Jumat, 21 September 2012

ARTIKEL RHIZOPODA


RHIZOPODA


Sebelumnya kita harus mengetahui dulu tentang kingdom dari rhizopoda adalah protista. Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, atau fungus. Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang berbeda-beda. Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik. Organisme dalam Protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang mudah, baik yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae, adalah fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian dari plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya bagi manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis.
Protista dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar:
1.      Protista mirip hewan (protozoa)
2.      Protista mirip tumbuhan (alga)
3.      Protista mirip jamur (jamur lendir/dan jamur air).
Berdasarkan cara memperoleh makanan, protista dikelompokkan atas:
1.      Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil sehingga mampu berfotosintesis. Contohnya : Alga
2.      Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran sel. Contohnya: Protozoa
3.      Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap sari-sari makanannya. Contoh: jamur
Berikut secara detail akan dibahas ketiga kelompok protista ini dimulai PROTOZOA
1. PROTOZOA
Protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos artinya pertama dan Zoon artinya hewan. Protozoa sering disebut hewan bersel satu (uniseluler). Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri melalui organel-organel yang secara fungsi analog dengan sistem organ pada hewan-hewan bersel banyak (metazoa).
Ciri-ciri Protozoa:
1.      Ukuran tubuh mulai dari 10 mikron-6 mm
2.      Bentuk protozoa bervariasi yaitu asimetris, bilateral simetris, radial simetris dan spiral
3.      Bergerak dengan flagel, pseudopodia, silia atau dengan gerakan sel itu sendiri
4.      Cara hidupnya bebas, komensalisme, mutualisme, parasit
5.      Cara mendapatkan makanan dibedakan menjadi : holozoik, saprofit, saprozoik, holozoik
6.      Habitatnya di tempat-tempat berair, seperti di selokan, sawah, parit, sungai, dll.

KLASIFIKASI
Berbicara mengenai klasifikasi barulah kita akan membicarakan mengenai rhizopoda yang merupakan salah satu kelas dari protozoa. Klasifikasi Protozoa Berdasarkan alat geraknya protozoa dibedakan menjadi 4 kelas Yang agar mudah menghafalnya dengan menyebut RSCM ( Rhizopoda, Sporozoa,Ciliata, Mastigopora)
Rhizopoda/Sarcodina


Rhizopoda termasuk protista mirip hewan. Rhizopoda bergerak dan menangkap makanannya dengan kaki semu (pseudopodia). Tubuh Rhizopoda bersel tunggal dan bentuk selnya dapat berubah-ubah. Hewan dari filum ini hidup bebas di air tawar, air laut, atau tempat berlumpur. Rhizopoda ada yang bersifat parasit pada manusia dan hewan.
Salah satu hewan yang tergolong filum ini adalah Amuba. Amoeba berarti hewan yang memiliki bentuk tidak tetap. Struktur tubuh Amoeba tersusun atas plasmalema dan sitoplasma. Contoh lain spesies Rhizopoda adalah Diflugia dan Entamoeba gingivalis. Kerangka tubuh Diflugia dapat mengeluarkan selaput lendir sehingga benda-benda lain dapat melekat. Entamoeba gingivalis dalam gusi rongga mulut yang akan membusukkan sisa-sisa makanan yang menempel pada celah gigi, efek dari pembusukan ini dapat merusak gigi.
MORFOLOGI

Ciri-Ciri Rhizopoda :
a.       Bergerak dan menangkap mangsa dengan menggunakan kaki semu / Pseudopoda (ada dua macam yaitu lobodia dan filopodia).
b.      Hidup bebas di dalam air laut dan tawar.
c.       Berkembangbiak dengan cara membelah biner . amitosis .
d.      Contoh-contohnya yaitu: Amuba proteus, Foraminifera, Radiolaria , Diflugia, Arcella,, Entamuba disentriae , Entamuba coly
-          Amoeba proteus
·         Bentuk tubuh / selnya selalu berubah-ubah
·         Habitat di air tawar
·         Inti sel berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sel
·         Mempunyai vakuola makanan dan vakuola kontraktil
·         Reproduksi dengan pembelahan biner
Dari sumber lain …
a.       Rhizopoda berkembang biak secara vegetative dengan membelah diri.
b.      Kebanyakan hidupnya di air tawar dan air laut.
c.       Makanannya diambil dengan cara fagosit.
d.      Hewan ini memiliki kaki semu yang berfungsi sebagai alat gerak dan penangkap mangsa. Kaki semu merupakan penjuluran dari sebagian protoplasma.
e.       Geraknya disebut gerak amoeboid.
f.       Di dalam endoplasm,a terdapat satu atau lebih inti, vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Vakuola kontraktil terdapat pada semua rhizopoda air tawar.
g.      Vakuola makanan berfungsi untuk mencerna makanan sedangkan vakuola kontraktll berfungsi sebagai alat ekskresi.
h.      Vakuola kontraktil juga berfungsi memelihara keseimbangan osmosis sel sehingga mencegah pengembangan di luar batas yang dapat menagkibatkan rhizopoda pecah.
i.        Pernafasannya dilakukan dengan difusi memakai seluruh permukaan         tubuhnya.
Contoh lain Rhizopoda :
-          Entamoeba histolytica Di dalam usus halus manusia, penyebab disentri amoeba
-          Entamoeba coli Di dalam usus besar manusia, penyebab diare
-          Entamoeba gingivalis Di dalam rongga gigi, merusak gigi dan gusi
-          Arcella sp Memiliki kerangka luar, terdapat di air tawar
-          Difflugia sp Mempunyai selaput halus, sehingga pasir dapat menempel
-          Foraminifera sp Kerangka luar dari kapur indikator adanya minyak bumi
-          Radiolaria sp Kerangka luar dari bahan kersik untuk bahan penggosok ( ampelas)
            Kata Rhizopoda berasal dari kata rhizo yang berarti akar dan podos yang berarti kaki. Habitat hewan ini ada di air tawar, air laut, di tempat yang basah, dan sebagian lagi bersifat parasit di dalam tubuh hewan ataupun manusia. Ciri khas Rhizopoda, yang sering disebut juga Sarcodina, adalah alat geraknya yang berupa kaki semu (pseudopodia). Kaki semu terbentuk karena adanya aliran sitoplasma, sebagai akibat perubahan sitoplasma dari fase padat (sol) ke fase kental (gel). Gerak yang ditimbulkannya disebut gerak amoeboid. Contoh Rhizopoda adalah Amoeba proteus yang umum ditemukan di perairan tawar. Selain sebagai alat gerak, kaki semu pada Amoeba juga berfungsi menangkap makanan. Pada saat mengambil makanan, pseudopodianya akan mengelilingi makanan yang akan dimakan. Proses ini disebut fagositosis (Gambar 3.4).

