Rabu, 12 September 2012

Makalah Peredaran Darah


MAKALAH
FISIOLOGI MANUSIA
PEREDARAHAN DARAH”


Disusun Oleh :

Agustian Tulus M. N. 1005015043
Aini Rizkiana 1005015068
Azizah Zainab Hamdi 1005015044
Eka Fitria Purnamasari 1005015072
Fajar Nugraha 1005015042
Fitriani 1005015050

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Peredaran Darah” ini. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam matakuliah Fisiologi Tumbuhan pada semester 5 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah turut membantu dalam doa, dan memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen matakuliah Fisiologi Tumbuhan yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.



                                                                       Samarinda,  Maret 2012

                                                                                   Penulis
DAFTAR ISI

                                                                                                
KATA PENGANTAR........................................................................................       ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................       iii

BAB I  PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.......................................................................................       1
B.      Rumusan Masalah..................................................................................       3
C.      Tujuan....................................................................................................       3
D.      Manfaat..................................................................................................       3

BAB II  PEMBAHASAN
A.    Sistem Peredaran Darah...........................................................................       4
B.     Sistem Limfatik atau Peredaran Getah Bening…………………………      32

BAB III KESIMPULAN………………………………………………………       35

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................       37




BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Sistem sirkulasi pada manusia berupa sistem peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran getah bening).

Sistem peredaran darah manusia berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Sistem peredaran darah berperan untuk mensuplai oksigen (O2) dan sari makanan yang diabsorpsi dari sistem pencernaan keseluruh tubuh, membawa gas sisa berupa karbon dioksida (CO2) ke paru-paru, mengembalikan sisa metabolisme ke ginjal untuk disekresikan, menjaga suhu tubuh, dan mendistribusikan hormon-hormon untuk mengatur fungsi sel-sel tubuh.

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

Dalam diri seorang manusia terdapat suatu cairan yang dinamakan darah, pada dalam diri manusia Sistem peredaran darah merupakan alat suatu sistem transportasi yang berfungsi untuk mengedarkan oksigen serta zat makanan ke dalam seluruh lapisan sel tubuh manusia serta dapat juga mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke dalam suatu organ pengeluaran. Dalam suatu Sistem peredaran darah manusia, ternyata dapat terbagi menjadi tiga yaitu masing-masing terdiri dari pembuluh darah, jantung, dan darah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan sistem peredaran darah dan mekanismenya?
2.      Apa yang dimaksud dengan sistem peredaran gerah bening (limfatik) dan mekanismenya?
3.      Apa saja penyakit yang terjadi dalam peredaran darah dan getah bening?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui sistem peredaran darah dan mekanismenya.
2.      Untuk mengetahui sistem peredaran getah bening dan mekanismenya.
3.      Untuk mengetahui penyakit yang terjadi didalam proses peredaran darah dan getah bening.

D.    Manfaat
Agar mahasiswa lebih mengerti tentang peredaran darah dan getah bening yang terjadi dalam tubuh, selain itu juga agar mengetahui penyakit yang terjadi dalam proses peredaran darah dan getah bening.







BAB II
PEMBAHASAN


Sistem sirkulasi pada manusia berupa sistem peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran getah bening).

A.    Sistem Peredaran Darah

Gambar 1.1  Sirkulasi darah pada manusia.
Sistem peredaran darah manusia berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Sistem peredaran darah berperan untuk mensuplai oksigen (O2) dan sari makanan yang diabsorpsi dari sistem pencernaan keseluruh tubuh, membawa gas sisa berupa karbon dioksida (CO2) ke paru-paru, mengembalikan sisa metabolisme ke ginjal untuk disekresikan, menjaga suhu tubuh, dan mendistribusikan hormon-hormon untuk mengatur fungsi sel-sel tubuh.

Sebaliknya, pada sistem peredaran darah sistematik darah mengalir ke semua jaringan tubuh sehingga disebut peredaran darah besar. Pada peredaran darah besar, darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kiri menuju ke seluruh tubuh kecuali paru-paru. Kemudian, darah kembali lagi menuju ke jantung melalui atrium kanan. Secara lengkap sistem sirkulasi sistematik dapat dijelaskan sebagai berikut.

Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis. Kontraksi ventrikel menyebabkan katup aorta membuka. Pada aorta terdapat arteri-arteri yang keluar langsung ke permukaan jantung. Arteri-arteri ini menuju ke arteriol-arteriol, yang selanjutnya memberikan darah ke kapiler menuju ke seluruh bagian jantung. Kapiler-kapiler ini disaring oleh venula yang menuju ke vena koroner (vena dari dan ke jantung) yang bermuara ke atrium kanan. Secara singkat dapat dilihat skema pada Gambar 1.2.




















Gambar 1.2 
Skema sirkulasi darah pada manusia

Peredaran Darah Besar
Jantung (ventrikel kiri) → Seluruh jaringan tubuh → Jantung (atrium kanan)

Peredaran Darah Kecil
Jantung (ventrikel kanan) → Paru-paru → Jantung (atrium kiri)

Gambar 1.2 Skema peredaran darah besar dan peredaran darah kecil




Sistem peredaran darah manusia sama seperti vertebrata lainnya, yaitu melibatkan darah, jantung, dan pembuluh darah. Untuk lebih rinci, maka kita akan membahas satu persatu bagian yang terlibat di dalam sistem peredaran darah manusia.

