MAKALAH
FISIOLOGI MANUSIA
“PEREDARAHAN
DARAH”
Disusun
Oleh :
Agustian
Tulus M. N. 1005015043
Aini
Rizkiana 1005015068
Azizah
Zainab Hamdi 1005015044
Eka
Fitria Purnamasari 1005015072
Fajar
Nugraha 1005015042
Fitriani
1005015050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Peredaran
Darah” ini. Makalah
ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam
matakuliah Fisiologi Tumbuhan pada
semester
5 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mulawarman.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini,
tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah turut membantu dalam doa,
dan memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen matakuliah Fisiologi Tumbuhan yang telah memberikan tugas,
petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas ini.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Samarinda, Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................. 3
C. Tujuan.................................................................................................... 3
D. Manfaat.................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Peredaran Darah........................................................................... 4
B.
Sistem
Limfatik atau Peredaran Getah Bening………………………… 32
BAB III
KESIMPULAN……………………………………………………… 35
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 37
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sistem
sirkulasi pada manusia berupa sistem peredaran darah dan sistem limfatik
(peredaran getah bening).
Sistem peredaran darah manusia berupa sistem peredaran darah tertutup
dan peredaran darah ganda. Sistem peredaran darah berperan untuk mensuplai
oksigen (O2) dan sari makanan yang diabsorpsi dari sistem pencernaan
keseluruh tubuh, membawa gas sisa berupa karbon dioksida (CO2) ke
paru-paru, mengembalikan sisa metabolisme ke ginjal untuk disekresikan, menjaga
suhu tubuh, dan mendistribusikan hormon-hormon untuk mengatur fungsi sel-sel
tubuh.
Darah adalah cairan yang terdapat
pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan
kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti
darah.
Darah manusia adalah cairan jaringan
tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel
di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun
sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara
merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen.
Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan
(respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran
darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan
disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk
melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui
pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena
pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh
darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus
darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui
pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.Darah juga mengangkut
bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk
diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Dalam diri seorang manusia terdapat
suatu cairan yang dinamakan darah, pada dalam diri manusia Sistem peredaran
darah merupakan alat suatu sistem transportasi yang berfungsi untuk mengedarkan
oksigen serta zat makanan ke dalam seluruh lapisan sel tubuh manusia serta
dapat juga mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke dalam suatu organ
pengeluaran. Dalam suatu Sistem peredaran darah manusia, ternyata dapat terbagi
menjadi tiga yaitu masing-masing terdiri dari pembuluh darah, jantung, dan
darah.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan sistem peredaran darah dan mekanismenya?
2.
Apa yang dimaksud dengan sistem peredaran gerah bening
(limfatik) dan mekanismenya?
3.
Apa saja penyakit yang terjadi dalam peredaran darah
dan getah bening?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui sistem peredaran darah dan
mekanismenya.
2.
Untuk mengetahui sistem peredaran getah bening dan
mekanismenya.
3.
Untuk mengetahui penyakit yang terjadi didalam proses
peredaran darah dan getah bening.
D. Manfaat
Agar mahasiswa lebih mengerti tentang peredaran darah
dan getah bening yang terjadi dalam tubuh, selain itu juga agar mengetahui
penyakit yang terjadi dalam proses peredaran darah dan getah bening.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem sirkulasi pada manusia berupa sistem peredaran darah dan sistem
limfatik (peredaran getah bening).
A. Sistem Peredaran Darah
Gambar 1.1
Sirkulasi darah pada manusia.
Sistem peredaran darah manusia berupa sistem
peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Sistem peredaran darah
berperan untuk mensuplai oksigen (O2) dan sari makanan yang
diabsorpsi dari sistem pencernaan keseluruh tubuh, membawa gas sisa berupa
karbon dioksida (CO2) ke paru-paru, mengembalikan sisa metabolisme
ke ginjal untuk disekresikan, menjaga suhu tubuh, dan mendistribusikan
hormon-hormon untuk mengatur fungsi sel-sel tubuh.
Sebaliknya, pada sistem peredaran darah
sistematik darah mengalir ke semua jaringan tubuh sehingga disebut peredaran
darah besar. Pada peredaran darah besar, darah mengalir dari jantung melalui
ventrikel kiri menuju ke seluruh tubuh kecuali paru-paru. Kemudian, darah
kembali lagi menuju ke jantung melalui atrium kanan. Secara lengkap sistem
sirkulasi sistematik dapat dijelaskan sebagai berikut.
Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel
kiri melalui katup bikuspidalis. Kontraksi ventrikel menyebabkan katup aorta
membuka. Pada aorta terdapat arteri-arteri yang keluar langsung ke permukaan
jantung. Arteri-arteri
ini menuju ke arteriol-arteriol, yang selanjutnya memberikan darah ke kapiler
menuju ke seluruh bagian jantung. Kapiler-kapiler ini disaring oleh venula yang
menuju ke vena koroner (vena dari dan ke jantung) yang bermuara ke atrium
kanan. Secara singkat dapat dilihat skema pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2
Skema
sirkulasi darah pada manusia
Peredaran Darah Besar
Jantung (ventrikel kiri) → Seluruh jaringan tubuh → Jantung (atrium
kanan)
Peredaran Darah Kecil
Jantung (ventrikel kanan) → Paru-paru → Jantung (atrium kiri)
Gambar 1.2 Skema
peredaran darah besar dan peredaran darah kecil
Sistem peredaran darah manusia sama seperti
vertebrata lainnya, yaitu melibatkan darah, jantung, dan pembuluh darah. Untuk lebih rinci, maka kita akan
membahas satu persatu bagian yang terlibat di dalam sistem peredaran darah
manusia.
1. Darah
Darah merupakan unit fungsional seluler pada manusia
yang berperan untuk membantu proses fisiologis. Darah terdiri
dari dua komponen, yaitu sel-sel darah dan plasma darah (Gambar 1.3). Banyaknya
volume darah yang beradar di dalam tubuh manusia dari berat badan atau sekitar
5600 cc pada orang yang bobot tubuhnya 70 kg. Dari 5600 cc darah tersebut
sekitar 55% adalah plasma darah dan sekitar 45% adalah sel-sel darah.