Gambar 3.4 Fagositosis pada Amoeba. Amoeba menangkap makanannya menggunakan pseudopodia.
Makanan yang telah ditangkap akan dicerna oleh vakuola makanan. Kemudian, sisa makanan hasil pencernaan tersebut akan dikeluarkan melalui vakuola kontraktil. Selain berfungsi mengeluarkan sisa makanan, vakuola kontraktil berfungsi juga dalam mengatur kadar air di dalam tubuhnya. Contoh lain dari phylum Rhizopoda adalah Entamoeba, Arcella, dan Difflugia.
Gambar 3.5 Beberapa contoh Rhizopoda, adalah (a) Entamoeba dan (b) Diffuglia.

Beberapa jenis Entamoeba merupakan penyebab berbagai penyakit. Contohnya, Entamoeba dysentriae (penyebab penyakit disentri) dan Entamoeba histolitica (penyebab penyakit amebiasis) (Gambar 3.5). Protista patogen tersebut ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh Protista tersebut.
FISIOLOGI RHIZOPODA
Rhizopoda yang paling mudah diamati adalah amoeba. Sel amoeba di lindungi oleh membran sel. Di dalam selnya terdapat organel-organel, diantaranya inti sel, vakuola kontraktil, dan vakuola makanan.
Banyak jenis amoeba yang hidup mandiri, antara lain Amoeba proteus, namun ada yang hidup parasitis dan menyebabkan penyakit disentri pada manusia dan hewan (anjing dan kucing), yaitu Entamoeba histolityca (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
 Ukuran Amoeba berkisar antara 200-300 mikron, bentuknya selalu berubah-ubah. Sitoplasma dibagi menjadi dua bagian, yaitu ektoplasma yang jernih, dan endoplasma yang lebih keruh. Inti sebuah, pipih, bulat. Selalu ada satu vakuola kontraktil dan banyak vakuola makanan (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
 Amoeba bergerak dengan cara mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia. Proses penjluran itu nampaknya adalah pencairan sementara bagian luar endoplasma yang kental (plasmagel). Karena pencairan itu terjadi plasmosol. Jika kemudian plasmosol iti dikentalkan kembali, maka penjuluran protoplasma itu tertarik kembali, dan begitu seterusnya (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
 Menurut Kastawi dkk (2003 hal: 28) amoeba ada yang dibungkus cangkang atau tanpa selubung cangkang (telanjang). Amoeba telanjang dari genus Amoeba dan Pelomyxa bentuknya asimetris dan bentuk ini selalu berubah. Sebaliknya amoeba bercangkang memperlihatkan simetris bagian luarnya (cangkangnya).
 Sitoplasma terbagi dalam ekto dan endoplasma, pseudopodia ada yang tipe lobopodia (pada amoeba telanjang) atau tipe filopodia (pada amoeba bercangkang). Pada lobopodia, penjuluran lebih besar dan mengandung ekto dan endoplasma, sedang pada filopodia lebih kecil dan hanya tersusun dari ektoplasma (Kastawi, dkk. 2003 hal: 28).
 Cangkang berasal dari sekresi sitoplasma berupa silica atau khitin, atau materi dari luar yang melekat. Amoeba melekat pada dinding dalam cangkang dengan perantara penjuluran protoplasma. Cangkang selalu memiliki bidang terbuka untuk penjuluran sitoplasma, dan karenanya bentuk cangkang sering mirip helm/topi (Kastawi, dkk.2003 hal: 28).
Berdasarkan tempat hidupnya, amoeba dibedakan atas 2 jenis yaitu:
a.       Ektoamoeba contohnya Amoeba proteus, Chaos carolinense.
b.      Entamoeba
-          Entamoeba histolyca: hidup di dalam usus halus manusia, bersifat parasit, dan menyebabkan penyakit perut disentri amoeba.
-          Entamoeba coli: hidup didalam usus besar manusia. Tidak bersifat parasit, tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan diare.
-          Entamoeba gingivalis: hidup di dalam rongga mulut dan menguraikan sisa-sisa makanan, sehingga merusak gigi dan gusi.
 Contoh Rhizopoda lainnya:
·         Arcella: memiliki rangka luar yang tersusun dari zat kitin. Hewan ini banyak terdapat di air tawar.
·         Difflugia: rangka luar difflugia dapat mengeluarkan selaput lendir yang menyebabkan butir-butirpasir halus dan benda lain dapat melekat.
·         Foraminifera: memiliki rangka luar yang terdiri dari silika atau zat kapur. Semua anggota hidup di air laut.
·         Radiolaria: organisme laut bertubuh bulat hampir seperti bola dan memilki banyak duri yang terbuat dari zat kitin dan stronsium sulfat.

