Kamis, 31 Januari 2013

MAKALAH PROTISTA (Euglenophyta)


MAKALAH PROTISTA
EUGLENOPHYTA”



Disusun Oleh :

Agustian Tulus M. N. 10050150
Aini Rizkiana 1005015068
Azizah Zainab Hamdi 10050150
Eka Fitria Purnamasari 10050150
Fajar Nugraha 10050150
Fitriani 10050150
Hafijatun 1005015068
Johan Asmara 1005015068


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Euglenophyta” ini. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Protista  pada semester 5 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah turut membantu dalam doa, dan memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen matakuliah Protista  yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

                                                           Samarinda, 8 oktober  2012

                                                                                   Penulis


DAFTAR ISI

                                                                                                
KATA PENGANTAR........................................................................................       ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................       iii

BAB I  PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.......................................................................................       1
B.      Rumusan Masalah..................................................................................       1
C.      Tujuan....................................................................................................       2
D.      Manfaat..................................................................................................       2

BAB II  PEMBAHASAN
A.      Pengertian Euglenophyta…………………....…………..……………...       3
B.     Morfologi Euglenophyta………………………...……….…………….       
C.     Fisiologi Euglenophyta…………………………………………………      
D.    Peranan Euglenophyta dalam Kehidupan………………………………

BAB III KESIMPULAN………………………………………………………       13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................       14


BABI
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pada 1969, ilmuwan Biologi R. H. Whittaker, membagi makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan ani malia. Sistem ini banyak digunakan para ilmuwan biologi. Pembagian lima kingdom ini didasarkan pada susunan sel dan cara hidup dalam pemenuhan kebutuhan makanan. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut.
Monera adalah uniseluler (bersel tunggal), sel prokariotik (tidak memiliki membran inti), dan memiliki reproduksi secara aseksual.
Protista  adalah eukariotik (mempunyai membrane inti), uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof. Protista dibagi menjadi 3 yaitu, Protozoa,
Protista yang memliki ciri-ciri seperti hewan (Protozoa) memiliki ciri seperti hewan (protozoa). a) Rhizopoda bergerak dan menangkapi makanan menggunakan kaki semu atau pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh he wan, atau manusia. Contoh: Entamoeba histolityca (penyebab disentri).b) Flagellata Flagellata bergerak menggunakan flagel atau bulu cambuk, hidup di laut,  air tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan ternak).c) Cilliata Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak menggunakan rambut getar silia. Contoh: Paramecium caudatum.d) Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan semua  jenis sporozoa hidup sebagai parasit. Contoh: Plasmodium (penyebab malaria).
Protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/ algae) adalah a) Euglenophyta Cirinya adalah uniseluler, tidak memiliki dinding sel, mempunyai klorofil sehingga mampu berfotosintesis, dan memiliki flagel. Contoh: Euglena.b) Pyrophyta Sebagian besar Pyrophyta adalah Dinoflagellata, hidup di air laut, tapi ada juga yang hidup di air tawar, uniseluler, memiliki dinding sel, dan mampu bergerak secara aktif. Contoh: Ceratium.
Protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi) adalah a) Myxomycota (jamur lendir) Dalam siklus hidupnya, Myxomycota menghasilkan sel-sel yanghidup bebas yang berbentuk seperti amoeboid. Bila kekurangan makanan, sel-sel bebas ini membentuk massa yang berlendir. Selain itu, dapat pula membentuk spora bila keadaan kering. Contoh: Physarium.b) Oomycota (jamur air) Oomycota hidup bebas, makanan diperolehnya dari sisa-sisa tumbuhan di danau atau kolam, dan reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara  seksual menghasilkan hifa. Sedangkan, secara aseksual menghasilkan zoospora, yaitu spora yang mempunyai dua flagel yang da pat tumbuh menjadi hifa baru. Contoh: Saprolegnia (menempel pada tubuh ikan sebagai parasit).
Pada makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai protista yang memiliki ciri-ciri tumbuhan (ganggang / algae) yaitu Euglenophyta.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Euglenophyta?
2.      Bagaimana ciri-ciri morfologi Euglenophyta?
3.      Bagaimana Fisiologi dari Euglenophyta?
4.      Apa saja peranan Euglenophyta yang mencangkup kerugian dan keuntungan terhadap lingkungan?



C.    Tujuan
1.      Agar mahasiswa memahami pengertian Euglenophyta.
2.      Agar mahasiswa mengetahui cirri-ciri morfologi Euglenophyta.
3.      Agar mahasiswa mengetahui Fisiologi dari Euglenophyta.
4.      Agar mahasiswa mengetahui peranan Euglenophyta yang mencangkup kerugian dan keuntungan terhadap lingkungan?


