
BESAR
2. KEPIK
Helopeltis spp.
3. KEPIK
LEHER
PENAMAAN ORDO
HEMIPTERA
Nama
"Hemiptera" berasal dari bahasa Yunani hemi (setengah) dan pteron
(sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti
"yang bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari
ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun
bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota
Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang
seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya
tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang.
KLASIFIKASI
ORDO HEMIPTERA
Ordo
hemiptera terdiri dari 4 sub ordo yang berbeda :
1.
Auchenorrhyncha
2.
Coleorrhyncha
3.
Heteroptera
4.
Sternorrhyncha
PERSEBARAN
HEMIPTERA
Hemiptera
tersebar di seluruh dunia, kecuali di daerah-daerah yang terlampau dingin
seperti wilayah kutub. Cara hidup mereka yang beragam membuat persebaran mereka
begitu luas. Beberapa anggota Hemiptera seperti walang sangit dan tonggeret
hidup pada tanaman dan menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga hidup di antara
tanaman, namun mereka memburu hewan-hewan kecil. Sebagian kecil dari Hemiptera
seperti kutu busuk diketahui hidup sebagai parasit dan menghisap darah hewan
yang lebih besar. Anggota Hemiptera lainnya juga diketahui hidup di air,
misalnya anggang-anggang dan kepik air raksasa. Salah satu anggang-anggang dari
genus Halobes bahkan diketahui hidup di air asin.
Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
Ordo ini
memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak
sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya
ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain.
Umumnya
memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap
depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus.
Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit
lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang
antene, mata facet dan occeli.
Tipe alat
mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi
dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum
tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut
beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua
saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah.
Metamorfose
bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia :
telur —> nimfa —> dewasa. Bnetuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna
dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.
Beberapa
contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah :
- Walang
sangit (Leptorixa oratorius Thumb.)
- Kepik hijau
(Nezara viridula L)
- Bapak
pucung (Dysdercus cingulatus F)
B. COLEOPTERA (Kumbang Koksi)
Serangga kecil yang dikenal sebagai
kepik (ladybug) tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo
Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus
hidupnya.
Kumbang koksi adalah salah satu hewan
kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang
bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis
berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama
ladybird atau ladybug.Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena
ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan
dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani
karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun.
Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga
menjadi hama tanaman.
Kumbang ini ditemukan di seluruh dunia,
terutama di wilayah-wilayah tempat hidup tanaman yang menyediakan makanannya.Di
dunia ini kurang lebih ada sekitar 5.000 spesies dan yang terbesar panjang
tubuhnya mencapai hampir 1 cm.
Hewan tersebut memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1}. Dia memiliki ukuran 1 sampai 10 mm.
2}. Berbentuk seperti belahan bola.
3}.
Berwarna merah dan juga ada yang berwarna coklat bahkan kuning keemasan.
4}. Tubuhnya bergaris dan
berbintik-bintik.
5}. Kepik yang dewasa makanannya adalah
kutu daun.
Bisanya kepik banyak dijumpai di areal
persawahan, lebih tepatnya di pohon kakungan. Pohon kakungan memang banyak
dihinggapi kutu daun berwarna putih. Cairan dari tubuh kutu inilah yang menjadi
sumber makanan kepik.
Kumbang koksi memiliki penampilan yang
cukup khas sehingga mudah dibedakan dari serangga lainnya. Tubuhnya berbentuk
nyaris bundar dengan sepasang sayap keras di punggungnya. Sayap keras di
punggungnya berwarna-warni, namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan
pola seperti totol-totol.Sayap keras yang berwarna-warni itu sebenarnya adalah
sayap elitra atau sayap depannya. Sayap belakangnya berwarna transparan dan
biasanya dilipat di bawah sayap depan jika sedang tidak dipakai. Saat terbang,
ia mengepakkan sayap belakangnya secara cepat, sementara sayap depannya yang
kaku tidak bisa mengepak dan direntangkan untuk menambah daya angkat. Sayap
depannya yang keras juga bisa berfungsi seperti perisai pelindung.
Anatomi
Kumbang koksi memiliki kaki yang pendek
serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah. Posisi kepala seperti ini
membantunya saat makan hewan-hewan kecil seperti kutu daun. Di kakinya terdapat
rambut-rambut halus berukuran mikroskopis (hanya bisa dilihat dengan mikroskop)
yang ujungnya seperti sendok. Rambut ini menghasilkan bahan berminyak yang
lengket sehingga kepik bisa berjalan dan menempel di tempat-tempat sulit
seperti di kaca atau di langit-langit.
Makanan
Mayoritas dari kepik adalah karnivora
yang memakan hewan-hewan kecil penghisap tanaman semisal kutu daun (afid).
Larva dan kepik dewasa dari spesies yang sama biasanya memakan makanan yang sama.