Gambar 1.3
Sel-sel darah
Secara umum fungsi darah adalah (1) mengangkut zat
makanan dan oksigen ke seluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme ke
organ yang berfungsi untuk pembuangan ; (2) mempertahankan tubuh dari
serangan bibit penyakit ; (3) mengedarkan hormon-hormon untuk membantu
proses fisiologis ; (4) menjaga stabilitas suhu tubuh dan (5) menjaga
kesetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindari kerusakan.
a. Sel-sel darah. Sel-sel darah
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit.
-
Eritrosit(sel darah merah). Eritrosit normal akan berbentuk cakram
bikonkaf berdiameter kira-kira 8 µm, dan tidak mempunyai nukleus (Gambar 1.4).
bentuk eritrosit sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut
beredar melewati kapiler-kapiler. Jadi, sesungguhnya eritrosit itu dapat
dianggap sebagai kantung yang dapat berubah menjadi berbagai jenis bentuk.
Gambar
1.4 Eritrosit (sel darah merah)
Konsentrasi eritrosit rata-rata pada pria dewasa
normal per mikro liter darah adalah 5,4 juta dan pada wanita normal jumlahnya
4,8 juta butir. Jumlah eritrosit ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan
pada perbedaan umur.
Setiap
butir eritrosit mengandung hemoglobin. Hemoglobin
adalah protein pigmen yang memberi warna merah pada darah. Setiap
hemoglobin terdiri dari protein yang disebut globin dan pigmen non-protein yang
disebut heme. Setiap heme berikatan
dengan rantai polipeptida yang mengandung besi (Fe2+).
Fungsi utama hemoglobin adalah mengangkut oksigen
dari paru-paru membentuk oksihemoglobin. Oksihemoglobin beredar ke seluruh
tubuh lebih rendah daripada dalam paru-paru maka oksihemoglobin dibebaskan dan
oksigen digunakan dalam proses metabolisme sel. Hemoglobin juga penting dalam
pengangkutan karbon dioksida dari
jaringan ke paru-paru. Selain itu, hemoglobin berperan dalam
menjaga keseimbangan asam dan basa (penyangga asam basa).
Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis.
Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukan diatur oleh suatu
hormone glikoprotein yang disebut eritropoietin. Sel pertama yang diketahui sebagai rangkaian pembentukan eritrosit disebut proeritorblas. Dengan rangsangan yang
sesuai maka dari sel-sel tubas (stem cell)
ini dapat dibentuk banyak sekali sel. Proeritorblas kemudian akan membelah
beberapa kali. Sel-sel baru dari generasi pertama ini disebut sebagai basofil eritroblas sebab dapat dicat
dengan warna basa. Sel-sel ini mengandung sedikit sekali hemoglobin. Pada tahap
berikutnya akan mulai terbentuk cukup hemoglobin yang disebut polikromatofil eritroblas. Sesudah
terjadi pembelahan berikutnya, maka akan terbentuk lebih banyak lagi
hemoglobin. Sel-sel ini disebut ortokromatik
erotroblas dimana warnanya menjadi merah. Lihat Gambar 1.5. Akhirnya, bila
sitoplasma dari sel-sel ini sudah dipenuhi oleh hemoglobin sehingga mencapai
kosentrasi lebih kurang 34%, maka nukleus akan memadat sampai ukurannya menjadi
kecil dan terdorong dari sel. Sel-sel ini disebut retikulosit. Retikulosit berkembang menjadi eritrosit dalam satu
sampai dua hari setelah dilepaskan dari sumsum tulang.
Gambar 1.5 Bagan proses eritropoiesis
Jangka hidup eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang
telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa.
Di dalam hati, hemoglobin diubah menjadi pigmen empedu (bilirubin) yang berwarna kehijauan. Pigmen empedu diekskresikan
oleh hati ke dalam empedu. Zat besi dari hemoglobin tidak diekskresikan, tetapi
digunakan kembali untuk membuat eritrosit baru.
-
Leukosit
(sel darah putih). Leukosit terdapat di dalam darah manusia dan
berjumlah sekitar 4.000 – 11.000 butir untuk setiap mikroliter darah manusia.
Leukosit berumur sekitar 12 hari. Leukosit keluar dari pembuluh kapiler apabila
ditemukan antigen. Proses
keluarnya leukosit disebut dengan diapedesis. Leukosit yang berperan melawan
penyakit yang masuk ke dalam tubuh disebut antobodi.
Leukosit
mempunyai sebuah nucleus, tidak berwarna (bening), dan menunjukkan gerakan
amuboid. Leukosit dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu granulosit jika
palsmanya bergranuler, dan agranulosit jika plasmanya tidak bergranuler. Leukosit
granulosit dibagi menjadi tiga jenis, yaitu netrofil, basofil, dan eosinofil.
Gambar 1.6 Leukosit granulosit (ki-ka : netrofil, basofil,
dan eosinofil)
Netrofil
memiliki nukleus yang terdiri dari tiga sampai lima lobus. Sel-sel ini
berukuran sekitar 8 µm dalam keadaan segar. Netrofil bersifat fagosit dengan
cara masuk ke jaringan yang terinfeksi. Saat mendekati suatu partikel untuk
difagositosis, sel-sel netrofil mula-mula melekat pada reseptor yang terdapat
pada partikel, kemudian membuat ruangan tertutup yang berisi partikel-partikel
yang sudah difagositosis. Setelah itu ruangan ini akan melekuk ke dalam rongga
sitoplasma dan melepaskan diri dengan bagian luar membrane sel membentuk
gelembung fagositik yang mengapung dengan bebas. Sebuah sel netrofil dapat
memfagositosis 5 – 20 bakteri sebelum sel netrofil menjadi inaktif dan mati. Netrofil hanya aktif sekitar 6 – 20
jam.
Basofil memiliki nukleus berbentuk S dan bersifat
fagosit. Basofil melepaskan heparin ke dalam darah. Heparin adalah
mukopolisakarida yang banyak terdapat di dalam hati dan paru-paru. Heparin
dapat mencegah pembekuan darah. Selain itu, basofil juga melepaskan histamine.
Histamine adalah suatu senyawa yang dibebaskan sebagai reaksi terhadap antigen
yang sesuai.