1.      Darah
Darah merupakan unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologis. Darah terdiri dari dua komponen, yaitu sel-sel darah dan plasma darah (Gambar 1.3). Banyaknya volume darah yang beradar di dalam tubuh manusia dari berat badan atau sekitar 5600 cc pada orang yang bobot tubuhnya 70 kg. Dari 5600 cc darah tersebut sekitar 55% adalah plasma darah dan sekitar 45% adalah sel-sel darah.
Gambar 1.3 Sel-sel darah

Secara umum fungsi darah adalah (1) mengangkut zat makanan dan oksigen ke seluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ yang berfungsi untuk pembuangan ; (2) mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit ; (3) mengedarkan hormon-hormon untuk membantu proses fisiologis ; (4) menjaga stabilitas suhu tubuh dan (5) menjaga kesetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindari kerusakan.

a.       Sel-sel darah. Sel-sel darah dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit.
-          Eritrosit(sel darah merah). Eritrosit normal akan berbentuk cakram bikonkaf berdiameter kira-kira 8 µm, dan tidak mempunyai nukleus (Gambar 1.4). bentuk eritrosit sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut beredar melewati kapiler-kapiler. Jadi, sesungguhnya eritrosit itu dapat dianggap sebagai kantung yang dapat berubah menjadi berbagai jenis bentuk.
Gambar 1.4  Eritrosit (sel darah merah)

Konsentrasi eritrosit rata-rata pada pria dewasa normal per mikro liter darah adalah 5,4 juta dan pada wanita normal jumlahnya 4,8 juta butir. Jumlah eritrosit ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur.
Setiap butir eritrosit mengandung hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pigmen yang memberi warna merah pada darah. Setiap hemoglobin terdiri dari protein yang disebut globin dan pigmen non-protein yang disebut heme. Setiap heme berikatan dengan rantai polipeptida yang mengandung besi (Fe2+).
Fungsi utama hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru membentuk oksihemoglobin. Oksihemoglobin beredar ke seluruh tubuh lebih rendah daripada dalam paru-paru maka oksihemoglobin dibebaskan dan oksigen digunakan dalam proses metabolisme sel. Hemoglobin juga penting dalam pengangkutan karbon dioksida  dari jaringan ke paru-paru. Selain itu, hemoglobin berperan dalam menjaga keseimbangan asam dan basa (penyangga asam basa).
Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukan diatur oleh suatu hormone glikoprotein yang disebut eritropoietin.  Sel pertama yang . diketahui sebagai rangkaian  pembentukan eritrosit disebut proeritorblas. Dengan rangsangan yang sesuai maka dari sel-sel tubas (stem cell) ini dapat dibentuk banyak sekali sel. Proeritorblas kemudian akan membelah beberapa kali. Sel-sel baru dari generasi pertama ini disebut sebagai basofil eritroblas sebab dapat dicat dengan warna basa. Sel-sel ini mengandung sedikit sekali hemoglobin. Pada tahap berikutnya akan mulai terbentuk cukup hemoglobin yang disebut polikromatofil eritroblas. Sesudah terjadi pembelahan berikutnya, maka akan terbentuk lebih banyak lagi hemoglobin. Sel-sel ini disebut ortokromatik erotroblas dimana warnanya menjadi merah. Lihat Gambar 1.5. Akhirnya, bila sitoplasma dari sel-sel ini sudah dipenuhi oleh hemoglobin sehingga mencapai kosentrasi lebih kurang 34%, maka nukleus akan memadat sampai ukurannya menjadi kecil dan terdorong dari sel. Sel-sel ini disebut retikulosit. Retikulosit berkembang menjadi eritrosit dalam satu sampai dua hari setelah dilepaskan dari sumsum tulang.
Gambar 1.5  Bagan proses eritropoiesis

Jangka hidup eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Di dalam hati, hemoglobin diubah menjadi pigmen empedu (bilirubin) yang berwarna kehijauan. Pigmen empedu diekskresikan oleh hati ke dalam empedu. Zat besi dari hemoglobin tidak diekskresikan, tetapi digunakan kembali untuk membuat eritrosit baru.

-          Leukosit (sel darah putih). Leukosit terdapat di dalam darah manusia dan berjumlah sekitar 4.000 – 11.000 butir untuk setiap mikroliter darah manusia. Leukosit berumur sekitar 12 hari. Leukosit keluar dari pembuluh kapiler apabila ditemukan antigen. Proses keluarnya leukosit disebut dengan diapedesis. Leukosit yang berperan melawan penyakit yang masuk ke dalam tubuh disebut antobodi.
Leukosit mempunyai sebuah nucleus, tidak berwarna (bening), dan menunjukkan gerakan amuboid. Leukosit dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu granulosit jika palsmanya bergranuler, dan agranulosit jika plasmanya tidak bergranuler. Leukosit granulosit dibagi menjadi tiga jenis, yaitu netrofil, basofil, dan eosinofil.
 
Gambar 1.6  Leukosit granulosit (ki-ka : netrofil, basofil, dan eosinofil)

