MAKALAH
PROTISTA
“CHYLLIOPHORA”
Disusun
Oleh :
Agustian T. M. N.
10050150
Aini Rizkiana
1005015068
Azizah Zainab Hamdi
10050150
Eka Fitria P. 10050150
Fajar Nugraha 10050150
Fitriani 1005015050
Hafijatun 1005015055
Johan Asmara 10050150
Lia Sari 10050150
Luthfiana Fitri A.
1005015069
Melly Purnamasari
1005015051
M. Shohifuddin 10050150
Thiessa Veronica A. L.
10050150
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Chylliophora” ini. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam
mata kuliah Protista pada semester 5 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mulawarman.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini,
tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah turut membantu dalam doa,
dan memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen matakuliah Protista
yang telah memberikan tugas, petunjuk,
kepada kami sehingga kami termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas ini.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Samarinda,
9
oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Chylliophora………………………………..……………... 5
B. Morfologi Chylliophora………………………………….……………. 6
C. Fisiologi Chylliophora………………………………………………… 10
D. Peranan Chylliophora…………………………………………………. 12
E. Klasifikasi Chylliophora………………………………………………. 16
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………… 22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Istilah
Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon
berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang
menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya “dibentuk” untuk mengelompokan organisme
yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme
seperti hewan (animal like).
Protista (“yang paling pertama”) berasal dari teori
asal-usul makhluk hidup yang di kemukakan oleh Aris Toteles “Makhluk hidup
berasal dari benda mati”. Filum pada Protista terdiri atas empat yaitu:
Rhizopoda/Sarcodina, Cylliata/Cyilliophora, Flagellata/Mastidhopora dan,
Sporozoa.
Dalam makalah ini membahas tentang filum
Ciliophora (Chylliophora). Ciliophora merupakan protozoa yang
memiliki silia sebagai alat geraknya. Protozoa merupakan binatang yang paling
banyak di dunia. Ciliophora, disebut juga Ciliata, berperan sebagai konsumen
bakteri (Prokaryotes). Dimana bakteri memainkan peranan penting dalam menjaga
bumi sebagai tempat yang cocok untuk tempat tinggal dan protozoa memainkan
peranan penting dalam mengendalikannya.
Dengan mempelajari Ciliophora kita
dapat lebih memahami morfologi,
fisiologis dan proses reproduksi dari Ciliophora.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari Ciliophora?
2.
Bagaimana morfologi dari
Ciliophora?
3.
Bagaimana fisiologi dari
Ciliophora?
4.
Bagaimana klasifikasi dari
Ciliophora?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian
dari Ciliophora.
2.
Untuk mengetahui morfologi
dari Ciliophora.
3.
Untuk mengetahui fisiologi
dari Ciliophora.
4.
Untuk mengetahui klasifikasi
dari Ciliophora.
D. Manfaat
Agar mahasiswa lebih banyak mengerti dan lebih
mengetahui mengenai filum Ciliophora serta fisiologinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah
Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon
berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang
menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya “dibentuk” untuk mengelompokan organisme
yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme
seperti hewan (animal like).
Protista (“yang paling pertama”) berasal dari teori
asal-usul makhluk hidup yang di kemukakan oleh Aris Toteles “Makhluk hidup
berasal dari benda mati”. Filum pada Protista terdiri atas empat yaitu:
Rhizopoda/Sarcodina, Cylliata/Cyilliophora, Flagellata/Mastidhopora dan,
Sporozoa.
NO
|
Filum
|
Ciri Umum
|
Contoh Spesies
|
1
|
Zoomastigophora
|
Zooflagellata, menggunakan flagel
untuk bergerak dan memangsa, umumnya uniseluler, beberapa berkoloni
|
Triconympha sp. dan Trypanasoma sp.
|
2
|
Rhizopoda
|
Pseudopodia untuk bergerak dan
memangsa
|
Amoeba proteus
|
3
|
Actinopoda
|
Memangsa dengan axopodia
(pseudopodia yang runcing dan menyebar), memiliki rangka silika
|
Helizoa dan Radiozoa
|
4
|
Apicomplexa
|
Sebelumnya dikenal sebagai
sporozoa, parasit pada hewan dan manusia dengan siklus hidup yang rumit
|
Plasmodium
|
5
|
Ciliophora
|
Cilia digunakan untuk bergerak dan
memangsa, umumnya uniseluler, beberapa sesil dan berkoloni
|
Stylonychia sp., Paramaecium sp.
|
6
|
Foraminifera
|
Memangsa dan bergerak menggunakan
pseudopodia halus yang saling berhubungan
|
Globigerina
|
Tabel 1.1 Perbandingan Protista Mirip
Hewan
A.
