MAKALAH
ENTOMOLOGI
“ORDO
COLEOPTERA”
Disusun
Oleh :
Aini
Rizkiana 1005015068
Mujiati
10050150
Suparno
M. kadafi 10050150
Tika
Ariyanti Ningrum 10050150
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Ordo
Coleoptera” ini. Makalah
ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam
mata kuliah Entomologi pada semester
5 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mulawarman.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini,
tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah turut membantu dalam doa,
dan memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen matakuliah Entomologi yang telah memberikan tugas, petunjuk,
kepada kami sehingga kami termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas ini.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Samarinda,
4
oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Morfologi
Ordo Coleoptera…………………………………………... 8
B. Fisiologi Ordo Coleoptera……………………………………………. 9
C. Klasifikasi Ordo Coleoptera…………………………………………. 17
D. Peranan Ordo Coleoptera…………………………………………..… 32
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………… 28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 31
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Serangga
memiliki arti penting dalam ekosistem kita. Serangga dapat menjaga aerasi
tanah, menyerbukan bunga, mengendalikan serangga-hama dan juga sebagai hama
tanaman; serangga juga mampu menguraikan bahan organik, sehingga mengembalikan
unsur hara ke dalam tanah. Sepuluh tahun yang lalu terdapat sekitar 750.000
spesies serangga. Saat ini, jumlahnya telah melebihi 1.000.000. Dan menurut
sebuah artikel baru-baru ini, Scientific American, ahli entomologi memperkirakan
bahwa ada kemungkinan lebih dari delapan juta spesies serangga di Bumi. Jika
anda bandingkan dengan sekitar 4.809 spesies mamalia atau 1.500.000 species
jamur, maka serangga memiliki populasi yang melebihi kelompok taksonomi hidup
lainnya di Bumi.
Coleoptera
berasala dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, berarti insekta
bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman,
namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain.
Ordo Coleoptera, yang berarti "sayap
berlapis", dan berisi spesies yang sering dilukiskan di dalamnya dibanding
dalam beberapa ordo lain dalam kerajaan binatang. Empat puluh persen dari
seluruh spesies serangga adalah kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies
baru masih sering ditemukan. Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang
diuraikan dan tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta. Anggota-anggotanya ada yang
bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator
(pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan
mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila
istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di
tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang
istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah,
umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari
suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan
kepala.
Pada kesempatan kali ini akan
membahas ordo serangga yang paling banyak memiliki tampilan di banding serangga
lainnya yaitu ordo coleoptera yang di Indonesia lebih dikenal dengan kumbang.
Dan termasuk ordo terbesar dari serangga yaitu memiliki 300.000 spesies.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana morfologi dari
ordo Coleoptera?
2.
Bagaimana fisiologi dari
Ordo Coleoptera?
3.
Bagaimana klasifikasi ordo
Coleoptera?
4.
Apa saja peranan ordo
Coleoptera?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui morfologi
dari ordo Coleoptera
2.
Untuk mengetahui fisiologi
dari Ordo Coleoptera
3.
Untuk mengetahui klasifikasi
ordo Coleoptera
4.
Untuk mengetahui peranan
ordo Coleoptera
D. Manfaat
Agar mahasiswa lebih banyak mengerti dan lebih
mengetahui mengenai kumbang atau ordo coleoptera.
BAB II
PEMBAHASAN
Ciri-ciri
khusus Anthropoda adalah tubuh dan tungkainya beruas-ruas, eksoskeleton
(dinding tubuh) berkitin dan beruas-ruas, alat mulut beruas dan dapat
beradaptasi untuk cara makan, rongga tubuh merupakan rongga darah (haemocoele),
bernafas dengan permukaan tubuh, insang, trachea atau paru-paru, alat
pencernaan makanan berbentuk tabung terletak di sepanjang tubuh, alat pembuang
melalui pipa panjang di rongga tubuh. Sub phylum Mandibulata bercirikan
perubahan kaki dekat mulut menjadi sepasang alat mulut atau mandibula seperti
rahang. Kelas insekta mempunyai ciri-ciri : tubuh terbagi menjadi 3 bagian
(kelapa-thoraks-abdomen), mempunyai sepasang antenna, tungkainya berjumlah 3
pasang, mempunyai sayap 1-2 pasang, dan alat mulutnya terdiri atas : 1 pasang
mandibula (rahang), 1 pasang maxilla (letaknya di belakang rahang), labium
(bibir) dan hypopharink (lidah). Sub kelas Pterygota umumnya bersayap, adapula
yang tidak bersayap tetapi tidak sejak dari nenek moyang, tidak mempunyai alat
tambahan seperti style, mengalami metamorfosa sederhana – sederhana (metabola)
(Lilies, 1991). Ordo-ordo yang termasuk ke dalam kelas Insekta, sub kelas
Pterygota antara lain Ephemeroptera, Odonata, Grylloblattaria, Phasmidia,
Orthoptera, Mantodea, Blattaria, Isoptera, Dermaptera, Embiidina, Plecoptera,
Zoraptera, Psocoptera, phthiraptera, Hemiptera, Homoptera, thysanoptera,
Neuroptera, Coleoptera, Strepsiptera, Mecoptera, Siphonaptera, Diptera,
Trichoptera, Lepidoptera, Hymenoptera.
