MAKALAH BOTANI TINGKAT RENDAH
“PTERYDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU)”
Disusun oleh :
1.
Aminah. 1005015025 9. Nila Sutriyanti. 1005015020
2.
Aini Rizkiana.
1005015068 10. Okta Dian Noor. 1005015030
3.
Aprilia Novitasari.
1005015012 11. Rahma Ariyanti. 1005015029
4.
Eka Putri Rahmi F. 1005015010 12. Suparno Putera M. 1005015023
5.
Hafijatun. 1005015055 13. Suryadi. 1005015070
6.
Ima Nurani. 1005015004 14. Tika Aryanti N. 1005015003
7.
Marliono. 1005015031 15. Vera Arianti. 1005015019
8.
Mujiati. 1005015037 16. Wiji Yanti. 1005015013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MULAWARWAN
2012
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum,
Wr, Wb.
Untaian
syukur kepada Allah Swt, senantiasa tercurah atas ragam nikmat yang telah dan senantiasa
tercurah dalam dimensi kehidupan ini. Nikmat sehat, iman, dan ilmu adalah
nikmat tak terkira dari Allah dan merupakan kekuatan maupun motivasi tersendiri
bagi penyusun
dalam menyelesaikan tugas salah satu mata kuliah, yakni Botani Tingkat Rendah. Dalam proses
pembelajarannya, Determinasi
Pterodhophyta pada mata kuliah tersebut, dan makalah yang berada
dihadapan Anda pada saat ini, merupakan salah satu tugas yang tercakup pada
mata kuliah terssebut.
Makalah
ini memberikan gambaran mengenai penentuan
jenis dari organisme yang ditemui di lingkungan sekitar melalui determinasi,
dan hal terkait lainnya, khususnya mengenai tumbuhan tingkat rendah
(Pterodhophyta). Penulis berharap makalah ini, dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan manfaat bagi kita semua.
Akhir
kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan tugas atau makalah ini,
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
tetap penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah atau
tugas-tugas selanjutnya.
Samarinda, Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
i
DAFTAR ISI.......................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................
2
C. Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………..………………….... 3
BAB III KESIMPULAN…………………………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tumbuhan secara umum dibagi menjadi
sua tingkat yaitu tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhantingkat tinggi. Dianggap
tumbuhan tingkat rendah karena bagian-bagian dari tumbuan tersebut tidak sejati
contohnya pada alga, stipe dan bladenya tidak dapat di bedakan dan tidak
berpembuluh. Dan dianggap sebagai tumbuhan tingkat tinggi karena sudah
jelas mempunyai kormus dan dapat di bedakan antara akar dan batangnya.
Namun ada tumbuhan yang termasuk
tumbuhan tingkat rendah dan masuk pula pada tumbuhan tingkat tinggi, tumbuhan
ini digolongkan tumbuhan tingkat rendah karena meskipun tubuhnya secara jelas
mempunyai kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan
biji, dan alat perkembangbiakan utamanya adalah spora. Jadi bila di dasarkan
pada macam alat perkembangbiakannya maka tumbuhan berspora tergolong tumbuhan
tingkat rendah, namun apabila di dasarkan atas ada atau tidaknya sistem
pembuluh tumbuhan paku tergolong tumbuhan tingkat tinggi.
Tumbuhan paku-pakuan (Pterodophyta)
merupakan tumbuhan tingkat rendah yang memliki karakteristik dan keunikan
tersendiri dibandingkan organisme/tumbuhan lainnya. Selain itu, terdapat cukup
banyak spesies pada divisi Pterodhophyta, yang kesemuannya turut memiliki
peranan tersendiri dalam ekosistem, bahkan dapat dimanfatkan bagi manusia
sebagai bahan baku pembuatan barang kerajinan, dimanfaatkan sebagai tanaman
hias yang memiliki nilai estetika, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat
menjadi mudah, tatkala manusia (masyarakat) mengenali jenis-jenis tumbuhan paku
tersebut. Maka dari itu penting sekali bagi kita untuk mengetahui lebih dalam
lagi tumbuhan paku atau pteridophyta serta meng identifikasi secara
langsung serta mengetahui habitat maupun deskripsi dari bagian-bagian tumbuhan
paku itu sendiri.