Eosinofil
berbentuk hamper seperti bola, berukuran 9 µm dalam keadaan segar. Esinofil
memiliki nucleus yang terdiri dari dua lobus dan bersifat fagosit dengan daya
fagositosis yang lemah. Eosinofil mempunyai kecendrungan untuk berkumpul dalam
suatu jaringan yang mengalami reaksi alergi. Eosinofil juga dianggap dapat
mendetoksifikasi toksin yang menyebabkan radang. Eosinofil ini dilepaskan oleh
sel basofil atau jaringan yang rusak.
Sementara itu, leukosit agranulosit dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu : monosit dan limfosit. Lihat Gambar 1.7.
Monosit
memiliki satu nucleus besar dan berbentuk bulat telur atau seperti ginjal.
Diameter monosit berukuran 9 – 12 µm. Monosit dapat berpindah dari aliran darah
ke jaringan. Di dalam
jaringan, monosit membesar dan bersifat fagosit menjadi makrofag. Makrofag ini
bersama netrofil merupakan leukosit fagosit utama, paling efektif, dan berumur
panjang.
Limfosit berbentuk seperti bola dengan ukuran
diameter 6 – 8 µm. Limfosit dibentuk di sumsum tulang, sedangkan pada janin
dibuat di hati. Terdapat 2 jenis sel limfosit, yaitu limfosit B dan limfosit T.
Limfosit yang tetap berada di sumsum tulang berkembang menjadi limfosit B.
Sedangkan limfosit yang berasal dari sumsum tulang dan pindah ke timus
berkembang menjadi sel T. Limfosit B berperan dalam pembentukan antibodi.
Sebaliknya, limfosit T tidak menghasilkan antibodi. Limfosit T mempunyai
berbagai fungsi, contohnya limfosit sitotoksik-T berfungsi menghancurkan sel
yang terserang virus. Jika limfosit B berhadapan dengan antigen tubuh, limfosit
ini akan memproduksi antibodi.
Gambar 1.7 Leukosit agranulosit (ki-ka : Makrofage
dan monosit)
Dari
kelima jenis leukosit di atas, neutrofil merupakan sel-sel yang paling banyak
menyusun leukosit. Lihat tabel 5.2.
-
Trombosit (sel darah pembeku atau
keeping darah).
Trombosit berbentuk bulat kecil dengan ukuran diameter 2 – 4 µm dan tidak
mempunyai inti. Trombosit dibentuk dalam sumsum tulang dari megakariosit.
Megakariosit merupakan trombosit yang sangat besar dalam sumsum tulang.
Trombosit berbentuk seperti tunas pada permukaan megakariosit, kemudian
melepaskan diri untuk masuk ke dalam darah. Konsentasi normal trombosit dalam
darah adalah antara 150.000 – 350.000 butir per millimeter kubik.
Trombosit
merupakan stuktur yang sangat aktif, waktu paruhnya dalam darah adalah 8 – 12
hari, setelah itu proses kehidupannya berakhir. Kemudian trombosit diambil dari
system peredaran darah, terutama oleh makrofag jaringan. Lebih dari separuh
trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa, pada waktu darah melewati organ
tersebut.
Trombosit
berperan dalam proses pembekuan darah. Jika suatu jaringan tubuh terluka maka
trombosit pada permukaan yang luka akan pecah dan mengeluarkan enzim
trombokinase. Enzim trombokinase ini akan mengubah protrombim
menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Protrombin merupakan
protein tidak stabil yang dengan mudah dapat pecah menjadi senyawa-senyawa yang
lebih kecil, salah satunya adalah trombin. Protrombin dibentuk oleh hati dan
digunakan secara terus menerus oleh tubuh untuk pembekuan darah. Pembentukan
protrombin dipengaruhi oleh vitamin K. Trombin adalah sebuah enzim yang
mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut dalam plasma
darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma darah). Pembentukan benang-benang fibrin
menyebabkan luka akan tertutup (Gambar 1.8).
Gambar 1.8 Bagan benang-benang fibrina
b.
Plasma darah
Plasma darah adalah bagian yang cair. Komponen terbesar
plasma darah terlarut molekul-molekul dan berbagai ion, yang meliputi glukosa
sebagai sumber utama energi untuk sel-sel tubuh dan asam-asam amino. Ion-ion
yang banyak terdapat dalam plasma darah adalah natrium (Na+) dan klor (Cl-).
Ion-ion dan molekul tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh atau berfungsi
untuk membantu peredaran zat-zat lainnya. Kira-kira 7% plasma darah terdiri
dari molekul-molekul protein, yaitu serum albumin 4%; serum globulin 2,7%; dan
fibrinogen 0,3%. Serum adalah cairan
darah yang tidak mengandung fibrinogen (komponen untuk proses pembekuan darah).
Protein plasma juga berperan sebagai antibodi. Antibodi merupakan protein yang dapat mengenali dan mengikat
antigen tertentu. Sedangkan antigen merupakan molekul (protein) asing yang
memacu pembentukan antibodi Antibodi terbentuk jika ada antigen yang masuk ke
dalam tubuh. Antibodi ini berasal dari globulin di dalam sel-sel
plasma.
Antibodi bekerja melalui dua cara yang berbeda untuk
mempertahankan tubuh terhadap penyebab penyakit, yaitu
(1)
Dengan
menyerang langsung penyebab penyakit tersebut, atau
(2)
Dengan
mengaktifkan system komplemen yang kemudian akan merusak penyebab penyakit
penyakit tersebut.
Antibody
dapat melemahkan penyebab penyakit dengan salah satu cara berikut.
- Aglutinasi, terbentuknya gumpalan-gumpalan yang terdiri dari struktur besar berupa antigen pada permukaanya, bakteri-bakteri, atau sel-sel darah merah.
- Presipitasi, terbentuknya molekul yang besar antara antigen yang larut, misalnya racun tetanus dengan antibodi sehingga berubah menjadi tidak larut dan akan mengendap.
- Netralisasi, antibodi yang bersifat antigenic akan menutupi tempat-tempat yang toksik dari agen penyebab penyakit.
- Lisis, beberapa antibodi yang bersifat antigenik yang sangat kuat kadang-kadang mampu langsung menyerang membrane sel agen penyebab penyakit sehingga menyebabkan sel tersebut rusak.
c. Golongan darah dan transfusi darah
Darah dibagi
dalam berbagai golongan berdasarkan tipe antigen yang terdapat di dalam sel.