D.    Manfaat
Agar mahasiswa lebih banyak mengerti dan lebih mengetahui mengenai Euglenophyta mencangkup morfologi, anatomi, fisiologi, dan peranan terhadap lingkungan.














BAB II
PEMBAHASAN

Pada 1969, ilmuwan Biologi R. H. Whittaker, membagi makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan ani malia. Sistem ini banyak digunakan para ilmuwan biologi. Pembagian lima kingdom ini didasarkan pada susunan sel dan cara hidup dalam pemenuhan kebutuhan makanan.
Protista adalah salah satu kingdom yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-          Eukariotik (mempunyai membrane inti)
-          Uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan
-          Autotrof atau heterotrof.

1.      Protista yang memliki ciri-ciri seperti hewan (Protozoa)
Berikut ini yang termasuk protista yang memiliki ciri seperti hewan (protozoa).
a)      Rhizopoda Rhizopoda bergerak dan menangkapi makanan menggunakan kaki semu atau pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh he wan, atau manusia. Contoh: Entamoeba histolityca (penyebab disentri).
b)      Flagellata Flagellata bergerak menggunakan flagel atau bulu cambuk, hidup di laut,  air tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan ternak).
c)      Cilliata Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak menggunakan rambut getar silia. Contoh: Paramecium caudatum.

d)     Sporozoa Spor ozoa  tidak memiliki alat gerak, dan semua  jenis sporozoa hidup sebagai parasit. Contoh: Plasmodium (penyebab malaria).

2.      Protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/ algae)
Berikut ini adalah yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/algae).
a)      Euglenophyta Cirinya adalah uniseluler, tidak memiliki dinding sel, mempunyai klorofil sehingga mampu berfotosintesis, dan memiliki flagel. Contoh: Euglena.
b)      Pyrophyta S ebagian besar Pyrophyta adalah Dinoflagellata, hidup di air laut, tapi ada juga yang hidup di air tawar, uniseluler, memiliki dinding sel, dan mampu bergerak secara aktif. Contoh: Ceratium.

3.      Protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi)
Berikut ini yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi).
a)      Myxomycota (jamur lendir) Dalam siklus hidupnya, Myxomycota menghasilkan sel-sel yanghidup bebas yang berbentuk seperti amoeboid. Bila kekurangan makanan, sel-sel bebas ini membentuk massa yang berlendir. Selain itu, dapat pula membentuk spora bila keadaan kering. Contoh: Physarium.
b)      Oomycota (jamur air) Oomycota hidup bebas, makanan diperolehnya dari sisa-sisa tumbuhan di danau atau kolam, dan reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara  seksual menghasilkan hifa. Sedangkan, secara aseksual menghasilkan zoospora, yaitu spora yang mempunyai dua flagel yang da pat tumbuh menjadi hifa baru. Contoh: Saprolegnia (menempel pada tubuh ikan sebagai parasit).

KLASIFIKASI KELOMPOK ALGA
1.      Klasifikasi Alga
Sistem klasifikasi algae ada bermacam-macam. Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian fisiologi, biokimia, dan penggunaan mikros- kop elektron, maka klasifikasi algae ke dalam divisinya, kini didasarkan pada:
1.      pigmentasi,
2.      hasil fotosintesis,
3.      flagelasi,
4.      sifat fisik dan kimia dinding sel,
5.      ada atau tidak adanya inti sejati.
Atas dasar hal tersebut, Smith membagi algae menjadi; Divisi: Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan Cyanophyta. Pyrrophyta, Chrysophyta,dan Euglenophyta termasuk Protista (Protista algae); Cyanophyta termasuk Monera.
Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak berflagela.
Bentuk multiseluler:
a. koloni yang motil
b. koloni yang kokoid
Agregasi: bentuk palmeloid, dendroid, dan rizopoidal.
Bentuk filamentik: filamen sederhana, filamen bercabang, filamen heterotrikh, filamen pseudoparenkhimatik yang uniaksial dan multiaksial.
Bentuk sifon/pipa.
Pseudoparenkhimatik
Reproduksi
Vegetatif: fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan hormogonia.
Aseksual: pembentukan mitospora, zoospora, aplanospora, hipnospora, stadium pamela.
Seksual: isogami, heterogami yang terdiri dari anisogami dan oogami, aplanogami, autogami.
Pergantian keturunan
Pergantian keturunan haplobiontik terdiri dari: pergantian keturunan yang haplontik dan diplontik.
Pergantian keturunan yang isomorfik dan heteromorfik.
Klasifikasi alga didasarkan pada morfologi sel-sel reproduksin, pigmen dalam plastida dari sel vegetatif, dan macam ,makanan cadangan .Semua alga mengandung klorofil tetapi ada pigmen lain yang ,menyusun yang terkandung dalam plastida.
Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston, sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat bentik. Alga yang bersifat bentik digolongkan menjadi :
a.       epilitik (hidup di atas batu)
b.      epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c.       epipitik (melekat pada tanaman)
d.      epizoik (melekat pada hewan).