Dari
beberapa ordo di atas, akan di bahas lebih dalam mengenai ordo Coleoptera. Ordo
Coleoptera termasuk ke dalam golongan Animalia, phylum Arthropoda, sub phylum
Mandibulata, kelas Insekta, Sub kelas Pterygota, dan termasuk Endopterygota.
Ordo Coleoptera merupakan otdo yang terbesar dari serangga-serangga dan
menggandung kira-kira 40 % yang terkenal dalam hexapoda (borror et al. 1992).
Ordo
Coleoptera di Indonesia dinamakan kumbang. Kumbang adalah salah satu binatang
yang memiliki penampilan seperti kebanyakan spesies serangga. Ordo Coleoptera,
diambil dari kata coeleos yang berarti seludang dan pteron yang
berarti sayap, maka dapat disimpulkan Coleoptera adalah serangga yang memiliki
seludang pada sayapnya. Empat puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah
kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering ditemukan.
Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak
diuraikan, antara 5 dan 8 juta.
Coleoptera
berasal dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, berarti insekta
bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman,
namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain.
Kumbang
dapat ditemukan hampir di semua habitat, namun tidak diketahui terjadi di lautan
atau di daerah kutub. Interaksi mereka dengan ekosistem mereka dilakukan dengan
berbagai cara. Mereka sering makan tumbuhan dan jamur, merusak pertahanan
binatang dan tumbuhan, dan memangsa invertebrata lain. Beberapa spesies
dimangsa berbagai binatang seperti burung dan mamalia. Jenis tertentu merupakan
hama agrikultur, seperti Kumbang kentang Colorado Leptinotarsa decemlineata,
Kumbang tanaman kapas Anthonomus grandis, kumbang tepung merah Tribolium
castaneum, dan kumbang mungbean atau cowpea Callosobruchus maculatus,
spesies kumbang lainnya adalah kotrol penting hama agrikultur. Seperti contoh,
coccinellidae ("ladybirds" atau "kumbang tutul") yang
mengkonsumsi aphid, hama pohon, thrips, dan serangga penghisap tanaman lainnya
yang menyebabkan kerusakan panen tanaman.
Ordo
Coleoptera memiliki cirri-ciri yaitu :
·
Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang.
Sayap depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk
sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.
·
Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua
(terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan
jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan.
·
Mengalami metamorfosis sempurna.
·
Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya
melalui stadia : telur —> larva —> kepompong (pupa) —> dewasa (imago).
Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang
tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat)
dan bertipe bebas/libera.
·
Tipe mulut menggigit. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah,
umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari
suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan
kepala.
·
Beberapa contoh :
-
Kumbang kelapa / kumbang badak / kumbang tanduk (Oryctes
rhinoceros)
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Coleoptera
Famili
: Scarabaeidae
Genus
: Oryctes
Spesies
: Oryctes rhinoceros L.
-
Kutu gabah (Rhyzoperta dominica)
kingdom : animalia
filum : antropoda
kelas : insecta
ordo : Coleoptera
family : Brostrichidae
genus : Rhyzoperta
spesies : Rhyzoperta dominica
Ciri-ciri
specimen : memiliki 2 pasang tungkai, berwarna coklat kemerahan, pada kepala
ada semacam duri-duri kecil
Komoditas
yang diserang : gabah padi
Gejala
yang ditimbulkan : biji menjadi lubang atau berlubang, terdapat serbuk pada
padi akibat gigitannya
(Anonymouso
, 2010).
-
Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Coleoptera
Famili : Chrysomelidae
Genus : Brontispa
Spesies : Longissima
Nama
Ilmiah : Brontispa longissima
-
Kutu beras (Sitophilus oryzae)
Kingdom : Animalia
Filum : Antropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Cureulionidae
Genus : Sitophilus
Spesies : Sitophilus oryzae
Ciri-ciri
specimen : memiliki moncong, terdapat elytra diatas abdomen, panjang tubuh
dewasa 3,15-5 mm, dewasa berwarna coklat dan tua menjadi hitam.
Komoditas
yang diserang : Beras
Gejala
yang ditimbulkan : Biji menjadi berlubang terdapat serabut setelah terjadi
gigitan hama tersebut, biji menjadi terpotong-potong
(Anonymousg
, 2010).
A. Morfologi Ordo
Coleoptera
-
Kumbang memiliki sayap depan yang keras, tebal dan merupakan penutup
bagi sayap belakang dan tubuhnya. Sayap depan disebut elitron. Ketika terbang
sayap depan kumbang tidak berfungsi hanya sayap belakang yang digunakan untuk
terbang. Sayap belakang berupa selaputdan pada waktu istirahat dilipat dibawah
elitra.
-
Tipe alat mulut kumbang yaitu tipe penggigit dan pengunyah,
kumbang juga memiliki kepala yang bebas dan kadang memanjang ke depan atau ke
bawah sehingga berubah menjadi moncong.
-
Kumbang memiliki mata majemuk (facet) besar, tanpa mata tunggal
(ocellus). Abdomen memiliki 10 ruas dan pada daerah sternum ruas-ruas ersebut
tidak semua terlihat.
-
Pada kumbang jantan, protoraks dan mandibula kerapkali membesar
dan digunakan unuk berkelahi.