Struktur tubuh Amoeba: Sel dilindungi oleh membrane sel. Didalam selnya terdapat organel – organel, diantaranya inti sel, vakuola kontraktil, dan vakuola makanan.
Membrane sel atau membran plasma Membrane sel disebut juga plasmalema dan berfungsi melindungi protoplasma. Sitoplasma dibedakan atas ekstoplasma dan endoplasma. Ektoplasma merupakan lapisan luar sitoplasma yang letaknya berdekatan dengan membrane plasma dan umumnya ektoplasma merupakan bagian dalam plasma, umumnya bergranula. Didalam endoplasma terdapat 1 inti, satu vakuola kontraktil, dan beberapa vakuola makanan. Inti sel (nukleus) berfungsi untuk mengatur selurug kegiatan yang berlangsung di dalam sel. Rongga berdenyut (Vakuola Kontraktil). Hingga berdenyut disini berfungsi sebagai organ eksresi sisa makanan. Vakuola kontraktil juga menjaga agar tekanan osmosis sel selalu lebih tinggi dari tekanan osmosis di sekitarnya.
Rongga makanan (vakuola makanan ) Rongga makanan atau sering disebut dengan vakuola makanan berfungsi sebagai alat pencernaan. Makanan yang tidak dicerna akan dikeluarkan melalui rongga berdenyut.
REPRODUKSI
Reproduksi aseksual (Vegetatif ) pada kebanyakan protozoa adalah dengan membelah diri. Namun adapula jenis protozoa yang bereproduksi secara konjugasi yaitu perpaduan antara dua individu yang belum dapat dibedakan jenis kelaminnya.. Rhizopoda berkembang biak secara vegetative dengan membelah diri.
Amoeba bereproduksi secara vegetatif, yaitu dengan cara membelah diri (pembelahan biner/binary fission).
Perkembangbiakan amoeba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan setiap 15 menit.
 Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amoeba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amoeba akan membentuk kista. Didalam kista amoeba dapt membelah menjadi amoeba-amoeba baru yang lebih kacil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amoeba-amoeba baru tadi dapat keluar. Selanjudnya amoeba ini akan tumbuh setelah sampaipada ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula.

DAFTAR PUSTAKA





Kamis, 20 September 2012

ENTOMOLOGI (kepik)


TUGAS ENTOMOLOGI








NAMA : AINI RIZKIANA
NIM : 1005015068
JURUSAN : PENDIDIKAN BIOLOGI



A.   Pendahuluan
Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik. Hemiptera terdiri dari 80.000 spesies serangga seperti tonggeret, kutu daun, anggang-anggang, walang sangit, dan lain-lain. Mereka semua memiliki ciri-ciri khusus seperti mulut berbentuk jarum dan tidak mengalami metamorfosis sempurna.
Menurut Wikipedia Serangga kecil yang dikenal sebagai kepik (ladybug) tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus hidupnya.
Kumbang koksi adalah salah satu hewan kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama ladybird atau ladybug. Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun. Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi hama tanaman.

NAMA ILMIAH Kumbang Koksi yang orang awam sering menyebutnya Kepik:
Kerajaan: Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Coccinellidae
Latreille, 1807

Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai kepik atau ladybug dari Ordo Coleoptera atau sering juga disebut dengan kumbang koksi.
Kumbang koksi adalah salah satu hewan kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama ladybird atau ladybug. Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun. Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi hama tanaman.
Namun menurut sumber lain, serangga ini masuk ke ordo hemaptera
NAMA ILMIAH Kepik:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Linnaeus, 1758
Subordo
Auchenorrhyncha
Coleorrhyncha
Heteroptera
Sternorrhyncha

A.HEMIPTERA
Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk jaringan dari makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera sendiri adalah omnivora yang berarti mereka mengonsumsi hampir segala jenis makanan mulai dari cairan tumbuhan, biji-bijian, serangga lain, hingga hewan-hewan kecil seperti ikan.
Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong.
Serangga anggota Hemiptera perlu melakukan perkawinan agar betinanya bisa membuahi telurnya dan berkembang biak, namun kutu daun atau afid yang juga merupakan anggota Hemiptera bisa melakukan partenogenesis (melahirkan tanpa kawin) sehingga mereka tetap bisa berkembang biak tanpa harus kawin lebih dulu.
Hemiptera tersebar di seluruh dunia, kecuali di daerah-daerah yang terlampau dingin seperti wilayah kutub. Cara hidup mereka yang beragam membuat persebaran mereka begitu luas. Beberapa anggota Hemiptera seperti walang sangit dan tonggeret hidup pada tanaman dan menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga hidup di antara tanaman, namun mereka memburu hewan-hewan kecil. Sebagian kecil dari Hemiptera seperti kutu busuk diketahui hidup sebagai parasit dan menghisap darah hewan yang lebih besar. Anggota Hemiptera lainnya juga diketahui hidup di air, misalnya anggang-anggang dan kepik air raksasa. Salah satu anggang-anggang dari genus Halobes bahkan diketahui hidup di air asin.
Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik. Hemiptera terdiri dari 80.000 spesies serangga seperti tonggeret, kutu daun, anggang-anggang, walang sangit, dan lain-lain. Mereka semua memiliki ciri-ciri khusus seperti mulut berbentuk jarum dan tidak mengalami metamorfosis sempurna.
B.COLEOPTERA (Kumbang Koksi)
Serangga kecil yang dikenal sebagai kepik (ladybug) tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus hidupnya.

Kumbang koksi adalah salah satu hewan kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama ladybird atau ladybug.Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun. Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi hama tanaman.

Kumbang ini ditemukan di seluruh dunia, terutama di wilayah-wilayah tempat hidup tanaman yang menyediakan makanannya.Di dunia ini kurang lebih ada sekitar 5.000 spesies dan yang terbesar panjang tubuhnya mencapai hampir 1 cm.
Hewan tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1}. Dia memiliki ukuran 1 sampai 10 mm.
2}. Berbentuk seperti belahan bola.
3}. Berwarna merah dan juga ada yang berwarna coklat bahkan kuning keemasan.
4}. Tubuhnya bergaris dan berbintik-bintik.
5}. Kepik yang dewasa makanannya adalah kutu daun.

Bisanya kepik banyak dijumpai di areal persawahan, lebih tepatnya di pohon kakungan. Pohon kakungan memang banyak dihinggapi kutu daun berwarna putih. Cairan dari tubuh kutu inilah yang menjadi sumber makanan kepik.

