A.
Pendahuluan
Keanekaragaman
atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya
perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat
lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya
persamaan ciri antara makhluk hidup.
Teori Lamarck dan teori Darwin mengatakan bahwa
jenis-jenis tumbuhan maupun hewan yang ada di muka bumi ini dari masa ke masa
perlahan-lahan akan berubah bentuk kebentuk lainnya. Tidak ada satu macam jenis
tumbuhan yang bentuknya tetap, mlainkan dari masa ke masa akan mengalami
perubahan. Melalui evolusi dari bentuk lama akan dihasilkan bentuk-bentuk baru
yang mungkin bahkan menyimpang dari bentuk-bentuk sebelumnya.
Masalah yang
akan dibahas adalah keanekaragaman menurut teori Lamarck dan Darwin. Selain itu
juga akan diperjelas mengenai taksonomi dan hubungan dengan ilmu pengetahuan
lainnya. Tujuannya agar mahasiswa dapat mengetahui dan lebih menguasai
perkembangan keanekaragaman di masa ini.
B.
Abstrak
Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat
terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur,
penampilan dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup
dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Teori Lamarck
dan teori Darwin mengatakan bahwa jenis-jenis tumbuhan maupun hewan yang ada di
muka bumi ini dari masa ke masa perlahan-lahan akan berubah bentuk ke bentuk
lainnya. Tidak ada satu macam jenis tumbuhan yang bentuknya tetap, melainkan
dari masa ke masa akan mengalami perubahan. Melalui evolusi dari bentuk lama
akan dihasilkan bentuk-bentuk baru yang mungkin bahkan menyimpang dari
bentuk-bentuk sebelumnya.
C.
Tujuan
-
Untuk mengetahui teori keanekaraman
menurut Teori Lamarck dan Darwin.
-
Untuk mengetahui taksonomi dan hubungan taksonomi
dengan ilmu lainnya.
D.
Pembahasan
1. Teori
Lamarck dan teori Darwin
Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup
dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur,
penampilan dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup
dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup.
Teori Lamarck dan teori Darwin
mengatakan bahwa jenis-jenis tumbuhan maupun hewan yang ada di muka bumi ini
dari masa ke masa perlahan-lahan akan berubah bentuk kebentuk lainnya. Tidak
ada satu macam jenis tumbuhan yang bentuknya tetap, mlainkan dari masa ke masa
akan mengalami perubahan. Melalui evolusi dari bentuk lama akan dihasilkan
bentuk-bentuk baru yang mungkin bahkan menyimpang dari bentuk-bentuk
sebelumnya.
a. Jean
Baptiste Lamarck (1744 -1829)
Lamarck mengatakan bahwa evolusi
diakibatkan perubahan sifat yang diwariskan. Menurut Lamarck, makhluk hidup
selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian tersebut akhirnya
akan menyebabkan makhluk hidup tersebut mengalami perubahan (baik secara
morfologis, fisiologis maupun tingkah laku). Perubahan inilah yang kemudian
akan diwariskan pada keturunannya. Akibatnya, generasi berikutnya akan mendapatkan
akumulasi perubahan yang diperoleh dari nenek moyangnya.
Teori Lamarck biasa dicontohkan dengan
jerapah. Menurutnya, nenek moyang jerapah semua berleher pendek. Tetapi karena
kebiasaan menjulurkan leher untuk menjangkau dedaunan muda yang letaknya tinggi
di ujung batang, maka lama-kelamaan lehernya mengalami pemanjangan. Pemanjangan
leher inilah yang kemudian diwariskan pada keturunannya, sehingga kini kita
melihat jerapah berleher panjang.
b. Charles
Darwin (1809 – 1882)
Darwin mengatakan bahwa evolusi diakibatkan
mekanisme seleksi alam dan adaptasi. Menurutnya, adanya perkawinan akan
memunculkan keragaman anggota populasi. Kemudian seleksi alam akan bekerja
terhadap keragaman tersebut. Varian yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan
akhirnya akan mengalami kepunahan. Sebaliknya, varian yang bisa bertahan hidup
akan terus hidup beradaptasi dan melestarikan generasinya. Mekanisme seleksi
alam dan adaptasi ini pada akhirnya akan memunculkan spesies-spesies baru.
Teori Darwin jika dimodelkan dengan
jerapah seperti Lamarck akan menjadi seperti berikut ini; Asalanya anggota
populasi jerapah ada yang berleher panjang dan ada yang berleher pendek.