     Berdasarkan habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :
a.       alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan
b.      alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena naik turunnya air akibat pasang surut
c.       alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air
d.      alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.


A.    Pengertian Euglenophyta
Euglenophyta selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan alga genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara alga dan protozoa.

Divisi Euglenophyta terdiri hanya satu kelas yaitu Euglenophyceae.Sebagian besar kelompok ini hidup di air tawar, tetapi ada beberapa yang hidup di air laut, contohnya Eutreptia dan klepsiella.Euglenophyceae terutama banyak hidup di tempat yang banyak mengandung bahan organik, hidup bebas senagai zooplankton.Beberpara ada yang bersifat andozoik, contohnya Euglenomorpha (hidup pada perut berudu Rana sp). (Saptasari,2007)
Secara umum mempunyai cara hidup yang lengkap, yaitu dapat bersifat saprofit, holozoik, dan fototrofik. Oleh karena itu, dapat hidup secara heterotrof dan autotrof.Tetapi yang lebih sering dilakukan adalfh secara heterotrof, autotrof dilakukan apabila lingkungan kurang terdapat bahan organik.Oleh karena itu, Euglenophyceae sering disebut bersifat miksotrof.

Euglenophyta memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
ü  Unicelullar
ü  Pada umumnya memiliki flagel yang tidak  sama panjang (Heterokontae) jumlah flagel 2 atau 4
ü  Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik (di laut sangat sedikit)
ü  Bersifat autorof, karena memiliki klorofil a dan b, β karoten dan beberapa xanthofilyaitu astaxanthin
ü  Bersifat heterotrof karena memakan bahan organic/ bakteri yang tersedia.
ü  Ada yang memiliki kloroplast (dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak dapat berfotosintesis.
ü  Yang berfotosintesis disebut Phototrophic
ü  Yang tidak berfotosintesis disebut Osmotrophic (makan dengan cara diffusi)
ü  Kelompok yang ketiga disebut Phagotrophic (makan dengan cara menangkap makanan)
ü  Dinding sel tidak terbuat dari selulosa namun membran tipis tersusun atas lapisan-lapisan protein berbentuk spiral, yang disebut "pellicle“
ü  Jumlah genus hanya 40 dan jumlah spesies - /+ 800
ü  Memiliki bintik mata yang disebut stigma
ü  Eyespot (stigma) merah terang yang sensitive terhadap cahaya. Pigmen merah ini merupakan astaxanthin
ü  Juga disebut Euglenozoa, euglenoids, euglenophytes
ü  Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakarida
ü  Ujung anterior dari sel berupa sitostom dan dibawahnya berupa “ kerongkongan ”/ gullet
-          Gullet terdiri atas leher yang sempit (cytopharynx) dan bagian posterior yang membesar berupa waduk (reservoir).
-          Waduk berhubungan dengan vakoula kontraktil

ü  Sistem pergerakan
-          Dengan flagellum
Prinsipnya sama dengan pergerakan baling-baling. Pergerakan flagellum pada 1 atau 2 bidang digunakan untuk dorongan atau sentakan.

-          Metaboly ( menggunakan dinding sel yang mengandung protein)