Netrofil memiliki nukleus yang terdiri dari tiga sampai lima lobus. Sel-sel ini berukuran sekitar 8 µm dalam keadaan segar. Netrofil bersifat fagosit dengan cara masuk ke jaringan yang terinfeksi. Saat mendekati suatu partikel untuk difagositosis, sel-sel netrofil mula-mula melekat pada reseptor yang terdapat pada partikel, kemudian membuat ruangan tertutup yang berisi partikel-partikel yang sudah difagositosis. Setelah itu ruangan ini akan melekuk ke dalam rongga sitoplasma dan melepaskan diri dengan bagian luar membrane sel membentuk gelembung fagositik yang mengapung dengan bebas. Sebuah sel netrofil dapat memfagositosis 5 – 20 bakteri sebelum sel netrofil menjadi inaktif dan mati. Netrofil hanya aktif sekitar 6 – 20 jam.
Basofil memiliki nukleus berbentuk S dan bersifat fagosit. Basofil melepaskan heparin ke dalam darah. Heparin adalah mukopolisakarida yang banyak terdapat di dalam hati dan paru-paru. Heparin dapat mencegah pembekuan darah. Selain itu, basofil juga melepaskan histamine. Histamine adalah suatu senyawa yang dibebaskan sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai.
Eosinofil berbentuk hamper seperti bola, berukuran 9 µm dalam keadaan segar. Esinofil memiliki nucleus yang terdiri dari dua lobus dan bersifat fagosit dengan daya fagositosis yang lemah. Eosinofil mempunyai kecendrungan untuk berkumpul dalam suatu jaringan yang mengalami reaksi alergi. Eosinofil juga dianggap dapat mendetoksifikasi toksin yang menyebabkan radang. Eosinofil ini dilepaskan oleh sel basofil atau jaringan yang rusak.
Sementara itu, leukosit agranulosit dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : monosit dan limfosit. Lihat Gambar 1.7.
Monosit memiliki satu nucleus besar dan berbentuk bulat telur atau seperti ginjal. Diameter monosit berukuran 9 – 12 µm. Monosit dapat berpindah dari aliran darah ke jaringan. Di dalam jaringan, monosit membesar dan bersifat fagosit menjadi makrofag. Makrofag ini bersama netrofil merupakan leukosit fagosit utama, paling efektif, dan berumur panjang.
Limfosit berbentuk seperti bola dengan ukuran diameter 6 – 8 µm. Limfosit dibentuk di sumsum tulang, sedangkan pada janin dibuat di hati. Terdapat 2 jenis sel limfosit, yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit yang tetap berada di sumsum tulang berkembang menjadi limfosit B. Sedangkan limfosit yang berasal dari sumsum tulang dan pindah ke timus berkembang menjadi sel T. Limfosit B berperan dalam pembentukan antibodi. Sebaliknya, limfosit T tidak menghasilkan antibodi. Limfosit T mempunyai berbagai fungsi, contohnya limfosit sitotoksik-T berfungsi menghancurkan sel yang terserang virus. Jika limfosit B berhadapan dengan antigen tubuh, limfosit ini akan memproduksi antibodi.
Gambar 1.7  Leukosit agranulosit (ki-ka : Makrofage dan monosit)

Dari kelima jenis leukosit di atas, neutrofil merupakan sel-sel yang paling banyak menyusun leukosit. Lihat tabel 5.2.
-          Trombosit (sel darah pembeku atau keeping darah). Trombosit berbentuk bulat kecil dengan ukuran diameter 2 – 4 µm dan tidak mempunyai inti. Trombosit dibentuk dalam sumsum tulang dari megakariosit. Megakariosit merupakan trombosit yang sangat besar dalam sumsum tulang. Trombosit berbentuk seperti tunas pada permukaan megakariosit, kemudian melepaskan diri untuk masuk ke dalam darah. Konsentasi normal trombosit dalam darah adalah antara 150.000 – 350.000 butir per millimeter kubik.
Trombosit merupakan stuktur yang sangat aktif, waktu paruhnya dalam darah adalah 8 – 12 hari, setelah itu proses kehidupannya berakhir. Kemudian trombosit diambil dari system peredaran darah, terutama oleh makrofag jaringan. Lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa, pada waktu darah melewati organ tersebut.
Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Jika suatu jaringan tubuh terluka maka trombosit pada permukaan yang luka akan pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase ini akan mengubah protrombim menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Protrombin merupakan protein tidak stabil yang dengan mudah dapat pecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih kecil, salah satunya adalah trombin. Protrombin dibentuk oleh hati dan digunakan secara terus menerus oleh tubuh untuk pembekuan darah. Pembentukan protrombin dipengaruhi oleh vitamin K. Trombin adalah sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma darah). Pembentukan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup (Gambar 1.8).
Gambar 1.8  Bagan benang-benang fibrina


b.      Plasma darah
Plasma darah adalah bagian yang cair. Komponen terbesar plasma darah terlarut molekul-molekul dan berbagai ion, yang meliputi glukosa sebagai sumber utama energi untuk sel-sel tubuh dan asam-asam amino. Ion-ion yang banyak terdapat dalam plasma darah adalah natrium  (Na+) dan klor (Cl-). Ion-ion dan molekul tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh atau berfungsi untuk membantu peredaran zat-zat lainnya. Kira-kira 7% plasma darah terdiri dari molekul-molekul protein, yaitu serum albumin 4%; serum globulin 2,7%; dan fibrinogen 0,3%. Serum adalah cairan darah yang tidak mengandung fibrinogen (komponen untuk proses pembekuan darah). Protein plasma juga berperan sebagai antibodi. Antibodi merupakan protein yang dapat mengenali dan mengikat antigen tertentu. Sedangkan antigen merupakan molekul (protein) asing yang memacu pembentukan antibodi Antibodi terbentuk jika ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi ini berasal dari globulin di dalam sel-sel plasma.
Antibodi bekerja melalui dua cara yang berbeda untuk mempertahankan tubuh terhadap penyebab penyakit, yaitu
(1)         Dengan menyerang langsung penyebab penyakit tersebut, atau
(2)         Dengan mengaktifkan system komplemen yang kemudian akan merusak penyebab penyakit penyakit tersebut.

Antibody dapat melemahkan penyebab penyakit dengan salah satu cara berikut.
  1. Aglutinasi, terbentuknya gumpalan-gumpalan yang terdiri dari struktur besar berupa antigen pada permukaanya, bakteri-bakteri, atau sel-sel darah merah.
  2. Presipitasi, terbentuknya molekul yang besar antara antigen yang larut, misalnya racun tetanus dengan antibodi sehingga berubah menjadi tidak larut dan akan mengendap.
  3. Netralisasi, antibodi yang bersifat antigenic akan menutupi tempat-tempat yang toksik dari agen penyebab penyakit.
  4. Lisis, beberapa antibodi yang bersifat antigenik yang sangat kuat kadang-kadang mampu langsung menyerang membrane sel agen penyebab penyakit sehingga menyebabkan sel tersebut rusak.


c.       Golongan darah dan transfusi darah
Darah dibagi dalam berbagai golongan berdasarkan tipe antigen yang terdapat di dalam sel.
Golongan darah
Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B. Antigen ini disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau antigen tipe-B yang dapat menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang mnyebabkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zan anti-A) dan aglutinin-b (zat anti-B).
Aglutinogen-A mempunyai enzim glikosil transferase yang mengandung asetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Aglutinigen-AB adalah golongan yang memiliki kedua jenis enzim tersebut.
Ahli imunologi (ilmu tentang kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokkan golongan darah manusia. Berdasarkan ada atau tidak adanya aglutinogen maka golongan darah dikelompokkan menjadi golongan darah A, B, AB, dan O.
  • Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b dalam plasma darah.
  • Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a dalam plasma darah.
  • Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan B, dan plasma darah tidak memiliki aglutinin.
  • Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan plasma darah memiliki aglutinin-a dan b.

Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 1.9 dan Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Golongan darah dan unsur pokok
Aglutinogen serta aglutinin
Golongan Darah
Aglutinogen
Aglutinin
O
A
B
AB
--
A
B
A dan B
a dan b
b
a
--

Gambar 1.9  Golongan darah manusia sistem ABO

Cara lain dalam mengelompokkan golongan darah adalah dengan menggunakan metode Rhesus. Terdapat enam tipe antigen Rh, salah satunya antigen tipe-D. Antigen-D bersifat sangat antigenik dibandingkan antigen-Rh lainnya. Oleh karena itu, orang yang mempunyai antigen ini dikatakan Rh positif. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki antigen-D, dikatakan Rh negatif. Kira-kira 85% dari seluruh bangsa berkulit putih adalah Rh nehatif, sedangkan pada bangsa Afrika yang berkulit hitam 100% adalah Rh positif.
Penggolongan darah yang lain yang digunakan adalah metode MN. Metode ini didasari bahwa jenis antigen M dan antigen N tidak menghasilkan aglutinasi di dalam eritrosit.
Transfusi darah
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain (Gambar 2.1). Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut donor dan yang menerima darah disebut sebagai resipien. Donor perlu memperhatikan jenis aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu memperhatikan jenis aglutinin dalam plasma darah. Lihat Gambar 2.1
Gambar 2.1  Transfusi darah harus sesuai.
















Gambar 2.2  Sistem golongan darah manusia

Sebelum melakukan tranfusi, perlu menentukan golongan darah resipien dan golongan darah donor. Penggolongan darah dilakukan dengan cara sebagai berikut. Mula-mula sel-sel darah diencerkan dengan larutan garam tertentu. Kemudian satu bagian dicampur dengan aglutinin anti-A, sedangkan bagian yang lain dicampur dengan aglutinin anti-B. Setelah beberapa menit, campuran tadi diperiksa di bawah mikroskop. Bila sel-sel darah telah menggumpal maka telah terjadi reaksi antibodi-antigen.
Tabel 5.4 melukiskan reaksi yang terjadi pada empat golongan darah yang berbeda. Golongan darah O, eritrositnya tidak mempunyai aglutinogen sehingga tidak dapat bereaksi dengan salah satu serum anti-A atau anti-B. Golongan darah A mempunyai aglutinogen-A sehingga beraglutinasi dengan aglutinin anti-A. Golongan darah B mempunyai aglutinogen B sehingga beraglutinasi dengan aglutinin anti-B. Golongan darah AB mempunyai kedua aglutinogen A dan B sehingga beraglutinasi dengan kedua jenis aglutinin.

Tabel 5.4 Aglutinasi sel-sel dari berbagai golongan darah dengan aglutinin anti-A dan anti-B

Golongan Darah
Aglutinin Anti-A
Aglutinin Anti-B
O
A
B
AB
-
+
-
+
-
-
+
+

Golongan darah AB adalah resipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditransfusikan kepada semua jenis golongan darah. Tetapi transfusi darah yang terbaik adalah transfusi dari golongan darah yang sejenis. Jika transfusi dilakukan dengan jenis golongan darah yang berbeda, meskipun itu memungkinkan, misalnya golongan darah O ditransfusikan ke golongan darah A, B, atau AB masih mungkin terjadi penggumpalan, meskipun hanya sedikit.
Alasan terbanyak melakukan transfusi adalah karena penurunan volume darah. Transfusi juga sering digunakan untuk mengobati anemia atau untuk memberi resipien beberapa unsur lain dari darah.