Kumbang koksi memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah dibedakan dari serangga lainnya. Tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan sepasang sayap keras di punggungnya. Sayap keras di punggungnya berwarna-warni, namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan pola seperti totol-totol.Sayap keras yang berwarna-warni itu sebenarnya adalah sayap elitra atau sayap depannya. Sayap belakangnya berwarna transparan dan biasanya dilipat di bawah sayap depan jika sedang tidak dipakai. Saat terbang, ia mengepakkan sayap belakangnya secara cepat, sementara sayap depannya yang kaku tidak bisa mengepak dan direntangkan untuk menambah daya angkat. Sayap depannya yang keras juga bisa berfungsi seperti perisai pelindung.
Anatomi
Kumbang koksi memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah. Posisi kepala seperti ini membantunya saat makan hewan-hewan kecil seperti kutu daun. Di kakinya terdapat rambut-rambut halus berukuran mikroskopis (hanya bisa dilihat dengan mikroskop) yang ujungnya seperti sendok. Rambut ini menghasilkan bahan berminyak yang lengket sehingga kepik bisa berjalan dan menempel di tempat-tempat sulit seperti di kaca atau di langit-langit.
Makanan
Mayoritas dari kepik adalah karnivora yang memakan hewan-hewan kecil penghisap tanaman semisal kutu daun (afid). Larva dan kepik dewasa dari spesies yang sama biasanya memakan makanan yang sama. Kepik makan dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya. Di kepalanya terdapat sepasang rahang bawah (mandibula) untuk membantunya memegang mangsa saat makan. Ia lalu menusuk tubuh mangsanya dengan tabung khusus di mulutnya untuk menyuntikkan enzim pencerna ke tubuh mangsanya, lalu menghisap jaringan tubuh mangsanya yang sudah berbentuk cair. Seekor kepik diketahui bisa menghabiskan 1.000 ekor kutu daun sepanjang hidupnya.
Beberapa jenis kepik semisal kepik Jepang dan kepik dari spesies Epilachna admirabilis diketahui sebagai herbivora karena memakan daun. Kepik tersebut biasanya meninggalkan jejak yang khas pada daun bekas makanannya karena mereka tidak memakan urat daunnya.
Hibernasi
Seperti kebanyakan serangga dan hewan, kepik koksi di wilayah empat musim juga melakukan hibernasi (tidur panjang di musim dingin). Kepik koksi biasanya berkumpul dalam jumlah besar di tempat-tempat seperti di bawah balok kayu, kulit batang, atau timbunan daun saat berhibernasi. Selama periode tidur panjang itu, mereka bertahan dengan memanfaatkan persediaan makanan di tubuhnya.
Pertahanan Diri
Hewan-hewan yang memangsa kepik umumnya adalah hewan-hewan pemangsa serangga seperti burung dan laba-laba. Kepik memiliki cara unik dalam mempertahankan diri. Bila merasa terancam bahaya, ia akan berpura-pura mati dengan cara membalikkan tubuhnya dan menarik kakinya ke dalam. Sebagai mekanisme perlindungan lebih lanjut, ia akan mengeluarkan cairan berwarna kuning dari persendian kakinya. Cairan ini memiliki bau dan rasa yang tidak enak sehingga jika berhasil, pemangsanya tidak jadi memakannya karena tidak tahan dengan cairan tersebut.
Reproduksi dan Daur Hidup
Kepik melakukan perkawinan agar bisa berkembang biak. Kadang-kadang ada 2 kepik yang memiliki corak warna berbeda, namun tetap bisa melakukan perkawinan dan berkembang biak secara normal karena masih berasal dari spesies yang sama. Kepik betina dari jenis kepik karnivora selanjutnya memilih tempat yang banyak dihuni oleh serangga makananannya agar begitu menetas, larva itu mendapat persediaan makanan melimpah. Pada kepik pemakan daun, betina yang baru bertelur di suatu tanaman akan meninggalkan pola gigitan pada daun agar tidak ada betina lain yang bertelur di tanaman yang sama. Di wilayah empat musim, jika kepik betina tidak berhasil menemukan tanaman yang cocok hingga menjelang musim dingin, maka kepik betina akan menunda pelepasan telurnya hingga musim dingin usai.

Kepik sebagai anggota dari ordo Coleoptera (kumbang) mengalami metamorfosis sempurna: telur, larva, kepompong, dan dewasa. Telur kepik berbentuk lonjong dan berwarna kuning. Telur-telur ini biasanya menetas sekitar seminggu setelah pertama kali dikeluarkan. Larva kepik umumnya memiliki penampilan bertubuh panjang, diselubungi bulu, dan berkaki enam. Larva ini hidup dengan makan sesuai makanan induknya dan ketika mereka bertumbuh semakin besar, mereka melakukan pergantian kulit.
Larva yang sudah sampai hingga ukuran tertentu kemudian akan berhenti makan dan memasuki fase kepompong pada usia dua minggu sejak pertama kali menetas. Kepompong ini biasanya menempel pada benda-benda seperti daun atau ranting dan berwarna kuning dan hitam. Kepik dewasa selanjutnya akan keluar dari kepompong setelah sekitar satu minggu. Sayap depan kepik yang baru keluar masih rapuh dan berwarna kuning pucat sehingga ia akan berdiam diri sejenak untuk mengeraskan sayapnya sebelum mulai berakivitas.
Interaksi dengan Manusia
Kepik memiliki sejarah hubungan yang cukup baik dengan manusia. Banyak orang suka menangkap dan mengoleksi mereka karena tertarik akan motif dan corak sayapnya yang beraneka ragam. Kepik di beberapa negara juga dianggap sebagai hewan yang membawa keberuntungan. Di Jerman misalnya, jika ada kepik yang terbang memasuki rumah, maka keluarga yang tinggal di dalam rumah itu dipercaya akan menjadi kaya raya.
Pembasmi Hama
Epilachna admirabilis, spesies kepik pemakan daun
Kepik juga dikenal sebagai salah satu pembasmi hama ramah lingkungan. Sekitar abad ke-19, perkebunan buah di wilayah Asia dan Amerika Serikat diserang oleh hama serangga yang dikenal sebagai sisik bantal kapuk (Icerya purchasi) dan sempat menyebabkan kerugian besar. Hama itu sebenarnya adalah sejenis kutu daun yang hidup dengan menghisap sari tanaman dan membentuk semacam lapisan bersisik di sekitarnya untuk melindungi dirinya. Hewan itu terbawa tanpa sengaja dari Australia hingga sampai di wilayah perkebunan di benua lain.