B.     Morfologi Euglenophyta
Susunan tubuhnya dibatasi oleh perikel yang merupakan membran plasma yang menebal, ada yang kaku contohnya Phacus dan ada yang lentur contohnya Euglena dan Paranema.Pada yang bersifat lentur periplas juga sebagai alat gerak, gerak periplas ini juga disebut dengan gerak euglenoid.
Organisme ini mempunyai tingkat perkembangan lebih tinggi daripada Cyanophyta karena sudah mempunyai inti yang tetap dan mempunyai khloroplast seperti pada tumbuhan tinggi.Karena itu Euglena dapat melangsungkan fotosinthesis dan tumbuh seperti halnya pada tumbuhan tinggi. Beberapa euglenoid berfotosintesis dan yang lain tidak. Anggota-anggota yang berpigmen memiliki kloroplas yang berisi klorofil a dan b. Hasil fotosintesis disimpan sebagai paramilon, sebuah polimer glukosa yang berbentuk butiran dalam sitoplasma.
Dinding sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada didalam plasmalema.Pada kebanyakan Euglenoid, perikel itu bersifat lentur sehingga memungkinkan perubahan bentuk sel, tetapi pada beberapa jenis, perikel ini kaku sehingga sel memiliki bentuk tetap.
Ujung anterior dari sel berupa sitostoma, sel terbentuk dari ujung depan sel euglenoid melekuk kedalam membentuk saluran yang ujung dalamnya meluas menjadi rongga membulat membentuk reservoar. Saluran dan reservoar itu walaupun dianggap sebagai terusan tempat partikel makanan padat masuk kedalam sel. dan dibawahnya berupa “kerongkongan”/gullet.Pada beberapa jenis celah ini berguna untuk memasukkan makanan berbentuk padat, tetapi pada beberapa jenis tidak demikian.Gullet terdiri atas leher yang sempit (cytopharynx) dan bagian posterior yang membesar berupa waduk (reservoir).Waduk berhubungan dengan vakoula kontraktil. Pada genera tertentu pada gulletnya terdapat batang farink, terletak parallel dengan panjang gullet, dan ujung bawahnya sampai setinggi dasar waduk atau memanjang ke ujung posterior dari sel. Fungsi organ ini untuk menyokong sitostoma waktu menelan makanan padat.
Flagella dari Euglena pangkalnya tertanam pada dasar waduk dan keluar sepanjang sitofarinx dan sitostoma.Yang mempunyai satu flagella, tumbuh ke muka. Genera yang mempunyai dua flagella, flagellanya sama panjang dan tumbuh ke arah depan tetapi lebih banyak genera yang flagellanya tidak sama panjang. Flagelanya mempunyai rumbai-rumbai sepanjang batang (tipe tinsel).
Sistem pergerakan flagella pada prinsipnya sama dengan pergerakan baling-baling. Pergerakan flagellum pada 1 atau 2 bidang digunakan untuk dorongan atau sentakan.Gelombang dari sistem undulatori ini lewatnya dari dasar ke ujung dan langsung mengendalikan organisme dalam arah yang berlawanan atau pergerakan gelombang lewat dari ujung ke dasar dan ini gerakan sentakan organisme.
Sel mempunyai sebuah pigmen merah menyerupai bintik mata.Pigmen merah ini merupakan astaxanthin yang hanya dijumpai pada golongan Crustaceae.Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakharida, jadi bukan berupa amilum seperti pada tumbuhan tinggi atau glycogen seperti pada binatang.
Euglenophyta dapat hidup secara autotrof tetapi juga secara saprofit; tidak dapat hidup dalam medium yang hanya mengandung garam-garam anorganik, tetapi akan cepat tumbuh bila dalam medium ditambah dengan sejumlah asam amino. Beberapa jenis hidup secara obligat saprofit sedang yang lain obligat autotrof, disamping ada yang hidup secara holozoik yaitu dapat menangkap dan menelan mangsanya seperti pada binatang.
Hubungan antara Euglenophyta dengan alga lainnya masih belum jelas.Melihat adanya persamaan dalam hal warnanya, maka diduga ada persamaannya dengan Chlorophyta, tetapi organisasi protoplas antara keduanya jauh berbeda.Dalam kenyataannya kelompok euglenoid ini mempunyai persamaan dengan Chrysophyta, Dinoflagellata dan Volvox.

-          Morfologi
Euglenoida memiliki  tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel Euglena viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk.Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang.Euglena juga memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Euglena memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat  inilah makanan yang berupa hewan – hewan kecil dicerna.

-          Anatomi
Euglena memiliki satu flagella yaitu ekor sebagai alat gerak, satu panjang dan satu pendek organieme ini dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu dan tubuhnya dapat memancarkan sinar bila terkena rangsangan mekanik. Untuk reproduksi Euglena berkembang biak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua.Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua.Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru.Sistem sirkulasi euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.