B. Fisiologi Ordo Coleoptera
a. Sistem Pernapasan pada Ordo
Coleoptera
Pada umumnya pernapasan pada insekta adalah
sama. Insekta bernapas dengan system trakea yang berupa tabung bercabang yang
dilapisi kitin. Oksigen masuk secara langsung dari trakea ke sel-sel tubuh.
Sistem trakea membuka ke bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu pori-pori
yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan membatasi
hilangnya air.
Aliran udara pernapasan : oksigen masuk melalui spirakel menuju
trakea. Selanjutnya menuju trakeolus dan terjadi pertukaran gas dengan sel
tubuh. Mekanisme pernapasan : bila otot perut berkontraksi, trakea memipih
sehingga udara kaya CO2 dari dalam tubuh keluar. Bila otot perut
relaksasi, trakea ke posisi semula dan udara luar kaya O2 akan masuk
melalui spirakel.
b. Sistem Pencernaan Pada Ordo
Coleoptera
Pada umumnya
sistem pencernaan pada Insekta adalah sama. Insekta memiliki system pencernaan
yang lengkap dan organ yang jelas untuk perombakan makanan dan penyerapan
zat-zat makanan yaitu mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus. Mulutnya
digunakan untuk mengunyah.
c. Sistem Ekskresi Pada Ordo
Coleoptera
Sistem pengeluaran insekta berupa tubulus malphigi yang melekat
pada bagian posterior saluran pencernaan.
d. Sistem Sirkulasi pada Ordo
Coleoptera
Sistem sirkulasi insekta berupa sistem
sirkulasi terbuka dengan organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi mempompa
hemolimfa melalui sinus homosol (rongga tubuh).
Sistem peredaran terbuka (jantung, pembuluh pendek, sinus /
hemosol, hemolimfe) artinya darah beredar di luar pembuluh sehingga darah
bergerak bebas dari hempasan jantung keluar jantung ke sel seluruh tubuh dan
kembali ke jantung dengan tekanan otot tubuh. Darah hanya membawa Sari makanan
tanpa Oksigen karena O2 bisa langsung akses ke sel tubuh karena dialirkan ke
Tracheo hingga ke sel. Darah tidak berwarna merah karena tidak mempunyai Hb karena
memang tidak diperlukan. Darah tak mengandung hemoglobin (Hb) sehingga tidak
mengangkut oksigen atau karbondioksida tetapi hanya berfungsi mengangkut
makanan.
e. Sistem Saraf Pada Ordo Coleoptera
Sistem saraf insekta terdiri dari pasangan tali saraf ventral
dengan beberapa ganglia segmental. Beberapa segmen ganglia anterior menyatu
membentuk otak yang terletak dekat dengan anten, mata, dan organ indera lain
yang terpusat dikepala.
f. Sistem Reproduksi pada Ordo
Coleoptera
Sebagian
besar serangga membiak secara seksual, bagian yang lain secara aseksual atau
partenogenetik. Sistem reproduksi jantan berfungsi memproduksi dan menyampaikan
atau mengantarkan spermatozoa. Sistem reproduksi betina berfungsi memproduksi dan
menyimpan telur, menyimpan spermatozoa, sebagai tempat pembuahan, dan
meletakkan telur atau melahirkan larva atau nimfa.
Sistem
Reproduksi Jantan dan Betina
-
Sistem reproduksi jantan terdapat di bagian belakang abdomen,
terdiri dari dari sepasang gonad yang disebut sebagai testes (ganda; testis =
tunggal), yang dihubungkan oleh tabung-tabung yang bermuara dalam aedeagus atau
penis. Pada dasarnya sistem ini sama pada semua serangga, meskipun bervariasi
menurut jenisnya. Testis ada sepasang (dua), bilateral, namun ada yang menyatu
(fusi) di tengah (misal pada Lepidoptera). Tiap testis terdiri dari sejumlah
folikel, terbungkus oleh jaringan alat (connective tissue).
-
Sistem reproduksi betina terdiri dari sepasang gonand atau ovari
(ovary), yang dihubungkan oleh tabung-tabung ke vagina yang mempunyai bukaan di
luar. Ovari memproduksi telur dan terdiri dari beberapa sampai banyak ovariol,
yang merupakan unit yang fungsional.
Strategi
Reproduksi
Perkembangan
embrio pada serangga dapat dikelompokkan dalam tiga tipe utama, yaitu :
·
Ovipar
Serangga betina meletakkan telur yang telah
matang baik dibuahi maupun tidak. Perkembangan embrio terjadi diluar tubuh
induknya dan embrio memperoleh makanan dari kuning telur. Kebanyakan serangga
memiliki perkembangan ovipar.
·
Vivipar
Pada perkembangan vivipar serangga betina
tidak meletakkan telur tapi melahirkan larva atau nimfa muda dalam bentuk
individu yang tidak terbungkus kulit telur (korion) . Perkembangan embrio
berlangsung dalam tubuh induknya dan embrio memperoleh makanan langsung dari
tubuh induknya.
·
Ovovivipar
Telur mengandung cukup kuning telur untuk
memberi makan embrio yang sedang berkembang dan diletakkan oleh induknya segera
setelah menetas. Istilah ovovivipar juga digunakan untuk serangga-serangga yang
meletakkan telur yang mengandung embrio yang telah berkembang (telur telah siap
menetas).