Golongan
darah
Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A
dan tipe-B. Antigen ini disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat
dalam plasma akan bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau antigen tipe-B
yang dapat menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma
yang mnyebabkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam
aglutinin, yaitu aglutinin-a (zan anti-A) dan aglutinin-b (zat anti-B).
Aglutinogen-A mempunyai enzim glikosil transferase
yang mengandung asetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan
aglutinogen-B mengandung enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya.
Aglutinigen-AB adalah golongan yang memiliki kedua jenis enzim tersebut.
Ahli imunologi (ilmu tentang kekebalan tubuh)
kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokkan golongan
darah manusia. Berdasarkan ada atau tidak adanya aglutinogen maka golongan
darah dikelompokkan menjadi golongan darah A, B, AB, dan O.
- Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b dalam plasma darah.
- Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a dalam plasma darah.
- Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan B, dan plasma darah tidak memiliki aglutinin.
- Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan plasma darah memiliki aglutinin-a dan b.
Untuk
lebih jelasnya lihat Gambar 1.9 dan Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Golongan
darah dan unsur pokok
Aglutinogen serta aglutinin
Golongan
Darah
|
Aglutinogen
|
Aglutinin
|
O
A
B
AB
|
--
A
B
A dan B
|
a dan b
b
a
--
|
Gambar 1.9 Golongan darah manusia sistem ABO
Cara lain
dalam mengelompokkan golongan darah adalah dengan menggunakan metode Rhesus. Terdapat enam tipe
antigen Rh, salah satunya antigen tipe-D. Antigen-D bersifat sangat antigenik
dibandingkan antigen-Rh lainnya. Oleh karena itu, orang yang mempunyai antigen
ini dikatakan Rh positif. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki antigen-D, dikatakan
Rh negatif. Kira-kira 85% dari seluruh bangsa berkulit putih adalah Rh nehatif,
sedangkan pada bangsa Afrika yang berkulit hitam 100% adalah Rh positif.
Penggolongan
darah yang lain yang digunakan adalah metode MN. Metode ini
didasari bahwa jenis antigen M dan antigen N tidak menghasilkan aglutinasi di
dalam eritrosit.
Transfusi
darah
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang
kepada orang lain (Gambar 2.1). Orang yang berperan sebagai pemberi darah
disebut donor dan yang menerima darah disebut sebagai resipien. Donor perlu
memperhatikan jenis aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu
memperhatikan jenis aglutinin dalam plasma darah. Lihat Gambar 2.1
Gambar
2.1 Transfusi darah harus sesuai.
Gambar
2.2 Sistem golongan darah manusia
Sebelum melakukan tranfusi, perlu menentukan golongan
darah resipien dan golongan darah donor. Penggolongan darah dilakukan dengan
cara sebagai berikut. Mula-mula sel-sel darah diencerkan dengan larutan garam
tertentu. Kemudian satu
bagian dicampur dengan aglutinin anti-A, sedangkan bagian yang lain dicampur
dengan aglutinin anti-B. Setelah beberapa menit, campuran tadi diperiksa di
bawah mikroskop. Bila sel-sel darah telah menggumpal maka telah terjadi reaksi
antibodi-antigen.
Tabel 5.4
melukiskan reaksi yang terjadi pada empat golongan darah yang berbeda. Golongan
darah O, eritrositnya tidak mempunyai aglutinogen sehingga tidak dapat bereaksi
dengan salah satu serum anti-A atau anti-B. Golongan darah A mempunyai aglutinogen-A
sehingga beraglutinasi dengan aglutinin anti-A. Golongan darah B mempunyai
aglutinogen B sehingga beraglutinasi dengan aglutinin anti-B. Golongan darah AB
mempunyai kedua aglutinogen A dan B sehingga beraglutinasi dengan kedua jenis
aglutinin.
Tabel 5.4 Aglutinasi sel-sel dari berbagai golongan darah
dengan aglutinin anti-A dan anti-B
Golongan
Darah
|
Aglutinin
Anti-A
|
Aglutinin
Anti-B
|
O
A
B
AB
|
-
+
-
+
|
-
-
+
+
|
Golongan darah AB adalah resipien universal karena
dapat menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O adalah
donor universal karena dapat ditransfusikan kepada semua jenis golongan darah.
Tetapi transfusi darah yang terbaik adalah transfusi dari golongan darah yang
sejenis. Jika transfusi dilakukan dengan jenis golongan darah yang berbeda,
meskipun itu memungkinkan, misalnya golongan darah O ditransfusikan ke golongan
darah A, B, atau AB masih mungkin terjadi penggumpalan, meskipun hanya sedikit.
Alasan terbanyak melakukan transfusi adalah karena
penurunan volume darah. Transfusi juga sering digunakan untuk mengobati anemia
atau untuk memberi resipien beberapa unsur lain dari darah.
2. Jantung
Jantung besarnya sekepalan tangan. Terletak di belakang
sternum dan kartilago kostae dalam mediastinum – struktur blok diantara
paru-paru. Jantung berada di bagian tengah diafragma, didepan esophagus.
Seluruh bagian jantung berada pada rongga pericardium, suatu kantung fibrosa
dengan membran lembab yang memungkinkan jantung bergerak dengan bebas selama
setiap kontraksi. Dinding jantung disusun oleh otot-otot jantung yang
serabutnya bercabang-cabang. Dilihat dengan meikroskop serabut-serabut ini
Nampak tersusun dari sel-sel berinti yang terpisah-pisah.
Jantung memilki empat ruang; dua atrium yang menerima darah
dari vena-vena dan dua ventrikel yang memompa darah ke arteri-arteri.
Pengaturan atrium dan ventrikel adalah rumit. Atrium kanan berada disepanjang
batas kanan jantung dan terbuka pada bagian kirinya kedalam segitiga ventrikel
kanan. Atrium ini berada pada bagian depan jantung dan memompa darah keatas
masuk ke arteri pulmonalis. Atrium kiri berbentuk persegi tidak beraturan
dengan vena pulmonalis masuk ke dalam setiap sudutnya. Atrium ini mengalirkan
darah kedalam kerucut besar dan berdinding tebal ventrikel kiri. Ventrikel kiri
membentuk massa utama dari jantung dan ruangan lain dibungkusnya. Otot-ototnya
melaksanakan banyak tugas memompa darah keatas masuk aorta. Dinding atrium
tipis, tetapi didnding ventrikel tebal, dinding ventrikel kiri lebih tebal dari
ventrikel kanan.