2.      Jantung
Jantung besarnya sekepalan tangan. Terletak di belakang sternum dan kartilago kostae dalam mediastinum – struktur blok diantara paru-paru. Jantung berada di bagian tengah diafragma, didepan esophagus. Seluruh bagian jantung berada pada rongga pericardium, suatu kantung fibrosa dengan membran lembab yang memungkinkan jantung bergerak dengan bebas selama setiap kontraksi. Dinding jantung disusun oleh otot-otot jantung yang serabutnya bercabang-cabang. Dilihat dengan meikroskop serabut-serabut ini Nampak tersusun dari sel-sel berinti yang terpisah-pisah.
Jantung memilki empat ruang; dua atrium yang menerima darah dari vena-vena dan dua ventrikel yang memompa darah ke arteri-arteri. Pengaturan atrium dan ventrikel adalah rumit. Atrium kanan berada disepanjang batas kanan jantung dan terbuka pada bagian kirinya kedalam segitiga ventrikel kanan. Atrium ini berada pada bagian depan jantung dan memompa darah keatas masuk ke arteri pulmonalis. Atrium kiri berbentuk persegi tidak beraturan dengan vena pulmonalis masuk ke dalam setiap sudutnya. Atrium ini mengalirkan darah kedalam kerucut besar dan berdinding tebal ventrikel kiri. Ventrikel kiri membentuk massa utama dari jantung dan ruangan lain dibungkusnya. Otot-ototnya melaksanakan banyak tugas memompa darah keatas masuk aorta. Dinding atrium tipis, tetapi didnding ventrikel tebal, dinding ventrikel kiri lebih tebal dari ventrikel kanan.
Aliran darah melalui jantung diatur oleh katup yang memungkinkan darah hanya mengalir satu arah saja. Katup-katup tersebut menutup dengan rapat untuk mencegah adanya aliran balik, namun saat terbuka memungkinkan darah mengalir bebas ke depan. Setiap kontraksi otot jantung dengan mudah meningkatkan tekanan dalam ruang jantung.
Darah vena dari jaringan tubuh memasuki atrium kanan dari vena kava superior dan inferior. Atrum kanan memompa darah melalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan, dari sini darah dipompa oleh kontraksi dinding ventrikel melewati ketup semilunaris masuk ke arteri pulmunalis dalam perjalanannya menuju paru-paru. Darah teroksigenasi (kaya oksigen) dari paru-paru memasuki atrium kiri melalui empat vena pulmonalis dan melintasi katup mitral mesuk ke ventrikel kiri dari sini dipompakan melalui katup semilunaris mesuk ke aorta, yang mendistribusikan darah ke sirkulasi sistemik.
Katup-katup jantung adalah lapisan jaringan fibrosa. Katup trikuspidalis dan mitral – katup atrioventrikularis – harus menahan tekanan tinggi saat terjadi kontraksi jantung. Daun-daun katupnya diletakkan oleh khorda tendinea ke otot papilaris di dinding masing-masing ventrikel. Saat ventrikel berkontraksi, khorda ini mencegah katup terbalik ke atrium.
Katup-katup semilunaris di pintu masuk ke aorta dan arteri pulmonalis memilki tiga helai daun katup. Katup ini tidak memilki tali-tali khorda yang mencegah katup-katup tersebut membuka terbalik karena tekanan belakang dimana katup ini diarahkan lebih sedikit daripada yang didorongkan ke katup atriovantrikularis.
Penyakit katup yang mengakibatkan aliran balik disebut inkompoten. Penyempitan katup yang mengakibatkan tidak mengalirnya darah dengan bebas kearah depan disebut stenosis. Penyakit katup aortik adalah salah satu penyakit katup paling umum. Ini biasanya disebabkan oleh ateriosklerosis dan dianggap perjalanannya serign tersembunyi pada usia senja, ini dapat menimbulkan serangan jantung, angina dan kematian mendadak.

Siklus jantung
Jantung normalnya berdenyut 75 kali permenit . waktu dari mulainya satu denyut sampai mulainya denyut berikutnya (siklus jantung) kira-kira 0,8 detik. Urutan kejadian dalam siklus jantung ditunjukkan dalam diagram dibawah ini. Dua siklus pada bgain tengah menunjukkan periode waktu salaam atrium dan ventrikel dalam kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole).
Aliran darah melalui jantung berjalan dengan tenang, namun saat katup-katup jantung menutup dengan tiba-tiba terdengar bunyi detak, serupa dengan yang terdengar bila tekanan tinggi aliran kran tiba-tiba dimatikan.

Perbedaan bunyi-bunyi ini dapat didengat salaam satiap siklus jantung:
a.       Bunyi nada rendah (“lub”) disebabkan oleh penutupan tiba-tiba katup atrioventrikuler saat ventrikel mulai berkontraksi pada sistole awal. Ini adalah bunyi jantung pertama.
b.      Bunyi nada tinggi (“dup”) dihasilkan oelh menutupnya katup-katup semilunaris saat ventrikel relaksasi. Bunyi ini disebut bunyi jantung kedua.
Bunyi-bunyi ini dapat didengar dengan cara menempelkan telinga langsung ke dinding dada atau dapat menggunakan stetoskop. Denyut jantung (kontraksi) dapat dirasakan dengna tangan yang diletakkan di dada. Denyut jantung ini terjadi diantara bunti jantung pertama dan kedua. Bila katup-katup jantung rusak karena penyakit, bunyi tambahan (murmur) akan terdengar. Sifat dan waktu murmur paling penting dalam mendiagnosis penyakit jantung. Kadang-kadang murmur terjadi pada orang muda yang sehat.
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa masuk ke aorta setiap menitnya. Ini sama dengan jumlah darah yang dipompakan keluar pada setiap denyut jantung (volume sekuncup) dikalikan dengan jumlah denyutan per menit.
Curah jantung  =  Volume sekuncup  x  Jumlah denyut/menit
 




Saat volume sekuncup normalnya kira-kira 70 ml dan jumlah denyut per menit 70-75 kali, maka curah jantung normal adalah 5 liter per menit. Namun, selama latihan jumlah ini meningkat sampai 15 liter atau lebih per menit. Curah jantung tergantung pada:
1)      Frekuensi denyut jantung
2)      Tekanan darah
3)      Kecepatan kembalinya darah ke jantung – aliran balim vena
Otot-otot jantung berespons pada peningkatan regangan dengan meningkatkan kekuatan kontraksinya. Makin distensi jantung oleh aliran vena yang masuk, makin kuat jantung berkontraksi untuk mengeluarkannya. Karenanya jantung cenderung secara automatis sesuai dengan curah jantung pada aliran belik vena dan kemudian distensi vena berlebihan dapat dihindari.