Selain
ketiga tipe utama di atas, serangga juga memiliki beberapa tipe perkembangan
embrio yang lain, yaitu :
-
Poliembrioni
Pada poliembrioni setiap telur yang sedang
berkembang dapat membelah secara mitosis dan menjadi beberapa sampai banyak
embrio. Tipe perkembangan ini biasanya terdapat pada Hymenoptera. Telur pada
serangga polimbrioni berbeda dari serangga non-poliembrioni, sebagai berikut:
(1) telurnya sangat kecil,
(2) tidak ada kuning telur,
(3) karion, jika ada, sangat tipis dan
permeabel.
-
Paedogenesis
Serangga pradewasa memiliki alat kelamin
yang telah matang dan dapat menghasilkan keturunan. Beberapa jenis Coleoptera
memiliki perkembangan paedogenesis.
-
Partenogenesis
Sel telur berkembang menjadi embrio tanpa
mengalami pembuahan. Partenogenesis dapat terjadi pada serangga ovipar maupun
vivipar.
Metamorfosis
Proses perkembangan yang mengubah pradewasa
instar pertama menjadi dewasa disebut metamorfosis (metamorphosis), yang arti
sebenarnya adalah perubahan bentuk. Perubahan bentuk itu bisa berangsur-angsur
(gradual), yaitu bentuk pradewasa secara umum hampir sama dengan bentuk
dewasanya, atau tiba-tiba (abrupt), yaitu bentuk pradewasanya sangat berbeda
dengan dewasanya dan perubahan ini terjadi pada instar akhir pradewasa.
Metamorfosis
(perubahan bentuk) dikelompokkan dalam empat tipe, yaitu:
1. Tanpa metamorfosis/ametamorfosis
(ametabola)
§ Pada tipe ini beberapa spesies
serangga tidak memperlihatkan adanya metamorfosis, maksudnya segera setelah
menetas maka lahir serangga muda yang mirip dengan induknya kecuali ukurannya
yang masih kecil dan perbedaan pada kematangan alat kelaminnya.
§ Kemudian setelah tumbuh membesar
dan mengalami pergantian kulit, baru menjadi serangga dewasa (imago) tanpa
terjadi perubahan bentuk hanya mengalami pertambahan besar ukurannya saja.
§ Serangga pra dewasa sering disebut
dengan istilah gaead.
§ Tipe metamorfosis ini terdapat pada
serangga dari ordo Collembola, ordo Thysanura, dan ordo Protura.
2. Metamorfosis Bertahap
(Paurometabola)
§ Serangga yang mengalami perubahan
bentuk secara paurometabola selama siklus hidupnya mengalami tiga stadia
pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa dan imago.
§ Serangga pradewasa disebut nimfa.
§ Nimfa dan imago memiliki tipe alat
mulut dan jenis makanan yang sama, bentuk nimfa menyerupai induknya hanya
ukurannya lebih kecil, belum bersayap, dan belum memiliki alat kelamin.
§ Serangga pradewasa mengalami
beberapa kali pergantian kulit, diikuti pertumbuhan tubuh dan sayap secara
bertahap.
§ Serangga yang termasuk dalam tipe
ini yaitu ordo Orthoptera, Hemiptera, dan Homoptera.
3. Metamorfosis Tidak Sempurna
(Hemimetabola)
§ Hemimetabola memiliki cara hidup
yang hampir sama dengan paurometabola, hanya habitat dari serangga pradewasanya
berbeda dengan imagonya.
§ Stadia dalam perkembangan hidupnya
terdiri dari telur, naiad, dan imago.
§ Serangga pradewasa disebut dengan
istilah naiad.
§ Serangga pradewasa disebut dengan
istilah naiad.
§ Naiad hidup di air, dan mempunyai
alat bernafas semacam insang sedangkan habitat imago habitatnya di darat atau
di udara.
§ Serangga yang memiliki perkembangan
hemimetabola adalah ordo Odonata (Capung).
4. Metamorfosis Sempurna
(Holometabola)
§ Pada tipe ini serangga memiliki
empat stadia selama siklus hidupnya, yaitu telur, larva (ulat), pupa
(kepompong), dan imago.
§ Serangga pradewasa disebut larva,
dan memiliki habitat yang berbeda dengan imagonya.
§ Larva merupakan fase yang aktif
makan, sedangkan pupa merupakan bentuk peralihan yang dicirikan dengan
terjadinya perombakan dan penyususunan kembali alat-alat tubuh bagian dalam dan
luar.
§ Serangga yang memiliki perkembangan
holometabola yaitu ordo Lepidoptera, ordo Coleoptera, ordo Hymenoptera.
Berdasarkan
ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu
ordo:
1.
Neuroptera
2.
Lepidoptera
3.
Diptera
4.
Coleoptera
5.
Siphonoptera
6.
Hymenoptera
C. Klasifikasi Ordo Coleoptera
Dalam pengklasifikasian, coleoptera
lebih dekat berkerabat dengan Neuropteroidea primitif (Megaloptera, Raphidioptera,
dan Neuroptera), dan mirip dengan Orthopteroidea (Dermaptera). Coleoptera
terbagi kedalam 4 subordo, yaitu :
a. Achostemata (termasuk
Micromalthus), total 3 family
b. Myxophaga, total 4 family
c. Adephaga, total 8 family
d. Polyphaga, total kurang lebih 138
family
Subordo
Adephaga
Anggota-anggota subordo ini
memiliki koksa-koksa belakang yang membagi-bagi sternum abdomen pertama yang
keliatan. Batas dari posterior sternum ini tidak meluas secara sempurna
melewati abdomen, tetapi dihentikan oleh-oleh koksa- koksa belakang. Hampir
semuanya mempunyai antena yang berbentuk rambut, mempunyai sutura-sutura
notopleura dan kebanyakan bersifat pemangsa.