Adapun cara yang dapat dilakukan
untuk memahami dan mengetahui jenis-jenis tumbuhan paku tersebut berdasarkan
karakteristik yang ada ialah dengan melakukan identifikasi menggunakan kunci
determinasi. Berdasarkan hal tersebut maka penting kiranya untuk mempelajari
bagaimana menentukan jenis-jenis tumbuhan paku melalui proses identifikasi
menggunakan kunci determinasi.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, permasalahan yang dibahas, antara lain:
1. Bagaimana karakteristik tumbuhan paku
(Pterodhophyta) sebagai tumbuhan tingkat rendah?
2. Apa saja spesies yang termasuk dalam
divisi (Pterodhophyta) ?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi
tumbuhan paku menggunakan kunci determinasi?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengidentifikasi beberapa jenis tumbuhan
paku (Pterodhophyta).
2.
Untuk
mendeskripsikan karakteristik tumbuhan paku (Pterodhophyta).
Tumbuhan
paku atau Pterydophyta tergolong tumbuhan Kormophyta karena sudah memiliki
akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan paku memiliki cara hidup yang
bemacam-macam, ada yang saprofit, epifit, hidup di tanah, atau di air. Tumbuhan
ini juga mengalami metagenesis seperti lumut tetapi bebeda pada fase yang
dominan. Pada tumbuhan paku fase yang lebih dominan adalah pada fase sporofit
dibandingkan dengan gametofit sehingga tumbuhan paku yang kita lihat
sehari-hari merupakan fase sporofit.
Pada
umumnya, tumbuhan paku banyak hidup pada tempat lembap sehingga disebut sebagai
tanaman higrofit. Pada hutan-hutan tropik dan subtropik, tumbuhan paku
merupakan tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, tersebar mulai dari tepi
pantai sampai ke lereng-lereng gunung, bahkan ada yang hidup di sekitar kawah
gunung berapi.
Karakteristik
Tumbuhan Paku
Secara umum,
ciri-ciri tumbuhan paku mempunyai:
1. Lapisan pelindung sel yang terdapat di
sekeliling organ reproduksi,
2. Embrio multiseluler yang terdapat di
dalam arkegonium,
3. Lapisan kutikula pada bagian luar
tubuh,
4. Sistem transportasi internal yang
berfungsi sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral dari dalam tanah,
5. Struktur tubuh terdiri atas bagian-bagian
akar, batang dan daun,
6. Akarnya berupa rizoid yang bersifat
seperti akar serabut dengan ujung dilindungi kaliptra,
7. Batangnya pada umumnya tidak tampak
(kecuali tumbuhan paku tiang) karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang,
menjalar, atau sedikit tegak,
8. Daunnya yang muda umumnya melingkar
atau menggulung,
Berdasarkan bentuk, ukuran dan susunan daunnya, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi:
1. Daun
mikrofil (daun kecil), berbentuk seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai
dan bertulang daun serta belum memperlihatkan diferensiasi sel.
2. Daun
makrofil (daun besar), ukurannya besar, bertangkai, bertulang daun, dan
bercabang-cabang serta sel-selnya sudah terdiferensiasi dengan baik.
Berdasarkan
fungsinya, daun tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi:
1. Daun
tropofil, daun yang khusus sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis,
2. Daun sporofil, daun yang berfungsi sebagai penghasil spora.
2. Daun sporofil, daun yang berfungsi sebagai penghasil spora.
Spora
dibentuk di dalam sporangium (kotak spora) yang terkumpul di dalam suatu badan
yang disebut sorus yang terletak di bawah permukaan daun sporofil, berupa
bintik-bintik kuning, cokelat, atau cokelat kehitaman. Swaktu masih muda, sorus
dilindungi oleh selaput tipis yang disebut indisium.
Reproduksi Tumbuhan Paku
Reproduksi Tumbuhan Paku
Reproduksi
tumbuhan paku berlangsung secara metagenesis. Reproduksi vegetatif dengan spora
haploid (n) yang dihasilkan oleh tumbuhan paku. Jadi, tumbuhan paku merupakan
tumbuhan dalam fase sporofit (penghasil spora). Reproduksi generatif terjadi
melalui peleburan antara spermatozoid dan ovum yang dihasilkan oleh protalium.
Jadi, protalium yang berbentuk talus merupakan fase gametofit (penghasil
gamet).
Berdasarkan
jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakn atas 3 golongan, yaitu:
a.
Paku
homospora (isospora), yaitu tumbuhan paku yang hanya menghasilkan satu macam
ukuran spora. Contoh: Lycopodium sternum (paku kawat).
b.