Kontrol intrinsik denyut jantung
Jantung mendapat persyarafan dari susunan saraf autonom, namun ini hanya bertindak untuk mengubah kerja jantung. Jantung akan tetap berdenyut bila suplai sarafnya kuat karena jantung mempunyai irama intrinsiknya sendiri. Irama ini dikendalikan oleh ‘pacu jantung’ khusu yaitu nodus sino-atrial (SA) di dinding atrium kanan, dimana impuls secara terus menerus dilepaskan. Dari nodus SA suatu gelombang rangsangan dihantarkan melewati dinding atrium, yang menyebabkan berkontraksi. Nodus atrioventrikular (AV) menerima gelombang rangsangan dan meneruskannya melalui serat Purkinje di berkas His, yang menyebabkan rangsangan dan kontraksi dinding ventrikel.
Gelombang rangsangan menyebar diseluruh dinding jantung diserta perubahan muatan listrik yang dapat diterima dari dinding dada dan direkam pada elektrokardiograf. Hasil rekaman tersebut elektrokardiogram (EKG) dan komponen-komponennya adalah:
-          Gelombang P, disebabkan oleh penyebaran rangsangan melewatu atrium
-          Kompleks QRS, disebabkan oleh penyebaran rangsangan diseluruh ventrikel
-          Gelombang T, disebabkan oleh repolarisasi (kembali ke kondisi istirahat) dari ventrikel.
Kontraksi otot jantung penting dibedakan dari kontraksi otot rangka. Terdapat periode yang panjang (kira-kira 0,3 detik) setelah kontraksi selama jantung tidak mampu berkontraksi. Periode refraktori  ini dapat mencegah jantung mengalami kontraksi terus menerus, yang bersifat mematikan.

Kontrol ekstrinsik denyut jantung
Kontrol ekstrinsik aktivitas jantung dibantu oleh impuls-impuls yang berasal dari pusat jantung di medulla ablongata. Impuls ditransmisikan dari pusat ini ke nervus vagus dari sistem saraf parasimpatis yang menyebabkan pelepasan asetilikolin pada ujung saraf di nodus sino-atrial dan atriovetrikular. Impuls-impuls ini menekan aktivitas jantung dengan memperlambat frekuensi jantung dan mengurangi kekuatan kontraksi. Sebaliknya, impuls dari pusat jantung berjalan ke saraf simpatis menyebabkan pelepasan noradrenalin pada ujung saraf, yang meningkatkan frekuensi jantung dan kekuatan kontraksi.
Refleks-refleks jantung. Jaringan khusus yang terletak di dinding arteri karotis, arkus aorta, atrium kanan dan bagian dekat vena kava berespons terhadap perubahan tekanan darah. Impuls-impuls yang dihasilkan oleh reseptor tekanan mencapai pusat jantung dan dapat memberikan peningkatan atau penurunan dlam stimulasi sepanjang saraf simpatis dan parasimpatis untuk mempertahankan tekanan sampai normal.
Juga terdapat kemoreseptor di sinus karotis dan arkus aorta yang berespons terhadap kekurangan oksigen, dan terhadap kandungan H+ dari karbon dioksida darah. Setiap perubahan apapun menyebabkan peningkatan refleks jantung.

Penyakit-penyakit yang terjadi pada Jantung
Penyakit jantung merujuk pada penyakit yang menyerang jantung dan sistem pembuluh darah. Jantung adalah organ strategis dalam tubuh seseorang karena peranannya sebagai pemompa darah.
Ada banyak penyebab penyakit jantung seperti pola hidup, kelainan bawaan sejak lahir, dan pola makan yang tidak sehat. Serangan jantung merupakan akibat mematikan dari penyakit jantung koroner yang menjadi pembunuh wanita dan pria paling banyak di Amerika.
Faktanya, penyakit jantung tak hanya menyerang orang lanjut usia. Dewasa ini, banyak anak muda yang telah mengidap berbagai penyakit jantung. Bahkan bayi yang baru lahir bisa mengidap kelainan pada jantung.
Ada 50 lebih jenis penyakit jantung yang mengintai mereka yang memiliki pola hidup dan makan yang tidak sehat. Meskipun sudah ada beragam cara untuk menangani sakit jantung, dari medis hingga herbal, mencegah tetap lebih baik dari mengobati. Ini dia jenis-jenis penyakit jantung yang wajib Anda waspadai.

Gagal Jantung
Gagal Jantung atau Heart Failure adalah keadaan dimana jantung tidak bisa memasok aliran darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan berpotensi mematikan. Terkadang gagal jantung sering disalahartikan sebagai serangan jantung.
Penyakit jantung jenis ini memiliki gejala antara lain: pembengkakan pada kaki dan tangan, penambahan atau pengurangan berat badan sebelum terjadi pembengkakan karena kelebihan cairan, nafas pendek, kelelahan yang terus menerus, angina atau ketidaknyamanan pada dada dan lengan karena penyumbatan arteri koroner.

Heart Valve Disease
Heart Valve Disease atau masalah pada katup jantung adalah keadaan dimana salah satu atau lebih katup jantung tidak bekerja dengan baik. Dalam beberapa kasus, orang-orang terlahir dengan masalah pada katup jantung sedangkan beberapa orang mendapatkan kelainan pada katup di masa hidupnya.
Kelainan pada katup jantung bisa disebabkan oleh infeksi, usia, dan karena penyakit lain. Hampir tak ada gejala yang ditemukan oleh penderita kelainan pada katup jantung. Ada tiga jenis penyakit katup jantung: kebocoran, penyempitan, dan katup tanpa lubang. Tidak ada obat untuk kelainan pada katup jantung kecuali operasi. Tetapi bagi Anda yang tidak memiliki penyakit ini dari lahir, menjaga pola makan dan pola hidup adalah kunci untuk terbebas dari penyakit ini.


Aritmia
Ini adalah jenis penyakit jantung yang mengganggu yakni gangguan irama atau detak jantung. Detak jantung bisa lebih cepat, lebih lambat, dan tidak teratur. Faktor utama penyakit aritmia adalah kurangnya kalsium dalam tubuh dan terjadinya penyumbatan pembuluh darah jantung.
Penyumbatan pembuluh darah jantung yang juga berefek pada detak jantung yang tidak normal akan berakibat pada serangan jantung. Selain 2 hal tersebut penyebab aritmia lainnya adalah diabetes, tekanan darah tinggi, merokok, kafein, alkohol, stres, kematian otot jantung, penyalahgunaan obat, dan terlalu aktifnya kelenjar thyroid.