Aliran darah melalui jantung diatur oleh katup yang
memungkinkan darah hanya mengalir satu arah saja. Katup-katup tersebut menutup
dengan rapat untuk mencegah adanya aliran balik, namun saat terbuka
memungkinkan darah mengalir bebas ke depan. Setiap kontraksi otot jantung
dengan mudah meningkatkan tekanan dalam ruang jantung.
Darah vena dari jaringan tubuh memasuki atrium kanan dari vena
kava superior dan inferior. Atrum kanan memompa darah melalui katup
trikuspidalis ke ventrikel kanan, dari sini darah dipompa oleh kontraksi
dinding ventrikel melewati ketup semilunaris masuk ke arteri pulmunalis dalam
perjalanannya menuju paru-paru. Darah teroksigenasi (kaya oksigen) dari
paru-paru memasuki atrium kiri melalui empat vena pulmonalis dan melintasi
katup mitral mesuk ke ventrikel kiri dari sini dipompakan melalui katup
semilunaris mesuk ke aorta, yang mendistribusikan darah ke sirkulasi sistemik.
Katup-katup jantung adalah lapisan jaringan fibrosa. Katup
trikuspidalis dan mitral – katup
atrioventrikularis – harus menahan tekanan tinggi saat terjadi kontraksi
jantung. Daun-daun katupnya diletakkan oleh khorda tendinea ke otot papilaris
di dinding masing-masing ventrikel. Saat ventrikel berkontraksi, khorda ini
mencegah katup terbalik ke atrium.
Katup-katup semilunaris di pintu masuk ke aorta dan arteri
pulmonalis memilki tiga helai daun katup. Katup ini tidak memilki tali-tali
khorda yang mencegah katup-katup tersebut membuka terbalik karena tekanan
belakang dimana katup ini diarahkan lebih sedikit daripada yang didorongkan ke
katup atriovantrikularis.
Penyakit katup yang mengakibatkan aliran balik disebut inkompoten. Penyempitan katup yang mengakibatkan
tidak mengalirnya darah dengan bebas kearah depan disebut stenosis. Penyakit katup
aortik adalah salah satu penyakit katup paling umum. Ini biasanya
disebabkan oleh ateriosklerosis dan dianggap perjalanannya serign tersembunyi
pada usia senja, ini dapat menimbulkan serangan jantung, angina dan kematian
mendadak.
Siklus jantung
Jantung normalnya berdenyut 75 kali permenit . waktu dari
mulainya satu denyut sampai mulainya denyut berikutnya (siklus jantung)
kira-kira 0,8 detik. Urutan kejadian dalam siklus jantung ditunjukkan dalam
diagram dibawah ini. Dua siklus pada bgain tengah menunjukkan periode waktu
salaam atrium dan ventrikel dalam kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole).
Aliran darah melalui jantung berjalan dengan tenang, namun saat
katup-katup jantung menutup dengan tiba-tiba terdengar bunyi detak, serupa
dengan yang terdengar bila tekanan tinggi aliran kran tiba-tiba dimatikan.
Perbedaan
bunyi-bunyi ini dapat didengat salaam satiap siklus jantung:
a.
Bunyi nada rendah (“lub”) disebabkan oleh penutupan
tiba-tiba katup atrioventrikuler saat ventrikel mulai berkontraksi pada sistole
awal. Ini adalah bunyi jantung pertama.
b.
Bunyi nada tinggi (“dup”) dihasilkan oelh menutupnya
katup-katup semilunaris saat ventrikel relaksasi. Bunyi ini disebut bunyi
jantung kedua.
Bunyi-bunyi ini dapat didengar dengan cara menempelkan
telinga langsung ke dinding dada atau dapat menggunakan stetoskop. Denyut
jantung (kontraksi) dapat dirasakan dengna tangan yang diletakkan di dada.
Denyut jantung ini terjadi diantara bunti jantung pertama dan kedua. Bila
katup-katup jantung rusak karena penyakit, bunyi tambahan (murmur) akan
terdengar. Sifat dan waktu murmur paling penting dalam mendiagnosis penyakit
jantung. Kadang-kadang murmur terjadi pada orang muda yang sehat.
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa masuk ke aorta
setiap menitnya. Ini sama dengan jumlah darah yang dipompakan keluar pada
setiap denyut jantung (volume sekuncup) dikalikan dengan jumlah denyutan per
menit.
Curah
jantung = Volume sekuncup x
Jumlah denyut/menit
|
Saat volume sekuncup normalnya kira-kira 70 ml dan jumlah
denyut per menit 70-75 kali, maka curah jantung normal adalah 5 liter per
menit. Namun, selama latihan jumlah ini meningkat sampai 15 liter atau lebih
per menit. Curah jantung tergantung pada:
1)
Frekuensi denyut jantung
2)
Tekanan darah
3)
Kecepatan kembalinya darah ke jantung – aliran balim vena
Otot-otot jantung berespons pada peningkatan regangan dengan
meningkatkan kekuatan kontraksinya. Makin distensi jantung oleh aliran vena
yang masuk, makin kuat jantung berkontraksi untuk mengeluarkannya. Karenanya
jantung cenderung secara automatis sesuai dengan curah jantung pada aliran
belik vena dan kemudian distensi vena berlebihan dapat dihindari.
Kontrol intrinsik denyut jantung
Jantung mendapat persyarafan dari susunan saraf autonom,
namun ini hanya bertindak untuk mengubah kerja jantung. Jantung akan tetap
berdenyut bila suplai sarafnya kuat karena jantung mempunyai irama intrinsiknya
sendiri. Irama ini dikendalikan oleh ‘pacu jantung’ khusu yaitu nodus
sino-atrial (SA) di dinding atrium kanan, dimana impuls secara terus menerus
dilepaskan. Dari nodus SA suatu gelombang rangsangan dihantarkan melewati
dinding atrium, yang menyebabkan berkontraksi. Nodus atrioventrikular (AV)
menerima gelombang rangsangan dan meneruskannya melalui serat Purkinje di
berkas His, yang menyebabkan rangsangan dan kontraksi dinding ventrikel.