Paku
heterospora (anisospora), yaitu tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora
yang berlainan yaitu mikrospora (berkelamin jantan yang berukuran kecil) dan
makrospora (spora berkelamin betina yang berukuran besar). Contohnya adalah Marsilea crenata (semanggi) dan
Selaginella (paku rane)
c.
Paku
peralihan, yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan
ukuran sama, tetapi berbeda jenis kelaminnya. Satu berjenis kelamin jantan dan
yang lain berjenis kelamin betina. Contohnya adalah Equisetum debile (paku ekor
kuda).
1.
Salvina cucullata
Kiambang (dari ki: pohon, tumbuhan, dan ambang: mengapung) merupakan
nama umum bagi paku air dari genus Salvinia. Tumbuhan ini biasa ditemukan mengapung di air
menggenang, seperti kolam, sawah dan danau, atau di sungai yang mengalir
tenang.
Kiambang memiliki dua tipe daun yang sangat berbeda. Daun yang tumbuh
di permukaan air berbentuk cuping agak melingkar, berklorofil sehingga berwarna hijau, dan
permukaannya ditutupi rambut berwarna putih agak transparan. Rambut-rambut ini
mencegah daun menjadi basah dan juga membantu kiambang mengapung. Daun tipe
kedua tumbuh di dalam air berbentuk sangat mirip akar, tidak berklorofil dan
berfungsi menangkap hara dari air seperti akar. Orang awam menganggap ini adalah akar kiambang. Kiambang
sendiri akarnya (dalam pengertian anatomi)
tereduksi. Kiambang tidak menghasilkan bunga karena masuk golongan paku-pakuan.
Sebagaimana paku air (misalnya semanggi air dan azolla)
lainnya, kiambang juga bersifat heterospor, memiliki dua
tipe spora: makrospora yang akan tumbuh menjadi protalus betina dan mikrospora yang akan tumbuh menjadi protalus jantan.
Paku air ini tidak memiliki nilai ekonomi
tinggi, kecuali sebagai sumber humus (karena tumbuhnya pesat dan orang
mengumpulkannya untuk dijadikan pupuk), kadang-kadang dipakai sebagai bagian
dari dekorasi dalam ruang, atau sebagai tanaman hias di kolam atau akuarium.
Karena dapat tumbuh sangat rapat
hingga menutupi permukaan sungai atau danau,muncul pepatah Melayu "biduk berlalu, kiambang
bertaut", yang berarti setelah gangguan berlalu, keadaan akan kembali
seperti semula.
Kunci Determinasi
1.
a. Tumbuh-tumbuhan tidak dengan bunga sejati, artinya
tidak ada
benang sari
atau putik dan perhiasan bunga. Tumbuh-tumbuhan
berspora.
(golongan 1).....................................................................17
b. Tumbuh-tumbuhan
dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang
sari dan (atau) putik. Tumbuhan
berbunga.............................................2
17. a. Tumbuh-tumbuhan air kecil dan terapung
bebas.....1. Salviniaceae
b. Tumbuh-tumbuhan darat atau rawa,
berakar di tanah………….........18
2.
Marsilea crenata
Semanggi
atau paku bernama ilmiah Marsilea
crenata Presl.adalah
tanaman yang termasuk kedalam famili Marsiliaceae. Deskripsi menurut buku flora
(Steenis,dkk. 2005) ( terjemahan)) adalah tumbuhan dengan daun berdiri sendiri
atau dalam berkas, menjari berbilang 4, tangkai daun panjang dan tegak, panjang
2-30 cm, anak daun menyilang, berhadapan, berbentuk baji bulat telur, gundul
atau hampir gundul, dengan panjang 3-22 cm dan lebar 2-18 cm, urat daun rapat
berbentuk kipas, pada air yang tidak dalam muncul diatas air. Biasanya di
temukan di sawah, selokan dan genangan air dangkal. Semanggi adalah
sekelompok paku air (Salviniales)
dari marga Marsilea yang
di Indonesia mudah
ditemukan di pematang sawah atau
tepi saluran irigasi.
Morfologi
tumbuhan marga ini khas, karena bentuk entalnya yang
menyerupai payung yang tersusun dari empat anak daun yang berhadapan. Akibat
bentuk daunnya ini, nama "semanggi" dipakai untuk beberapa jenis
tumbuhan dikotil yang bersusunan daun serupa, seperti klover.
