Sabtu, 08 Desember 2012

Makalah Protista Chylliophora


MAKALAH  PROTISTA
CHYLLIOPHORA”
Disusun Oleh :

Agustian T. M. N. 10050150
Aini Rizkiana 1005015068
Azizah Zainab Hamdi 10050150
Eka Fitria P. 10050150
Fajar Nugraha 10050150
Fitriani 1005015050
Hafijatun 1005015055
Johan Asmara 10050150
Lia Sari 10050150
Luthfiana Fitri A. 1005015069
Melly Purnamasari 1005015051
M. Shohifuddin 10050150
Thiessa Veronica A. L. 10050150

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Chylliophora” ini. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Protista  pada semester 5 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah turut membantu dalam doa, dan memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen matakuliah Protista  yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

                                                           Samarinda, 9 oktober  2012

                                                                                   Penulis


DAFTAR ISI

                                                                                                
KATA PENGANTAR........................................................................................       ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................       iii

BAB I  PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.......................................................................................       1
B.      Rumusan Masalah..................................................................................       1
C.      Tujuan....................................................................................................       2
D.      Manfaat..................................................................................................       2

BAB II  PEMBAHASAN
A.      Pengertian Chylliophora………………………………..……………...        5
B.     Morfologi Chylliophora………………………………….…………….        6
C.     Fisiologi Chylliophora…………………………………………………         10
D.    Peranan Chylliophora………………………………………………….         12
E.     Klasifikasi Chylliophora……………………………………………….        16

BAB III KESIMPULAN………………………………………………………       22

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................       23
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya “dibentuk” untuk mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like).
Protista (“yang paling pertama”) berasal dari teori asal-usul makhluk hidup yang di kemukakan oleh Aris Toteles “Makhluk hidup berasal dari benda mati”. Filum pada Protista terdiri atas empat yaitu: Rhizopoda/Sarcodina, Cylliata/Cyilliophora, Flagellata/Mastidhopora dan, Sporozoa.
Dalam makalah ini membahas tentang filum Ciliophora (Chylliophora). Ciliophora merupakan protozoa yang memiliki silia sebagai alat geraknya. Protozoa merupakan binatang yang paling banyak di dunia. Ciliophora, disebut juga Ciliata, berperan sebagai konsumen bakteri (Prokaryotes). Dimana bakteri memainkan peranan penting dalam menjaga bumi sebagai tempat yang cocok untuk tempat tinggal dan protozoa memainkan peranan penting dalam mengendalikannya.
Dengan mempelajari Ciliophora kita dapat lebih memahami  morfologi, fisiologis dan proses reproduksi dari  Ciliophora.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Ciliophora?
2.      Bagaimana morfologi dari Ciliophora?
3.      Bagaimana fisiologi dari Ciliophora?
4.      Bagaimana klasifikasi dari Ciliophora?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Ciliophora.
2.      Untuk mengetahui morfologi dari Ciliophora.
3.      Untuk mengetahui fisiologi dari Ciliophora.
4.      Untuk mengetahui klasifikasi dari Ciliophora.

D.    Manfaat
Agar mahasiswa lebih banyak mengerti dan lebih mengetahui mengenai filum Ciliophora serta fisiologinya.













BAB II
PEMBAHASAN
           

Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya “dibentuk” untuk mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like).
Protista (“yang paling pertama”) berasal dari teori asal-usul makhluk hidup yang di kemukakan oleh Aris Toteles “Makhluk hidup berasal dari benda mati”. Filum pada Protista terdiri atas empat yaitu: Rhizopoda/Sarcodina, Cylliata/Cyilliophora, Flagellata/Mastidhopora dan, Sporozoa.