Gelombang rangsangan menyebar diseluruh dinding jantung
diserta perubahan muatan listrik yang dapat diterima dari dinding dada dan
direkam pada elektrokardiograf. Hasil
rekaman tersebut elektrokardiogram (EKG)
dan komponen-komponennya adalah:
-
Gelombang P, disebabkan oleh penyebaran rangsangan
melewatu atrium
-
Kompleks QRS, disebabkan oleh penyebaran rangsangan
diseluruh ventrikel
-
Gelombang T, disebabkan oleh repolarisasi (kembali ke
kondisi istirahat) dari ventrikel.
Kontraksi otot jantung penting dibedakan dari kontraksi otot
rangka. Terdapat periode yang panjang (kira-kira 0,3 detik) setelah kontraksi
selama jantung tidak mampu berkontraksi. Periode
refraktori ini dapat mencegah
jantung mengalami kontraksi terus menerus, yang bersifat mematikan.
Kontrol ekstrinsik denyut jantung
Kontrol ekstrinsik aktivitas jantung dibantu oleh
impuls-impuls yang berasal dari pusat jantung di medulla ablongata. Impuls
ditransmisikan dari pusat ini ke nervus vagus dari sistem saraf parasimpatis
yang menyebabkan pelepasan asetilikolin pada ujung saraf di nodus sino-atrial
dan atriovetrikular. Impuls-impuls ini menekan aktivitas jantung dengan
memperlambat frekuensi jantung dan mengurangi kekuatan kontraksi. Sebaliknya,
impuls dari pusat jantung berjalan ke saraf simpatis menyebabkan pelepasan
noradrenalin pada ujung saraf, yang meningkatkan frekuensi jantung dan kekuatan
kontraksi.
Refleks-refleks jantung. Jaringan khusus yang terletak di
dinding arteri karotis, arkus aorta, atrium kanan dan bagian dekat vena kava
berespons terhadap perubahan tekanan darah. Impuls-impuls yang dihasilkan oleh
reseptor tekanan mencapai pusat jantung dan dapat memberikan peningkatan atau
penurunan dlam stimulasi sepanjang saraf simpatis dan parasimpatis untuk
mempertahankan tekanan sampai normal.
Juga terdapat kemoreseptor di sinus karotis dan arkus aorta
yang berespons terhadap kekurangan oksigen, dan terhadap kandungan H+
dari karbon dioksida darah. Setiap perubahan apapun menyebabkan peningkatan
refleks jantung.
Penyakit-penyakit yang terjadi pada Jantung
Penyakit
jantung merujuk pada penyakit yang menyerang jantung dan sistem pembuluh darah.
Jantung adalah organ strategis dalam tubuh seseorang karena peranannya sebagai
pemompa darah.
Ada banyak
penyebab penyakit jantung seperti pola hidup, kelainan bawaan sejak lahir, dan
pola makan yang tidak sehat. Serangan jantung merupakan akibat mematikan dari
penyakit jantung koroner yang menjadi pembunuh wanita dan pria paling banyak di
Amerika.
Faktanya,
penyakit jantung tak hanya menyerang orang lanjut usia. Dewasa ini, banyak anak
muda yang telah mengidap berbagai penyakit jantung. Bahkan bayi yang baru lahir
bisa mengidap kelainan pada jantung.
Ada 50 lebih
jenis penyakit jantung yang mengintai mereka yang memiliki pola hidup dan makan
yang tidak sehat. Meskipun sudah ada beragam cara untuk menangani sakit
jantung, dari medis hingga herbal, mencegah tetap lebih baik dari mengobati.
Ini dia jenis-jenis penyakit jantung yang wajib Anda waspadai.
Gagal Jantung
Gagal Jantung
atau Heart Failure adalah keadaan dimana jantung tidak bisa memasok aliran
darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan berpotensi mematikan. Terkadang gagal
jantung sering disalahartikan sebagai serangan jantung.
Penyakit
jantung jenis ini memiliki gejala antara lain: pembengkakan pada kaki dan
tangan, penambahan atau pengurangan berat badan sebelum terjadi pembengkakan
karena kelebihan cairan, nafas pendek, kelelahan yang terus menerus, angina
atau ketidaknyamanan pada dada dan lengan karena penyumbatan arteri koroner.
Heart Valve Disease
Heart Valve
Disease atau masalah pada katup jantung adalah keadaan dimana salah satu atau
lebih katup jantung tidak bekerja dengan baik. Dalam beberapa kasus,
orang-orang terlahir dengan masalah pada katup jantung sedangkan beberapa orang
mendapatkan kelainan pada katup di masa hidupnya.
Kelainan pada
katup jantung bisa disebabkan oleh infeksi, usia, dan karena penyakit lain.
Hampir tak ada gejala yang ditemukan oleh penderita kelainan pada katup jantung.
Ada tiga jenis penyakit katup jantung: kebocoran, penyempitan, dan katup tanpa
lubang. Tidak ada obat untuk kelainan pada katup jantung kecuali operasi.
Tetapi bagi Anda yang tidak memiliki penyakit ini dari lahir, menjaga pola
makan dan pola hidup adalah kunci untuk terbebas dari penyakit ini.
Aritmia
Ini adalah
jenis penyakit jantung yang mengganggu yakni gangguan irama atau detak jantung.
Detak jantung bisa lebih cepat, lebih lambat, dan tidak teratur. Faktor utama
penyakit aritmia adalah kurangnya kalsium dalam tubuh dan terjadinya penyumbatan
pembuluh darah jantung.
Penyumbatan
pembuluh darah jantung yang juga berefek pada detak jantung yang tidak normal
akan berakibat pada serangan jantung. Selain 2 hal tersebut penyebab aritmia
lainnya adalah diabetes, tekanan darah tinggi, merokok, kafein, alkohol, stres,
kematian otot jantung, penyalahgunaan obat, dan terlalu aktifnya kelenjar
thyroid.
Perikarditis
Jenis
penyakit jantung ini adalah peradangan pada kantung jantung atau pericardium
sehingga menimbulkan penimbunan cairan dan penebalan. Peradangan ini disebabkan
oleh beberapa hal. Penyebab yang umum adalah infeksi virus dan terapi
penyinaran untuk kanker payudara.