Pengertian Ciliophora
Ciliophora merupakan protozoa yang memiliki silia sebagai alat geraknya.
Protozoa merupakan binatang yang paling banyak di dunia. Ciliophora, disebut
juga Ciliata, berperan sebagai konsumen bakteri (Prokaryotes). Dimana bakteri
memainkan peranan penting dalam menjaga bumi sebagai tempat yang cocok untuk
tempat tinggal dan protozoa memainkan peranan penting dalam mengendalikannya.
Istilah Protozoa berasal dari bahasa
Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon berarti hewan. Sesuai dengan
klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang menyerupai hewan. Kelompok ini
mulanya “dibentuk” untuk mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan
hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like).
Sebagian besar Protozoa uniseluler
memiliki ukuran tubuh antara (2--1.000) μm, protozoa termasuk eukariot.
Biasanya hidup di dalam air, namun ada juga yang ditemukan di dalam tanah
bahkan di dalam tubuh organisme lain sebagai parasit. Di perairan laut ataupun
air tawar, Protozoa berperan sebagai zooplankton. Ciliata atau Infusoria
merupakan kelompok terbesar di Protozoa, di mana anggotanya sekitar 8.000
species. Ciri khas filum ini adalah alat geraknya berupa cilia (rambut getar).
Cilia tersebut ada yang terdapat di seluruh tubuh, ada pula yang hanya di
bagian tertentu. Selain sebagai alat gerak, cilia pun berguna membantu
mengumpulkan makanan. Habitat kelompok ini adalah air tawar dan air laut yang
mengandung zat organik tinggi.
B.
Morfologi Ciliophora
Anggota
Filum Ciliophora merupakan organisme uniseluler soliter yang umumnya hidup di
air tawar. Ciliata memiliki banyak organel yang terspesialisasi, termasuk cilia
(tunggal cilium), struktur mirip rambut pendek di luar tubuhnya. Cilia mungkin
menutupi seluruh bagian tubuh Ciliata atau terlokalisasi. Pada genus
Paramaecium , cilia menutupi seluruh bagian permukaan tubuh. Koordinasi yang
baik pada cilia menyebabkan mereka dapat bergerak dengan cepat, sekitar satu
milimeter per detiknya. Walaupun merupakan sel tunggal, Paramaecium dapat
merespons lingkungan sekitarnya dengan baik. Jika bertemu dengan bahan kimia
berbahaya atau penghalang, sel secara cepat akan mundur dengan gerakan cilia
menuju arah yang berbeda.
Ciliata
adalah predator yang ulung. Beberapa Ciliata, termasuk Paramaecium dan
Didinium, membuat mangsa mereka tidak dapat bergerak dengan melepaskan
jarum-jarum yang disebut trikosista yang menempel pada tubuh mereka. Mangsa
kemudian dibawa ke dalam struktur mirip mulut dan dicerna pada vakuola yang
sewaktu-waktu berfungsi seperti perut. Sisa makanan tersebut kemudian
dikeluarkan melalui eksositosis. Air yang berlebihan diakumulasikan di dalam
vakuola yang secara periodik berkontraksi untuk mengosongkan cairan melalui
lubang yang disebut pori anal.
Ciri-ciri
dan karakteristik Ciliophora (ciliata) dapat disimpulkan sebagai berikut :
-
Mempunyai alat gerak berupa silia / rambut getar.
-
Fungsi silia : sebagai alat gerak, penerima rangsang
dan pengambil makanan.
-
Selnya dilapisi pelikel sehingga bentuknya tetap
(umumnya berbentuk oval), memiliki satu makronukleus dan satu atau lebih
mikronukleus.
-
Fungsi
makronukleus adalah berperan dalam metabolisme.
-
Fungsi mikronukleus adalah berperan dalam
perkembangbiakan.
-
Hidup di air tawar, tanah dan ada yg parasit.