-
Family Carabidae (ground beetles)
Famili ini
termasuk yang terbesar pada Adephaga (lebih dari 30 ribu spesies), sebagian
besar anggotanya bersifat predator, baik larva maupun dewasanya dan pada
serangga lain, beberapa snail-specialists. Larva dan imagonya sangat aktif,
meski beberapa mendiami lubang, misalnya tiger beetles. Anggota Carabidae
mempunyai tiga kelompok ekologi, yaitu geofil, hidrofil, dan arboreal. Dalam
kehidupannya ada yang bersifat diurnal dan nocturnal, baik diurnal maupun
nocturnal merupakan strategi pencarian mangsa. Untuk perlindungan dirinya,
banyak spesies mempunyai pertahanan kimia yang dihasilkan dari kelenjar
abdomen. Misalnya ada kelompok (bombardier beetles) yang menghasilkan bahan
kimia yang teremisi secara eksplosive dari daerah anal yang mengeluarkan asap,
ini dikeluarkan oleh kelenjar (prekursor) yang mempunyai reservoir, vestibule
(enzym interjected) yang menghasilkan quinon panas (kira-kira 100 oC).
-
Family Dytiscidae (water tigers, kumbang penyelam predator)
Larva dan
imago dari Dytiscidae hidup di air (akuatik), tetapi imago penerbang aktif dan
tertarik pada cahaya. Selain itu keduanya bersifat predator pada sebagian besar
serangga, beberapa pada moluska, amfibi, dan ikan. Larva mempunyai lubang (hollow) pada bagian
mandibel yang seperti sabit (pencernaan ekstra oral), pada saat mereka
menyerang seekor korban mereka menghisap keluar cairan-cairan tubuh melalui
lubang-lubang di dalam mandibel tersebut. Larva menerima gas melalui spirakel
caudal dan insang abdomen, untuk beberapa spesies menerima gas melalui
integumen. Pada serangga dewasa, permukaan caudalnya end-up yang digunakan
untuk mengambil gelembung udara pada rongga perut (cavity) subelytra, mereka
mengisinya pada waktu ke permukaan. Tungkai bertipe natatorial, baik pada larva
maupun imago, yang berkembang baik pada tungkai metathoraks imago.
-
Family Gyrinidae (whirligig beetles)
Larva
bersifat akuatik hidup di dasar air (bottom dwellin) dan abbomial appendaes,
berpasangan seperti pada larva Mealoptera. Imago hidup di permukaan air dan
berkelompok (grearious). Larva dan imago bersifat predator, larva makan berbagai
hewan akuatik yang kecil dan seringkali kanibalistik. Imago makan serangga-serangga yang jatuh di
atas permukaan air dan kadang-kadang saprofag pada hewan yang membusuk. Larva
mempunyai mandibel sicle-like, seperti Dytiscidae. Pertukaran gas pada larva melalui
insang abdomen. Pada imago terdapat antena yang termodifikasi membentuk organ
Johnston yang berkembang baik, untuk mendeteksi gerakan permukaan air. Imago
mempunyai mata majemuk yang terbagi menjadi pasangan dorsal (aerial) dan
pasangan ventral (submarine). Pasangan dorsal berfungsi untuk menemukan mangsa,
sedankan pasangan ventral untuk menghindari predator. Gerakan berenang imago
tak menentu (erratic), yang disebabkan tungkai yang pendek, tungkai mesothoraks
dan metathoraks termodifikasi, tetapi ini merupakan suatu strategi untuk
menghindari predator.
Subordo
Polyphaga
Pada subordo ini sternum abdomen
pertama yang kelihatan tidak terbagi olehh kosa-koksa belakang dan batas
posteriornya meluas secara sempurna melewati abdomen. Trokhanter belakang biasanya
kecil, muncul menuju garis tengah seperti pada Adephaga dan sutura notopleura
tidak ada.
-
Family Hydrophilidae (water scavenger beetles)
Serangga ini mempunyai fase larva dan imago
di air (akuatik), untuk serangga dewasa bisa meninggalkan air dan mendekati
cahaya. Larvanya bersifat predator,utuk kelompok terutama pada larva Diptera,
sedangkan imagonya bersifat omnivora, pemakan bangkai. Pertukaran gas pada
larva, sebagian besar melalui filamen lateral abdomen (insang), seperti pada
Megaloptera. Serangga dewasa jarang menggantungkan kepalanya ke bawah
(kebalikan Dytiscidae). Antena pada permukaan lapisan air menghidrofusi
rambut-rambut pada ujung antena, antena "memegang gelembung dan
mendorongnya ke venter thoraks dan abdomen, kemudian ke lubang subelytra.
Venter akan terlihat berkilau seperti logam ketika "memegang"
gelembung udara. Sebagai fungsi respiratori, antena
yang berujung (clubbed), palpi maksila menjadi lebih panjang, yang digunakan
sebagai alat sensor, mirip antena jenis filiform. Serangga dewasa berenang
dengan menggerakkan tungkai-tungkainya yang berlawanan secara bergantian,
berbeda dengan Dytiscidae yang menggerakan tungkai-tungkai yang berlawanan
secara simultan seperti pada katak.
