Jumat, 02 November 2012

Fisiologi Manusia


Informasi lingkungan dari reseptor tubuh atau indra menuju pusat pengolahan informasi misalnya otak, memerlukan suatu media. Media tersebut berupa sel, yaitu  sel saraf  ( sel neuron ). Jadi, sel tersebut berfungsi
mengantarkan informasi dari reseptor ke sistem pengolahan informasi, kemudian menyampaikan tanggapannya ke  efektor. Adapun efektor berupa sel atau organ yang digunakan hewan untuk bereaksi terhadap rangsangan. Informasi yang disampaikan disebut  impuls saraf . Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf dan sel-sel pendukungnya (neuroglia). Sel-sel neuroglia merupakan jaringan penyokong, sebagai isolasi dan tempat makanan cadangan karena banyak mengandung glikogen.

1. Sel Saraf
Sistem saraf dibangun oleh sel-sel saraf. Sel saraf atau neuron merupakan sebuah sel dengan struktur yang khas. Untuk mendukung kinerja menyampaikan sinyal ke sel lainnya, sel neuron membentuk sebuah juluran juluran sitoplasma yang disebut  dendrit. Dendrit inilah yang menjadi perantara bagi pergerakan sinyal dari organ reseptor ke pusat pengolahan saraf. Jika simpul ini hilang atau rusak, seseorang akan mengalami kepikunan
(jika terjadi di otak), atau mati rasa (jika terjadi di bagian organ lain).
Sebuah sel saraf terdiri atas dendrit, selubung mi elin, nodus Ranvier, sel Schwann, badan sel, dan inti sel.   Akson ( neurit ) merupakan bagian sel saraf yang merupakan perpanjangan dari sitoplasma dalam bentuk tunggal. Akson dibungkus oleh sebuah lapisan lemak yang disebut  selubung mielin. Selubung mielin adalah bagian khusus dari membran plasma sel aksesoris neuron yang disebut sel Schwann .

Sel Schwann berfungsi melindungi akson dari kerusakan, luka, atau tekanan.
Sel Schwann termasuk neuroglia. Sel Schwann tersusun beraturan pada akson. Namun, terdapat bagian akson yang tidak tertutup oleh Sel Schwann yang disebut  nodus Ranvier . Nodus Ranvier sangat berguna dalam mekanisme penghantaran impuls atau rangsang. Badan sel saraf mengandung inti sel, neurofibril, badan Golgi, mitokondria, dan sitoplasma.

Berdasaran fungsinya sel saraf dapat dibedakan atas sel saraf sensorik (saraf aferen), sel  saraf motorik  (saraf eferen), dan sel  saraf interneuron (saraf konektor, asosiasi, atau ajustor). Sel saraf sensorik membawa informasi dari reseptor yang berhubungan langsung dengan lingkungan. Sel saraf  motorik membawa informasi ke otot atau kelenjar dan membuat mereka bergerak atau bereaksi. Adapun sel saraf interneuron merupakan penghubung informasi antara sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.

Berdasarkan strukturnya, sel saraf dibedakan atas neuron bipolar,  neuronunipolar, dan  neuron multipolar (Guttman, 1999: 875). Neuron bipolar memiliki dua juluran dari badan selnya, menjadi dendrit dan akson. Neuron unipolar memiliki satu juluran dari badan sel yang bercabang menjadi dendrit dan akson. Adapun neuron multipolar memiliki banyak juluran dendrit dari badan selnya dan memiliki satu juluran akson.


Arah perambatan dari sinapsis sangat khas, yaitu hanya terjadi dalam satu arah.  Jadi, pergerakan impuls saraf hampir sama dengan pergerakan arus listrik searah. Sel saraf menghubungkan antara sel penerima rangsang dan pusat informasi serta menghantarkan perintah pada organ target dalam satu
arah. Secara umum, neuron memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.

Menghubungkan impuls ke pusat saraf atau neuron sensorik (neuron aferen). Pada neuron sensorik, bagian dendritnya akan berhubungan dengan organ reseptor, sedangkan aksonnya berhubungan dengan neuron lain.

Menyampaikan impuls dari pusat saraf ke organ target atau neuron motorik (neuron eferen). Dendrit akan berhubungan dengan sistem saraf pusat, sedangkan aksonnya berhubungan dengan organ
efektor.

Menghubungkan antara neuron sensorik dan motorik atau disebut  interneuron . Bagian interneuron yang menghubungkan antarneuron di otak dinamakan neuron konektor. Sementara itu, interneuron di sumsum tulang belakang disebut neuron ajustor.