-
Reproduksi : Aseksual : membelah diri
Seksual : konjugasi
-
Contoh : Paramaecium caudatum (hidup bebas).
Nyctoterus
ovalis (parasit pada usus kecoa).
Balantidium coli (hidup di kolon
manusia) menyebabkan balantidiosis (diare).
Stentor ( bentuk terompet, hidup di
air tawar)
Didinium (predator Paramaecium, hidup di air tawar)
Vorticella(bentuk lonceng dengan tangkai panjang untuk
melekat, hidup di air tawar),
Stylonichia (silia berbentuk duri, hidup bebas di air tawar)
Menurut
Campbell (1998: 527), kebanyakan anggota dari phylum ini hidup soliter atau
hidup sendiri di perairan tawar. Selain itu, phylum Ciliophora ini hidup bebas
dan jarang yang parasit di dalam organisme lain. Bentuk tubuh dari anggota
phylum ini tetap karena mengandung pelikel yang tersusun atas protein. Pelikel
merupakan suatu selaput keras yang menyebabkan bentuk tubuhnya tetap.
Contoh
spesies dari phylum Ciliophora adalah Paramaecium yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
-
Protozoa tersebut dapat kita temukan di perairan
sekitar kita, seperti di kolam maupun di sawah.
-
Tubuh Paramaecium memiliki bentuk mirip sandal jepit.
Paramaecium memiliki inti yang berukuran besar (makronukleus) dan berukuran
kecil (mikronukleus).
-
Makronukleus bertanggung jawab dalam berlangsungnya
metabolisme sel. Adapun mikronukleus mengontrol perkembangbiakan sel.
-
Selain itu, Paramaecium juga memiliki dua jenis
vakuola (kantung), yakni vakuola makanan dan vakuola kontraktil.
-
Paramaecium berkembang biak secara aseksual maupun
seksual.
-
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan cara
membelah diri (perhatikanlah Gambar 3.10). Adapun perkembangbiakan secara
seksual dilakukan melalui proses konjugasi.
Proses konjugasi pada
Paramaecium :
1. Dua Paramaecium
saling menempel pada bagian oral (mulut sel). Membran sel yg menempel melebur
sehingga terbentuk saluran konjugasi/jembatan sitoplasmik.
2. Pada bagian
masing-masing sel, mikronukleus diploid (2n) membelah secara meiosis
menghasilkan 4 mikronukleus haploid (n). Makronukleus tetap.
3. Tiga mikronukleus
yang dihasilkan dari masing-masing Paramaecium akan hancur, sedangkan satu
mikronukleus akan membelah secara mitosis menghasilkan 2 mikronukleus.
4. Satu nukleus
akan bergerak ke arah jembatan sitoplasmik, melebur dengan mikronukleus sel
Paramaecium di sebelahnya sehingga 2 inti (mikronukleus) bergabung menjadi satu
(sinkarion). 2 Paramaecium tersebut
akhirnya identik.
5. Sel-sel
Paramaecium terpisah.
6. Mikronukleus
membelah secara mitosis 3 kali berturut-turut menghasilkan 8 mikronukleus.
Makronukleus hancur.
7. Tiga
mikronukleus menghilang/melebur, 4 mikronukleus bergabung membentuk
makronukleus sedangkan 1 mikronukleus tetap menjadi mikronukleus.
8. Selanjutnya,
masing-masing Paramaecium membelah 2 kali berturut-turut sehingga setiap
Paramaecium menghasilkan 4 Paramaecium baru.
C. Fisiologi Ciliophora
Protozoa umumnya bersifat aerobik
nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik
misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa
aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik,
dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen
ke oksigen.
Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan
memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara
fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka
oksiden dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran
sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat
masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran
sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan dengan
vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel,
selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan
yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan
anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran
sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh
vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami
pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk
mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan
makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang
tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk
memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel
yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu
silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan,
sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.
Beberapa contoh spesies phylum Ciliophora
lainnya adalah Balantidium coli, Didinium, Stentor, Vorticella, dan
Stylonychia. Didinium, Stentor, dan Vorticella mempunyai bentuk yang halus.