Gejala yang
timbul akibat perikarditis adalah sesak nafas, batuk, tekanan darah tinggi, dan
kelelahan akibat kerja jantung menjadi tidak efisien. Penyakit jantung ini bisa
didiagnosa melalui MRI atau kateterisasi jantung. Mengonsumsi obat untuk
mengurangi cairan dapat membantu mengurangi gejala perikarditis tetapi
kesembuhan total dilakukan dengan mengangkat perikardium.
Penyakit Jantung Koroner
Penyakit
jantung koroner disebabkan oleh lapisan lemak atau kolesterol di dinding nadi
yang menyumbat pembuluh darah. Akibat dari penyumbatan oleh lapisan lemak dan
kolesterol ini adalah terganggunya proses suplai darah dari dan ke jantung.
Ketika darah tersumbat akibat lapisan lemak maka inilah yang disebut serangan
jantung.
Lapisan lemak
dan kolesterol di dinding nadi diakibatkan oleh kecanduan rokok, hipertensi,
dan kolesterol tinggi. Jika seseorang merasakan gejala-gejala seperti nyeri di
dada bagian tengah yang menjalar hingga ke lengan kiri dan leher bahkan sampai
ke punggung, keringat dingin, dan rasa mual berarti orang tersebut kemungkinan
menderita penyakit jantung koroner.
Untuk jenis penyakit
jantung koroner bisa diobati dengan herbal yang telah diuji klinis dan diuji
khasiatnya oleh ilmuwan dan dokter. Noni Juice ditambah dengan perubahan pola
makan yang sehat akan mengembalikan fungsi jantung secara normal.
3.
Pembuluh Darah
Berdasarkan fungsinya, pembuluh darah dibedakan
menjadi arteri (pembuluh nadi), vena (pembuluh balik), dan pembuluh kapiler.
-
Arteri
(pembuluh nadi). Arteri merupakan pembuluh darah yang
mengalirkan darah dari jantung ke jaringan. Dinding arteri tebal, kuat, dan elastis.
Lapisan paling dalam pada arteri adalah endotelium yang dikelilingi oleh otot
polos (Gambar 5.25). Arteri terletak lebih ke dalam dari permukaan tubuh.
Arteri yang keluar dari ventrikel kiri dan mengalirkan darah yang kaya oksigen
ke seluruh tubuh adalah aorta. Percabangan dari aorta adalah arteri. Sedangkan
arteriol adalah pembuluh nadi yang berhubungan dengan kapiler.
Gambar
5.25 Arteri yang menuju ke kepala.
Pada umumnya arteri mengalirkan darah yang kaya akan
oksigen, kecuali pada arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan pembuluh
nadi yang mengalirkan darah yang kaya akan karbon dioksida dari ventrikel kanan
ke paru-paru.
-
Vena
(pembuluh balik). Vena merupakan pembuluh darah yang mengalirkan
darah dari kapiler ke jantung. Dinding vena tipis dan tidak elastis. Lapisan
dalamnya bersifat licin karena dilapisi endotelium yang dikelilingi oleh otot
polos (Gambar 5.26). Vena terletak dekat
permukaan tubuh.
Vena yang mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke
jantung melalui ventrikel kanan adalah vena kava. Sedangkan venula adalah vena
yang berhubungan dengan kapiler. Pada umumnya, vena membawa darah yang kaya
akan karbon dioksida, kecuali vena pulmonalis. Vena pulmonalis merupakan vena
yang mengalirkan darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru menuju ke atrium
kiri.
Gambar 5.26
Pembuluh balik (vena)
-
Kapiler.
Kapiler merupakan pembuluh darah kecil dengan diameter 5 – 20 µm dan
menghubungkan arteriol dengan venula. Dinding kapiler sangat tipis, tidak
mempunyai otot halus dan jaringan ikat, serta hanya tersusun oleh selapis
endotelium. Di kapiler terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbon
dioksida dari jaringan. Selain itu, kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan,
makanan, hormon, dan bahan lainnya di antara plasma darah dan cairan jaringan.
B. Sistem Limfatik atau Peredaran Getah
Bening
Sistem limfatik atau peredaran getah
bening merupakan suatu cara dimana cairan dapat mengalir dari jaringan ke dalam
darah. Sistem limfatik juga merupakan salah satu jalan utama untuk penyerapan
nutrien dari saluran pencernaan, terutama bertanggung jawab atas absorpsi
lemak.
1.
Cairan
limfe
Cairan
limfe berasal dari cairan jaringan yang mengalir ke dalam sistem limfatik. Oleh
karena itu, cairan limfe saat pertama kali mengalir dari setiap jaringan
mempunyai komposisi yang hampir sama dengan cairan jaringan dalam bagian tubuh
dimana cairan limfe berasal.
Cairan limfe mengandung leukosit yang
berfungsi untuk membunuh kuman-kuman penyebab penyakit yang ada dalam tubuh
kita. Cairan limfe juga mengandung lemak yang berasal dari usus, kemudian
diangkut oleh pembuluh limfe.
2.
Pembuluh
limfatik
Hampir
seluruh jaringan tubuh mempunyai pembuluh limfatik yang mengalirkan kelebihan
cairan secara langsung dari jaringan. Beberapa jaringan seperti permukaan
kulit, sistem saraf pusat, bagian dalam saraf tepi, dan tulang, meskipun tidak
mempunyai pembuluh limfatik, jaringan-jaringan tersebut mempunyai
pembuluh-pembuluh jaringan kecil, yang disebut sebagai prelimfatik. Pembuluh
limfatik di usus yang berfungsi untuk absorpsi lemak disebut pembuluh kil.
Pembuluh limfe terdiri dari dua
macam, yaitu pembuluh limfe kiri dan pembuluh limfe kanan.
-
Pembuluh limfe kiri (duktis
torasikus). Pembuluh limfe kiri menerima cairan limfe dari
bagian kiri kepala, leher, dada, dan lengan kiri bagian atas. Pembuluh limfe
ini bermuara ke vena bagian bawah tulang selangka kiri.
-
Pembuluh limfe kanan.