Kepik makan dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya. Di kepalanya terdapat
sepasang rahang bawah (mandibula) untuk membantunya memegang mangsa saat makan.
Ia lalu menusuk tubuh mangsanya dengan tabung khusus di mulutnya untuk
menyuntikkan enzim pencerna ke tubuh mangsanya, lalu menghisap jaringan tubuh
mangsanya yang sudah berbentuk cair. Seekor kepik diketahui bisa menghabiskan
1.000 ekor kutu daun sepanjang hidupnya.
Beberapa jenis kepik semisal kepik
Jepang dan kepik dari spesies Epilachna admirabilis diketahui sebagai herbivora
karena memakan daun. Kepik tersebut biasanya meninggalkan jejak yang khas pada
daun bekas makanannya karena mereka tidak memakan urat daunnya.
Hibernasi
Seperti kebanyakan serangga dan hewan,
kepik koksi di wilayah empat musim juga melakukan hibernasi (tidur panjang di
musim dingin). Kepik koksi biasanya berkumpul dalam jumlah besar di
tempat-tempat seperti di bawah balok kayu, kulit batang, atau timbunan daun
saat berhibernasi. Selama periode tidur panjang itu, mereka bertahan dengan
memanfaatkan persediaan makanan di tubuhnya.
Pertahanan Diri
Hewan-hewan yang memangsa kepik umumnya
adalah hewan-hewan pemangsa serangga seperti burung dan laba-laba. Kepik
memiliki cara unik dalam mempertahankan diri. Bila merasa terancam bahaya, ia
akan berpura-pura mati dengan cara membalikkan tubuhnya dan menarik kakinya ke
dalam. Sebagai mekanisme perlindungan lebih lanjut, ia akan mengeluarkan cairan
berwarna kuning dari persendian kakinya. Cairan ini memiliki bau dan rasa yang
tidak enak sehingga jika berhasil, pemangsanya tidak jadi memakannya karena
tidak tahan dengan cairan tersebut.
Reproduksi dan Daur Hidup
Kepik melakukan perkawinan agar bisa
berkembang biak. Kadang-kadang ada 2 kepik yang memiliki corak warna berbeda,
namun tetap bisa melakukan perkawinan dan berkembang biak secara normal karena
masih berasal dari spesies yang sama. Kepik betina dari jenis kepik karnivora
selanjutnya memilih tempat yang banyak dihuni oleh serangga makananannya agar
begitu menetas, larva itu mendapat persediaan makanan melimpah. Pada kepik
pemakan daun, betina yang baru bertelur di suatu tanaman akan meninggalkan pola
gigitan pada daun agar tidak ada betina lain yang bertelur di tanaman yang
sama. Di wilayah empat musim, jika kepik betina tidak berhasil menemukan
tanaman yang cocok hingga menjelang musim dingin, maka kepik betina akan
menunda pelepasan telurnya hingga musim dingin usai.
Kepik sebagai anggota dari ordo
Coleoptera (kumbang) mengalami metamorfosis sempurna: telur, larva, kepompong, dan
dewasa. Telur kepik berbentuk lonjong dan berwarna kuning. Telur-telur ini
biasanya menetas sekitar seminggu setelah pertama kali dikeluarkan. Larva kepik
umumnya memiliki penampilan bertubuh panjang, diselubungi bulu, dan berkaki
enam. Larva ini hidup dengan makan sesuai makanan induknya dan ketika mereka
bertumbuh semakin besar, mereka melakukan pergantian kulit.
Larva yang sudah sampai hingga ukuran
tertentu kemudian akan berhenti makan dan memasuki fase kepompong pada usia dua
minggu sejak pertama kali menetas. Kepompong ini biasanya menempel pada
benda-benda seperti daun atau ranting dan berwarna kuning dan hitam. Kepik
dewasa selanjutnya akan keluar dari kepompong setelah sekitar satu minggu.
Sayap depan kepik yang baru keluar masih rapuh dan berwarna kuning pucat
sehingga ia akan berdiam diri sejenak untuk mengeraskan sayapnya sebelum mulai
berakivitas.
Interaksi dengan Manusia
Kepik memiliki sejarah hubungan yang
cukup baik dengan manusia. Banyak orang suka menangkap dan mengoleksi mereka
karena tertarik akan motif dan corak sayapnya yang beraneka ragam. Kepik di
beberapa negara juga dianggap sebagai hewan yang membawa keberuntungan. Di
Jerman misalnya, jika ada kepik yang terbang memasuki rumah, maka keluarga yang
tinggal di dalam rumah itu dipercaya akan menjadi kaya raya.