Didinium mirip teko air bertangkai, sementara Stentor mirip terompet, dan
Vorticella mirip lonceng. Beberapa anggota Ciliophora yang hidup di perairan
tawar dapat dijadikan indikator pencemaran, seperti Paramaecium dan Stentor.
Balantidium coli hidup parasit di dalam usus besar manusia dan dapat
menyebabkan penyakit balantidiasis (gangguan perut).
Gambar 3.11
(a) Balantidium coli (b) Stentor (c) Vorticella (d) Stylonychia
Kehadiran silia yang menutupi sel dari organisme merupakan
ciri khas utama dari kelompok ini, oleh karena itu dinamai phylum Ciliophora.
Namun, perbedaan sitologi utama adalah kehadiran dua jenis inti, yaitu
mikronukleus dan macronucleus. Radiasi adaptif kelompok ini selama evolusi
telah menghasilkan beberapa spesies sangat bagus dan beragam.
Beberapa adalah sessile (misalnya Suctorians atau Stentor)
dan menangkap makanan dengan tentakel yang menembus sitoplasma dan menarik
mangsa, atau dengan kompleks membranelles mendorong air yang membawa partikel
aliran air ke dalam rongga vakuola makanan bucal yang terbentuk. Meskipun
sebagian besar ciliates "telanjang", beberapa menghasilkan
mineralisasi Lorica (Tintinnids) atau mensekresi skala organik (misalnya
Lepidotrachelophyllum). Penyusunan silia pada permukaan tubuh dan di wilayah
aparatus oral, kehadiran struktur makanan yang khusus, dan organisasi dari pita
subpellicular dari mikrotubulus adalah kriteria penting yang digunakan dalam
menciptakan kategori taksonomi (Roger, 1988).
Anggota subphylum Ciliophora memiliki silia atau derivat ciliary
pada beberapa tahap siklus hidup. Perlengkapan berkisar dari penutup
lengkap dari silia sederhana untuk sebuah membranelles yang relatif sedikit
lebih atau kurang lengkap terbatas pada daerah peristomial. Dalam rentang ini,
tipe spesialisasi ciliary dan pola distribusi menjadi dasar utama untuk
membedakan taksonomi subdivisi.
Ciliophore ini biasanya dibagi menjadi dua kelas, Ciliatea
dan Suctorea. Dalam ciliatea, silia atau komponen derivat mereka terdapat dalam
fase siklus dominan. Suctorea tidak bersilia pada fase dewasa dan telah
mengembangkan tentakel khusus yang berfungsi dalam mencari makan. Tahapan larva
bersilia merupakan karakteristik spesies yang paling menghubungkan kelompok ini
dengan Ciliatea dan pola larva ciliary menyiratkan bahwa Suctorea lebih erat
terkait dengan Holotrichida daripada ke ciliates yang lebih spesifik (Hall,
1961).
D.
Peranan Ciliophora
Ciliata
(Ciliophora) memiliki alat gerak berupa cilia atau bulu getar. Bentuk tubuh
tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri. Ada
yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata. Contoh:
-
Paramaecium caudatum, bereproduksi secara aseksual
dengan membelah diri dengan arah transversal, seksual dengan konjugasi dengan
terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus).
-
Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu
tempat.
-
Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang
dengan bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya.
-
Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu
pemangsa Paramaecium.
-
Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya
berkelompok. Banyak ditemukan pada permukaan daun yang terendam air.
-
Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat
menimbulkan balantidiosis (gangguan pada perut).
Berikut ini akan dibahas lebih dalam mengenai spesies
paramecium. Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan yang masuk ke
dalam subfilum Ciliophora.
Paramecium
-
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan.
Protista ini berukuran sekitar 50-350ɰm.
-
Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot).
Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil
(Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti
besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme,
pertumbuhan, dan regenerasi.
-
Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri
dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi).
-
Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal
ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan
cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel.
Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan
uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan
mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan
sisa makanan.
Kerajaan : Protista
Filum : Ciliophora
Kelas : Ciliatea
Ordo : Peniculida
Famili : Parameciidae
Genus : Paramecium
Species :
1. Paramecium
Aurelia
2. Paramecium
bursaria
3. Paramecium
caudatum
4. Paramecium
tetraurelia
5. Paramecium sp
E.
Klasifikasi
Ciliophora
Klasifikasi
subphylum Ciliophora yang diadopsi oleh Jahn dan Jahn dalam Hall (1961) adalah
sebagai berikut.
