Rabu, 19 September 2012

TEORI LAMARCK AND DARWIN (BTR)


A.    Pendahuluan

Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup.

            Teori Lamarck dan teori Darwin mengatakan bahwa jenis-jenis tumbuhan maupun hewan yang ada di muka bumi ini dari masa ke masa perlahan-lahan akan berubah bentuk kebentuk lainnya. Tidak ada satu macam jenis tumbuhan yang bentuknya tetap, mlainkan dari masa ke masa akan mengalami perubahan. Melalui evolusi dari bentuk lama akan dihasilkan bentuk-bentuk baru yang mungkin bahkan menyimpang dari bentuk-bentuk sebelumnya.

Masalah yang akan dibahas adalah keanekaragaman menurut teori Lamarck dan Darwin. Selain itu juga akan diperjelas mengenai taksonomi dan hubungan dengan ilmu pengetahuan lainnya. Tujuannya agar mahasiswa dapat mengetahui dan lebih menguasai perkembangan keanekaragaman di masa ini.

B.     Abstrak

            Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Teori Lamarck dan teori Darwin mengatakan bahwa jenis-jenis tumbuhan maupun hewan yang ada di muka bumi ini dari masa ke masa perlahan-lahan akan berubah bentuk ke bentuk lainnya. Tidak ada satu macam jenis tumbuhan yang bentuknya tetap, melainkan dari masa ke masa akan mengalami perubahan. Melalui evolusi dari bentuk lama akan dihasilkan bentuk-bentuk baru yang mungkin bahkan menyimpang dari bentuk-bentuk sebelumnya.

C.    Tujuan

-          Untuk mengetahui teori keanekaraman menurut Teori Lamarck dan Darwin.
-          Untuk mengetahui taksonomi dan hubungan taksonomi dengan ilmu lainnya.

D.    Pembahasan

1.      Teori Lamarck dan teori Darwin
Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup.
            Teori Lamarck dan teori Darwin mengatakan bahwa jenis-jenis tumbuhan maupun hewan yang ada di muka bumi ini dari masa ke masa perlahan-lahan akan berubah bentuk kebentuk lainnya. Tidak ada satu macam jenis tumbuhan yang bentuknya tetap, mlainkan dari masa ke masa akan mengalami perubahan. Melalui evolusi dari bentuk lama akan dihasilkan bentuk-bentuk baru yang mungkin bahkan menyimpang dari bentuk-bentuk sebelumnya.
a.       Jean Baptiste Lamarck (1744 -1829)
Lamarck mengatakan bahwa evolusi diakibatkan perubahan sifat yang diwariskan. Menurut Lamarck, makhluk hidup selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian tersebut akhirnya akan menyebabkan makhluk hidup tersebut mengalami perubahan (baik secara morfologis, fisiologis maupun tingkah laku). Perubahan inilah yang kemudian akan diwariskan pada keturunannya. Akibatnya, generasi berikutnya akan mendapatkan akumulasi perubahan yang diperoleh dari nenek moyangnya.
Teori Lamarck biasa dicontohkan dengan jerapah. Menurutnya, nenek moyang jerapah semua berleher pendek. Tetapi karena kebiasaan menjulurkan leher untuk menjangkau dedaunan muda yang letaknya tinggi di ujung batang, maka lama-kelamaan lehernya mengalami pemanjangan. Pemanjangan leher inilah yang kemudian diwariskan pada keturunannya, sehingga kini kita melihat jerapah berleher panjang.

b.      Charles Darwin (1809 – 1882)
Darwin mengatakan bahwa evolusi diakibatkan mekanisme seleksi alam dan adaptasi. Menurutnya, adanya perkawinan akan memunculkan keragaman anggota populasi. Kemudian seleksi alam akan bekerja terhadap keragaman tersebut. Varian yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan akhirnya akan mengalami kepunahan. Sebaliknya, varian yang bisa bertahan hidup akan terus hidup beradaptasi dan melestarikan generasinya. Mekanisme seleksi alam dan adaptasi ini pada akhirnya akan memunculkan spesies-spesies baru.
Teori Darwin jika dimodelkan dengan jerapah seperti Lamarck akan menjadi seperti berikut ini; Asalanya anggota populasi jerapah ada yang berleher panjang dan ada yang berleher pendek. Kondisi lingkungan sabana (padang rumput luas dengan perdu dan pepohonan tinggi beranting banyak) memaksa populasi ini untuk memakan dedaunan yang berada di ujung ranting. Tempat yang tinggi membuat jerapah yang berleher panjang bertahan hidup dan mewariskan sifat unggulnya pada keturunannya. Sedangkan jerapah berleher pendek punah karena kalah bersaing dengan jerapah berleher panjang.