NO
Filum
Ciri Umum
Contoh Spesies
1
Zoomastigophora                       

Zooflagellata, menggunakan flagel untuk bergerak dan memangsa, umumnya uniseluler, beberapa berkoloni
Triconympha sp. dan Trypanasoma sp.
2
Rhizopoda                  
Pseudopodia untuk bergerak dan memangsa
Amoeba proteus
3
Actinopoda                
Memangsa dengan axopodia (pseudopodia yang runcing dan menyebar), memiliki rangka silika
Helizoa dan Radiozoa
4
Apicomplexa              
Sebelumnya dikenal sebagai sporozoa, parasit pada hewan dan manusia dengan siklus hidup yang rumit
Plasmodium
5
Ciliophora                  
Cilia digunakan untuk bergerak dan memangsa, umumnya uniseluler, beberapa sesil dan berkoloni
Stylonychia sp., Paramaecium sp.
6
Foraminifera               
Memangsa dan bergerak menggunakan pseudopodia halus yang saling berhubungan
Globigerina

Tabel 1.1 Perbandingan Protista Mirip Hewan





A.    Pengertian Ciliophora

 Ciliophora merupakan protozoa yang memiliki silia sebagai alat geraknya. Protozoa merupakan binatang yang paling banyak di dunia. Ciliophora, disebut juga Ciliata, berperan sebagai konsumen bakteri (Prokaryotes). Dimana bakteri memainkan peranan penting dalam menjaga bumi sebagai tempat yang cocok untuk tempat tinggal dan protozoa memainkan peranan penting dalam mengendalikannya.
Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya “dibentuk” untuk mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like).
Sebagian besar Protozoa uniseluler memiliki ukuran tubuh antara (2--1.000) μm, protozoa termasuk eukariot. Biasanya hidup di dalam air, namun ada juga yang ditemukan di dalam tanah bahkan di dalam tubuh organisme lain sebagai parasit. Di perairan laut ataupun air tawar, Protozoa berperan sebagai zooplankton. Ciliata atau Infusoria merupakan kelompok terbesar di Protozoa, di mana anggotanya sekitar 8.000 species. Ciri khas filum ini adalah alat geraknya berupa cilia (rambut getar). Cilia tersebut ada yang terdapat di seluruh tubuh, ada pula yang hanya di bagian tertentu. Selain sebagai alat gerak, cilia pun berguna membantu mengumpulkan makanan. Habitat kelompok ini adalah air tawar dan air laut yang mengandung zat organik tinggi.







B.     Morfologi Ciliophora

Anggota Filum Ciliophora merupakan organisme uniseluler soliter yang umumnya hidup di air tawar. Ciliata memiliki banyak organel yang terspesialisasi, termasuk cilia (tunggal cilium), struktur mirip rambut pendek di luar tubuhnya. Cilia mungkin menutupi seluruh bagian tubuh Ciliata atau terlokalisasi. Pada genus Paramaecium , cilia menutupi seluruh bagian permukaan tubuh. Koordinasi yang baik pada cilia menyebabkan mereka dapat bergerak dengan cepat, sekitar satu milimeter per detiknya. Walaupun merupakan sel tunggal, Paramaecium dapat merespons lingkungan sekitarnya dengan baik. Jika bertemu dengan bahan kimia berbahaya atau penghalang, sel secara cepat akan mundur dengan gerakan cilia menuju arah yang berbeda.
Ciliata adalah predator yang ulung. Beberapa Ciliata, termasuk Paramaecium dan Didinium, membuat mangsa mereka tidak dapat bergerak dengan melepaskan jarum-jarum yang disebut trikosista yang menempel pada tubuh mereka. Mangsa kemudian dibawa ke dalam struktur mirip mulut dan dicerna pada vakuola yang sewaktu-waktu berfungsi seperti perut. Sisa makanan tersebut kemudian dikeluarkan melalui eksositosis. Air yang berlebihan diakumulasikan di dalam vakuola yang secara periodik berkontraksi untuk mengosongkan cairan melalui lubang yang disebut pori anal.
           