Semua
anggotanya heterospor:
memiliki dua tipe spora yang berbeda kelamin. Daun tumbuhan
ini (biasanya M.crenata) biasa
dijadikan bahan makanan yang dikenal sebagai pecel semanggi, khas dari daerah Surabaya.
Organ penyimpan spora (disebut
sporokarp) M.drummondii juga
dimanfaatkan oleh penduduk asli Australia (aborigin)
sebagai bahan makanan. Semanggi
Marsilea
crenata diketahui mengandung fitoestrogen (estrogen tumbuhan)
yang berpotensi mencegah osteoporesis. Tumbuhan
ini juga berpotensi sebagai tumbuhan bioremediasi,
karena mampu menyerap logam berat Cd dan Pb.
Kemampuan ini perlu diwaspadai dalam penggunaan daun semanggi sebagai bahan
makanan, terutama bila daunnya diambil dari lahan tercemar logam berat.
Kunci Determinasi
1.
a. Tumbuh-tumbuhan tidak dengan bunga sejati, artinya
tidak ada
benang sari
atau putik dan perhiasan bunga. Tumbuh-tumbuhan
berspora.
(golongan
1).....................................................................17
b.
Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang
sari dan (atau) putik. Tumbuhan
berbunga.............................................2
17. a.
Tumbuh-tumbuhan air kecil dan terapung bebas..............1. Salviniaceae
b. Tumbuh-tumbuhan
darat atau rawa, berakar di tanah…….......18
18. a.
Daun majemuk menjari daun empat. Tumbuhan rawa dengan
batang menjalar dan tangkai daun tegak…............…2. Marsileaceae
b. Daun-daun lain macamnya…………………….....…...………...…... 19
3.
Equisetum debile
Nama paku
ekor kuda merujuk pada segolongan kecil tumbuhan (sekitar
20 spesies)
yang umumnya terna kecil
dan semua masuk dalam genus
Equisetum (dari equus yang berarti
"kuda" dan setum yang berarti "rambut tebal"
dalam bahasa Latin).
Anggota-anggotanya dapat dijumpai di seluruh dunia kecuali Antartika.
Di kawasan Asia Tenggara (Indonesia termasuk
di dalamnya) hanya dijumpai satu spesies alami saja, E.
ramosissimum subsp. debile, yang dikenal sebagai rumput betung dalam bahasa Melayu,
tataropongan dalam bahasa Sunda,
dan petongan dalam bahasa Jawa.
Kalangan taksonomi masih
memperdebatkan apakah kelompok ekor kuda merupakan divisio tersendiri,
sebagai Equisetophyta (atauSphenophyta), atau suatu kelas dari Pteridophyta,
sebagai Equisetopsida (atau Sphenopsida). Hasil analisis molekular menunjukkan
kedekatan hubungan dengan Marattiopsida.
Semua
anggota paku ekor kuda bersifat tahunan,
terna berukuran kecil (tinggi 0.2-1.5 m),
meskipun beberapa anggotanya (hidup di Amerika Tropik) ada yang bisa tumbuh
mencapai 6-8 m (E. giganteum dan E. myriochaetum).
Batang tumbuhan
ini berwarna hijau, beruas-ruas, berlubang di tengahnya, berperan sebagai
organ fotosintetik menggantikan
daun. Batangnya dapat bercabang. Cabang duduk mengitari batang utama. Batang
ini banyak mengandung silika.
Ada kelompok yang batangnya bercabang-cabang dalam posisi berkarang dan ada
yang bercabang tunggal. Daun pada
semua anggota tumbuhan ini tidak berkembang baik, hanya menyerupai sisik yang
duduk berkarang menutupi ruas. Spora tersimpan
pada struktur berbentuk gada yang
disebut strobilus (jamak strobili) yang terletak pada ujung
batang (apical). Pada banyak spesies (misalnya E.
arvense), batang penyangga strobilus tidak bercabang dan tidak berfotosintesis
(tidak berwarna hijau) serta hanya muncul segera setelah musim salju berakhir.
Jenis-jenis lain tidak memiliki perbedaan ini (batang steril mirip dengan
batang pendukung strobilus), misalnya E. palustre dan E. debile.
Batang
fertil E. arvense dengan strobilus di ujungnya. Batang ini muncul
pada akhir musim salju, sebelum munculnya batang steril yang fotosintetik
(lihat gambar di taxobox).
Spora
yang dihasilkan paku ekor kuda umumnya hanya satu macam (homospor) meskipun
spora yang lebih kecil pada E. arvense tumbuh menjadi protalium jantan.