2. Komunikasi Neuron
Neuron-neuron yang berhubungan dalam sebuah sinapsis mempunyai mekanisme khas dalam menyampaikan perambatan impuls. Antara neuron dan neuron tidak terjadi hubungan langsung karena terdapat sebuah celah sempit yang berfungsi untuk menghantarkan impuls di sinapsis. Celah ini disebut dengan celah sinaptik  yang akan meneruskan impuls dari neuron ke neuron lainnya melalui sebuah perantara yang disebut  neurotransmitter .

Neurotransmitter merupakan sebuah cairan kimia dalam tubuh, seperti asetilkolin, serotonin, atau noradrenalin yang berfungsi menghantarkan impuls. Sinapsis terdapat di antara akson neuron yang satu dengan dendrit atau badan sel atau akson dari neuron lain.

Agar dapat menghantarkan impuls, akson harus mencapai potensial tertentu yang lebih negatif hingga mencapai suatu ambang batas. Pada saat ambang batas ini, keadaan potensial di dalam akson dinamakan  potensial aksi . Jadi, neuron dapat merambatkan impuls jika mencapai potensial aksi.

Potensial ini sebenarnya terbentuk dari perbedaan muatan yang dimiliki oleh ion-ion yang berada di dalam sel, yaitu Cl–, A-, Na+, dan K+ yang beradadi luar dan di dalam sel. Ion A– (anorganik) hanya terdapat di cairanintraseluler. Pada saat istirahat, ion Cl– dan Na+  lebih banyak terdapat diluar sel (ekstraseluler) dibandingkan ion A– dan K + yang berada di dalam sel (intraseluler).

Membran selubung mielin adalah sebuah membran yang semipermeabel yang dapat ditembus oleh ion-ion dengan mekanisme transpor aktif atau pompa ion. Adanya rangsang akan mengubah susunan potensial listrik yang ada sehingga terjadi pergerakan keluar-masuknya ion. Neuron yang berada dalam keadaan istirahat dengan potensial di dalam selnya lebih negatif dibandingkan potensial di bagian luar disebut dalam keadaan polarisasi atau potensial istirahat. Perubahan potensial atau depolarisasi akan terjadi jika ada perubahan muatan dalam membran. Ion Na+ dan Cl – akan bergerak masuk ke dalam sel pada saat adanya impuls.

Daerah yang mengalami depolarisasi  akan membentuk suatu aliran listrik sehingga menjadi depolarisasi. Bagian yang terdepolarisasi ini akan kembali membentuk aliran listrik dengan daerah lainnya yang masih dalam keadaan polarisasi sehingga menjadi terdepolarisasi. Begitu seterusnya sehingga terjadi penjalaran listrik atau yang dikenal dengan impuls saraf.


Ketika impuls mencapai ujung akson. Impuls tersebut harus melewati sinapsis menuju otot, kelenjar, atau saraf lainnya. Misalkan sebuah neuron memiliki hubungan sinapsis dengan neuron lain, akson dari neuron pertama akan melepaskan neuronsmitter yang akan menyebabkan penjalaran impuls pada neuron kedua. Misalkan, sebuah neuron memiliki hubungan sinapsis dengan sebuah sel otot. Untuk membuat otot tersebut berkontraksi, sinyal impuls harus mencapai sel otot.

Ketika impuls mencapai ujung akson, akson akan mengekresikan neurotransmitter, yaitu asetilkolin. Molekul asetilkolin berfungsi melewati sinapsis sel otot. Ketika mereka berikatan dengan reseptor molekul pada membran sel, sel otot akan berkontraksi. Asetilkolin tidak akan aktif selamanya. Sel otot mengeluarkan enzim yang disebut  asetilkolinterase . Enzim ini membuat asetilkolin tidak aktif dan sel otot relaksasi. Sel otot akan berinteraksi kembali jika asetilkolin dilepaskan kembali oleh akson.


Arah impuls saraf hanya terjadi dalam satu arah, baik dari dendrit menuju akson ataupun antarneuron. Jika bekerja terus-menerus, sel saraf akan mengalami kelelahan. Contohnya, ketika kita membaui sesuatu yang tidak enak, lama-kelamaan bau tersebut tidak akan sekeras pada awalnya.