Ciri-ciri dan karakteristik Ciliophora (ciliata) dapat disimpulkan sebagai berikut :
-          Mempunyai alat gerak berupa silia / rambut getar.
-          Fungsi silia : sebagai alat gerak, penerima rangsang dan pengambil makanan.
-          Selnya dilapisi pelikel sehingga bentuknya tetap (umumnya berbentuk oval), memiliki satu makronukleus dan satu atau lebih mikronukleus.
-          Fungsi  makronukleus adalah berperan dalam metabolisme.
-          Fungsi mikronukleus adalah berperan dalam perkembangbiakan.
-          Hidup di air tawar, tanah dan ada yg parasit.
-          Reproduksi : Aseksual : membelah diri
Seksual   : konjugasi
-          Contoh : Paramaecium caudatum (hidup bebas).
Nyctoterus ovalis (parasit pada usus kecoa).
Balantidium coli (hidup di kolon manusia) menyebabkan balantidiosis (diare).
Stentor ( bentuk terompet, hidup di air tawar)
Didinium (predator Paramaecium, hidup di air tawar)   
Vorticella(bentuk lonceng dengan tangkai panjang untuk melekat, hidup di air tawar),
Stylonichia (silia berbentuk duri, hidup bebas di air tawar)

Menurut Campbell (1998: 527), kebanyakan anggota dari phylum ini hidup soliter atau hidup sendiri di perairan tawar. Selain itu, phylum Ciliophora ini hidup bebas dan jarang yang parasit di dalam organisme lain. Bentuk tubuh dari anggota phylum ini tetap karena mengandung pelikel yang tersusun atas protein. Pelikel merupakan suatu selaput keras yang menyebabkan bentuk tubuhnya tetap.
Contoh spesies dari phylum Ciliophora adalah Paramaecium yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
-          Protozoa tersebut dapat kita temukan di perairan sekitar kita, seperti di kolam maupun di sawah.
-          Tubuh Paramaecium memiliki bentuk mirip sandal jepit. Paramaecium memiliki inti yang berukuran besar (makronukleus) dan berukuran kecil (mikronukleus).
-          Makronukleus bertanggung jawab dalam berlangsungnya metabolisme sel. Adapun mikronukleus mengontrol perkembangbiakan sel.
-          Selain itu, Paramaecium juga memiliki dua jenis vakuola (kantung), yakni vakuola makanan dan vakuola kontraktil.
-          Paramaecium berkembang biak secara aseksual maupun seksual.
-          Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan cara membelah diri (perhatikanlah Gambar 3.10). Adapun perkembangbiakan secara seksual dilakukan melalui proses konjugasi.


Proses konjugasi pada Paramaecium :
1.      Dua Paramaecium saling menempel pada bagian oral (mulut sel). Membran sel yg menempel melebur sehingga terbentuk saluran konjugasi/jembatan sitoplasmik.
2.      Pada bagian masing-masing sel, mikronukleus diploid (2n) membelah secara meiosis menghasilkan 4 mikronukleus haploid (n). Makronukleus tetap.
3.      Tiga mikronukleus yang dihasilkan dari masing-masing Paramaecium akan hancur, sedangkan satu mikronukleus akan membelah secara mitosis menghasilkan 2 mikronukleus.
4.      Satu nukleus akan bergerak ke arah jembatan sitoplasmik, melebur dengan mikronukleus sel Paramaecium di sebelahnya sehingga 2 inti (mikronukleus) bergabung menjadi satu (sinkarion).  2 Paramaecium tersebut akhirnya identik.
5.      Sel-sel Paramaecium terpisah.
6.      Mikronukleus membelah secara mitosis 3 kali berturut-turut menghasilkan 8 mikronukleus. Makronukleus hancur.
7.      Tiga mikronukleus menghilang/melebur, 4 mikronukleus bergabung membentuk makronukleus sedangkan 1 mikronukleus tetap menjadi mikronukleus.
8.      Selanjutnya, masing-masing Paramaecium membelah 2 kali berturut-turut sehingga setiap Paramaecium menghasilkan 4 Paramaecium baru.


C.    Fisiologi Ciliophora

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.
Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksiden dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan dengan vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.