Spora keluar dari sporangiumyang tersusun pada strobilus. Sporanya berbeda
dengan spora paku-pakuan karena memiliki empat "rambut" yang
disebut elater. Elater berfungsi sebagai pegas untuk membantu pemencaran
spora.
Paku
ekor kuda menyukai tanah yang basah, baik berpasir maupun berlempung, beberapa
bahkan tumbuh di air (batang yang berongga membantu adaptasi pada lingkungan
ini). E.arvense dapat tumbuh menjadi gulma di ladang karena rimpangnya yang
sangat dalam dan menyebar luas di tanah.Herbisida pun
sering tidak berhasil mematikannya. Di Indonesia, rumput betung (E. debile)
digunakan sebagai sikat untuk mencuci dan campuran obat.
Pada masa lalu, kira-kira pada zaman Karbonifer,
paku ekor kuda purba dan kerabatnya (Calamites, dari divisio yang sama,
sekarang sudah punah) mendominasi hutan-hutan di bumi. Beberapa spesies dapat
tumbuh sangat besar, mencapai 30 m, seperti ditunjukkan pada fosil-fosil yang
ditemukan pada deposit batu bara.
Batu bara dianggap sebagai pengerasan sisa-sisa serasah dari hutan purba ini.
Kunci Determinasi
1.
a. Tumbuh-tumbuhan tidak dengan bunga sejati, artinya
tidak
ada benang sari atau putik dan perhiasan
bunga. Tumbuh-
tumbuhan berspora. (golongan
1).......................................................17
b.
Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang
sari dan (atau) putik. Tumbuhan
berbunga.............................................2
17. a.
Tumbuh-tumbuhan air kecil dan terapung bebas..............1. Salviniaceae
b. Tumbuh-tumbuhan
darat atau rawa, berakar di tanah…….........18
18.
a. Daun majemuk menjari
daun empat. Tumbuhan rawa dengan
batang menjalar dan tangkai daun
tegak….................…2. Marsileaceae
b. Daun-daun lain
macamnya…………………….....…...……...…... 19
19.
a. Daun paling panjang 2 cm, berbentuk sisik, lanset, atau
uncek.
Bagian yang fertile dari tumbuhan sedikit
banyak mirip bulir.
Sporangia terdapat di ketiak daun batang,
atau juga di bawah dari
sisik berbentuk perisai……................................................…....……20
b.
Daun lebih besar dan lain bentuknya. Bagian yang fertile berbentuk
bulir atau tidak. Sporangia tidak demikian
letaknya…..........................22
20.
a. Batang berbuku dan berongga di tengah, daun sangat kecil,
berbentuk
sisik, duduk dalam karangan dan saling tumbuh melekat
menjadi
pelepah…........................................................3.Equisetaceae.
b. Batang tak berbeuku. Daun tidak
demikian…......……........…….21
4.
Selaginella tamariscina
Tumbuhan ini termasuk divisi Pteridophyta yaitu paku-pakuan.
Batang berbentuk bulat, liat, percabangan menggarpu atau membentuk kipas tanpa
pertumbuhan sekunder dan berwarna hijau. Daun berupa tunggal, berhadapan,
bersusun berbaris sepanjang batang bentuk jarum dengan panjang 1-2 mm dan
berwarna hijau. Tumbuhan ini mempunyai sporangium yang tereduksi, terdapat di
ketiak daun, berwarna putih kehijauan sedangkan serabutnya muncul dari batang
seperti akar lekat dan berwarna coklat. Rumput Kipas mempunyai habitus terna,
merayap, sedikit tegak. Batang bulat, liat, bercabang-cabang menggarpu, tanpa
pertumbuhan sekunder dan putih kecoklatan. Daun tunggal, tersusun dalam garis
sepanjang batang, berhadapan, panjang 1-2 mm, halus dan hijau. Spora berupa
sporangium tereduksi diketiak daun dan berwarna putih. Akar serabut, muncul
dari batang yang berdaun dan berwarna coklat kehitaman.
Habitat Penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di pinggir-puiggir hutan atau dibudidayakan sebagai
tanaman hias, pada ketinggian 10 m sainpai 1.500 m di atas permukaan laut.