Kondisi lingkungan sabana (padang rumput luas dengan perdu dan pepohonan tinggi
beranting banyak) memaksa populasi ini untuk memakan dedaunan yang berada di
ujung ranting. Tempat yang tinggi membuat jerapah yang berleher panjang
bertahan hidup dan mewariskan sifat unggulnya pada keturunannya. Sedangkan
jerapah berleher pendek punah karena kalah bersaing dengan jerapah berleher
panjang.
2. Taksonomi,
sistematika tumbuhan dan hubungan taksonomi dengan ilmu lainnya
a. Taksonomi
Tumbuhan
Kata
taksonomi diambil dari bahasa
Yunani tassein yang memiliki arti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti
aturan. Taksonomi merupakan salah satu
cabang ilmu biologi yang merupakan rentetan proses penemuan, deskripsi,
klasifikasi dan memberikan nama (nomenclature) pada suatu organisme. Selain itu
taksonomi merupakan sebagai bagian dari mempelajari hubungan tiap kelompok
takson dan prinsip-prinsip yang ada di dalam proses klasifikasi yang lebih
dikenal dengan sistematik. Jadi
sistematik (systematics)
merupakan kajian yang lebih luas dari taksonomi tradisional dengan
tambahan teori dan aspek praktis tentang evolusi, genetika dan spesiasi. Taksonomi
juga dapat diartikan sebagai mengklasifikan suatu organisme dalam
tingkatan hirarki atau dalam tingkatan taksonomi (seperti kerajaan (kingdom),
bangsa (ordo), suku (famili), marga (genus) dan jenis (spesies) berdasarkan
karakter-karakter yang sama . Dalam tatanama binomial, penamaan suatu jenis
cukup hanya menyebutkan nama marga (selalu diawali dengan huruf besar) dan nama
jenis (selalu diawali dengan huruf kecil) yang dicetak miring (dicetak tegak
jika naskah utama dicetak miring) atau ditulis dengan garis bawah. Aturan ini
seharusnya tidak akan membingungkan karena nama marga tidak boleh sama untuk
tingkatan takson lain yang lebih tinggi. Perkembangan pengetahuan lebih lanjut
memaksa dibuatnya takson baru di antara keenam takson yang sudah ada (memakai
awalan 'super-' dan 'sub-'). Dibuat pula satu takson di atas Phylum, yaitu
Regnum (secara harfiah berarti Kingdom atau Kerajaan) yang digunakan untuk
membedakan Prokariota (terdiri dari Regnum Archaea dan Bacteria ) dan Eukariota
(terdiri dari Regnum Fungi atau Jamur , Plantae atau Tumbuhan , dan Animalia
atau Hewan ).
Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy of Vascular
Plants definisi dari taksonomi dengan perumusan yang lebih sederhana, taksonomi
adalah ilmu pengetahuan yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi
pada obyek biologi yang bila dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan
taksonomi tumbuhan.
Tata
nama tumbuhan bagian dari Taksonomi
Tatanama
dibagi ada 2 yaitu :
·
Tatanama biasa
·
Tatanama ilmiah
Perbandingan
nama ilmiah dengan biasa sebagai berikut :
Nama
ilmiah
1.
Diatur dalam kode internasional tatanama
tumbuhan
2.
Dalam bahasa diperrlakukan bahasa latin
3.
Berlaku internasional
4.
Kadang-kadang sukar dihapalkan
5.
Memberikan indikasi untuk kategori
takson yang nama-nama itu diberikan
6.
Untuk tiap takson dengan devinisi
,posisi dan tingakt tertentu hanya ada nama satu yang benar.
Nama
Biasa
1.
Tidak mengikuti ketentuan manapun
2.
Dalam bahasa setempat atau daerah
3.
Berlaku local
4.
Biasanya mudah dihapalkan
5.
Tidak jelas untuk dikategorikan takson
yang mana nama yang diberikan.
6.
Satu takson dapat mempunyai lebih 1 nama
yang berbeda-beda menurut bahasa yang dingunakan untuk penyebutannya.
b. Sistematika
Tumbuhan
Sistematika adalah ilmu yang secara ilmiah
mempelajari keanekaragaman makhluk hidup serta sejarah hubungan kekerabatan
evolusi yang ada di antara mereka. Gabungan antara taksonomi dan filogenetika.
Sistematika tumbuhan adalah ilmu yang berkaitan
sangat erat dengan taksonomi tumbuhan. Namun demikian, sistematika tumbuhan lebih
banyak mempelajari hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam
sistematika bantuan ilmu seperti filogeni dan kladistika banyak berperan. Di
sisi lain, taksonomi tumbuhan lebih banyak mempelajari aspek penanganan
sampel-sampel (spesimen) tumbuhan dan pengelompokan (klasifikasi) berdasarkan
contoh-contoh ini.