C.    Fisiologi Euglenophyta

Reproduksi
1.      Aseksual
Dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau dalam keadaan istirahat.Pada genera yang mempunyai lorika (pembungkus sel) protoplast membelah di dalam lorika, kemudian salah satu anak protoplast keluar dari lorikanya dan membentuk lorika baru, sedang yang satu tetap di dalam lorika lamanya dan tumbuh menjadi sel baru.Pada sel yang bergerak aktif, pembelahan memanjang sel (longitudinal) dan dimulai dari ujung anterior.
Pada genera yang mempunyai satu flagella, mula-mula blepharoplast membelah menjadi dua, satu membawa flagelanya dan satu lagi akan menghasilkan flagella baru. Pada yang mempunyai dua flagella, dapat terjadi salah satu sel anakan membawa dua flagel lamanya dan sel anakan yang lain akan menghasilkan dua flagella baru atau dapat terjadi masing-masing sel anakan membawa satu flagella dan kemudian masing-masing menghasilkan satu flagella lagi.
Pembelahan sel pada yang tidak bergerak aktif dapat berlangsung dalam keadaan dibungkus oleh selaput lendir.Kadang-kadang protoplast anakan tidak keluar dari selaput pembungkusnya sebelum membelah lagi. Dalam kasus seperti ini akan terbentuk koloni yang tidak permanen, yang pada waktu tertentu selnya akan bergerak aktif kembali. Pada banyak genera dijumpai bentuk berupa siste berdinding tebal.Bentuk siste ada yang menyerupai sel vegetatifnya, tetapi kebanyakan bentuknya berbeda, bulat atau polygonal.Protoplast dapat menghasilkan sangat banyak euglenarhodone, sehingga berwarna sangat merah.Biasanya siste berkecambah dengan keluarnya protoplast dari dalam dinding yang tebal dan tumbuh manjadi sel baru yang bergerak aktif.

2.      Seksual
Adanya konjugasi/penggabungan sel vegetatif pernah dijumpai pada beberapa euglenoid, tetapi kasus ini masih sangat kabur.Autogami (penggabungan dua inti anakan dalam sel), Inti hasil fusi kemudian membelah meiosis membentuk empat nukleus yang masing-masing berkembang menjadi sel vegetatif.Hal ini pernah dijumpai pada Phacus.

D.    Peranan Euglenophyta
Positif:
ü  Bidang Perikanan Ganggang merupakan fitoplankton (plankton tumbuhan; plankton hewan disebut zooplankton) yang berfungsi sebagai makanan ikan.
ü  Ekosistem Perairan Dalam ekosistem perairan, ganggang merupakan produsen primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan, udang dan serangga air.
ü  Bidang Industri Dinding sel diatom banyak mengandung silikat. Sisa-sisa dinding sel diatom yang hidup di jaman lampau membentuk lapisan tanah yang dikenal sebagai tanah diatom. Tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok, isolasi, bahan dasar industri kaca, dan penyaring (karena berpori).
ü  Dalam dunia sains, Euglena sering dijadikan sebagi objek karena ganggang ini mudah didapat dan dibiakkan dan sebagai indikator adanya pencemaran organik.

Negatif:
ü  Mencemari sumber air
ü  Penimbunan endapan tanah pada dasar kolam dan danau

E.     Klasifikasi Euglenophya
KlasifikasiEuglenophyta, Kelas Euglenoceae dibagi menjadi 3 ordo, yaitu:
ü  Order: Euglenales
Family: Euglenaceae
Famili : Euglenaceae
Genus: Euglena
Genus: Phacus
Genus: Trachelomonas
ü  Order: Peranemales/Eutreptiales
Family: Eutreptiaceae
Genus: Astacia
Genus: Peranema
Genus: Hyalophacus
ü  Order: Rhabdomonadales
Family: Rhabdomonadaceae
Genus: Colacium
Genus: Petalomonas



Contoh spesies dari kelompok Euglenophyta
a). Euglena (berwarna hijau)
Termasuk semua anggota Euglenophyceae yang selama hidupnya sel selalu mempunyai flagel dan dapat bergerak.Hidupnya soliter, tidak pernah membentuk koloni.Kloroplast berbentuk cakram sampai bentuk pita.Spesies tertentu dari Euglena yang mempunyai khloroplast juga menghasilkan pigmen merah (euglenarhodone), yang jumlahnya dapat demikian banyak sehingga mengaburkan isi selnya.Euglenarhodone adalah suatu keton karetenoid.
Makanan Euglena sangat bervariasi meliputi segala organisme.hidup.Cytostoma Euglena dapat digembungkan dengan sangat besar untuk menelan mangsanya yang besar.
Bila Euglena tumbuh di tempat gelap dengan substrat organik yang cocok, warnanya hilang, tetapi akan berwarna kembali bila ada cahaya. Pada keadaan yang luar biasa, Euglena dapat menghasilkan suatu varietas/ras yang tidak berwarna (apokhlorotik), ras ini tetap tidak berwarna meskipun ada cahaya.Ras apokhlorotik ini dapat diperoleh dengan memperlakukan sel Euglena dengan streptomysin dalam cahaya.
Cadangan makanan Euglena berupa paramylum, yaitu karbohidrat yang tidak larut, bentuknya dapat berupa cakram cincin, batang atau bulat, yang kadang-kadang ukurannya relatif besar.Paramylum berupa polysaccharida yang rumus molekulnya menyerupai tepung/pati, tetapi tidak bereaksi dengan tes pati.Butir paramylum menyerupai butir pati/amylum, yaitu mempunyai lapisan yang konsentris.
Euglena sering kali dapat memberi warna pada air bila dalam jumlah yang banyak.Banyak dijumpai di dalam kolam-kolam kecil yang banyak mengandung bahan organik.Dalam bentuk kehidupan yang saprofit tanpa zat warna, jarang dijumpai dan bila ada biasanya terdapat pada tempat-tempat dimana terjadi purifikasi (pembusukan).Beberapa jenis Euglena hidup pada lumpur sepanjang tepi sungai, estuarine, atau payau-payau bergaram.Pada tempat ini dapat tumbuh subur sehingga cukup memberi warna pada lumpur.Jika populasinya di kolam sangat banyak, maka menyebabkan permukaan kolam seperti tertutup lapisan hijau yang dapat berubah warna menjadi merah dalam beberapa jam.
Kingdom       : Excavata
Divisi             : Eugnelophycota
Class              : Euglenoidea
Ordo              : Euglenales
Family            : Euglenaceae
Genus:           : Euglena
Species           : Euglena Viridis