Perikarditis
Jenis penyakit jantung ini adalah peradangan pada kantung jantung atau pericardium sehingga menimbulkan penimbunan cairan dan penebalan. Peradangan ini disebabkan oleh beberapa hal. Penyebab yang umum adalah infeksi virus dan terapi penyinaran untuk kanker payudara.
Gejala yang timbul akibat perikarditis adalah sesak nafas, batuk, tekanan darah tinggi, dan kelelahan akibat kerja jantung menjadi tidak efisien. Penyakit jantung ini bisa didiagnosa melalui MRI atau kateterisasi jantung. Mengonsumsi obat untuk mengurangi cairan dapat membantu mengurangi gejala perikarditis tetapi kesembuhan total dilakukan dengan mengangkat perikardium.

Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner disebabkan oleh lapisan lemak atau kolesterol di dinding nadi yang menyumbat pembuluh darah. Akibat dari penyumbatan oleh lapisan lemak dan kolesterol ini adalah terganggunya proses suplai darah dari dan ke jantung. Ketika darah tersumbat akibat lapisan lemak maka inilah yang disebut serangan jantung.
Lapisan lemak dan kolesterol di dinding nadi diakibatkan oleh kecanduan rokok, hipertensi, dan kolesterol tinggi. Jika seseorang merasakan gejala-gejala seperti nyeri di dada bagian tengah yang menjalar hingga ke lengan kiri dan leher bahkan sampai ke punggung, keringat dingin, dan rasa mual berarti orang tersebut kemungkinan menderita penyakit jantung koroner.
Untuk jenis penyakit jantung koroner bisa diobati dengan herbal yang telah diuji klinis dan diuji khasiatnya oleh ilmuwan dan dokter. Noni Juice ditambah dengan perubahan pola makan yang sehat akan mengembalikan fungsi jantung secara normal.

3.      Pembuluh Darah
Berdasarkan fungsinya, pembuluh darah dibedakan menjadi arteri (pembuluh nadi), vena (pembuluh balik), dan pembuluh kapiler.
-          Arteri (pembuluh nadi). Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung ke jaringan. Dinding arteri tebal, kuat, dan elastis. Lapisan paling dalam pada arteri adalah endotelium yang dikelilingi oleh otot polos (Gambar 5.25). Arteri terletak lebih ke dalam dari permukaan tubuh. Arteri yang keluar dari ventrikel kiri dan mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh adalah aorta. Percabangan dari aorta adalah arteri. Sedangkan arteriol adalah pembuluh nadi yang berhubungan dengan kapiler.
Gambar 5.25  Arteri yang menuju ke kepala.

Pada umumnya arteri mengalirkan darah yang kaya akan oksigen, kecuali pada arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan pembuluh nadi yang mengalirkan darah yang kaya akan karbon dioksida dari ventrikel kanan ke paru-paru.

-          Vena (pembuluh balik). Vena merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari kapiler ke jantung. Dinding vena tipis dan tidak elastis. Lapisan dalamnya bersifat licin karena dilapisi endotelium yang dikelilingi oleh otot polos (Gambar 5.26). Vena  terletak dekat permukaan tubuh.
Vena yang mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung melalui ventrikel kanan adalah vena kava. Sedangkan venula adalah vena yang berhubungan dengan kapiler. Pada umumnya, vena membawa darah yang kaya akan karbon dioksida, kecuali vena pulmonalis. Vena pulmonalis merupakan vena yang mengalirkan darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru menuju ke atrium kiri.
Gambar 5.26  Pembuluh balik (vena)

-          Kapiler. Kapiler merupakan pembuluh darah kecil dengan diameter 5 – 20 µm dan menghubungkan arteriol dengan venula. Dinding kapiler sangat tipis, tidak mempunyai otot halus dan jaringan ikat, serta hanya tersusun oleh selapis endotelium. Di kapiler terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbon dioksida dari jaringan. Selain itu, kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan, makanan, hormon, dan bahan lainnya di antara plasma darah dan cairan jaringan.





B.     Sistem Limfatik atau Peredaran Getah Bening

            Sistem limfatik atau peredaran getah bening merupakan suatu cara dimana cairan dapat mengalir dari jaringan ke dalam darah. Sistem limfatik juga merupakan salah satu jalan utama untuk penyerapan nutrien dari saluran pencernaan, terutama bertanggung jawab atas absorpsi lemak.


1.      Cairan limfe
            Cairan limfe berasal dari cairan jaringan yang mengalir ke dalam sistem limfatik. Oleh karena itu, cairan limfe saat pertama kali mengalir dari setiap jaringan mempunyai komposisi yang hampir sama dengan cairan jaringan dalam bagian tubuh dimana cairan limfe berasal.
Cairan limfe mengandung leukosit yang berfungsi untuk membunuh kuman-kuman penyebab penyakit yang ada dalam tubuh kita. Cairan limfe juga mengandung lemak yang berasal dari usus, kemudian diangkut oleh pembuluh limfe.

2.      Pembuluh limfatik
Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai pembuluh limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari jaringan. Beberapa jaringan seperti permukaan kulit, sistem saraf pusat, bagian dalam saraf tepi, dan tulang, meskipun tidak mempunyai pembuluh limfatik, jaringan-jaringan tersebut mempunyai pembuluh-pembuluh jaringan kecil, yang disebut sebagai prelimfatik. Pembuluh limfatik di usus yang berfungsi untuk absorpsi lemak disebut pembuluh kil.
Pembuluh limfe terdiri dari dua macam, yaitu pembuluh limfe kiri dan pembuluh limfe kanan.
-          Pembuluh limfe kiri (duktis torasikus). Pembuluh limfe kiri menerima cairan limfe dari bagian kiri kepala, leher, dada, dan lengan kiri bagian atas. Pembuluh limfe ini bermuara ke vena bagian bawah tulang selangka kiri.
-          Pembuluh limfe kanan. Pembuluh limfe kanan menerima cairan limfe dari bagian lain. Pembuluh limfe ini bermuara ke vena bagian bawah tulang selangka kanan.
3.      Kapiler limfatik
            Sebagian besar cairan yang disaring dari kapiler arteri mengalir di antara sel-sel hingga akhirnya diabsorpsi kembali ke dalam ujung vena kapiler darah. Tetapi kira-kira sepersepuluh dari cairan tersebut memasuki kapiler limfatik dan kembali ke dalam darah melalui sistem limfatik. Sebagian kecil cairan tersebut sangat penting, karena zat-zat dengan berat molekul tinggi seperti protein tidak dapat direabsorpsi ke dalam kapiler vena, tetapi protein tersebut dapat mengalir melalui kapiler limfatik dengan sangat mudah. Alasan inilah yang menyebabkan kapiler limfatik menjadi suatu struktur yang khusus.