Kecepatan rambat impuls dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut.
a. Diameter serabut saraf
Sel saraf dengan diameter besar akan lebih cepat merambatkan impuls dibandingkan dengan sel saraf dengan diameter yang lebih kecil.
b. Selubung mielin
Daerah akson yang tertutup mielin akan menghantarkan impuls lebih cepat dibandingkan dengan akson yang tidak tertutup mielin.
c. Suhu
Hingga ambang batas tertentu kenaikan suhu akan mempercepat penghantaran impuls dibandingkan ketika suhu rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan lebih cepatnya perambatan impuls pada hewan homoioterm, seperti Mammalia dibandingkan hewan berdarah dingin poikiloterm, seperti Reptilia atau Amphibia.

Impuls saraf yang telah mencapai sinapsis, diteruskan oleh cairan kimia yang disebut neurotransmitter. Saat ini, telah diketahui 50 jenis neurotransmitter dan neuropeptida (suatu molekul protein kecil yang berfungsi seperti neurotransmitter). Beberapa neurotransmitter yang dikenal luas adalah sebagai berikut.
a. Asetilkolin
Asetilkolin banyak ditemukan di otak dan merupakan satu-satunya neurotransmitter yang ditemukan di sinapsis dan otot.
b. Dopamin
Neurotransmitter ini dikeluarkan oleh bagian neuron yang mengalami kerusakan. Dopamin akan banyak ditemukan pada sinapsis penderita penyakit Parkinson. Penyakit Parkinson, seperti yang diderita oleh petinju legendaris Mohammad Ali, adalah jenis penyakit dengan ciri-ciri susah mengendalikan pergerakan dan goncangan pada tangan (tremor ).
c. Serotonin
Serotonin merupakan jenis neurotransmitter yang ada di otak dan sumsum tulang belakang. Serotonin bertugas dalam penghambatan impuls rasa sakit. Selain itu, serotonin juga diduga memengaruhi tidur dan perasaan kita ( mood).
d. Norepinefrin
Norepinefrin banyak dikeluarkan pada sinapsis yang berhubungan dengan alat kerja organ dalam, seperti jantung, hati, paru-paru, serta alat pencernaan. Struktur kimianya mirip dengan hormon adrenalin yang bekerja pada saat kondisi tubuh tertekan (stress).
e. Neuropeptida
Contoh neuropeptida adalah opioid yang banyak berpengaruh dalam pengaturan kondisi tubuh, seperti rasa lapar, temperatur tubuh, rasa marah, dan perasaan-perasaan lain yang ditimbulkan secara emosional.


Sistem saraf, bersama-sama dengan sistem endokrin, melakukan sebagian besar fungsi pengaturan untuk tubuh. Pada umumnya, sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat, seperti kontraksi otot, peristiwa yang berkaitan dengan organ tubuh yang berubah dengan cepat, dan bahkan kecepatan pengeluaran hormon-hormon tubuh. Jadi dapat dikatakan ada 3 tugas pokok penting pada sistem saraf . Kegiatan ini disebut fungsi motorik sistem saraf, dan otot dan kelenjar disebut efektor karena mereka melakukan fungsi yang diperintahkan oleh sinyal saraf.


Pengolahan informasi, sistem saraf sama sekali tidak efektif dalam mengatur fungsi tubuh jika tiap sedikit informasi sensorik menyebabkan suatu reaksi motorik. Oleh karena itu, salah satu fungsi utama sistem saraf adalah untuk mengolah informasi yang masuk sedemikian rupa sehingga terjadi reaksi motorik yang tepat. Sebenarnya 99 persen dari semua informasi yang masuk terus dibuang oleh otak karena tidak penting. Misalnya, orang biasanya sama sekali tidak menyadari bagian tubuhnya yang bersentuhan dengan pakaian dan juga tidak menyadari tekanan pada tempat duduknya ketika ia sedang duduk. Demikian pula perhatiannya hanya ditujukan ke suatu obyek khusus di dalam lapangan penglihatannya dan bahkan bunyi terus-menerus dari sekitarnya dipindahkan ke latar belakang. Sebagian besar sisanya disimpan untuk mengatur kegiatan motorik di masa yang akan datang dan digunakan dalam proses berfikir. Penyimpanan informasi merupakan proses yang kita sebut sebagai daya ingat, dan juga merupakan suatu fungsi sinaps.

Fungsi-fungsi Dasar Sistem Saraf

Sistem saraf (nervous system) merupakan sirkuit komunikasi elektrokimia tubuh. Bidangnya yang mempelajari sistem saraf disebut neurosains (neuroscience), dan orang-orang yang mempelajarinya disebut ilmuwan neurosains (neuroscientist).