Beberapa contoh spesies phylum Ciliophora lainnya adalah Balantidium coli, Didinium, Stentor, Vorticella, dan Stylonychia. Didinium, Stentor, dan Vorticella mempunyai bentuk yang halus. Didinium mirip teko air bertangkai, sementara Stentor mirip terompet, dan Vorticella mirip lonceng. Beberapa anggota Ciliophora yang hidup di perairan tawar dapat dijadikan indikator pencemaran, seperti Paramaecium dan Stentor. Balantidium coli hidup parasit di dalam usus besar manusia dan dapat menyebabkan penyakit balantidiasis (gangguan perut).
Gambar 3.11 (a) Balantidium coli (b) Stentor (c) Vorticella (d) Stylonychia
Kehadiran silia yang menutupi sel dari organisme merupakan ciri khas utama dari kelompok ini, oleh karena itu dinamai phylum Ciliophora. Namun, perbedaan sitologi utama adalah kehadiran dua jenis inti, yaitu mikronukleus dan macronucleus. Radiasi adaptif kelompok ini selama evolusi telah menghasilkan beberapa spesies sangat bagus dan beragam.
Beberapa adalah sessile (misalnya Suctorians atau Stentor) dan menangkap makanan dengan tentakel yang menembus sitoplasma dan menarik mangsa, atau dengan kompleks membranelles mendorong air yang membawa partikel aliran air ke dalam rongga vakuola makanan bucal yang terbentuk. Meskipun sebagian besar ciliates "telanjang", beberapa menghasilkan mineralisasi Lorica (Tintinnids) atau mensekresi skala organik (misalnya Lepidotrachelophyllum). Penyusunan silia pada permukaan tubuh dan di wilayah aparatus oral, kehadiran struktur makanan yang khusus, dan organisasi dari pita subpellicular dari mikrotubulus adalah kriteria penting yang digunakan dalam menciptakan kategori taksonomi (Roger, 1988).
Anggota subphylum Ciliophora memiliki silia atau derivat ciliary pada beberapa tahap siklus hidup. Perlengkapan berkisar dari penutup lengkap dari silia sederhana untuk sebuah membranelles yang relatif sedikit lebih atau kurang lengkap terbatas pada daerah peristomial. Dalam rentang ini, tipe spesialisasi ciliary dan pola distribusi menjadi dasar utama untuk membedakan taksonomi subdivisi.
Ciliophore ini biasanya dibagi menjadi dua kelas, Ciliatea dan Suctorea. Dalam ciliatea, silia atau komponen derivat mereka terdapat dalam fase siklus dominan. Suctorea tidak bersilia pada fase dewasa dan telah mengembangkan tentakel khusus yang berfungsi dalam mencari makan. Tahapan larva bersilia merupakan karakteristik spesies yang paling menghubungkan kelompok ini dengan Ciliatea dan pola larva ciliary menyiratkan bahwa Suctorea lebih erat terkait dengan Holotrichida daripada ke ciliates yang lebih spesifik (Hall, 1961).

D.    Peranan Ciliophora

Ciliata (Ciliophora) memiliki alat gerak berupa cilia atau bulu getar. Bentuk tubuh tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata. Contoh:
-          Paramaecium caudatum, bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dengan arah transversal, seksual dengan konjugasi dengan terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus).
-          Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat.
-          Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya.
-          Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa Paramaecium.
-          Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak ditemukan pada permukaan daun yang terendam air.
-          Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan balantidiosis (gangguan pada perut).

Berikut ini akan dibahas lebih dalam mengenai spesies paramecium. Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan yang masuk ke dalam subfilum Ciliophora.
Paramecium
-          Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350ɰm.
-          Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi.
-          Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi).
-          Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.