-
Family Staphylinidae (rove beetles)
Dalam
karakteristiknya mempunyai persamaan dengan Dermaptera, pendek, elytra
berbentuk kerucut dan memotong di bagian atasnya, tetapi mempunyai lipatan
kompleks pada sayap metathoraks. Staphylinidae sangat aktif dengan abdomen yang
fleksibel. Larva dan imago bersifat predator atau saprofag, populasinya sangat
berlimpah pada sampah dedaunan, tanaman yang membusuk, kayu yang membusuk, dan
lain-lain, atau ada juga yang berasosiasi dengan fungi. Kehadirannya di
tempat-tempat lembab dan tanaman membusuk mungkin berhubungan dengan
pengendalian biologis dari lalat-lalat tertentu, misalnya onion maggot. Dalam
famili Staphylinidae ada subfamili yang semiakuatik, yang diketahui dapat
meluncur di atas permukaan melalui sekresi bahan kimia dari kelenjar abdomen
yang mereduksi tegangan permukaan air. Kemampuan ini digunakan untuk pergerakan
yang cepat dan berguna dalam menghindari predator. Pertahanan lainnya adalah
dengan menghasilkan senyawa kimia yang menyebabkan panas pada kulit manusia.
-
Family Scarabaeidae (white grubs, scarab beetles)
Sebagian
besar kumbang termasuk kedalam famili ini, dan bahkan sebagian besar serangga,
pada kelompok hewan, pada famili ini terdapat genus terbesar dengan anggota
lebih dari 1500 spesies. Secara ekologi, famili ini terbagi atas 3 kelompok,
yaitu serangga fitofag, pemakan kotoran hewan (agen daur ulang), dan untuk
beberapa merupakan spesies termitophilous dan myrmecophilous. Serangga yang
bersifat fitofag, mempunyai larva berbentuk "C", tipe scarabaeiform,
yang disebut tempayak atau grubs. Larva ini seringkali menjadi hama pada ladang
berumput, seperti di lapangan golf, atau hidup pada kayu yang membusuk. Kumbang
dewasanya makan pada dedaunan, bunga, dan lain-lain. Kumbang berperan sebagai
stadium awal polinasi, sehingga dianggap sebagai polinator original. Serangga
yang memakan kotoran hewan, lebih berperan sebagai agen daur ulang. Di
Australia, digunakan sebagai kontrol biologi untuk mengatasi kotoran hewan yang
berlimpah di peternakan. Perilaku serangga scarabid dalam kehidupan menjadikannya
disakralkan masyarakat Mesir kuno, yang dihubungkan dengan Ra (dewa matahari).
Serangga dewasa akan mengunyah sepotong tinja, dibuat sebuah bola, dan
menggelindingkannya, bentuknya yang seperti bola tersebut dihubungkan dengan
matahari. Kegiatan peletakan telur oleh serangga dewasa, oleh orang Mesir
melihat hal tersebut sebagai pola siklus alam. Spesies termitophilous dan
myrmecophilous, biasanya ditemukan hidup di sarang-sarang atau lubang-lubang
vertebrata atau di dalam sarang-sarang semut atau rayap.
-
Family Elateridae (wireworm, click beetles)
Larva
bersifat subteranian atau hidup pada kayu membusuk, sedangkan dewasanya pada
dedaunan, kayu, dan pada beberapa jenis tertarik dengan cahaya. Larva dan
dewasanya bersifat fitofag, beberapa larva merupakan hama pada benih yang baru
ditanam dan akar tanaman, misalnya pada tanaman kentang, dan ada juga yang
bersifat predator, terutama yang hidup dalam kayu. Larva bertubuh keras (larva
hard bodied), bertangkai pendek, head
capsul dan mandibel berkembang baik, larva bertipe elateriform, atau untuk
famili ini larvanya disebut juga wireworms. Serangga dewasa dapat membalik dan
meloncat, mekanisme clicking ini terjadi dengan melakukan gerakan tulang
belakang prosternal secara tiba-tiba kelubang mesosternal, sedangkan posisi
normalnya penjepit memegang prosternal pada tepi lubang, dan ketika jepitan
dilepaskan, lompatan dimulai. Ketika berputar tubuhnya condong ke kanan, untuk
menghindari predator. Perilaku ini menghemat energi menjadi lebih efesien
sekitar 50% - 60% dan energi otot dikonversikan kedalam energi kinetik. Satu
genus dari famili Elateridae ada yang bersifat bioluminescence baik pada larva
maupun imagonya. Serangga ini mempunyai traceated fat body cells dan reflector
cells. Organ ini sel penghasil cahaya, mengontrol pemancaran cahaya oleh
pengontrolan suplai udara ke organ-organ tersebut. Ketika berada di tanah,
imago biasanya bercahaya pada 2 spots pada pronotum (hijau kekuningan),
sedangkan 1 spots ventral pada dasar abdomen (merah) digunakan sebagai landing
light. Cahaya yang dihasilkan lebih intens daripada pada fireflies,
(kunang-kunang, family Lampyridae). Family Coccinellidae (lady bugs, lady bird
beetles) Larva dan imago biasanya pada dedaunan, serangga dewasa dari banyak
spesies melaui musim dingin dalam kelompok yang sangat banyak. Serangga yang
bersifat predator, aktif mencari mangsa pada serangga kecil dan bertubuh lunak,
misalnya aphids, hal ini sangat berguna dalam pengendalian. Contoh klasik dari
kontrol biologis dari kumbang coccinellidae adalah diimpornya Rodolia
cardinalis dari Australia (1888) untuk mengendalikan cottony cushion scale (
Icerya purchasi) yang menghancurkan industri jeruk di California. Untuk spesies
fitofag, banyak yang menjadi hama kebun yang merusak, seperti Mexican bean
beetles. Beberapa spesies ada yang bersifat mycetofagus (pada mildews).