Sistem saraf manusia terbuat dari miliaran sel yang saling terhubung, dan mungkin merupakan gugusan teroganisir yang paling rumit dari materi planet bumi. Sebuah sentimenter kubik tunggal dari otak manusia terdiri atas lebih dari 50 juta sel saraf, tiap-tiapnya berkomunikasi dengan banyak sel saraf lainnya dalam jaringan kerja pengolahan informasi yang membuat komputer yang paling elaborative terlihat primitif.


Karakteristik Sistem Saraf

Otak dan sistem saraf memadu interaksi kita dengan dunia disekeliling kita, menggerakkan tubuh melalui dunia, dan mengarahkan adaptasi kita terhadap lingkungan.  Beberapa karakteristik yang luar biasa memungkinkan sistem saraf mengarahkan prilaku kita : kompleksitas, integrasi, adaptabilitas, dan transmisi elektrokimia. Kemampuan otak khusus otak untuk beradaptasi dan berubah disebut plastisitas.

Berbagai Jalur Dalam Sistem Saraf

Pengambilan keputusan dalam sistem saraf terjadi dalam jalur sel saraf yang khusus. Tiga jalur ini adalah masukan sensoris, keluaran motorik, dan jejaring saraf.

·         Kompleksiitas otak dan sistem saraf luar biasa rumit. Otak sendiri terdiri atas miliaran sel saraf. Orkestrasi dari seluruh sel ini-- memungkinkan orang-orang bernyanyi, berdansa, menulis, berbicara, dan berfikir—merupakan tugas yang mengagumkan. Seiring dengan kita membaca, otak kita melakukan sejumlah besar tugas—mencangkup bernapas, melihat, berpikir, bergerak—dimana perakitan yang lebih luas dari sel-sel saraf terjadi.



·         Integrasi ilmuwan neurosains Steven Hyman (2001), menyebutkan otak sebagai “penyatu yang hebat”. Maksudnya adalah otak melakukan tugas yang luar biasa menarik informasi bersama-sama. Suara, penglihatan, sentuhan, merasa, membaui, mendengar, gen, lingkungan—otak menyatukan seluruhnya seiring dengan kita berfungsi di dalam dunia kita.

Otak dan sistem saraf memiliki tingkatan berbeda-beda dan banyak bagian yang berbeda-beda. Aktivitas otak di integrasikan sepanjang tingkatan ini melalui interkoneksi yang tak terhingga dari sel-sel otak dan jalur luas yang menghubungkan bagian-bagian otak yang berbeda. Tiap-tiap sel saraf rata-rata berkomunikasi dengan 10.000 sel saraf lainnya, membuat koneksi bermil-mil (Bloom, Nelson, & Lazerson, 2001). Pikirkan apa yang terjadi ketika nyamuk mengigit tangan kita. Bagaimana otak kita mengetahui kita digigit dan dimana letak gigitan tersebut? Berikat- ikat sel saraf terhubung meneruskan informasi mengenai gigitan dari tangan kita melalui sistem saraf dalam cara yang sangat teratur kepada tingkatan otak teringgi.

·         Adaptabilitas dunia di seputar kita terus menerus berubah. Untuk bertahan hidup kita harus beradaptasi terhadap kondisi baru. Otak dan sistem saraf kita bersama-sama berfungsi sebagai agen dalam beradaptasi terhadap dunia. Meskipun sel-sel saraf menetap dalam wilayah otak tertentu, mereka bukanlah struktur yang tetap dan tak dapat berubah. Mereka memiliki dasar biologis dan turun menurun, tetapi mereka terus-menerus beradaptasi terhadap perubahan dalam tubuh dan lingkungan (Coch, Ficher, & Dawson, 2007)

Istilah plastisitas (plasticity) melambangkan kemampuan khusus otak untuk modifikasi dan perubahan. Contoh plastisitas yang muncul tidak terlalu dramatis muncul dalam diri kita semua. Pengalaman yang kiata miliki menyumbang pada pendawaian (wiring) dan pendawaian ulang (rewiring) otak (Mills & Sheehan, 2007). Misalnya, setiap kali bayi menyentuh sebuah benda atau menatap dengan sungguh-sungguh pada sebuah wajah, impuls-impuls listrik dan perantara kimia menembak melalui otak si bayi, merajut sel-sel otak bersama menuju berbagai jalur dan jaringan kerja.