Kerajaan    :           Protista
Filum         :           Ciliophora
Kelas         :           Ciliatea
Ordo          :           Peniculida
Famili        :           Parameciidae
Genus        :           Paramecium
Species      :
1.      Paramecium Aurelia

2.      Paramecium bursaria

3.      Paramecium caudatum

4.      Paramecium tetraurelia
 

5.      Paramecium sp

E.     Klasifikasi Ciliophora

Klasifikasi subphylum Ciliophora yang diadopsi oleh Jahn dan Jahn dalam Hall (1961) adalah sebagai berikut.
Sub phylum : Ciliophora
Class 1 : Ciliatea
Sub class 1 : Protociliatia
Ordo 1 : Opalinida
Subclass 2 : Euciliatia
Ordo 1 : Holotrichida
Sub ordo 1 : Astomina
Sub ordo 2 : Gymnostomina
Sub ordo 3 : Trichostomina
Sub ordo 4 : Hymenostomina
Sub ordo 5 : Thigmotrichina
Sub ordo 6 : Apostomina
Ordo 2 : Spirotrichida
Sub ordo 1 : Heterotrichina
Sub ordo 2 : Tintinnina
Sub ordo 3 : Oligotrichina
Sub ordo 4 : Entodiniomorphina
Sub ordo 5 : Hypotrichina
Sub ordo 6 : Ctenostomina
Ordo 3 : Peritrichida Ordo 4 : Chonotrichida

Silia yang tersusun dari organel siliari merupakan tahap aktif dari siklus kehidupan. Siliata dibagi ke dalam sejumlah kelompok. Kelas Ciliatea mencakup Subkelas Protociliatia dan Euciliatea. Inti Protociliatia menunjukkan kemiripan struktur dan fungsi dengan Euciliatea, yaitu memiliki karakteristik inti yang dimorfisme (macronucleus dan mikronukleus).
-          Subkelas 1. Protociliatia
Merupakan siliata opalinid, kecuali untuk beberapa spesies parasit pada ikan dan ular dan dalam usus besar amfibi. Opalinid tidak memiliki sitostom, meskipun bukan merupakan fitur eksklusif di antara siliata. Distribusi silia seragam sehingga opalinid kadang-kadang diklasifikasikan menyerupai siliata Holotrichous. Pola siliari agak sederhana. Seperti pada Opalina obtrigonoidea, baris dorsal mengikuti jalur sigmoid sedangkan baris ventral relatif lurus (Gambar 3.1, A). Sepanjang permukaan anteroventral di O. obtrigonoidea, sejumlah silia falcular muncul dari fibril falcular (Gambar 3.1, C, E). Fibril subpericular yang memanjang sepanjang margin anteroventral dan kemudian melebur menjadi satu fibril tunggal. Fibril berbentuk sabit dihubungkan dengan granula basal pertama di setiap baris dari silia somatik (Gambar 3.1, E). Pada Opalina ranarum, tidak ada hubungan antara fibril dan spherules endoplasma yang dapat dideteksi dalam O.obtrigonoidea. Tidak adanya hubungan tersebut juga telah dilaporkan untuk Cepedea metcalfi, Opalina coracoidea, dan O.ranarum.

-          Subkelas 2. Euciliatia
Merupakan siliata khas dengan macronuclei dan micronuclei. Subdivisi, ordo dan subordo sebagian besar didasarkan pada distribusi silia dan turunannya dan pada diferensiasi struktur seperti di daerah peristomial. Subkelas ini dibagi menjadi empat ordo, yaitu Holotrichida, Spirotrichida, Peritrichida, dan Chonotrichida. Membranelles zona adoral pada Holotrichida sangat kurang berkembang begitu juga karakteristik dari peristome di Spirotrichida. Silia somatik merupakan ciri khas, meskipun umumnya silia dibatasi untuk zona tertentu atau untuk satu permukaan tubuh. Spirotrichida menunjukkan perkembangan luas dari membranelles dan ciri dalam kelompok tertentu telah sepenuhnya diganti silia sederhana. Sebuah zona adoral dari membranelles muncul di kiri sitostom dan sepanjang anterior tubuh. Kelompok ini secara keseluruhan menunjukkan kecenderungan kuat terhadap total pengurangan area bersilia. Epistom (daerah peristomial) pada Peritrichida umumnya merupakan daerah diskoid yang dibatasi oleh dua atau lebih baris dari silia. Mayoritas adalah sessile dan biasanya dilengkapi dengan tangkai. Gonotrichida merupakan ektokomensal yang melekat pada host mereka dengan disk basal atau tangkai pendek. Peristom di tiang distal, biasanya dikelilingi oleh saluran atau kadang-kadang oleh dua saluran konsentris. Silia dapat dibatasi ke peristom dan saluran dalam tahap dewasa. Reproduksi oleh budding adalah karakteristik dari ordo ini.