Para ahli selanjutnya mencari cara untuk membasmi hama itu. Mereka akhirnya menemukan bahwa di habitat aslinya di Australia, sisik bantal kapuk memiliki pemangsa alamiah kepik Vedalia cardinalis. Kepik itu lalu dibawa ke perkebunan buah yang diserang oleh hama sisik bantal kapuk pada tahun 1888 dan dalam waktu dua tahun, cara itu telah berhasil menekan populasi serangga hama tersebut. Kepik ini pun selanjutnya menjadi salah satu contoh keberhasilan pengendalian hama dengan memanfaatkan perilakunya dalam rantai makanan (bioinsektisida).
B.   Tujuan
1.     Mengenal kepik atau ladybug yang berasal dari Ordo Coleoptera.

C.   Pembahasan
1.      Pengertian Umum
A.    hemiptera
Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik. Hemiptera terdiri dari 80.000 spesies serangga seperti tonggeret, kutu daun, anggang-anggang, walang sangit, dan lain-lain. Mereka semua memiliki ciri-ciri khusus seperti mulut berbentuk jarum dan tidak mengalami metamorfosis sempurna.
Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunani hemi (setengah) dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang.
Hemiptera terdiri dari 4 subordo berbeda: Auchenorrhyncha, Coleorrhyncha, Heteroptera, dan Sternorrhyncha. Subordo penyusun Hemiptera sendiri pada awalnya dipisahkan ke dalam 2 ordo berbeda, ordo Homoptera dan ordo Heteroptera/Hemiptera dengan melihat perbedaan pada kedua sayap serangga anggota penyusun kedua ordo tersebut. Kedua ordo tersebut akhirnya dikombinasikan menjadi satu ordo, yaitu ordo Hemiptera yang terdiri dari 4 subordo seperti yang dikenal sekarang dengan subordo Heteroptera memiliki anggota penyusun terbanyak (mencapai 25.000 spesies) di mana anggotanya umumnya adalah kepik-kepik sejati besar seperti walang sangit dan kepik pembunuh.
Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk jaringan dari makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera sendiri adalah omnivora yang berarti mereka mengonsumsi hampir segala jenis makanan mulai dari cairan tumbuhan, biji-bijian, serangga lain, hingga hewan-hewan kecil seperti ikan.
Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong.
Serangga anggota Hemiptera perlu melakukan perkawinan agar betinanya bisa membuahi telurnya dan berkembang biak, namun kutu daun atau afid yang juga merupakan anggota Hemiptera bisa melakukan partenogenesis (melahirkan tanpa kawin) sehingga mereka tetap bisa berkembang biak tanpa harus kawin lebih dulu.
Hemiptera tersebar di seluruh dunia, kecuali di daerah-daerah yang terlampau dingin seperti wilayah kutub. Cara hidup mereka yang beragam membuat persebaran mereka begitu luas. Beberapa anggota Hemiptera seperti walang sangit dan tonggeret hidup pada tanaman dan menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga hidup di antara tanaman, namun mereka memburu hewan-hewan kecil. Sebagian kecil dari Hemiptera seperti kutu busuk diketahui hidup sebagai parasit dan menghisap darah hewan yang lebih besar. Anggota Hemiptera lainnya juga diketahui hidup di air, misalnya anggang-anggang dan kepik air raksasa. Salah satu anggang-anggang dari genus Halobes bahkan diketahui hidup di air asin.
Serangga kecil yang dikenal sebagai kepik (ladybug) tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus hidupnya.
Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai kepik atau ladybug dari Ordo Coleoptera atau sering juga disebut dengan kumbang koksi.
Kumbang koksi adalah salah satu hewan kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama ladybird atau ladybug. Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun. Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi hama tanaman.
Kumbang ini ditemukan di seluruh dunia, terutama di wilayah-wilayah tempat hidup tanaman yang menyediakan makanannya. kurang lebih ada sekitar 5.000 spesies dan yang terbesar panjang tubuhnya mencapai hampir 1 cm.

2.      Anatomi
Kumbang koksi memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah dibedakan dari serangga lainnya. Tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan sepasang sayap keras di punggungnya. Sayap keras di punggungnya berwarna-warni, namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan pola seperti totol-totol.
Sayap keras yang berwarna-warni itu sebenarnya adalah sayap elitra atau sayap depannya. Sayap belakangnya berwarna transparan dan biasanya dilipat di bawah sayap depan jika sedang tidak dipakai. Saat terbang, ia mengepakkan sayap belakangnya secara cepat, sementara sayap depannya yang kaku tidak bisa mengepak dan direntangkan untuk menambah daya angkat.
Sayap depannya yang keras juga bisa berfungsi seperti perisai pelindung.
Kumbang koksi memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah. Posisi kepala seperti ini membantunya saat makan hewan-hewan kecil seperti kutu daun. Di kakinya terdapat rambut-rambut halus berukuran mikroskopis (hanya bisa dilihat dengan mikroskop) yang ujungnya seperti sendok. Rambut ini menghasilkan bahan berminyak yang lengket sehingga kepik bisa berjalan dan menempel di tempat-tempat sulit seperti di kaca atau di langit-langit.
3.      Makanan
Mayoritas dari kepik adalah karnivora yang memakan hewan-hewan kecil penghisap tanaman semisal kutu daun (afid). Larva dan kepik dewasa dari spesies yang sama biasanya memakan makanan yang sama. Kepik makan dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya. Di kepalanya terdapat sepasang rahang bawah (mandibula) untuk membantunya memegang mangsa saat makan. Ia lalu menusuk tubuh mangsanya dengan tabung khusus di mulutnya untuk menyuntikkan enzim pencerna ke tubuh mangsanya, lalu menghisap jaringan tubuh mangsanya yang sudah berbentuk cair. Seekor kepik diketahui bisa menghabiskan 1.000 ekor kutu daun sepanjang hidupnya.
Beberapa jenis kepik semisal kepik Jepang. Dan kepik dari spesies Epilachna admirabilis diketahui sebagai herbivora karena memakan daun. Kepik tersebut biasanya meninggalkan jejak yang khas pada daun bekas makanannya karena mereka tidak memakan urat daunnya.
4.      Perilaku
1.      Hibernasi
Seperti kebanyakan serangga dan hewan, kepik koksi di wilayah empat musim juga melakukan hibernasi (tidur panjang di musim dingin). Kepik koksi biasanya berkumpul dalam jumlah besar di tempat-tempat seperti di bawah balok kayu, kulit batang, atau timbunan daun saat berhibernasi.