Sebagian besar spesies imago yang memakan aphid beragregasi melewati musim
dingin, mengikuti sinkronisasi siklus hidup dengan siklus hidup aphid. Untuk
pertahanannya, dewasa umumnya berpura-pura mati yang dihubungkan dengan reflex
bleeding yang berhubungan dengan pertahanan kimiawi.
-
Family Tenebrionidae (darkling beetles)
Famili
Tenebrionidae lebih dari 1500 spesies, dengan habitat yang hampir sama dengan
Elateridae, yaitu larva di subteranian atau pada kayu yang membusuk, sedangkan
imago di tanah atau kayu dan beberapa tertarik pada cahaya. Larva dan imago
bersifat fitofag atau mycetofag, larva pada akar, kayu,atau fungi. Sebagian
spesies merupakan hama kosmopolitan pada butir padi. Serangga ini beradaptasi
dengan baik pada habitat xeric, dengan hard-bodied, elytra bersatu, beberapa
dengan sayap metathorak tereduksi atau tidak ada sama sekali, dan sistem
cryptonephridial berkembang baik. Secara ekologis, kumbang tanah memiliki kemampuan
untuk menyimpan air. Kelenjar abdomennya mengeluarkan alomon interspesifik,
quinon berwarna dan baunya tidak enak. Karakteristik posturnya sesuai untuk
pertahanan misalnya pada Eleodes dengan headstand. Serangga ini juga
mengsekresikan feromon intraspesifik, sekresi kimiawi sebagai feromon agregasi.
-
Family Meloidae (blister beetles)
Larva
berkembang pada masa telur belalang, atau beberapa hidup di dalam sarang-sarang
lebah liar pada tahapan larvanya, dimana mereka makan telur-telur lebah dan
makanan yang disimpan (provisions) di dalam ruangan-ruangan dengan telur-telur.
Imago pada dedaunan, bersifat fitofag atau tidak makan. Serangga ini mengalami
hypermetamorfosis, dengan instar-instar larva yang berlainan dan sangat berbeda
bentuknya. Instar larva yang pertama, bertungkai panjang dan aktif, disebut
triungulin, berbentuk seperti campodeiform, mencari telur belalang atau sarang
lebah kemudian berganti kulit. Pada jenis yang berkembang di sarang lebah
biasanya triungulin memanjat pada sebuah bunga dan dirinya ditempelkan pada
seekor lebah, sehingga terjadi perpindahan (phoresy), terutama parasitoid
lebah. Pada satu grup, dewasa mempunyai maksila yang termodifikasi (galea),
membentuk tabung penghisap untuk makan pada nektar.
-
Family Cerambycidae
Larva dan
imago bersifat fitofag atau saprofag. Larva pada kayu mati (xylofag), beberapa
merupakan hama hutan minor. Imago ditemukan pada kayu (gelondongan), sering
tertarik pada kayu yang segar/baru dipotong, dan pada bunga, banyak yang
berambut dan berfungsi sebagai polinator seperti pada banyak Scarabaeidae.
Serangga dewasa berwarna-warni untuk spesies diurnal sedangkan untuk spesies
nocturnal, warna tidak menarik, banyak spesies nocturnal yang tertarik pada
cahaya.
-
Family Chrysomelidae (leaf beetles)
Larva dan imago bersifat fitofag, banyak anggotanya yang merupakan
spesies hama serius (terutama larva). Perilaku satu grup (subfamily Hispinae),
mengumpulkan dedaunan. Beberapa serangga dewasa mempunyai kebiasaan mimic fecal
pellets.
-
Family Curculionidae (weevils, snout beetles)
Famili
Curculionidae merupakan famili terbesar dalam Ordo Coleoptera, anggotanya lebih
dari 60 ribu spesies. Larva dan imago bersifat fitofag, banyak yang memiliki
inang spesifik, dan banyak juga yang merupakan hama penting, seperti cotton
boll weevil, rice dan maize weevil, alfalfa weevil, dan lain-lain. Permukaan
kumbang membantu pertumbuhan fungi, algae, lichenes, liverworts, mosses,
kumbang ini merupakan inang untuk protozoa, rottifers, nematoda dan mites.
D. Peranan Ordo Coleoptera
Contoh
:
·
Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros) menyerang pucuk kelapa, pakis,
sagu, kelapa sawit dan lain-lain.
·
kutu beras Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung kedelai).
·
kutu gabah menyerang gabah
·
Kumbang janur kelapa menyerang pada daun janur kelapa
BAB III
KESIMPULAN
Coleoptera
berasal dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, berarti insekta
bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman,
namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain.