2.      Taksonomi, sistematika tumbuhan dan hubungan taksonomi dengan ilmu lainnya

a.       Taksonomi Tumbuhan

Kata  taksonomi  diambil dari bahasa Yunani tassein yang memiliki arti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi  merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang merupakan rentetan proses penemuan, deskripsi, klasifikasi dan memberikan nama (nomenclature) pada suatu organisme. Selain itu taksonomi merupakan sebagai bagian dari mempelajari hubungan tiap kelompok takson dan prinsip-prinsip yang ada di dalam proses klasifikasi yang lebih dikenal dengan sistematik. Jadi  sistematik (systematics)  merupakan kajian yang lebih luas dari taksonomi tradisional dengan tambahan teori dan aspek praktis tentang evolusi, genetika dan spesiasi.  Taksonomi  juga dapat diartikan sebagai mengklasifikan suatu organisme dalam tingkatan hirarki atau dalam tingkatan taksonomi (seperti kerajaan (kingdom), bangsa (ordo), suku (famili), marga (genus) dan jenis (spesies) berdasarkan karakter-karakter yang sama . Dalam tatanama binomial, penamaan suatu jenis cukup hanya menyebutkan nama marga (selalu diawali dengan huruf besar) dan nama jenis (selalu diawali dengan huruf kecil) yang dicetak miring (dicetak tegak jika naskah utama dicetak miring) atau ditulis dengan garis bawah. Aturan ini seharusnya tidak akan membingungkan karena nama marga tidak boleh sama untuk tingkatan takson lain yang lebih tinggi. Perkembangan pengetahuan lebih lanjut memaksa dibuatnya takson baru di antara keenam takson yang sudah ada (memakai awalan 'super-' dan 'sub-'). Dibuat pula satu takson di atas Phylum, yaitu Regnum (secara harfiah berarti Kingdom atau Kerajaan) yang digunakan untuk membedakan Prokariota (terdiri dari Regnum Archaea dan Bacteria ) dan Eukariota (terdiri dari Regnum Fungi atau Jamur , Plantae atau Tumbuhan , dan Animalia atau Hewan ).
Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy of Vascular Plants definisi dari taksonomi dengan perumusan yang lebih sederhana, taksonomi adalah ilmu pengetahuan yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi pada obyek biologi yang bila dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan taksonomi tumbuhan.
Tata nama tumbuhan  bagian dari Taksonomi
Tatanama dibagi ada 2 yaitu :
·         Tatanama biasa
·         Tatanama ilmiah
Perbandingan nama ilmiah dengan biasa sebagai berikut :
Nama ilmiah
1.            Diatur dalam kode internasional tatanama tumbuhan
2.            Dalam bahasa diperrlakukan bahasa latin
3.            Berlaku internasional
4.            Kadang-kadang sukar dihapalkan
5.            Memberikan indikasi untuk kategori takson yang nama-nama itu diberikan
6.            Untuk tiap takson dengan devinisi ,posisi dan tingakt tertentu hanya ada nama satu yang benar.
Nama Biasa
1.            Tidak mengikuti ketentuan manapun
2.            Dalam bahasa setempat atau daerah
3.            Berlaku local
4.            Biasanya mudah dihapalkan
5.            Tidak jelas untuk dikategorikan takson yang mana nama yang diberikan.
6.            Satu takson dapat mempunyai lebih 1 nama yang berbeda-beda menurut bahasa yang dingunakan untuk penyebutannya.