Ø  Selama hidupnya sel selalu mempunyai flagel
Ø  Hidupnya soliter
Ø  Memiliki Kloroplast
Ø  Cadangan makanan berupa paramylum, yaitu karbohidrat yang tidak larut Phacus
Ø  Mirip juga dengan Euglena, tetapi selnya lebih kaku karena memiliki keel,
Ø  Kloroplast discoid, tanpa pirenoid,
Ø  Paramylum bodi besar berbentuk seperti donat dan terletak di tengah sel Trachelomonas

b). Astasia (tidak berwarna)
mempunyai bentuk mirip Euglena, hanya tidak berwarna karena tidak memiliki kloroplas, sehingga bersifat heterotrof.

Ordo: Peranemales/Eutreptiales
Famili : Eutreptiaceae
Genus : Astacia
Ø  Mempunyai bentuk mirip Euglena,
Ø  Tidak berwarna karena tidak memiliki kloroplas,
Ø  Bersifat heterotrof.

c). Phacus
Phacus mirip juga dengan Euglena, tetapi selnya lebih kaku karena memiliki keel, kloroplast discoid, tanpa pirenoid, paramylum bodi besar berbentuk seperti donat dan terletak di tengah sel. Partamylum bodi Lepocinclis berbentu cincin tetapi di kedua sisi anterior.
Tubuhnya yang memanjang dengan suatu evaginasi (reservoir) di bagian ujung anterior.Vakuola kontraktil berupa suatu kantung, dan dua flagella muncul dari dinding tersebut.Sebuah pigmen berupa suatu bintik atau berupa stigma dan bertempat di area dasar flagella yang panjang yang berfungsi untuk fotoreseptif.Pada Peranema yang tidak berwarna, kedua flagella panjang yang muncul dari suatu alur berupa jalan kecil ke arah belakang. Tubuh tertutup oleh pelicle dan bersifat fleksibel dan punggung yang longitudinal akan tampak dengan mikroskop elektron.