Sub phylum : Ciliophora
Class 1 : Ciliatea
Sub
class 1 : Protociliatia
Ordo 1 :
Opalinida
Subclass 2 :
Euciliatia
Ordo 1 :
Holotrichida
Sub ordo 1 :
Astomina
Sub ordo 2 :
Gymnostomina
Sub ordo 3 :
Trichostomina
Sub ordo 4 :
Hymenostomina
Sub ordo 5 :
Thigmotrichina
Sub ordo 6 :
Apostomina
Ordo 2 :
Spirotrichida
Sub ordo 1 :
Heterotrichina
Sub ordo 2 :
Tintinnina
Sub ordo 3 :
Oligotrichina
Sub ordo 4 :
Entodiniomorphina
Sub ordo 5 :
Hypotrichina
Sub ordo 6 :
Ctenostomina
Ordo 3 :
Peritrichida Ordo 4 : Chonotrichida
Silia yang tersusun dari organel siliari merupakan tahap
aktif dari siklus kehidupan. Siliata dibagi ke dalam sejumlah kelompok. Kelas
Ciliatea mencakup Subkelas Protociliatia dan Euciliatea. Inti Protociliatia
menunjukkan kemiripan struktur dan fungsi dengan Euciliatea, yaitu memiliki
karakteristik inti yang dimorfisme (macronucleus dan mikronukleus).
-
Subkelas 1.
Protociliatia
Merupakan siliata opalinid, kecuali untuk beberapa spesies
parasit pada ikan dan ular dan dalam usus besar amfibi. Opalinid tidak memiliki
sitostom, meskipun bukan merupakan fitur eksklusif di antara siliata.
Distribusi silia seragam sehingga opalinid kadang-kadang diklasifikasikan
menyerupai siliata Holotrichous. Pola siliari agak sederhana. Seperti pada Opalina
obtrigonoidea, baris dorsal mengikuti jalur sigmoid sedangkan baris ventral
relatif lurus (Gambar 3.1, A). Sepanjang permukaan anteroventral di O.
obtrigonoidea, sejumlah silia falcular muncul dari fibril falcular (Gambar
3.1, C, E). Fibril subpericular yang memanjang sepanjang margin anteroventral
dan kemudian melebur menjadi satu fibril tunggal. Fibril berbentuk sabit
dihubungkan dengan granula basal pertama di setiap baris dari silia somatik
(Gambar 3.1, E). Pada Opalina ranarum, tidak ada hubungan antara fibril
dan spherules endoplasma yang dapat dideteksi dalam O.obtrigonoidea.
Tidak adanya hubungan tersebut juga telah dilaporkan untuk Cepedea metcalfi,
Opalina coracoidea, dan O.ranarum.
-
Subkelas 2. Euciliatia
Merupakan
siliata khas dengan macronuclei dan micronuclei. Subdivisi, ordo dan subordo
sebagian besar didasarkan pada distribusi silia dan turunannya dan pada
diferensiasi struktur seperti di daerah peristomial. Subkelas ini dibagi
menjadi empat ordo, yaitu Holotrichida, Spirotrichida, Peritrichida, dan
Chonotrichida. Membranelles zona adoral pada Holotrichida sangat kurang
berkembang begitu juga karakteristik dari peristome di Spirotrichida. Silia
somatik merupakan ciri khas, meskipun umumnya silia dibatasi untuk zona
tertentu atau untuk satu permukaan tubuh. Spirotrichida menunjukkan
perkembangan luas dari membranelles dan ciri dalam kelompok tertentu telah
sepenuhnya diganti silia sederhana. Sebuah zona adoral dari membranelles muncul
di kiri sitostom dan sepanjang anterior tubuh. Kelompok ini secara keseluruhan
menunjukkan kecenderungan kuat terhadap total pengurangan area bersilia.
Epistom (daerah peristomial) pada Peritrichida umumnya merupakan daerah diskoid
yang dibatasi oleh dua atau lebih baris dari silia. Mayoritas adalah sessile
dan biasanya dilengkapi dengan tangkai. Gonotrichida merupakan ektokomensal
yang melekat pada host mereka dengan disk basal atau tangkai pendek. Peristom di
tiang distal, biasanya dikelilingi oleh saluran atau kadang-kadang oleh dua
saluran konsentris. Silia dapat dibatasi ke peristom dan saluran dalam tahap
dewasa. Reproduksi oleh budding adalah karakteristik dari ordo ini.
