Minggu, 11 Desember 2011

Makalah Caladium Bicolor (keladi hias)



KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami sebagai tugas anatomi tumbuhan semester 3 ini.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada pihak orang tua kami, karena atas dukungan mereka yang memicu semangat kami semakin besar dalam mencari ilmu.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada dosen anatomi tumbuhan kami, karena sesungguhnya dengan pemberian tugas semacam ini memacu kami dalam mendalami suatu disiplin ilmu, sebagai contoh tugas anatomi tumbuhan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan pembentukan makalah ini kami terlupa dalam kesalahan yang tidak kami sengaja, oleh karena itu kami mohon maaf sebesar-besarnya.






PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang

Dalam dunia yang modern ini, banyak hal yang dapat dipelajari dengan mudah. Oleh karena itu kami mencoba mengusut lebih dalam mengenai tanaman keladi hias. Kami mengambil materi berdasarkan materi hias dan bukan keladi tikus adalah jika keladi tikus sudah banyak yang mengetahui tentang khasiatnya yang terkenal dapat menyembuhkan penyakit kanker. Saat ini keladi hias lebih digandrungi dari pada keladi tikus. Bukan karena keladi hias tidak dikonsumsi namun karena keladi hias memiliki bentuk daun yang bagus, tak hanya berwarna hijau tapi ada juga yang merah. Sekalipun tanaman ini banyak yang menyukai, tidak sedikit juga yang tidak mengetahui tentang tanaman ini.


B.  Tujuan

Untuk meningkatkan pemahaman mengenai caladium bicolor atau yang biasa disebut keladi hias dari klasifikasi hingga pembelahan selnya.



PEMBAHASAN


A.  Pengertian Caladium Bicolor (Keladi Hias)

Menurut Tjitrosoepomo (2004), Caladium bicolor  (Keladi hias) merupakan genus dari famili Araceae, klasifikasi lengkap dari Caladium berdasarkan sistem klasifikasi tumbuhan adalah sebagai berikut:

Kingdom     : Plantae
Divisi          : Spermatophyta
Sub Divisi   : Angiospermae
Kelas          : Monocotyledoneae
Ordo           : Arales
Famili         : Araceae
Genus                   : Caladium
Spesies       : Caladium bicolor
Caladium di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan keladi hias. Variasi keindahan bentuk, corak, dan warna daunnya yang sangat beragam, serta perawatannya yang mudah menjadi daya tarik tersendiri bagi orang untuk membudidayakan Caladium. Caladium secara alami tumbuh di hutan-hutan tropis yang rindang, subur, dan lembab. Lokasi tumbuhnya antara lain di pinggir sungai, di bawah pohon besar, dan tempat-tempat berongga yang lembab pada ketinggian 0- 1000 m dpl. Tanaman ini menyukai suhu 21-31oC. pada suhu di bawah 15oC Caladium akan mati secara perlahan-lahan dan pada suhu diatas 32oC umbinya akan tumbuh menciut. Sementara itu intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan Caladium 50-70%. Jika intensitas cahaya matahari yang diterima kurang dari 50%, warna daun Caladium akan memucat. Sebaliknya, jika intensitas cahaya matahari yang diterima lebih dari 70%, daun Caladium akan terbakar sehingga daunnya berubah menjadi kuning atau kecoklatan.

Keladi banyak ditemukan di hutan-hutan tropis. Habitat asli keladi adalah lingkungan yang lembab dengan kondisi tanah gembur, subur, suhu lingkungan yang memadai dan air yang selalu tersedia dengan membuat media tanamnya tidak becek. Ada juga yang bisa tumbuh ditempat teduh (cahaya relative) dan tempat yang penuh cahaya. Lingkungan tempat penanaman keladi harus emiliki cahaya yang relative terang. Bahkan, beberapa kultivar membutuhkan cahaya matahari langsung agar daunnya bisa muncul secara sempurna. Keladi termasuk famili Araceae yang terdiri dari genus Caladium (aneka keladi), genus Anthurium, genus Syngonium, genus Alocasia, genus Xanthosoma, genus Aglonema, dan genus Zantedeschia. Araceae merupakan keluarga besar tanaman herba tahunan yang biasa tumbuh didaerah tropis dan subtropics.
Caladium bicolor merupakan herba tahunan, daun berukuran besar, berbentuk hati, ditopang oleh pelepah yang panjangnya 30 cm atau lebih, warnanya beragam, ada yang putih kehijauan dengan tulang daun hijau, ada yang hijau di tepi dan merah menyala di tengahnya, ada yang hijau di tepi dan tengahnya pink dibayangi putih, dan lain-lain. Batang biasanya tumbuh horizontal seperti umbi kentang atau umbi famili Zingiberaceae.