2.      Pertahanan Diri
Hewan-hewan yang memangsa kepik umumnya adalah hewan-hewan pemangsa serangga seperti burung dan laba-laba. Kepik memiliki cara unik dalam mempertahankan diri. Bila merasa terancam bahaya, ia akan berpura-pura mati dengan cara membalikkan tubuhnya dan menarik kakinya ke dalam. Sebagai mekanisme perlindungan lebih lanjut, ia akan mengeluarkan cairan berwarna kuning dari persendian kakinya. Cairan ini memiliki bau dan rasa yang tidak enak sehingga jika berhasil, pemangsanya tidak jadi memakannya karena tidak tahan dengan cairan tersebut.[8] Pada kepik pemakan daun, betina yang baru bertelur di suatu tanaman akan meninggalkan pola gigitan pada daun agar tidak ada betina lain yang bertelur di tanaman yang sama. Di wilayah empat musim, jika kepik betina tidak berhasil menemukan tanaman yang cocok hingga menjelang musim dingin, maka kepik betina akan menunda pelepasan telurnya hingga musim dingin usai.
Kepik sebagai anggota dari ordo Coleoptera (kumbang) mengalami metamorfosis sempurna: telur, larva, kepompong, dan dewasa. Telur kepik berbentuk lonjong dan berwarna kuning. Telur-telur ini biasanya menetas sekitar seminggu setelah pertama kali dikeluarkan. Larva kepik umumnya memiliki penampilan bertubuh panjang, diselubungi bulu, dan berkaki enam. Larva ini hidup dengan makan sesuai makanan induknya dan ketika mereka bertumbuh semakin besar, mereka melakukan pergantian kulit.
Larva yang sudah sampai hingga ukuran tertentu kemudian akan berhenti makan dan memasuki fase kepompong pada usia dua minggu sejak pertama kali menetas. Kepompong ini biasanya menempel pada benda-benda seperti daun atau ranting dan berwarna kuning dan hitam. Kepik dewasa selanjutnya akan keluar dari kepompong setelah sekitar satu minggu. Sayap depan kepik yang baru keluar masih rapuh dan berwarna kuning pucat sehingga ia akan berdiam diri sejenak untuk mengeraskan sayapnya sebelum mulai berakivitas.


5.      Morfologi
a.       Contoh klasifikasi kepik ordo hemiptera
Kepik Anggrek Mertila malayensis Dist.
Ordo : Hemiptera
Famili : Miridae
1) Tanaman Inang :
Kepik ini memiliki daerah penyebaran meliputi wilayah Asia Selatan dan Timur. Kepik dapat ditemukan pada anggrek Phalaenopsis sp., Bulbophyllum sp., Renanthera sp., Vanda sp.
2) Gejala Serangan :
Serangan kepik menimbulkan gejala bintik-bintik putih kuning pada permukaan atas dan bawah daun anggrek. Kadang-kadang titik-titik tersebut sangat rapat sehingga merupakan bercak putih. Tanaman yang terserang lama-lama menjadi gundul.
3) Biologi :
Kepik berwarna merah kehitaman. Telur diletakkan di daun, dan nimfa yang baru menetas berwarna merah mirip dengan tungau. Serangga biasanya hidup berkelompok, jika diganggu maka akan melarikan diri dengan cepat. Di Salatiga siklus hidup sekitar 4 minggu, dan serangga dewasa dapat hidup selama 2 bulan.
Ordo HEMIPTERA KEPIK - KEPIK
Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik. Hemiptera terdiri dari 80.000 spesies serangga seperti tonggeret, kutu daun, anggang-anggang, walang sangit, dan lain-lain. Mereka semua memiliki ciri-ciri khusus seperti mulut berbentuk jarum dan tidak mengalami metamorfosis sempurna. Hemiptera terdiri dari 4 subordo berbeda: Auchenorrhyncha, Coleorrhyncha, Heteroptera, dan Sternorrhyncha.
MORFOLOGI KEPIK
 Struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum.
 Sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran.
 Bagian yang beruas dari proboscis itu adalah labium, yang bertindak sebagai suatu selubung bagi empat stilet penusuk (dua mandibel dan dua maksilae).
 Maksilae bersama-sama cocok di dalam proboscis membentuk dua saluran, sebuah saluran makanan dan sebuah saluran air liur.
 Tidak ada palpus, walaupun struktur kecil seperti bergelambir yang jelas pada proboscis dari beberapa kepik akuatik yangdiperkirakan beberapa ahli sebagai palpus.

 DAUR HIDUP KEPIK
 Kepik tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong. Dengan kata lain melalui tahap : telur nimfa dewasa.

 KEBIASAAN KEPIK
 Kepik yang berukuran 2,5 cm dengan warna badan coklat kegelapan ditandai dengan huruf “X” pada lipatan sayap di punggung dan ujung antena kemerahan. Tampilannya gagah, dengan “otot-otot” paha yang tampak gempal.
 Perilakunya tenang dan selalu memilih pucuk-pucuk daun yang muda, dengan akibat pucuk itu akan segera layu dalam beberapa waktu. Konon air seni yang dihasilkan kepik ini mengandung zat racun yang dapat mematikan pucuk daun, sehingga cenderung dianggap sebagai hama. Hal ini serupa yang terjadi pada kerabatnya yaitu wereng.

 PENYAKIT AKIBAT KEPIK
 Kepik Helopeltis spp. termasuk hama penting yang menyerang buah kakao dan pucuk/ranting muda. Serangan pada buah tua tidak terlalu merugikan, tetapisebaliknya pada buah muda. Selain kakao,hama ini juga memakan banyak tanamanlain, diantaranya: teh, jambu biji, jambumete, lamtoro, apokat, mangga, dadap, ubijalar, dll.

 Kepik leher adalah pemangsa ulat-ulat,kutu, pengisap (seperti Helopeltis) danserangga lainnya. Kepik leher adalahpemburu yang sangat efektif. Sebagianjenis kepik ini aktif siang hari dansebagian malam hari.

 CARA PEMBERANTASAN HAMA KEPIK
 Dengan cara pemangkasan pada buah yang terserang hama kepik.
 Dengan cara hayati

 SPECIES
 1. KEPIK MATA BESAR
 2. KEPIK Helopeltis spp.
 3. KEPIK LEHER

 PENAMAAN ORDO HEMIPTERA
 Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunani hemi (setengah) dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang.