Ordo
Coleoptera memiliki cirri-ciri yaitu :
·
Memiliki dua pasang sayap
·
Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua
(terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal).
·
Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di
bawah sayap depan.
·
Mengalami metamorfosis sempurna.
g. Tipe mulut menggigit
Sistem Pernapasan pada Ordo
Coleoptera
Pada umumnya pernapasan pada
insekta adalah sama. Insekta bernapas dengan system trakea yang berupa tabung bercabang
yang dilapisi kitin. Oksigen masuk secara langsung dari trakea ke sel-sel
tubuh. Sistem trakea membuka ke bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu
pori-pori yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan
membatasi hilangnya air.
Sistem
Pencernaan Pada Ordo Coleoptera
Pada umumnya sistem pencernaan pada
Insekta adalah sama. Insekta memiliki system pencernaan yang lengkap dan organ
yang jelas untuk perombakan makanan dan penyerapan zat-zat makanan yaitu mulut,
esophagus, lambung, usus, dan anus. Mulutnya digunakan untuk mengunyah.
Sistem
Ekskresi Pada Ordo Coleoptera
Sistem pengeluaran insekta berupa
tubulus malphigi yang melekat pada bagian posterior saluran pencernaan.
Sistem
Sirkulasi pada Ordo Coleoptera
Sistem sirkulasi insekta berupa
sistem sirkulasi terbuka dengan organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi
mempompa hemolimfa melalui sinus homosol (rongga tubuh).
Sistem
Saraf Pada Ordo Coleoptera
Sistem saraf insekta terdiri dari
pasangan tali saraf ventral dengan beberapa ganglia segmental. Beberapa segmen
ganglia anterior menyatu membentuk otak yang terletak dekat dengan anten, mata,
dan organ indera lain yang terpusat dikepala.
Sistem
Reproduksi pada Ordo Coleoptera
Sebagian besar serangga membiak
secara seksual, bagian yang lain secara aseksual atau partenogenetik. Sistem
reproduksi jantan berfungsi memproduksi dan menyampaikan atau mengantarkan
spermatozoa. Sistem reproduksi betina berfungsi memproduksi dan menyimpan
telur, menyimpan spermatozoa, sebagai tempat pembuahan, dan meletakkan telur
atau melahirkan larva atau nimfa.
Beberapa jenis Coleoptera memiliki
perkembangan paedogenesis. Serangga pradewasa memiliki alat kelamin yang telah
matang dan dapat menghasilkan keturunan.
Metamorfosis
Proses perkembangan yang mengubah
pradewasa instar pertama menjadi dewasa disebut metamorfosis (metamorphosis),
yang arti sebenarnya adalah perubahan bentuk.
Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya,
kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo:
1. Neuroptera
2. Lepidoptera
3. Diptera
4. Coleoptera
5. Siphonoptera
6. Hymenoptera
Dalam pengklasifikasian, coleoptera
lebih dekat berkerabat dengan Neuropteroidea primitif (Megaloptera,
Raphidioptera, dan Neuroptera), dan mirip dengan Orthopteroidea (Dermaptera).
Coleoptera terbagi kedalam 4 subordo, yaitu :
e. Achostemata (termasuk
Micromalthus), total 3 family
f. Myxophaga, total 4 family
g. Adephaga, total 8 family
h. Polyphaga, total kurang lebih 138
family
E. Peranan Ordo Coleoptera
·
Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros) menyerang pucuk kelapa, pakis,
sagu, kelapa sawit dan lain-lain.
·
kutu beras Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung kedelai).
·
kutu gabah menyerang gabah
·
Kumbang janur kelapa menyerang pada daun janur kelapa
DAFTAR PUSTAKA
http://riostones.blogspot.com/2009_08_01_archive.html diakses pada tanggal 03 oktober 2012
http://ekajugakeren.blogspot.com/2011/06/preferensi-dan-kesesuaian-makanan-bagi.html diakses pada tanggal 03 oktober 2012
http://blog.ub.ac.id/bocahtengil/ diakses pada tanggal 03 oktober 2012
http://biologigonz.blogspot.com/2010/12/coleoptera-insecta.html diakses pada tanggal 04 oktober 2012
http://rioardi.wordpress.com/2009/01/21/ordo-ordo-serangga/ diakses pada tanggal 04 oktober 2012
http://biologigonz.blogspot.com/2010/12/orthoptera.html diakses pada tanggal 04 oktober 2012
http://ml.scribd.com/doc/95518700/Insekta-Akuatik diakses pada tanggal 04 oktober 2012
http://kerjadolar2.blogspot.com/2011/05/reproduksi-dan-pertumbuhan.html
diakses pada tanggal 04 oktober
2012
http://smayani.wordpress.com/2009/05/14/insecta/ diakses pada tanggal 04 oktober 2012
http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/bab-04%20REPRODUKSI%20DAN%20PERTUMBUHAN%20edited%20fin.htm diakses pada tanggal 04 oktober 2012
http://www.slideshare.net/unhybubulovers/arthropoda-12743730 diakses pada tanggal 04 oktober 2012
http://ganeshbieterz.blogspot.com/2010/05/insekta.html diakses pada tanggal 04 oktober 2012
sangat membantu sekali.. thanks :-)
BalasHapusTerimakasih. Sangat membantu.
BalasHapusi need help please this for my school project thankyou so much
BalasHapushttp://kumbangsss.yolasite.com/
.