 Transmisi Elektrokimia otak dan sistem saraf pada dasarnya berfungsi sebagai sebuah sistem pengolahan informasi, di perkuat oleh berbagai impuls listrik dan perantara kimia (Chichilnisky, 2007). Ketika orang berbicara dengan yang lain, mereka menggunakan berbagai kimia.


JARINGAN SYARAF TIRUAN
1.1.  Pengenalan Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan syaraf tiruan (ANN) adalah suatu paradigma pengolahan informasi yang adalah diilhami oleh sistem syaraf biologi, seperti  halnya otak dalam memproses informasi. Kunci utama dari paradigma ini adalah struktur sistem pengolahan informasi oleh syaraf biologi. yang terdiri atas sejumlah syaraf sangat saling behubungan memproses dan bekerja secara berkesinambungan dalam memecahkan permasalahan spesifik.
          Jaringan syaraf tiruan adalah suatu pengembangan terbaru pada bidang teknologi  komputer, Pelopor pengembangan jaringan syaraf tiruan adalah Minsky dan Papert pada tahun (1969). Pada awalnya jaringan syaraf tiruan diperkenalkan  pada tahun 1943 oleh neurophysiologist  Mcculloch dan ahli logika Walter Pits. Akan tetapi teknologi yang tersedia pada waktu itu tidak memungkinkan metode yang telah dikembangkan oleh Mc-Culloch-Pits menjadi lebih berguna.
Jaringan syaraf tiruan, dengan kemampuan luar biasa digunakan untuk memperoleh tujuan dari data tidak jelas atau data yang memiliki kompleksitas dalam pengolahannya. Jaringan syaraf tiruan dapat digunakan untuk mengekstrak pola  dan mendeteksi kecenderungan hal yang dapat dikatakan terlalu kompleks untuk dicatat oleh baik  manusia maupun  lain teknik komputer. Suatu jaringan syaraf tiruan yang  dilatih dapat dikategorikan  sebagai suatu " pakar" dalam menganalisis persoalan   jika jaringan tersebut dapat  memberikan  solusi  dan menjawab " akibatnya bagaimana jika" dari sebuah persoalan atau pertanyaan.

keuntungan dari penggunaan jaringan syaraf tiruan adalah sebagai berikut:

a.  Bersifat Adaptif, yaitu jaringan syaraf tiruan mampu mengubah parameter dan struktur dirinya berdasarkan masukan yang diberikan, serta menangani masukan yang sebelumnya belum pernah dikenalnya.
b.  Merupakan pemrosesan non-linier, yaitu fungsi aktivasi merupakan unit non linier dari jaringan syaraf tiruan.
c.    Merupakan pemrosesan paralel, yaitu sistem kerja paralel dari neuron sehingga dapat melakukan proses yang bersamaan atau simultan.

1.2. Jaringan syaraf tiruan dan komputer konvensional

            Jaringan syaraf tiruan  mengambil suatu pendekatan yang berbeda dengan pendekatan masalah yang menggunakan  komputer konvensional. Komputer konvensional menggunakan suatu pendekatan dengan algoritma yaitu. komputer mengikuti sekumpulan perintah atau instruksi dalam memecahkan suatu masalah, sedangkan jaringan syaraf tiruan memproses informasi dengan cara yang menyerupai kerja otak manusia. Jaringan syaraf tiruan terdiri atas sejumlah elemen jaringan yang bekerja paralel untuk memecahkan suatu masalah spesifik dan kompleks dan proses pengolahannya adalah saling berhubungan. Jaringan syaraf belajar dengan contoh yang diberikan berupa data. Contoh-contoh berupa data harus dipilih secara cermat sesuai untuk tujuan dari penggunaannya.

Pada sisi lain, komputer konvensional menggunakan pendekatan kognitif dalam  memecahkan sebuah masalah dimana cara untuk memecahkan masalah dengan menggunakan komputer adalah berupa instruksi yang jelas. Instruksi ini kemudian dikonversi kedalam program bahasa dan kemudian ke dalam kode mesin komputer. Jaringan syaraf tiruan  dan sistem  algoritma pemograman pada penggunaannya harus dapat melengkapi satu sama lain. Jaringan syaraf tiruan digunakan sebagai metode untuk pendekatan masalah, sedangkan algoritma dan pemograman komputer digunakan untuk merepresentasikan metode dari jaringan syaraf tiruan.

1.3. Sistem Syaraf Biologis

Masih banyak orang yang belum mengenal proses otak dala.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semoga bermanfaat.... kalo ada yang salah,, mungkiin ada kritik dan sebagaiinya.. komenn aja, sebagai masukan. terima kasih.