ORDO Holotrichida
Merupakan ordo yang besar, biasanya dianggap lebih primitif daripada Euciliatia yang lainnya, menunjukkan diversifikasi besar daerah peristomial dan dalam satu kelompok, sitostom telah menghilang. Spesialisasi seperti ini memberikan dasar untuk membagi ke dalam subordo Holotrichida.

-          Subordo 1. Gymnostomina
Sitostom terbuka langsung di permukaan. Dalam banyak genus sitostom terletak pada atau dekat anterior tubuh.

-          Subordo 2. Trichostomina
Sitostom biasanya terletak pada permukaan, biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih silia. Penggabungan silia peristomial ke dalam membran sederhana atau membranelles, atau keduanya, ditemukan pada beberapa spesies.

-          Subordo 3. Hymenostmina
Cilia peristomial telah termodifikasi menjadi beberapa membran, mungkin berasal filogenetis dari silia peristomial Trichostomina.

-          Subordo 4. Thigmotrichina
Bentuk yang paling karakteristik dari komensal ini adalah kelompok silia thigmotactic yang terletak di anterior. Sitostom bergeser ke posisi pada atau dekat ujung posterior tubuh. Pada beberapa Famili terdapat pengisap anterior, yang merupakan suatu organel baru.

-          Subordo 5. Apostomina
Sitostom ventral ukurannya sangat sedikit, mungkin terbatas pada partikel yang sangat kecil. Di bawah sitostom terdapat "roset" (Gambar. 3.2, A, F) dengan fungsi yang belum pasti. Siliata somatik mencakup kurang dari 22 baris lengkap silia. Siklus hidupnya cukup kompleks.

-          Subordo 6. Astomina
Merupakan Holotrichs endoparasitik tanpa sebuah sitostom.Tubuh seragam, bersilia, namun mungkin terdapat daerah bebas silia di ujung anterior. Subfilum Ciliophora memiliki klas Ciliatea, dan Suctoria. Ciliatea memiliki dua sub klas Protociliatea dan Euciliatia, ordo Holotrichida. Pada makalah ini akan dibahas mengenai ordo Holotrichida. Ordo tersebut memiliki 6 sub ordo, yaitu Gymnostomina, Trichostomina, Hymenostmina, Thigmotrichina, Apostomina, Astomina.




ORDO Spirotrichida
Karakteristik yang paling menonjol adalah membran yang ada di daerah mulut, bagian dasar yang sempit yang biasanya terletak di kanan atau sudut miring terhadap sumbu yang panjang pada daerah mulut. Rangkaian membran meluas ke depan dari tepi kiri cytostome, dan dalam genus tertentu, mungkin berubah bagian dorsal pada kutub anterior dan meluas ke kanan untuk beberapa jarak sepanjang permukaan antero-dorsal. Pelat basal membran biasanya terdiri dari dua baris butiran dasar/basal, walaupun tiga baris (jarang, empat) mungkin tampak. Kelompok dapat dibagi menjadi enam sub ordo (Hall, 1961).
-          Sub ordo 1. Heterotrichina
Somatik ciliation biasanya lengkap. Namun, permukaan dorsal mungkin jarang bersilia dalam beberapa famili dan menunjukkan penurunan lebih luas dari rekonsiliasi dalam kasus luar biasa. Peristome, biasanya memanjang dan cukup sempit, menuju daerah mulut dari membran sepanjang dinding kiri. Selain itu, membran yang bergelombang sering meluas untuk beberapa jarak di sepanjang tepi kanan.

-          Sub ordo 2. Oligotrichina
Meskipun membran pada mulut berkembang dengan baik, terdapat pengurangan yang ditandai dengan rekonsiliasi somatik dan bidang peristomial, sekitar daerah mulut meluas, bebas dari silia. Membran yang bergelombang terletak di tepi kanan area mulut dalam genus tertentu.