b.      Sistematika Tumbuhan
Sistematika adalah ilmu yang secara ilmiah mempelajari keanekaragaman makhluk hidup serta sejarah hubungan kekerabatan evolusi yang ada di antara mereka. Gabungan antara taksonomi dan filogenetika.
Sistematika tumbuhan adalah ilmu yang berkaitan sangat erat dengan taksonomi tumbuhan. Namun demikian, sistematika tumbuhan lebih banyak mempelajari hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam sistematika bantuan ilmu seperti filogeni dan kladistika banyak berperan. Di sisi lain, taksonomi tumbuhan lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampel-sampel (spesimen) tumbuhan dan pengelompokan (klasifikasi) berdasarkan contoh-contoh ini.
Klasifikasi Penempatan tumbuhan ke dalam takson tertentu yang sesuai dengan sistem tata nama.
Sistematika tumbuhan:
-          Kingdom
-          Divisio
-          Sub-divisio
-          Class / Klas
-          Sub-class / Sub-klass
-          Ordo / bangsa
-          Sub-ordo / sub-bangsa
-          Familia / suku
-          Genus / marga
-          Species / jenis
Ruang lingkup taksonomi dan sistematika lingkungan mempelajari tentang macam-macam keanekaragaman ditinjau dari kekerabatannya. Menurut pengertian baru taksonomi diberi pengertian sebagai ilmu yang mempelajari tentang teori-teori klasifikasi, pencirian dan penamaan. Dengan demikian kegiatan taksonomi mencakup tentang :
Dasar-dasar pencirian
Tata cara pengenalan dan hukum-hukum penamaan
Asas-asas pengaturan tumbuhan dalam golongan atau kesatuan kelasnya secara ideal.

Biosistematik
-          Biosistematik menurut Camp dan Gilly (1943) menekankan pada penentuan batasan kesatuan biotik alami dan menerapkan pada nila-nilai unit suatu sistem penamaan yang memadai ini kepada tugas pemberitahuan informasi yang tepat tentang batasan yang ditentukan hubungan kekerabatan, variabilitas dan struktur dinamikanya.
-          Biosistematik menurut Clausen (1945), ia memandang bahwa genetika, morfologi komperatif dan ekologi sebagai sediaan data yang diperlukan, diambil dan diterapkan secara kolektif untuk studi dari spesiasi untuk mengambil suatu keputusan biosistematisnya.
-
Kunci Taksonomi

Kunci adalah suatu proses yang digunakan untuk dentifikasi tumbuhan yang belum diketahui namanya. Skema proses ini sering disebut kunci taksonomi. Nomenklatur adalah penerapan teknik penamaan tumbuhan sesuai dengan peraturan-peraturan yang tertera di dalam Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan (KITT)

c.       Hubungan Taksonomi dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya

Ilmu taksonomi mempunyai beberapa tugas yaitu:
-          Menyediakan jalan untuk memungkinkan orang untuk mengadakan pengenaian, penentuan atau pendeterminasian semua jenis tumbuhan yang ada didunia ini. Untuk itu para ahli sistematik telah menciptakan sistem tatanama ilmiah yang universal, menyusun kunci determinasi, menghimpun koleksi spesimen acuan dan lain-lain.
-          Pengumpulan semua data yang lengkap untuk dipertalakan secara teratur sehingga memungkinkan orang menarik keuntungan dari pengetahuan yang ada dengan cepat.
-          Menciptakan terciptanya sistem klasifikasi yang tersusun sedemikian rupa dan mencerminkan dekatnya hubungan kekerabatan alamiah diantara tumbuhan, yang sekaligus harus pula dapat mengungkapkan jalannya evolusi tumbuhan.
-          Dari segala pengetahuan yang sudah tercapai ini dilakukan pengkajian analisis dan disintesiskan kembali untuk memperoleh pengertian dasar ilmiah dari keanekaragaman dan hubungan kekerabatan tumbuhan dan untuk mengetahui bagaimana mekanisme pendekatannya.
Mata rantai hubungan ilmu-ilmu lain dengan taksonomi tidaklah hanya masalah nama, peraturan pemberian nama yang benar secara internasional dan penggolongan saja, melainkan juga menentukan hubungan kekerabatan antar tumbuahan. Sehingga, ini penting untuk ilmu-ilmu terapan, seperti pertanian, kehutanan, farmasi, dan ilmu lainnya. Penggolongan tumbuhan harus dilengkapi dengan suatu dasar yang mantap dari ilmu-ilmu yang termasuk biologi, misalnya morfologi, anatomi, sitologi, embriologi, fisiologi, fitokimia, genetika, ekologi, fitogeografi, dan lain-lainnya.
Taksonomi merupakan dasar dari ilmu-ilmu lain, tetapi perkembangan taksonomi juga tergantung pula dari perkembangan ilmu-ilmu tadi. Klasifikasi yang baik dapat merupakan pedoman pencarian problem-problem penelitian biologi, serta bidang-bidang ilmu lainnya. Oleh karena itu para ahli taksonomi mempunyai tanggung jawab berat dalam membuat sistem klasifikasi yang dapat menjadi pedoman secara umum bagi ilmu lainnya.