Pembasmi Hama
Epilachna admirabilis, spesies kepik
pemakan daun
Kepik juga dikenal sebagai salah satu
pembasmi hama ramah lingkungan. Sekitar abad ke-19, perkebunan buah di wilayah
Asia dan Amerika Serikat diserang oleh hama serangga yang dikenal sebagai sisik
bantal kapuk (Icerya purchasi) dan sempat menyebabkan kerugian besar. Hama itu
sebenarnya adalah sejenis kutu daun yang hidup dengan menghisap sari tanaman
dan membentuk semacam lapisan bersisik di sekitarnya untuk melindungi dirinya.
Hewan itu terbawa tanpa sengaja dari Australia hingga sampai di wilayah
perkebunan di benua lain.
Para ahli selanjutnya mencari cara untuk
membasmi hama itu. Mereka akhirnya menemukan bahwa di habitat aslinya di
Australia, sisik bantal kapuk memiliki pemangsa alamiah kepik Vedalia
cardinalis. Kepik itu lalu dibawa ke perkebunan buah yang diserang oleh hama
sisik bantal kapuk pada tahun 1888 dan dalam waktu dua tahun, cara itu telah
berhasil menekan populasi serangga hama tersebut. Kepik ini pun selanjutnya
menjadi salah satu contoh keberhasilan pengendalian hama dengan memanfaatkan
perilakunya dalam rantai makanan (bioinsektisida).
D.
Kesimpulan
Nama "Hemiptera" berasal dari
bahasa Yunani hemi (setengah) dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara
keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu
diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian
pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran.
Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya
dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara
pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak
terbang.
Hemiptera terdiri dari 4 subordo berbeda:
Auchenorrhyncha, Coleorrhyncha, Heteroptera, dan Sternorrhyncha. Subordo
penyusun Hemiptera sendiri pada awalnya dipisahkan ke dalam 2 ordo berbeda,
ordo Homoptera dan ordo Heteroptera/Hemiptera dengan melihat perbedaan pada
kedua sayap serangga anggota penyusun kedua ordo tersebut. Kedua ordo tersebut
akhirnya dikombinasikan menjadi satu ordo, yaitu ordo Hemiptera yang terdiri
dari 4 subordo seperti yang dikenal sekarang dengan subordo Heteroptera
memiliki anggota penyusun terbanyak (mencapai 25.000 spesies) di mana
anggotanya umumnya adalah kepik-kepik sejati besar seperti walang sangit dan
kepik pembunuh.
Ciri khas utama serangga anggota
Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Mereka
menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk jaringan dari makannya dan
kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera sendiri adalah omnivora yang
berarti mereka mengonsumsi hampir segala jenis makanan mulai dari cairan
tumbuhan, biji-bijian, serangga lain, hingga hewan-hewan kecil seperti ikan.
Hemiptera tidak mengalami metamorfosis
sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya
memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan
tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini
kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa
tanpa melalui fase kepompong.
Serangga anggota Hemiptera perlu
melakukan perkawinan agar betinanya bisa membuahi telurnya dan berkembang biak,
namun kutu daun atau afid yang juga merupakan anggota Hemiptera bisa melakukan
partenogenesis (melahirkan tanpa kawin) sehingga mereka tetap bisa berkembang
biak tanpa harus kawin lebih dulu.
Hemiptera tersebar di seluruh dunia,
kecuali di daerah-daerah yang terlampau dingin seperti wilayah kutub. Cara
hidup mereka yang beragam membuat persebaran mereka begitu luas. Beberapa
anggota Hemiptera seperti walang sangit dan tonggeret hidup pada tanaman dan
menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga hidup di antara tanaman, namun mereka
memburu hewan-hewan kecil. Sebagian kecil dari Hemiptera seperti kutu busuk
diketahui hidup sebagai parasit dan menghisap darah hewan yang lebih besar.
Anggota Hemiptera lainnya juga diketahui hidup di air, misalnya anggang-anggang
dan kepik air raksasa. Salah satu anggang-anggang dari genus Halobes bahkan
diketahui hidup di air asin.
Ordo Hemiptera (bangsa kepik) /
kepinding
Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar
serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa
maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang
mingisap cairan tubuh serangga lain.
Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa
spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal
(basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut
Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap
depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan
occeli.
Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri
atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa
stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala
(bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet.
Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran
ludah.
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola)
yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa.
Bnetuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil
dari dewasanya.
Beberapa contoh serangga anggota ordo
Hemiptera ini adalah :
-
Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb.)
-
Kepik hijau (Nezara viridula L)
COLEOPTERA (Kumbang Koksi)
Serangga kecil yang dikenal sebagai
kepik (ladybug) tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo
Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus
hidupnya.
Kumbang koksi adalah salah satu hewan
kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang
bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis
berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama
ladybird atau ladybug.Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena
ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan
dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani
karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun.
Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga
menjadi hama tanaman.
-
Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F)
E.
Daftar
Pustaka