d). Paranema
Paranema bersifat holozoik.Cara ingesti Peranema telah dipelajari secara detail.Bagian akhir anterior tubuhnya terdapat dua organ rod paralel dinamakan organ rod yang letaknya berdekatan dengan reservoir.Bagian anterior organ rod yang disebut cytostoma yang berhubungan dengan reservoir. Pada proses makannya, organ rod ditonjolkan keluar untuk berlabuh dengan menyentakkan tubuhnya menangkap mangsanya untuk kemudian ditelan secara keseluruhan atau organ rod tersebut dapat digunakan untuk memotong makanan baru kemudian ditelan dan dihancurkan di dalam vacuola makanan.
e). Colacium
Colacium calvum bersifat epizoik pada copepoda, rotifera dan zooplankton air tawar lainnya.
Sel-sel dari Colacium dibungkus oleh selaput lendir yang melekat dengan suatu tangkai pada inangnya, ujung anterior sel menghadap ke bawah.Tangkai lendir terbentuk karena bagian anterior sel manghasilkan lebih banyak lendir.Mempunyai banyak khloroplast berbentuk cakram, dengan atau tanpa pirenoid.
Inti tunggal, besar terletak pada bagian posterior (atas) dari sel. Bagian anterior (bawah) sel/protoplast mengandung gullet yang jelas dan juga ada bintik mata.Pada koloni bentuk pohon, protoplastnya tidak mempunyai flagella.
Protoplast dari Colacium juga dapat berkembang membentuk stadium telanjang yang amoeboid, dan berkembang secara vegetatif.Dapat pula berbentuk stadium telanjang yang amoeboid dengan 4 inti. Pada stadium ini reproduksi dengan membentuk tunas dengan satu inti dan kemudian mengalami metamorfose menjadi sel kembar dengan satu flagella.
Bila pembelahan sel berlangsung, sel anakan masing-masing akan membentuk tangkai yang tetap melekat pada tangkai induknya. Pembelahan sel yang berulang-ulang akan menghasilkan koloni yang berbentuk pohon (dendroid). Sel-sel dari koloni membentuk pohon berbentuk bulat telur atau lonjong.
Sel dari stadium/bentuk dendroid atau palmelloid, protoplastnya dapat menghasilkan satu flagellum dan keluar berupa suatu zooid yang berenang bebas.Zooid ini berenang beberapa saat sebelum menanggalkan flagellanya dan menghasilkan dinding.
Ordo : Rhabdomonadales
Famili : Rhabdomonadaceae
Genus : Colacium
Ø  Bersifat epizoik pada copepoda, rotifer dan zooplankton air tawar lainnya.
Ø  Berkembang secara vegetative
Klasifikasi Alga Berdasarkan Pigmen
Klasifikasi Alga oleh para ahli Biologi, alga dikelompokkan berdasarkan pigmen dominan yang dikandungnya.Pigmen yang terdapat pada alga adalah klorofil, karoten, fikoeritrin, fukosantin, dan fikosianin.Alga dikelompokkan menjadi tujuh phylum, yakni Euglenophyta, Dinoflagelata, Chlorophyta, Chrysophyta, Bacillariophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.Untuk lebih jelasnya pelajarilah uraian berikut.

Gambar 3.16 (a) Struktur tubuh Euglena. (b) Euglena viridis merupakan anggota Euglenophyta. 2) Dinoflagellata

Ciri-ciri dan perbedaan antara Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta, Rhodophyta, Phaeophyta, dan Chlorophyta, dirangkum pada Tabel 3.1 berikut.

Filum
Warna Dominan
DanPigmenFotosintesis
CadanganMakanan
Penyusun Dinding Sel

Habitat
Euglenophyta
Hijau (klorofil a, b, karoten,xantofil)
Paramilum
Tanpa dinding sel;Protein submembran
Umumnya di airtawar
Pyrrophyta(Dinoflagellata)
Cokelat (klorofil a, klorofil c,karoten, xantofil)
Pati (amilum)
SelulosaSubmembran
Di laut dan di airtawar
Chrysophyta
Keemasan (klorofil a, klorofilc, karoten,fucoxanthin)
Leukosin danlaminarin
Silika
Di laut dan di airtawar
Bacillariophyta
Kecokelatan (klorofil aklorofil c, karoten, xantofil)
Leukosin
Silika hidrat dalammatriks organik
Di air tawar dan airlaut
Rhodophyta
Kemerahan (klorofil a,karoten, klorofil d padabeberapa spesies)
Pati                 
Matrik selulosa denganpolisakarida lain.
Kebanyakan di lautdan sebagian di airtawar
Phaeophyta
Kecokelatan (klorofil a,klorofil c, karoten, xantofil)
Laminarin
Matrik selulosa denganpolisakarida lain
Hampir semua di airtawar
Chlorophyta
Hijau (klorofil a, klorofil b,karoten)
Pati tumbuhan
Selulosa


                                               











BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.      Euglenophyta selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.
2.      Beberapa ciri morfologi euglenophyta yaitu Susunan tubuhnya dibatasi oleh perikel yang merupakan membran plasma yang menebal, ada yang kaku, berklorofil, Dinding sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada didalam plasmalema, Ujung anterior dari sel berupa sitostoma, sel terbentuk dari ujung depan sel euglenoid melekuk kedalam membentuk saluran yang ujung dalamnya meluas menjadi rongga membulat membentuk reservoir.
3.      Fisiologi dari euglenophyta yaitu bereproduksi secara aseksual yaitu melalui pembelahan sel dan secara seksual yakni dengan melakukan konjugasi.
4.         Peranan dari euglenophyta ini yaitu Positif:Bidang Perikanan Ganggang merupakan fitoplankton, Ekosistem Perairan Dalam ekosistem perairan, ganggang merupakan produsen primer, Bidang Industri Dinding sel diatom banyak mengandung silikat. Dalam dunia sains, Euglena sering dijadikan sebagi objek karena ganggang ini mudah didapat dan dibiakkan dan sebagai indikator adanya pencemaran organic sedangkan dampak negatifnya yaitu : Mencemari sumber air dan penimbunan endapan tanah pada dasar kolam dan danau



B.       SARAN
Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini yaitu semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kedepannya dapat memberi kritik apabila terdapat kesalah dalam redaksi makalah ini guna perbaikan bagi penulis.























DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Eka. 2010. Panduan Praktikum Taksonomi tumbuhan (Cryptogamae).Cirebon : Pusat Laboratorium IAIN Syakh Nurjati.
Latifah, Eva. 2004. Biologi 2. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Estiati B, Hidayat. 1995.Taksonomi tumbuhan (Cryptogamae). Bandung: ITB Bandung
George H.Fried,ph.D. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. 2006.
Hala,Yusminah. Daras Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press. 2007. 
protozoa : http://huderi.wordpress.com ( 21 Juni 2011 ).
Suwignyo,Sugiarto. Avetebrata Air Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya. 2005.
Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. Makassar: Uin Alauddin Makassar.2011.
http://aqshabiogger2010.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-protozoa.html      



PERTANYAAN

1.      Eka Putri Rahmi (Kelas pagi A) :
-          Bagaimana bentuk dampak negative Euglenophyta dalam mencemari air?
-          Apa yang dimaksud organ Rod, apakah di uniseluler atau multiseluler?
Jawab :
-          Pada yang sebenarnya Euglenophyta tidak mencemari air dengan zat-zat tertentu, namun yang sebenarnya itu adalah euglenophyta berkoloni dalam jumlah banyak, yang memiliki klorofil yang membuat air menjadi hijau (Agustian T.M.N.).
-          Organ Rod adalah organ yang ada pada uniseluler, contoh pada paranema sebagai alat gerak. Sedang pada vertebrata Rod saja tidak dengan Organ, adalah alat yang digunakan sebagai penglihatan (Johan Asmara).

Rod adalah berfungsi untuk menangkap mangsa/makanan, yang nantinya makanan itu akan dibawa ke vakuola makanan, maka hanya di uniseluler (Agustian T.M.N).

2.      Luthfiana Fitri Amalia (Kelas pagi B) : Apa yang menyebabkan Euglenophyta kehilangan klorofil?
Jawab :  Pada protista klorofil yang tersedia adalah a dan b. Sedang pada tumbuhan tingkat tinggi tersedia klorofil a, b, c, d, dan e. Maka dari itu, pada protitsa berpotensi kehilangan klorofil (Johan Asmara).

Kehilangan klorofil di sini adalah bukan kehilangan, namun salah satu dari euglenophyta adalah astasia, yaitu tidak berwarna. Namun, astasia memang sebelumnya tidak pernah memiliki klorofil. Bukan kehilangan (Dosen Helmi Hassan).

3.      Tika Ariyanti (Kelas pagi B) : Apa yang dimaksud dengan klasifikasi berdasarkan hasil fotosintesis.
Jawab : Sebenarnya berdasarkan pigmen dominan yang dikandungnya. Alga dikelompokkan menjadi tujuh phylum, yakni Euglenophyta, Dinoflagelata, Chlorophyta, Chrysophyta, Bacillariophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. Untuk lebih jelasnya pelajarilah uraian berikut.

Filum
Warna Dominan
Dan Pigmen Fotosintesis
Cadangan Makanan
Penyusun Dinding Sel

Habitat
Euglenophyta
Hijau (klorofil a, b, karoten,xantofil)
Paramilum
Tanpa dinding sel;Protein submembran
Umumnya di airtawar
Pyrrophyta(Dinoflagellata)
Cokelat (klorofil a, klorofil c,karoten, xantofil)
Pati (amilum)
Selulosa Submembran
Di laut dan di airtawar
Chrysophyta
Keemasan (klorofil a, klorofilc, karoten,fucoxanthin)
Leukosin danlaminarin
Silika
Di laut dan di airtawar
Bacillariophyta
Kecokelatan (klorofil aklorofil c, karoten, xantofil)
Leukosin
Silika hidrat dalam matriks organik
Di air tawar dan airlaut
Rhodophyta
Kemerahan (klorofil a,karoten, klorofil d padabeberapa spesies)
Pati                 
Matrik selulosa denganpolisakarida lain.
Kebanyakan di lautdan sebagian di airtawar
Phaeophyta
Kecokelatan (klorofil a,klorofil c, karoten, xantofil)
Laminarin
Matrik selulosa denganpolisakarida lain
Hampir semua di airtawar
Chlorophyta
Hijau (klorofil a, klorofil b,karoten)
Pati tumbuhan
Selulosa