ORDO Holotrichida
Merupakan
ordo yang besar, biasanya dianggap lebih primitif daripada Euciliatia yang
lainnya, menunjukkan diversifikasi besar daerah peristomial dan dalam satu
kelompok, sitostom telah menghilang. Spesialisasi seperti ini memberikan dasar
untuk membagi ke dalam subordo Holotrichida.
-
Subordo 1. Gymnostomina
Sitostom
terbuka langsung di permukaan. Dalam banyak genus sitostom terletak pada atau
dekat anterior tubuh.
-
Subordo 2. Trichostomina
Sitostom
biasanya terletak pada permukaan, biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih
silia. Penggabungan silia peristomial ke dalam membran sederhana atau
membranelles, atau keduanya, ditemukan pada beberapa spesies.
-
Subordo 3. Hymenostmina
Cilia
peristomial telah termodifikasi menjadi beberapa membran, mungkin berasal
filogenetis dari silia peristomial Trichostomina.
-
Subordo 4. Thigmotrichina
Bentuk yang
paling karakteristik dari komensal ini adalah kelompok silia thigmotactic yang
terletak di anterior. Sitostom bergeser ke posisi pada atau dekat ujung
posterior tubuh. Pada beberapa Famili terdapat pengisap anterior, yang
merupakan suatu organel baru.
-
Subordo 5. Apostomina
Sitostom
ventral ukurannya sangat sedikit, mungkin terbatas pada partikel yang sangat
kecil. Di bawah sitostom terdapat "roset" (Gambar. 3.2, A, F) dengan
fungsi yang belum pasti. Siliata somatik mencakup kurang dari 22 baris lengkap
silia. Siklus hidupnya cukup kompleks.
-
Subordo 6. Astomina
Merupakan Holotrichs endoparasitik tanpa sebuah
sitostom.Tubuh seragam, bersilia, namun mungkin terdapat daerah bebas silia di
ujung anterior. Subfilum Ciliophora memiliki klas Ciliatea, dan Suctoria.
Ciliatea memiliki dua sub klas Protociliatea dan Euciliatia, ordo Holotrichida.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai ordo Holotrichida. Ordo tersebut
memiliki 6 sub ordo, yaitu Gymnostomina, Trichostomina, Hymenostmina, Thigmotrichina,
Apostomina, Astomina.
ORDO
Spirotrichida
Karakteristik yang paling menonjol adalah membran yang ada di
daerah mulut, bagian dasar yang sempit yang biasanya terletak di kanan atau
sudut miring terhadap sumbu yang panjang pada daerah mulut. Rangkaian membran
meluas ke depan dari tepi kiri cytostome, dan dalam genus tertentu, mungkin
berubah bagian dorsal pada kutub anterior dan meluas ke kanan untuk beberapa
jarak sepanjang permukaan antero-dorsal. Pelat basal membran biasanya terdiri
dari dua baris butiran dasar/basal, walaupun tiga baris (jarang, empat) mungkin
tampak. Kelompok dapat dibagi menjadi enam sub ordo (Hall, 1961).
-
Sub ordo 1.
Heterotrichina
Somatik ciliation biasanya lengkap. Namun, permukaan dorsal
mungkin jarang bersilia dalam beberapa famili dan menunjukkan penurunan lebih
luas dari rekonsiliasi dalam kasus luar biasa. Peristome, biasanya memanjang
dan cukup sempit, menuju daerah mulut dari membran sepanjang dinding kiri. Selain
itu, membran yang bergelombang sering meluas untuk beberapa jarak di sepanjang
tepi kanan.
-
Sub ordo 2. Oligotrichina
Meskipun membran pada mulut berkembang dengan baik, terdapat
pengurangan yang ditandai dengan rekonsiliasi somatik dan bidang peristomial,
sekitar daerah mulut meluas, bebas dari silia. Membran yang bergelombang
terletak di tepi kanan area mulut dalam genus tertentu.