Klasifikasi Penempatan tumbuhan ke dalam
takson tertentu yang sesuai dengan sistem tata nama.
Sistematika
tumbuhan:
-
Kingdom
-
Divisio
-
Sub-divisio
-
Class / Klas
-
Sub-class / Sub-klass
-
Ordo / bangsa
-
Sub-ordo / sub-bangsa
-
Familia / suku
-
Genus / marga
-
Species / jenis
Ruang lingkup taksonomi dan sistematika lingkungan
mempelajari tentang macam-macam keanekaragaman ditinjau dari kekerabatannya.
Menurut pengertian baru taksonomi diberi pengertian sebagai ilmu yang
mempelajari tentang teori-teori klasifikasi, pencirian dan penamaan. Dengan
demikian kegiatan taksonomi mencakup tentang :
Dasar-dasar pencirian
Tata
cara pengenalan dan hukum-hukum penamaan
Asas-asas pengaturan tumbuhan dalam golongan atau kesatuan
kelasnya secara ideal.
Biosistematik
-
Biosistematik menurut Camp dan Gilly
(1943) menekankan pada penentuan batasan kesatuan biotik alami dan menerapkan
pada nila-nilai unit suatu sistem penamaan yang memadai ini kepada tugas
pemberitahuan informasi yang tepat tentang batasan yang ditentukan hubungan
kekerabatan, variabilitas dan struktur dinamikanya.
-
Biosistematik menurut Clausen (1945), ia
memandang bahwa genetika, morfologi komperatif dan ekologi sebagai sediaan data
yang diperlukan, diambil dan diterapkan secara kolektif untuk studi dari
spesiasi untuk mengambil suatu keputusan biosistematisnya.
-
Kunci Taksonomi
Kunci adalah suatu proses yang digunakan untuk
dentifikasi tumbuhan yang belum diketahui namanya. Skema proses ini sering
disebut kunci taksonomi. Nomenklatur adalah penerapan teknik penamaan tumbuhan
sesuai dengan peraturan-peraturan yang tertera di dalam Kode Internasional Tata
Nama Tumbuhan (KITT)
c. Hubungan
Taksonomi dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya
Ilmu
taksonomi mempunyai beberapa tugas yaitu:
-
Menyediakan jalan untuk memungkinkan
orang untuk mengadakan pengenaian, penentuan atau pendeterminasian semua jenis
tumbuhan yang ada didunia ini. Untuk itu para ahli sistematik telah menciptakan
sistem tatanama ilmiah yang universal, menyusun kunci determinasi, menghimpun
koleksi spesimen acuan dan lain-lain.
-
Pengumpulan semua data yang lengkap
untuk dipertalakan secara teratur sehingga memungkinkan orang menarik
keuntungan dari pengetahuan yang ada dengan cepat.
-
Menciptakan terciptanya sistem
klasifikasi yang tersusun sedemikian rupa dan mencerminkan dekatnya hubungan
kekerabatan alamiah diantara tumbuhan, yang sekaligus harus pula dapat
mengungkapkan jalannya evolusi tumbuhan.
-
Dari segala pengetahuan yang sudah
tercapai ini dilakukan pengkajian analisis dan disintesiskan kembali untuk
memperoleh pengertian dasar ilmiah dari keanekaragaman dan hubungan kekerabatan
tumbuhan dan untuk mengetahui bagaimana mekanisme pendekatannya.
Mata rantai hubungan ilmu-ilmu lain dengan taksonomi
tidaklah hanya masalah nama, peraturan pemberian nama yang benar secara
internasional dan penggolongan saja, melainkan juga menentukan hubungan
kekerabatan antar tumbuahan. Sehingga, ini penting untuk ilmu-ilmu terapan,
seperti pertanian, kehutanan, farmasi, dan ilmu lainnya. Penggolongan tumbuhan
harus dilengkapi dengan suatu dasar yang mantap dari ilmu-ilmu yang termasuk
biologi, misalnya morfologi, anatomi, sitologi, embriologi, fisiologi,
fitokimia, genetika, ekologi, fitogeografi, dan lain-lainnya.