c.       Kesimpulan

Jean Baptiste Lamarck (1744 -1829) mengatakan bahwa evolusi diakibatkan perubahan sifat yang diwariskan. Menurut Lamarck, makhluk hidup selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian tersebut akhirnya akan menyebabkan makhluk hidup tersebut mengalami perubahan (baik secara morfologis, fisiologis maupun tingkah laku). Perubahan inilah yang kemudian akan diwariskan pada keturunannya. Akibatnya, generasi berikutnya akan mendapatkan akumulasi perubahan yang diperoleh dari nenek moyangnya..
Charles Darwin (1809 – 1882) mengatakan bahwa evolusi diakibatkan mekanisme seleksi alam dan adaptasi. Menurutnya, adanya perkawinan akan memunculkan keragaman anggota populasi. Kemudian seleksi alam akan bekerja terhadap keragaman tersebut. Varian yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan akhirnya akan mengalami kepunahan. Sebaliknya, varian yang bisa bertahan hidup akan terus hidup beradaptasi dan melestarikan generasinya. Mekanisme seleksi alam dan adaptasi ini pada akhirnya akan memunculkan spesies-spesies baru.
Kata  taksonomi  diambil dari bahasa Yunani tassein yang memiliki arti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi  merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang merupakan rentetan proses penemuan, deskripsi, klasifikasi dan memberikan nama (nomenclature) pada suatu organism.
Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy of Vascular Plants definisi dari taksonomi dengan perumusan yang lebih sederhana, taksonomi adalah ilmu pengetahuan yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi pada obyek biologi yang bila dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan taksonomi tumbuhan. Tatanama dibagi ada 2 yaitu tatanama biasa dan tatanama ilmiah.
Sistematika adalah ilmu yang secara ilmiah mempelajari keanekaragaman makhluk hidup serta sejarah hubungan kekerabatan evolusi yang ada di antara mereka. Gabungan antara taksonomi dan filogenetika.
Sistematika tumbuhan:
-          Kingdom
-          Divisio
-          Sub-divisio
-          Class / Klas
-          Sub-class / Sub-klass
-          Ordo / bangsa
-          Sub-ordo / sub-bangsa
-          Familia / suku
-          Genus / marga
-          Species / jenis
Ruang lingkup taksonomi dan sistematika lingkungan mempelajari tentang macam-macam keanekaragaman ditinjau dari kekerabatannya. Menurut pengertian baru taksonomi diberi pengertian sebagai ilmu yang mempelajari tentang teori-teori klasifikasi, pencirian dan penamaan. Dengan demikian kegiatan taksonomi mencakup tentang :
-          Dasar-dasar pencirian
-          Biosistematik
-          Kunci Taksonomi
-           
Mata rantai hubungan ilmu-ilmu lain dengan taksonomi tidaklah hanya masalah nama, peraturan pemberian nama yang benar secara internasional dan penggolongan saja, melainkan juga menentukan hubungan kekerabatan antar tumbuahan. Sehingga, ini penting untuk ilmu-ilmu terapan, seperti pertanian, kehutanan, farmasi, dan ilmu lainnya. Penggolongan tumbuhan harus dilengkapi dengan suatu dasar yang mantap dari ilmu-ilmu yang termasuk biologi, misalnya morfologi, anatomi, sitologi, embriologi, fisiologi, fitokimia, genetika, ekologi, fitogeografi, dan lain-lainnya.
Taksonomi merupakan dasar dari ilmu-ilmu lain, tetapi perkembangan taksonomi juga tergantung pula dari perkembangan ilmu-ilmu tadi. Klasifikasi yang baik dapat merupakan pedoman pencarian problem-problem penelitian biologi, serta bidang-bidang ilmu lainnya. Oleh karena itu para ahli taksonomi mempunyai tanggung jawab berat dalam membuat sistem klasifikasi yang dapat menjadi pedoman secara umum bagi ilmu lainnya.

























DAFTAR PUSTAKA






1 komentar:

semoga bermanfaat.... kalo ada yang salah,, mungkiin ada kritik dan sebagaiinya.. komenn aja, sebagai masukan. terima kasih.