Pengumpulan bahan dapat dilakukan sepanjang tahun
(Hutapea, 1994)
(Hutapea, 1994)
Sistematika tanaman
Divisi :
Pteridophyta
Kelas :
Lycopodiinae
Bangsa :
Selaginellales
Suku :
Selaginellaceae
Marga :
Selaginella
Jenis :
Selaginella Tamariscina
Kunci Determinasi
1.
a. Tumbuh-tumbuhan tidak dengan bunga sejati, artinya
tidak
ada benang sari atau putik dan perhiasan
bunga. Tumbuh-
tumbuhan berspora. (golongan 1)..............................................17
b.
Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan
benang sari dan (atau) putik. Tumbuhan berbunga...........................2
17. a.Tumbuh-tumbuhan air kecil dan
terapung bebas...........1.
Salviniaceae
b. Tumbuh-tumbuhan
darat atau rawa, berakar di tanah….......18
18.
a.
Daun majemuk menjari daun empat. Tumbuhan rawa dengan
batang menjalar dan tangkai daun tegak…..............…2. Marsileaceae
b. Daun-daun lain
macamnya……………………..…...……...…... 19
19.
a. Daun paling panjang 2 cm, berbentuk sisik, lanset, atau
uncek.
Bagian yang fertile dari tumbuhan sedikit
banyak mirip bulir.
Sporangia
terdapat di ketiak daun batang, atau juga di bawah
dari sisik berbentuk perisai……..................................…....……20
b. Daun lebih besar dan lain bentuknya.
Bagian yang fertile berbentuk
bulir
atau tidak. Sporangia tidak demikian letaknya…....................22
20.
a. Batang berbuku dan berongga di tengah,
daun sangat kecil,
berbentuk
sisik, duduk dalam karangan dan saling tumbuh melekat
menjadi pelepah….....................................................3.Equisetaceae.
b.Batang tak berbeuku. Daun tidak
demikian…......….............….21
21.
a.Cabang batang mempunyai dua baris daun kecil, yang hanya
terdapat pada sisi atau muka dan dua baris
daun yang lebih besar dan datar di sebelah kiri dan kanan, sehingga suatu
cabang jenis memperlihatkan sisi atas dan sisi bawah….4. Selaginelaceae.
b. Cabangnya lain. Daun tersusun rapat atau agak
rapat bentuk benang,
menghadap ke
segala arah…….…........…............. 5.
Lycopodiaceae.
5.
Lycopodium nummularifolium
Merupakan jenis tumbuhan paku perrenial dan hidup sebagai epifit di bawah
dan melekat pada batang pohon-pohon pada habitat aslinya, yaitu hutan tropis.
Dibandingkan dengan kerabat Lycopodium lain yang tumbuh merumpun
(menggerombol), spesies ini cenderung bertipikal tumbuh menjalar, memanjang
atau menggantung. Batang berbentuk bulat, kecil, keras dan memanjang seperti
kawat (wiry stem). Dua cabang dikotomi (dichotomous branches) terbentuk pada
ujung batang/cabang sebelumnya yang selanjutnya tumbuh menjadi cabang-cabang
baru. Cabang-cabang kemudian dapat tumbuh hingga mencapai tanah dan
menjalar membentuk sistem perakaran
baru (rhizoma). Rhizoma berakar adventif merupakan bentuk modifikasi batang
yang berfungsi selain sebagai alat trasport air dan nutrient untuk proses
photosintesis, juga sebagai alat perekat tanaman pada tempat tumbuhnya.
Kunci Determinasi
1.
a. Tumbuh-tumbuhan tidak dengan bunga sejati, artinya
tidak
ada benang sari atau putik dan
perhiasan bunga. Tumbuh-
tumbuhan berspora. (golongan
1)..............................................17
b.
Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan
benang sari dan (atau) putik. Tumbuhan
berbunga...........................2
17. a.Tumbuh-tumbuhan air kecil dan
terapung bebas...........1.
Salviniaceae
b. Tumbuh-tumbuhan
darat atau rawa, berakar di tanah….......18
18.
a.
Daun majemuk menjari daun empat. Tumbuhan rawa dengan
batang menjalar dan tangkai daun tegak….................…2. Marsileaceae
b. Daun-daun lain macamnya……………………..…...……...…... 19
19. a.
Daun paling panjang 2 cm, berbentuk sisik, lanset, atau uncek.
Bagian yang fertile dari tumbuhan
sedikit banyak mirip bulir.
Sporangia terdapat di ketiak daun
batang, atau juga di bawah
dari sisik berbentuk
perisai……..................................…....……20
b. Daun lebih besar dan lain bentuknya.