 KLASIFIKASI ORDO HEMIPTERA
 Ordo hemiptera terdiri dari 4 sub ordo yang berbeda :
 1. Auchenorrhyncha
 2. Coleorrhyncha
 3. Heteroptera
 4. Sternorrhyncha

 PERSEBARAN HEMIPTERA
 Hemiptera tersebar di seluruh dunia, kecuali di daerah-daerah yang terlampau dingin seperti wilayah kutub. Cara hidup mereka yang beragam membuat persebaran mereka begitu luas. Beberapa anggota Hemiptera seperti walang sangit dan tonggeret hidup pada tanaman dan menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga hidup di antara tanaman, namun mereka memburu hewan-hewan kecil. Sebagian kecil dari Hemiptera seperti kutu busuk diketahui hidup sebagai parasit dan menghisap darah hewan yang lebih besar. Anggota Hemiptera lainnya juga diketahui hidup di air, misalnya anggang-anggang dan kepik air raksasa. Salah satu anggang-anggang dari genus Halobes bahkan diketahui hidup di air asin.
Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
 Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain.

 Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli.

 Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah.
 Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Bnetuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.
 Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah :
 - Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb.)
 - Kepik hijau (Nezara viridula L)
 - Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F)
B. COLEOPTERA (Kumbang Koksi)
Serangga kecil yang dikenal sebagai kepik (ladybug) tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus hidupnya.

Kumbang koksi adalah salah satu hewan kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama ladybird atau ladybug.Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun. Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi hama tanaman.

Kumbang ini ditemukan di seluruh dunia, terutama di wilayah-wilayah tempat hidup tanaman yang menyediakan makanannya.Di dunia ini kurang lebih ada sekitar 5.000 spesies dan yang terbesar panjang tubuhnya mencapai hampir 1 cm.
Hewan tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1}. Dia memiliki ukuran 1 sampai 10 mm.
2}. Berbentuk seperti belahan bola.
3}. Berwarna merah dan juga ada yang berwarna coklat bahkan kuning keemasan.
4}. Tubuhnya bergaris dan berbintik-bintik.
5}. Kepik yang dewasa makanannya adalah kutu daun.

Bisanya kepik banyak dijumpai di areal persawahan, lebih tepatnya di pohon kakungan. Pohon kakungan memang banyak dihinggapi kutu daun berwarna putih. Cairan dari tubuh kutu inilah yang menjadi sumber makanan kepik.

Kumbang koksi memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah dibedakan dari serangga lainnya. Tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan sepasang sayap keras di punggungnya. Sayap keras di punggungnya berwarna-warni, namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan pola seperti totol-totol.Sayap keras yang berwarna-warni itu sebenarnya adalah sayap elitra atau sayap depannya. Sayap belakangnya berwarna transparan dan biasanya dilipat di bawah sayap depan jika sedang tidak dipakai. Saat terbang, ia mengepakkan sayap belakangnya secara cepat, sementara sayap depannya yang kaku tidak bisa mengepak dan direntangkan untuk menambah daya angkat. Sayap depannya yang keras juga bisa berfungsi seperti perisai pelindung.
Anatomi
Kumbang koksi memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah. Posisi kepala seperti ini membantunya saat makan hewan-hewan kecil seperti kutu daun. Di kakinya terdapat rambut-rambut halus berukuran mikroskopis (hanya bisa dilihat dengan mikroskop) yang ujungnya seperti sendok. Rambut ini menghasilkan bahan berminyak yang lengket sehingga kepik bisa berjalan dan menempel di tempat-tempat sulit seperti di kaca atau di langit-langit.
Makanan
Mayoritas dari kepik adalah karnivora yang memakan hewan-hewan kecil penghisap tanaman semisal kutu daun (afid). Larva dan kepik dewasa dari spesies yang sama biasanya memakan makanan yang sama. Kepik makan dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya. Di kepalanya terdapat sepasang rahang bawah (mandibula) untuk membantunya memegang mangsa saat makan. Ia lalu menusuk tubuh mangsanya dengan tabung khusus di mulutnya untuk menyuntikkan enzim pencerna ke tubuh mangsanya, lalu menghisap jaringan tubuh mangsanya yang sudah berbentuk cair. Seekor kepik diketahui bisa menghabiskan 1.000 ekor kutu daun sepanjang hidupnya.
Beberapa jenis kepik semisal kepik Jepang dan kepik dari spesies Epilachna admirabilis diketahui sebagai herbivora karena memakan daun. Kepik tersebut biasanya meninggalkan jejak yang khas pada daun bekas makanannya karena mereka tidak memakan urat daunnya.
Hibernasi
Seperti kebanyakan serangga dan hewan, kepik koksi di wilayah empat musim juga melakukan hibernasi (tidur panjang di musim dingin). Kepik koksi biasanya berkumpul dalam jumlah besar di tempat-tempat seperti di bawah balok kayu, kulit batang, atau timbunan daun saat berhibernasi. Selama periode tidur panjang itu, mereka bertahan dengan memanfaatkan persediaan makanan di tubuhnya.
Pertahanan Diri
Hewan-hewan yang memangsa kepik umumnya adalah hewan-hewan pemangsa serangga seperti burung dan laba-laba. Kepik memiliki cara unik dalam mempertahankan diri. Bila merasa terancam bahaya, ia akan berpura-pura mati dengan cara membalikkan tubuhnya dan menarik kakinya ke dalam. Sebagai mekanisme perlindungan lebih lanjut, ia akan mengeluarkan cairan berwarna kuning dari persendian kakinya. Cairan ini memiliki bau dan rasa yang tidak enak sehingga jika berhasil, pemangsanya tidak jadi memakannya karena tidak tahan dengan cairan tersebut.
Reproduksi dan Daur Hidup
Kepik melakukan perkawinan agar bisa berkembang biak. Kadang-kadang ada 2 kepik yang memiliki corak warna berbeda, namun tetap bisa melakukan perkawinan dan berkembang biak secara normal karena masih berasal dari spesies yang sama. Kepik betina dari jenis kepik karnivora selanjutnya memilih tempat yang banyak dihuni oleh serangga makananannya agar begitu menetas, larva itu mendapat persediaan makanan melimpah. Pada kepik pemakan daun, betina yang baru bertelur di suatu tanaman akan meninggalkan pola gigitan pada daun agar tidak ada betina lain yang bertelur di tanaman yang sama. Di wilayah empat musim, jika kepik betina tidak berhasil menemukan tanaman yang cocok hingga menjelang musim dingin, maka kepik betina akan menunda pelepasan telurnya hingga musim dingin usai.