Pembuluh limfe kanan menerima cairan limfe dari bagian lain. Pembuluh limfe ini
bermuara ke vena bagian bawah tulang selangka kanan.
3.
Kapiler
limfatik
Sebagian besar cairan yang disaring
dari kapiler arteri mengalir di antara sel-sel hingga akhirnya diabsorpsi
kembali ke dalam ujung vena kapiler darah. Tetapi kira-kira sepersepuluh dari
cairan tersebut memasuki kapiler limfatik dan kembali ke dalam darah melalui
sistem limfatik. Sebagian kecil cairan tersebut sangat penting, karena zat-zat
dengan berat molekul tinggi seperti protein tidak dapat direabsorpsi ke dalam
kapiler vena, tetapi protein tersebut dapat mengalir melalui kapiler limfatik
dengan sangat mudah. Alasan inilah yang menyebabkan kapiler limfatik menjadi
suatu struktur yang khusus.
4.
Kelenjar
limfe
Kelenjar
limfe adalah suatu kumpulan jaringan limfe yang terbungkus dalam suatu kapsula
jaringan ikat. Kelenjar limfe banyak terdapat disepanjang pembuluh limfe tubuh,
terutama di daerah leher, ketiak, dan lipatan paha (Gambar 5.29). Pada saat
tubuh terkena infeksi, kelenjar limfe akan membengkak. Kelenjar limfe berfungsi
sebagai suatu saringan biologi tempat makrofag membuang bahan-bahan partikel
dan berfungsi sebagai pertahanan tubuh kedua terhadap zat-zat asing.
5.
Organ-organ
limfe
Selain
kelenjar limfe, di dalam tubuh manusia juga terdapat organ-organ limfe yang
berfungsi sama, yaitu mencegah infeksi kuman-kuman penyakit.
-
Limpa. Limpa
merupakan organ limfe terbesar, yang merupakan kumpulan jaringan jaringan
limfe. Limpa berbeda dengan kelenjar limfe. Limpa merupakan saringan sistem
pembuluh darah, sedangkan kelenjar limfe menyaring limfe. Limpa berfungsi dalam
pembentukan leukosit dan antibodi, menyaring zat-zat asing dalam aliran darah,
membongkar eritrosit yang sudah mati, menyediakan kembali zat besi yang
terkandung dalam hemoglobin, dan juga sebagai tempat cadangan eritrosit. Pada
janin, limpa merupakan sebuah organ pembentuk darah.
-
Tonsil. Tonsil
merupakan kumpulan jaringan limfe yang terbenam dalam selaput pelapis
tenggorokan. Permukaan tonsil dilapisi membran mukosa. Tonsil mensekresikan
kelenjar yang banyak mengandung limfosit hidup atau yang telah didegenerasi,
sisa-sisa buangan, dan mikroorganisme. Tonsil berfungsi dalam pembentukan
limfosit.
-
Timus. Timus
merupakan kelenjar yang sebagian besar terdiri dari jaringan limfe. Timus tersusun atas sel-sel epitel
yang menyerupai limfosit. Timus memproduksi hormon yang berfungsi untuk
merangsang produksi limfosit dalam organ-organ limfe.
6.
Peredaran limfe
Peredaran limfe merupakan peredaran terbuka karena
ujung-ujung pembuluh limfe tidak saling bersambungan. Cairan jaringan dari
jaringan tubuh masuk ke pembuluh limfe sehingga menjadi cairan limfe. Kapiler
limfatik yang mengandung cairan limfe ini bergabung ke dalam pembuluh limfe
kiri dan pembuluh limfe kanan. Kedua pembuluh limfe ini bermuara pada vena yang
kemudian akan mengalirkan kembali cairan limfe ke dalam darah.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem sirkulasi pada manusia berupa sistem peredaran darah dan sistem
limfatik (peredaran getah bening).
Sistem peredaran darah manusia berupa sistem peredaran darah tertutup
dan peredaran darah ganda. Sistem peredaran darah berperan untuk mensuplai
oksigen (O2) dan sari makanan yang diabsorpsi dari sistem pencernaan
keseluruh tubuh, membawa gas sisa berupa karbon dioksida (CO2) ke
paru-paru, mengembalikan sisa metabolisme ke ginjal untuk disekresikan, menjaga
suhu tubuh, dan mendistribusikan hormon-hormon untuk mengatur fungsi sel-sel
tubuh.
Sebaliknya, pada sistem peredaran darah sistematik darah mengalir ke
semua jaringan tubuh sehingga disebut peredaran darah besar. Pada peredaran
darah besar, darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kiri menuju ke
seluruh tubuh kecuali paru-paru. Kemudian, darah kembali lagi menuju ke jantung
melalui atrium kanan. Sistem peredaran darah manusia sama seperti vertebrata
lainnya, yaitu melibatkan darah, jantung, dan pembuluh darah.
-
Peredaran Darah Besar
Jantung (ventrikel kiri) → Seluruh jaringan tubuh
→ Jantung (atrium kanan)
-
Peredaran Darah Kecil
Jantung (ventrikel kanan) → Paru-paru → Jantung
(atrium kiri)
Sistem
limfatik atau peredaran getah bening merupakan suatu cara dimana cairan dapat
mengalir dari jaringan ke dalam darah. Sistem limfatik juga merupakan salah
satu jalan utama untuk penyerapan nutrien dari saluran pencernaan, terutama
bertanggung jawab atas absorpsi lemak.
-
Cairan limfe
-
Pembuluh limfatik
-
Kapiler limfatik
-
Kelenjar limfe
Organ-organ Limfe :
-
Limpa
-
Tonsil
-
Timus.
DAFTAR PUSTAKA
Cambridge Communication Limited. 1999. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan dan Sistem Kardiovaskular.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hendarto.
1992. Sistem Sirkulasi. Jakarta; PT
Elex Media Komputindo
Pearce,
Evelyn. 1991. Anatomi Dan Fisiologi
Untuk Paramedis. Jakarta; PT. Gramedia
http://deherba.com/janis-jenis_penyakit_jantung. Diakses
pada tanggal 9 September 2012
http://id.wikipedia/sistem_limfatik. Diakses
pada tanggal 9 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
semoga bermanfaat.... kalo ada yang salah,, mungkiin ada kritik dan sebagaiinya.. komenn aja, sebagai masukan. terima kasih.