Bagian yang fertile berbentuk
bulir atau tidak. Sporangia tidak
demikian letaknya….......................22
20.
a. Batang berbuku dan berongga di tengah,
daun sangat kecil,
berbentuk
sisik, duduk dalam karangan dan saling tumbuh melekat
menjadi
pelepah….....................................................3.Equisetaceae.
b.Batang tak berbeuku. Daun tidak
demikian…......….............….21
21.
a.Cabang
batang mempunyai dua baris daun kecil, yang hanya
terdapat pada sisi atau muka dan dua baris daun yang lebih besar dan
datar di sebelah kiri dan kanan, sehingga suatu cabang jenis memperlihatkan
sisi atas dan sisi bawah….................4. Selaginelaceae.
b. Cabangnya
lain. Daun tersusun rapat atau agak rapat bentuk
benang, menghadap ke segala arah…...........
5. Lycopodiaceae.
6.
Dicksonia sp.
Habitat
Tumbuhan
paku kidang (Dicksonia sp.) yang ditemukan menyebar di daerah Coban Talun
yang di kenal oleh daerah setempat dengan sebutan paku kidang. memiliki daya
adaptasi yang cukup tinggi, sehingga tidak jarang dijumpai paku dapat hidup
dimana-mana, diantaranya didaerah lembab, terjal, dipegunungan bahkan ada yang
sifatnya menempel pada batang pohon, baru atau tumbuh diatas tanah, pada umumnya
paku kidang (Dicksonia sp.) ini tumbuh di hutan pegunungan yang
lembab. Jenis-jenis paku yang berbeda kebutuhanyna juga akan berbeda terhadap
cahaya. Ada yang menyenangi tempat terlindung dan ada sebagian pada tempat
tertutup.
Dalam
literatur dijelaskan bahwa paku kidang (Dicksonia
sp.) merupakan tumbuhan paku terestrial yang tumbuh secara solliter
(tunggal) (Holttum, 1963).
Ø Habitus
: Jenis habitus dari paku kidang (Dicksonia sp.) ini
merupakan tumbuhan herba.
Ø Akar
: Paku ini mempunyai akar berserabut dan
dilindungi
kaliptra sehingga menjadikannya lebih
kuat.
Ø Batang :
silindris dengan simetris dorsoventral berwarna
kecoklatan
dengan permukaan yang disertai berbulu
Ø Daun
: daun pada paku ini memiliki ental, bentuknya meruncing
dengan tepi rata panjngnya 32 cm,
teksturnya seperti kertas
dan permukaan atas halus dan mengkilap
bertoreh berwarna
hijau dan berupa daun majemuk menyirip
ganda.
Ø Ciri-ciri
Khusus
· Memiliki
vernasi bergulung pada daun muda dan akan membuka bila telah dewasaakibat lebih
lambatnya pertumbuhan permukaandaun atas dari pada permukaan bawahpada
perkembangan awalnya.
· Memiliki
dimorfisme, antara sporofil dan tropofil ada dalam satu individu
Ø Sporofil
: susunan sporofil pada sporofit berkelompok rapat.
Ø Sporangium
: sporangium terdapat didalam sorus yang terletak di permukaan bawah daun.Sorus
berbentuk bola, termasuk tipe gradatae, tetapi beberapa jenis menunjukkan
peralihan tipe mixtae.Sorus dapat dilindungi oleh indusium
Kunci Determinasi
1.
a. Tumbuh-tumbuhan tidak dengan bunga sejati, artinya
tidak
ada benang sari atau putik dan
perhiasan bunga. Tumbuh-
tumbuhan berspora. (golongan
1)..............................................17
b.
Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan
benang sari dan (atau) putik. Tumbuhan
berbunga...........................2
17. a.Tumbuh-tumbuhan air kecil dan
terapung bebas.........1. Salviniaceae
b. Tumbuh-tumbuhan
darat atau rawa, berakar di tanah….......18
18.
a.
Daun majemuk menjari daun empat. Tumbuhan rawa dengan
batang menjalar dan tangkai daun tegak….............…2. Marsileaceae
b.
Daun-daun lain macamnya……………………..…..…...…... 19
19.
a. Daun paling panjang 2 cm, berbentuk
sisik, lanset, atau uncek.
Bagian yang fertile dari tumbuhan sedikit
banyak mirip bulir.
Sporangia terdapat di ketiak daun batang,
atau juga di bawah
dari sisik berbentuk
perisai……..................................…....……20
b.
Daun lebih besar dan lain bentuknya.