Taksonomi merupakan dasar dari ilmu-ilmu lain,
tetapi perkembangan taksonomi juga tergantung pula dari perkembangan ilmu-ilmu
tadi. Klasifikasi yang baik dapat merupakan pedoman pencarian problem-problem
penelitian biologi, serta bidang-bidang ilmu lainnya. Oleh karena itu para ahli
taksonomi mempunyai tanggung jawab berat dalam membuat sistem klasifikasi yang
dapat menjadi pedoman secara umum bagi ilmu lainnya.
c.
Kesimpulan
Jean Baptiste
Lamarck (1744 -1829) mengatakan bahwa evolusi diakibatkan perubahan sifat yang
diwariskan. Menurut Lamarck, makhluk hidup selalu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Penyesuaian tersebut akhirnya akan menyebabkan makhluk hidup
tersebut mengalami perubahan (baik secara morfologis, fisiologis maupun tingkah
laku). Perubahan inilah yang kemudian akan diwariskan pada keturunannya.
Akibatnya, generasi berikutnya akan mendapatkan akumulasi perubahan yang diperoleh
dari nenek moyangnya..
Charles Darwin (1809 – 1882) mengatakan
bahwa evolusi diakibatkan mekanisme seleksi alam dan adaptasi. Menurutnya,
adanya perkawinan akan memunculkan keragaman anggota populasi. Kemudian seleksi
alam akan bekerja terhadap keragaman tersebut. Varian yang tidak sesuai dengan
kondisi lingkungan akhirnya akan mengalami kepunahan. Sebaliknya, varian yang
bisa bertahan hidup akan terus hidup beradaptasi dan melestarikan generasinya.
Mekanisme seleksi alam dan adaptasi ini pada akhirnya akan memunculkan
spesies-spesies baru.
Kata
taksonomi diambil dari bahasa
Yunani tassein yang memiliki arti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti
aturan. Taksonomi merupakan salah satu
cabang ilmu biologi yang merupakan rentetan proses penemuan, deskripsi,
klasifikasi dan memberikan nama (nomenclature) pada suatu organism.
Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy
of Vascular Plants definisi dari taksonomi dengan perumusan yang lebih
sederhana, taksonomi adalah ilmu pengetahuan yang mencakup identifikasi,
tatanama, dan klasifikasi pada obyek biologi yang bila dibatasi pada tumbuhan
saja sering disebut dengan taksonomi tumbuhan. Tatanama dibagi ada 2 yaitu tatanama
biasa dan tatanama ilmiah.
Sistematika adalah ilmu yang secara
ilmiah mempelajari keanekaragaman makhluk hidup serta sejarah hubungan
kekerabatan evolusi yang ada di antara mereka. Gabungan antara taksonomi dan
filogenetika.
Sistematika tumbuhan:
-
Kingdom
-
Divisio
-
Sub-divisio
-
Class / Klas
-
Sub-class / Sub-klass
-
Ordo / bangsa
-
Sub-ordo / sub-bangsa
-
Familia / suku
-
Genus / marga
-
Species / jenis
Ruang lingkup taksonomi dan sistematika lingkungan
mempelajari tentang macam-macam keanekaragaman ditinjau dari kekerabatannya.
Menurut pengertian baru taksonomi diberi pengertian sebagai ilmu yang
mempelajari tentang teori-teori klasifikasi, pencirian dan penamaan. Dengan
demikian kegiatan taksonomi mencakup tentang :
-
Dasar-dasar pencirian
-
Biosistematik
-
Kunci Taksonomi
-
Mata rantai hubungan ilmu-ilmu lain dengan taksonomi
tidaklah hanya masalah nama, peraturan pemberian nama yang benar secara
internasional dan penggolongan saja, melainkan juga menentukan hubungan
kekerabatan antar tumbuahan. Sehingga, ini penting untuk ilmu-ilmu terapan,
seperti pertanian, kehutanan, farmasi, dan ilmu lainnya. Penggolongan tumbuhan
harus dilengkapi dengan suatu dasar yang mantap dari ilmu-ilmu yang termasuk
biologi, misalnya morfologi, anatomi, sitologi, embriologi, fisiologi,
fitokimia, genetika, ekologi, fitogeografi, dan lain-lainnya.
Taksonomi merupakan dasar dari ilmu-ilmu lain,
tetapi perkembangan taksonomi juga tergantung pula dari perkembangan ilmu-ilmu
tadi. Klasifikasi yang baik dapat merupakan pedoman pencarian problem-problem
penelitian biologi, serta bidang-bidang ilmu lainnya. Oleh karena itu para ahli
taksonomi mempunyai tanggung jawab berat dalam membuat sistem klasifikasi yang
dapat menjadi pedoman secara umum bagi ilmu lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
trims, membantu banget (y)
BalasHapus