4.      Kelenjar limfe
Kelenjar limfe adalah suatu kumpulan jaringan limfe yang terbungkus dalam suatu kapsula jaringan ikat. Kelenjar limfe banyak terdapat disepanjang pembuluh limfe tubuh, terutama di daerah leher, ketiak, dan lipatan paha (Gambar 5.29). Pada saat tubuh terkena infeksi, kelenjar limfe akan membengkak. Kelenjar limfe berfungsi sebagai suatu saringan biologi tempat makrofag membuang bahan-bahan partikel dan berfungsi sebagai pertahanan tubuh kedua terhadap zat-zat asing.

5.      Organ-organ limfe
Selain kelenjar limfe, di dalam tubuh manusia juga terdapat organ-organ limfe yang berfungsi sama, yaitu mencegah infeksi kuman-kuman penyakit.
-          Limpa. Limpa merupakan organ limfe terbesar, yang merupakan kumpulan jaringan jaringan limfe. Limpa berbeda dengan kelenjar limfe. Limpa merupakan saringan sistem pembuluh darah, sedangkan kelenjar limfe menyaring limfe. Limpa berfungsi dalam pembentukan leukosit dan antibodi, menyaring zat-zat asing dalam aliran darah, membongkar eritrosit yang sudah mati, menyediakan kembali zat besi yang terkandung dalam hemoglobin, dan juga sebagai tempat cadangan eritrosit. Pada janin, limpa merupakan sebuah organ pembentuk darah.
-          Tonsil. Tonsil merupakan kumpulan jaringan limfe yang terbenam dalam selaput pelapis tenggorokan. Permukaan tonsil dilapisi membran mukosa. Tonsil mensekresikan kelenjar yang banyak mengandung limfosit hidup atau yang telah didegenerasi, sisa-sisa buangan, dan mikroorganisme. Tonsil berfungsi dalam pembentukan limfosit.
-          Timus. Timus merupakan kelenjar yang sebagian besar terdiri dari jaringan limfe. Timus tersusun atas sel-sel epitel yang menyerupai limfosit. Timus memproduksi hormon yang berfungsi untuk merangsang produksi limfosit dalam organ-organ limfe.

6.      Peredaran limfe
Peredaran limfe merupakan peredaran terbuka karena ujung-ujung pembuluh limfe tidak saling bersambungan. Cairan jaringan dari jaringan tubuh masuk ke pembuluh limfe sehingga menjadi cairan limfe. Kapiler limfatik yang mengandung cairan limfe ini bergabung ke dalam pembuluh limfe kiri dan pembuluh limfe kanan. Kedua pembuluh limfe ini bermuara pada vena yang kemudian akan mengalirkan kembali cairan limfe ke dalam darah.

BAB III
KESIMPULAN


Sistem sirkulasi pada manusia berupa sistem peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran getah bening).
Sistem peredaran darah manusia berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Sistem peredaran darah berperan untuk mensuplai oksigen (O2) dan sari makanan yang diabsorpsi dari sistem pencernaan keseluruh tubuh, membawa gas sisa berupa karbon dioksida (CO2) ke paru-paru, mengembalikan sisa metabolisme ke ginjal untuk disekresikan, menjaga suhu tubuh, dan mendistribusikan hormon-hormon untuk mengatur fungsi sel-sel tubuh.
Sebaliknya, pada sistem peredaran darah sistematik darah mengalir ke semua jaringan tubuh sehingga disebut peredaran darah besar. Pada peredaran darah besar, darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kiri menuju ke seluruh tubuh kecuali paru-paru. Kemudian, darah kembali lagi menuju ke jantung melalui atrium kanan. Sistem peredaran darah manusia sama seperti vertebrata lainnya, yaitu melibatkan darah, jantung, dan pembuluh darah.

-          Peredaran Darah Besar
Jantung (ventrikel kiri) → Seluruh jaringan tubuh → Jantung (atrium kanan)
-          Peredaran Darah Kecil
Jantung (ventrikel kanan) → Paru-paru → Jantung (atrium kiri)

              Sistem limfatik atau peredaran getah bening merupakan suatu cara dimana cairan dapat mengalir dari jaringan ke dalam darah. Sistem limfatik juga merupakan salah satu jalan utama untuk penyerapan nutrien dari saluran pencernaan, terutama bertanggung jawab atas absorpsi lemak.

-          Cairan limfe
-          Pembuluh limfatik
-          Kapiler limfatik
-          Kelenjar limfe

Organ-organ Limfe :
-          Limpa
-          Tonsil
-          Timus.













DAFTAR PUSTAKA


Cambridge Communication Limited. 1999. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan dan Sistem Kardiovaskular. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hendarto. 1992. Sistem Sirkulasi. Jakarta; PT Elex Media Komputindo
Pearce, Evelyn. 1991. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta; PT. Gramedia
http://deherba.com/janis-jenis_penyakit_jantung. Diakses pada tanggal 9 September 2012
http://id.wikipedia/sistem_limfatik. Diakses pada tanggal 9 September 2012

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semoga bermanfaat.... kalo ada yang salah,, mungkiin ada kritik dan sebagaiinya.. komenn aja, sebagai masukan. terima kasih.