Kepik sebagai anggota dari ordo Coleoptera (kumbang) mengalami metamorfosis sempurna: telur, larva, kepompong, dan dewasa. Telur kepik berbentuk lonjong dan berwarna kuning. Telur-telur ini biasanya menetas sekitar seminggu setelah pertama kali dikeluarkan. Larva kepik umumnya memiliki penampilan bertubuh panjang, diselubungi bulu, dan berkaki enam. Larva ini hidup dengan makan sesuai makanan induknya dan ketika mereka bertumbuh semakin besar, mereka melakukan pergantian kulit.
Larva yang sudah sampai hingga ukuran tertentu kemudian akan berhenti makan dan memasuki fase kepompong pada usia dua minggu sejak pertama kali menetas. Kepompong ini biasanya menempel pada benda-benda seperti daun atau ranting dan berwarna kuning dan hitam. Kepik dewasa selanjutnya akan keluar dari kepompong setelah sekitar satu minggu. Sayap depan kepik yang baru keluar masih rapuh dan berwarna kuning pucat sehingga ia akan berdiam diri sejenak untuk mengeraskan sayapnya sebelum mulai berakivitas.
Interaksi dengan Manusia
Kepik memiliki sejarah hubungan yang cukup baik dengan manusia. Banyak orang suka menangkap dan mengoleksi mereka karena tertarik akan motif dan corak sayapnya yang beraneka ragam. Kepik di beberapa negara juga dianggap sebagai hewan yang membawa keberuntungan. Di Jerman misalnya, jika ada kepik yang terbang memasuki rumah, maka keluarga yang tinggal di dalam rumah itu dipercaya akan menjadi kaya raya.
Pembasmi Hama
Epilachna admirabilis, spesies kepik pemakan daun
Kepik juga dikenal sebagai salah satu pembasmi hama ramah lingkungan. Sekitar abad ke-19, perkebunan buah di wilayah Asia dan Amerika Serikat diserang oleh hama serangga yang dikenal sebagai sisik bantal kapuk (Icerya purchasi) dan sempat menyebabkan kerugian besar. Hama itu sebenarnya adalah sejenis kutu daun yang hidup dengan menghisap sari tanaman dan membentuk semacam lapisan bersisik di sekitarnya untuk melindungi dirinya. Hewan itu terbawa tanpa sengaja dari Australia hingga sampai di wilayah perkebunan di benua lain.

Para ahli selanjutnya mencari cara untuk membasmi hama itu. Mereka akhirnya menemukan bahwa di habitat aslinya di Australia, sisik bantal kapuk memiliki pemangsa alamiah kepik Vedalia cardinalis. Kepik itu lalu dibawa ke perkebunan buah yang diserang oleh hama sisik bantal kapuk pada tahun 1888 dan dalam waktu dua tahun, cara itu telah berhasil menekan populasi serangga hama tersebut. Kepik ini pun selanjutnya menjadi salah satu contoh keberhasilan pengendalian hama dengan memanfaatkan perilakunya dalam rantai makanan (bioinsektisida).

D.   Kesimpulan
Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunani hemi (setengah) dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang.
Hemiptera terdiri dari 4 subordo berbeda: Auchenorrhyncha, Coleorrhyncha, Heteroptera, dan Sternorrhyncha. Subordo penyusun Hemiptera sendiri pada awalnya dipisahkan ke dalam 2 ordo berbeda, ordo Homoptera dan ordo Heteroptera/Hemiptera dengan melihat perbedaan pada kedua sayap serangga anggota penyusun kedua ordo tersebut. Kedua ordo tersebut akhirnya dikombinasikan menjadi satu ordo, yaitu ordo Hemiptera yang terdiri dari 4 subordo seperti yang dikenal sekarang dengan subordo Heteroptera memiliki anggota penyusun terbanyak (mencapai 25.000 spesies) di mana anggotanya umumnya adalah kepik-kepik sejati besar seperti walang sangit dan kepik pembunuh.
Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk jaringan dari makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera sendiri adalah omnivora yang berarti mereka mengonsumsi hampir segala jenis makanan mulai dari cairan tumbuhan, biji-bijian, serangga lain, hingga hewan-hewan kecil seperti ikan.
Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong.
Serangga anggota Hemiptera perlu melakukan perkawinan agar betinanya bisa membuahi telurnya dan berkembang biak, namun kutu daun atau afid yang juga merupakan anggota Hemiptera bisa melakukan partenogenesis (melahirkan tanpa kawin) sehingga mereka tetap bisa berkembang biak tanpa harus kawin lebih dulu.
Hemiptera tersebar di seluruh dunia, kecuali di daerah-daerah yang terlampau dingin seperti wilayah kutub. Cara hidup mereka yang beragam membuat persebaran mereka begitu luas. Beberapa anggota Hemiptera seperti walang sangit dan tonggeret hidup pada tanaman dan menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga hidup di antara tanaman, namun mereka memburu hewan-hewan kecil. Sebagian kecil dari Hemiptera seperti kutu busuk diketahui hidup sebagai parasit dan menghisap darah hewan yang lebih besar. Anggota Hemiptera lainnya juga diketahui hidup di air, misalnya anggang-anggang dan kepik air raksasa. Salah satu anggang-anggang dari genus Halobes bahkan diketahui hidup di air asin.
Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
 Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain.

 Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli.

 Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah.
 Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Bnetuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.
 Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah :
 - Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb.)
 - Kepik hijau (Nezara viridula L)
COLEOPTERA (Kumbang Koksi)
Serangga kecil yang dikenal sebagai kepik (ladybug) tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus hidupnya.

Kumbang koksi adalah salah satu hewan kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama ladybird atau ladybug.Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun. Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi hama tanaman.

 - Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F)

E.   Daftar Pustaka