Bagian yang fertile
berbentuk bulir atau tidak. Sporangia
tidak demikian
letaknya…...................................................................................22
20.
a. Batang berbuku dan berongga di tengah,
daun sangat kecil,
berbentuk sisik, duduk dalam karangan dan
saling tumbuh melekat
menjadi
pelepah….....................................................3.Equisetaceae.
b. Batang tak berbeuku. Daun tidak
demikian…......….............….21
21.
a.Cabang
batang mempunyai dua baris daun kecil, yang hanya
terdapat pada sisi atau muka dan dua baris
daun yang lebih besar
dan datar di
sebelah kiri dan kanan, sehingga suatu cabang jenis
memperlihatkan sisi atas
dan sisi bawah….............4.
Selaginelaceae.
b. Cabangnya lain. Daun tersusun rapat atau agak
rapat bentuk
benang, menghadap ke segala
arah…........... 5. Lycopodiaceae.
22.
a. Daun terdiri atas bagian fertile yang
berbentuk bulir, yang tumbuh
dari kaki bagian steril, yang
bentuknya seperti kumpulan dalam
barisan……. ......................................…......…6.Ophioglossaceae.
b. Tumbuh-tumbuhan lain; tidak ada bagian yang
fertile
bebentuk bulir………......................................................….23
23.
a. Tepi atau ujung daun atau anak daun terbagi
dalam taju/pancung sempit berbentuk garis, di mana sisi bawahnya tersusun rapat
dalam baris 2-4. Daun (batang) yang fertil memanjat. “Daun” letaknya berhadapan……………...…...............................……..7. Schizaeaceae.
b. Daun
fertile tidak demikian…………………………......…......24
24.
a. Daun (agaknya batangnya!) berulang kali
bercabang menggarpu,
kebanyakan memanjat…………………..........…..8. Gleicheiaceae.
b. Daun
lain………………………......………………………….25
25. a. Paku pohon, artinya, paku yang setelah dewasa
mempunyai
batang yang jelas lebih tinggi dari 2
meter…....9. Cyatheaceae.
b. Paku
lainnya……………......……………………………..........26
KESIMPULAN
1.
Identifikasi tumbuhan
berguna untuk mengenal nama jenis tumbuhan yang tergolong tumbuhan tingkat
rendah. Untuk mengenal nama jenis tumbuhan yang tergolong tumbuhan tingkat
tinggi dengan cara menentukan
namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi dari
tingkat divisi hingga ke tingkat spesiesnya.
2.
Berdasarkan
jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan atas 3 golongan, yaitu:
a. Paku homospora (isospora),Contoh:
Lycopodium sternum (paku kawat).
b. Paku heterospora (anisospora), Contohnya adalah Marsilea crenata (semanggi) dan
Selaginella (paku rane).
c. Paku peralihan, Contohnya adalah
Equisetum debile (paku ekor kuda)
3.
Secara
umum, ciri-ciri tumbuhan paku mempunyai:
1.
Lapisan
pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ reproduksi,
2.
Embrio
multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium,
3.
Lapisan
kutikula pada bagian luar tubuh,
4.
Sistem
transportasi internal yang berfungsi sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral
dari dalam tanah,
5.
Struktur
tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang dan daun,
6.
Akarnya
berupa rizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi
kaliptra,
7.
Batangnya
pada umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan paku tiang) karena terdapat di
dalam tanah berupa rimpang, menjalar, atau sedikit tegak,
8.
Daunnya
yang muda umumnya melingkar atau menggulung.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.
C.G.G.J. Van Steenis. 1981. Flora. PT PRADNYA PARAMITA;Jakarta Pusat
Heyne, K. 1950. De Nuttige Platen van
indonese. N. V. Uitgeverij. Van houve, Graven:Bandung
Jihan.2011.Pterydophyta.http://www.scribd.com/doc/76679544/
Pterydophyta-
Liza Rizki.2011. Tumbuhan Paku.http:// lolipip.blogspot. com/2011/12/
Tumbuhan Paku.html.
Safitri Farida.2012. Ciri Tumbuhan
Paku. http://www.scribd.com
/doc/55724949/Ciri Tumbuhan Paku.
Steenis,C.G.G.J.1981.Flora Untuk Sekolah Di Indonesia.PT. Pradnya
Paramita:Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
semoga bermanfaat.... kalo ada yang salah,, mungkiin ada kritik dan sebagaiinya.. komenn aja, sebagai masukan. terima kasih.