-          Sub ordo 3. Tintinnina
Siliata ini kadang-kadang dikelompokkan dengan Oligotrichina, ciri khasnya berbentuk kerucut dengan lorica. Daerah mulut dari membran mengikuti bagian spiral dan kutub mulut yang rata/ datar.

-          Sub ordo 4. Entodiniomorphina
Kelompok ini, kadang-kadang ditempatkan dalam Oligotrichina, termasuk parasit dari rumen dan usus herbivora. Rekonsiliasi mungkin terbatas pada daerah mulut atau tiga, mungkin salah satu atau lebih pita tambahan atau kelompok membran.

-          Sub ordo 5. Hypotrichina
Silia somatik digantikan dengan cirri yang umumnya didistribusikan dalam bidang tertentu dan terbatas utamanya pada permukaan ventra

-          Sub ordo 6. Ctenostomina
Bagian samping dimampatkan, siliata berbentuk baji dengan kulit tipis kaku dihiasi dengan rusuk yang membujur. Tubuhnya jarang memiliki silia, dan peristome merupakan kantong yang berisi delapan membran pada daerah mulut.






BAB III
KESIMPULAN

Karakterisasi morfologi Filum Ciliophora yang paling utama, yakni memiliki silia pada beberapa tahap dalam siklus hidupnya. Silia membungkus seluruh tubuh organisme hingga batas area peristomial. Silia terdapat di permukaan sel yang memiliki bentuk menyerupai rambut. Ciliophora memiliki dua jenis nukles, yakni makronukleus dan mikronukleus. Filum ini dibedakan dua kelas, yaitu Ciliatea dan Suctorea. Pada Ciliatea, silia ada pada sebagian besar tahap dari siklus hidup, sedangkan dalam Kelas Suctorea memiliki tahap non-ciliated pada tahap dewasa serta memiliki tentakel khusus yang berfungsi mencari makan. Ciliophora merupakan protozoa kosmopolitan yang ditemukan pada bermacam-macam habitat, khususnya di perairan.
Ordo Holotrichida memiliki 6 subordo, yaitu Gymnostomina, Trichostomina, Hymenostmina, Thigmotrichina, Apostomina, Astomina. Subordo Gymnostomina memiliki sitostom terbuka di permukaan sentral bagian anterior. Pada Subordo Trichostomina sitostom terletak di sentral permukaan. Subordo Hymenostima memiliki cirri pada ciliature peristomial telah termodifikasi menjadi beberapa membran. Pada Thigmotrichina sitostom bergeser ke posisi pada atau dekat ujung posterior tubuh. Subordo Apostomin sitostom perut sangat berkurang. Pada Subordo Astomina tidak memiliki sitostom. Masing-masing ordo dalam Filum Ciliophora memiliki ciri khas yang berbeda-beda tergantung pada ordonya. Sebagian besar memiliki silia di permukaan tubuhnya, meski begitu pada kelas Suctorea terdapat tahapan dewasa yang tidak memiliki silia serta memiliki tentakel khusus untuk menangkap mangsa.

DAFTAR PUSTAKA


Ehrenberg. 1830. Loxodes, (Online), (http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Cilio-phora/Loxodes/index.html) diakses 29 Oktober 2011


http://id.wikipedia.org/wiki/Paramecium diakses pada tanggal qo oktober 2012


http://trisniatma.com/kd-2-3-protista/ diakses pada tanggal qo oktober 2012



Hall. 1961. Protozoology. Japan: Prentice-Hall, Inc.

Lynn, D.H. and Small, E.B. 1991. Handbook of Protoctista (Philum Ciliophora). Boston: Jones and Bartlett Publishers.

Roger, A.O. 1988. Comparative Protozoology, Ecology, Physiology, and Life History. New York: Sringer- Verlag New York Inc.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semoga bermanfaat.... kalo ada yang salah,, mungkiin ada kritik dan sebagaiinya.. komenn aja, sebagai masukan. terima kasih.