 Daun Caladium ada yang berbentuk hati, bulat, panjang, seperti daun bambu, dan daun ganda. Sedangkan daunnya memiliki warna dasar merah, kuning, hijau, putih, emas, dan ungu. Masing-masing warna memiliki variasi yang berbeda, misalnya merah tua, merah terang, merah pudar, atau merah pucat. Di samping warna dasar, umumnya dalam satu daun Caladium juga terdapat satu atau beberapa warna lain. Warna daun Caladium yang masih muda umumnya berbeda dengan Caladium yang sudah dewasa. Corak daun Caladium bisa berupa titik, bulat, bergaris, atau bentuk yang tidak beraturan dengan jumlah dan ukuran yang bervariasi.
Salah satu ciri khas keladi adalah bentuk bunganya, yang memiliki tonjolan bulat memanjang dengan ujung tumpul yang disebut spandiks (dibungkus seludang yang disebut spata). Hampir semua jenis keladi tidak berbatang, tetapi membentuk pelepah/ tangkai daun dan daun yang bentuknya sangat bervariatif (segitiga, oval, bulat, hingga panjang). Pangkal daun berlekuk, tulang daun sangat menunjang keindahan daunnya, serta tepi daun yang rata dan ada pula yang berlekuk/ bergerigi menyerupai gergaji. Semua jenis keladi hias yang berasal dari genus caladium mempunyai umbi sejati. Kulit umbi berupa lapisan tipis dan didalam ubi terdapat mata tunas yang dapat digunakan sebagai alat perkembangbiakan secara vegetatif.


B.  Tata Cara Penanaman dan Perawatan

Tata Penanaman

Cara Perkembangbiakan :
1.      Vegetatif
     Dilakukan dengan cara memisahkan anakan yang minimal telah memilik dua lembar daun.
Langkah-langkah memisahkan anakan keladi hias sbb:

a. Keluarkan seluruh tanaman, buang sebagian media agar pangkal umbi tempat tumbuh daun anakan terlihat.
b. Pisahkan secara hati-hati anakan dari induk menggunakan gunting berujung lancip yang steril
c. Olesi bekas luka sayatan induk maupun anakan dengan fungisida agar tanaman tidak terkena jamur busuk akar
d. Setelah fungisida kering, rendam anakan didalam cairan pupuk perangsang pertumbuhan akar
e. Setelah direndam sekitar 5 menit, anakan siap ditanam dipot
f. Selama seminggu sejak pemisahan, anakan tidak boleh diletakkan tempat yang terkena sinar matahari langsung agra tidak mati.

2.     Generatif
Langkah-langkah sbb:

a. Pada waktu bunga mekar sempurna, periksa benang sarinya. Jika telah masak, ambil menggunakan kuas halus atau cotton bud
b. Oleskan benang sari pada kuas ke kepala putik. Jika ingin melakukan persilangan, oleskan serbuk pada tanaman yang berbeda
c. Tutup bunga agar putik tidak terserbuki bunga lain.
d. Setelah biji masak (berwarna merah) tanaman biji tsb di tray pembibitan dengan media tanam sekam baker atau dun bambu yang dihaluskan dan disterilkan
e. Selama masa pertumbuhan pacu dengan pupuk wide spectrum atau pellet crustaceae dengan dosis ringan

Tata Perawatan

a. Media Tanam
Media tanam yang digunakan oleh para praktisi keladi hias biasanya berupa sekam, sekam baker, atau humus daun bambu yang dicmpurkan dengan perbandingan 1:1:1. Sebelum digunakan media ini disterilkan terlebih dahulu dengan cara dikukus selam 30 menit dan didinginkan.

b. Cahaya
Keladi yang daunnya dominan berwarna hijau, kuning, putih, atau kombinasinya sebaikanya diletakkan di tempat teduh ternaungi. Bagi yang daunnya berwarna merah, pink, cokelat, atau kombinasinya diletakkan ditempat yang tidak ternaungi/ terkena sinar matahari penuh.

c. Penyiraman
Pada musim kemarau disiram sehari sekali dan pada musim hujan cukup 2 hari sekali, hingga media tanam basah benar tetapi jangan merendam dasar pot tempat tanaman.

d. Pemupukan
Pada fase awal pertumbuhan tanaman harus diberi pupuk nitrogen tinggi dan jika menginginkan bunga muncul, tanaman biberi pupuk fosfor tinggi. Tetapi jika tanamn yang diasumsi warna merahnya, jangan gunakan pupuk nitrogen karena N memacu terbentuknya zat hijau daun dalam jumlah berlebihan.