-
Sub ordo 3. Tintinnina
Siliata ini kadang-kadang dikelompokkan dengan Oligotrichina,
ciri khasnya berbentuk kerucut dengan lorica. Daerah mulut dari membran
mengikuti bagian spiral dan kutub mulut yang rata/ datar.
-
Sub ordo 4.
Entodiniomorphina
Kelompok ini, kadang-kadang ditempatkan dalam Oligotrichina,
termasuk parasit dari rumen dan usus herbivora. Rekonsiliasi mungkin terbatas
pada daerah mulut atau tiga, mungkin salah satu atau lebih pita tambahan atau
kelompok membran.
-
Sub ordo 5. Hypotrichina
Silia somatik digantikan dengan cirri yang umumnya
didistribusikan dalam bidang tertentu dan terbatas utamanya pada permukaan
ventra
-
Sub ordo 6. Ctenostomina
Bagian samping dimampatkan, siliata berbentuk baji dengan kulit
tipis kaku dihiasi dengan rusuk yang membujur. Tubuhnya jarang memiliki silia,
dan peristome merupakan kantong yang berisi delapan membran pada daerah mulut.
BAB III
KESIMPULAN
Karakterisasi morfologi Filum Ciliophora yang paling utama, yakni
memiliki silia pada beberapa tahap dalam siklus hidupnya. Silia membungkus
seluruh tubuh organisme hingga batas area peristomial. Silia terdapat di
permukaan sel yang memiliki bentuk menyerupai rambut. Ciliophora memiliki dua
jenis nukles, yakni makronukleus dan mikronukleus. Filum ini dibedakan dua
kelas, yaitu Ciliatea dan Suctorea. Pada Ciliatea, silia ada pada sebagian
besar tahap dari siklus hidup, sedangkan dalam Kelas Suctorea memiliki tahap non-ciliated
pada tahap dewasa serta memiliki tentakel khusus yang berfungsi mencari
makan. Ciliophora merupakan protozoa kosmopolitan yang ditemukan pada
bermacam-macam habitat, khususnya di perairan.
Ordo Holotrichida memiliki 6 subordo, yaitu Gymnostomina,
Trichostomina, Hymenostmina, Thigmotrichina, Apostomina, Astomina. Subordo Gymnostomina
memiliki sitostom terbuka di permukaan sentral bagian anterior. Pada Subordo
Trichostomina sitostom terletak di sentral permukaan. Subordo Hymenostima
memiliki cirri pada ciliature peristomial telah termodifikasi
menjadi beberapa membran. Pada Thigmotrichina sitostom bergeser ke posisi pada
atau dekat ujung posterior tubuh. Subordo Apostomin sitostom perut sangat
berkurang. Pada Subordo Astomina tidak memiliki sitostom. Masing-masing ordo
dalam Filum Ciliophora memiliki ciri khas yang berbeda-beda tergantung pada
ordonya. Sebagian besar memiliki silia di permukaan tubuhnya, meski begitu pada
kelas Suctorea terdapat tahapan dewasa yang tidak memiliki silia serta memiliki
tentakel khusus untuk menangkap mangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Ehrenberg.
1830. Loxodes, (Online),
(http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Cilio-phora/Loxodes/index.html)
diakses 29 Oktober 2011
http://blog.microscopeworld.com/2012/01/paramecium-tetraurelia.html
diakses pada tanggal qo oktober
2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Paramecium diakses pada tanggal qo oktober 2012
http://www.elbirtus.info/2012/05/ciliophora-ciliata-protista-mirip-hewan.html
diakses pada tanggal qo oktober
2012
http://trisniatma.com/kd-2-3-protista/ diakses pada tanggal qo oktober 2012
http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-x/ciri-ciri-dan-klasifikasi-protista-mirip-hewan-protozoa/
diakses pada tanggal qo oktober
2012
Hall. 1961. Protozoology.
Japan: Prentice-Hall, Inc.
Lynn,
D.H. and Small, E.B. 1991. Handbook of Protoctista (Philum Ciliophora).
Boston: Jones and Bartlett Publishers.
Roger,
A.O. 1988. Comparative Protozoology, Ecology, Physiology, and Life History.
New York: Sringer- Verlag New York Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
semoga bermanfaat.... kalo ada yang salah,, mungkiin ada kritik dan sebagaiinya.. komenn aja, sebagai masukan. terima kasih.