C.  Macam-Macam Keladi Hias

Macam Keladi Hias yang beredar di Pasaran
Contoh:
1. Black Jack
2. Keladi Tengkorak
3. Keladi Tengkorak hijau
4. Keladi Kuping Keledai
5. Keladi Kuping Kelinci
6. Keladi Kuping Jerapah
7. Keladi Corong
8. Keladi Green Ice
9. Keladi Polka Green
10. Keladi Army Look
Dan masih banyak lainnya


D.  Pembelahan Sel Pada Caladium Bicolor





Proses pembelahan sel terjadi secara mitosis dan meiosis. Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi dalam empat fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Fase mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terdapat perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua sel anak menjadi terpisah. Mitosis adalah proses pembahagian genom  yang telah digandakan oleh sel kedua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnnya diikuti sitokinrsis yang membagi sitoplasma dan membrane sel. Proses ini meenghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang sama. Mitosis dan sitokemesis merupakan fasa mitosis (fase M) pada siklus sel, dimana sel awal terbagi menjadi dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. mitosis dan sitokenesis merupakan fasa mitosis (fase M) pada siklus sel, dimana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetic yang sama dengan sel awal.
Mitosis  terjadi pada eukariot. Pada organisme multi sel, sel somatic mengalami mitosis, sedangkan sel kelami ( yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel telur pada betina) membelah diri melalui prpada jantan atau sel telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis. Sel prokariot yang tidak memiliki nucleus menjalani pembelahan yang disebut pembelahan biner.
Karena sitokenesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah “mitosis” sering digunakan untuk menyatakan “fase mitosis”. Perlu diketahui bahwa banyak sel yang melakukan mitosis dan sitokenesis secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. Hal ini dilakukan misalnya oleh fungsi dan slime moulds. Pada hewan sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi terpisah, misalnya pada tahab tertentu pada perkembangan embrio lalat buah.
Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi kesisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubu muncul diantara dua sentrosom dan membentuk  benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat  bersamaan kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identek tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang spindle terlihat memanjang dari sentromernya.
Pada saat metaphase, masing-masing sentromer mempunyai kinetokor dan masing-masing kinetotkor dihubungkan kesatu sentrosom oleh serabut kinetokor… sementara itu, kromatid bersaudar bergerak ke bagian tengah inti membentuk keeping metaphase (metaphasicplate).
Pada saat anaphase, masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang kinetokor kekutubnya masing-masing.
Selama fase telofase, benang-benang plasma (fragmoplas) meluas ke bagian tengah sel dan dibidang ekuatorial terbentuk juga sekat sel yang baru. Dengan demikian terjadilah pemisahan dua protoplas baru. Sekat berasal dari peleburan vesikel-vesikel hasil sekresi diktiosom yang ada disekitar fragmoplas dan mungkin juuuga dari reticulum endoplasma. Peleburan vesikel-vesikel menjadi dinding sekat meninggalkan lubang kecil, yaitu saluran plasmodesmata. Suatu lamella tipis kemudian diletakkan pada kedua sisi sekat pemisah oleh protoplas sel anakan. Terjadilah tingkat awal perkembangan dindingbaru sel anakan. Peleburan visikel pada sekat diikuti oleh penebalan bahan dinding pada kedua sisi sekat sel, sehingga menambah tebal. Bahan dinding primer yang baru juga ditimbun pada dinding sel lama, shingga masing-masing sel anakan membentuk dinding primer yang lengkap. Perkembangan dinding sel penebalannya dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan penempelan bahan dinding selapis demi selapis pada lamella tengah (aposisi) dan dengan penyisipan bahan baru diantara bahan yang lama (intususpensi). Berdasarkan arahnya, pertumbuhan dinding kearah lumen sel disebut sentrifugal. Pertumbuhan sentripetal dijumpai pada khas sel-sel pembentuk jaringan. Sedangkan pertumbuhan sentrifugal dijumpai pada pembentukan dinding sel serbuk sari atau spora.
Meiosis hanya terjadi pada fase repsoduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi pperpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengursngsn jumlsh kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II ( meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada sel tumbuhan. Demikian juga pada sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada pembelahan meiosis I dan II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh karena itu dikenal adanya profase I, metaphase I, anaphase I, telofase I, profaseII, metaphase II, anaphase II, dan telofase II. Akibbat adanya dua kali proses pembelahansel, maka pada meiosis, satu sel induk akan menghasilkan empat sel baru, dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk. Pada tumbuhan meiosis terjadi pembentukan sel telur dan sel serbuk.
PENUTUP


A.   Kesimpulan

1.      Tanaman keladi hias memiliki klasifikasi :

Kingdom     : Plantae
Divisi          : Spermatophyta
Sub Divisi   : Angiospermae
Kelas          : Monocotyledoneae
Ordo           : Arales
Famili         : Araceae
Genus                   : Caladium
Spesies       : Caladium bicolor

2.     Pembelahan selnyame memiliki fase yang sama dengan tumbuhan lain pada umunya, yakni pembelahan mitosis dan meiosis.
Mitosis ada empat fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase,
pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II ( meiosis II).

2 komentar:

semoga bermanfaat.... kalo ada yang salah,, mungkiin ada kritik dan sebagaiinya.. komenn aja, sebagai masukan. terima kasih.